Aku berjalan dengan langkah santai, melewati orang orang asing yang tak pernah ku lihat. Langkahku terhenti melihat seorang anak kecil yang sedang menangis, dia menundukkan kepalanya sambil menghapus air matanya.
"Hai, kenapa kamu menangis?" Tanyaku.
"Kakiku.. Kakiku sakit kak.., hiks..hiks.." Dia menunjukkan kakinya yang berdarah.
Aku melihat luka itu dengan seksama, sekejab luka itu hilang.
"Kak...!! Kakak siapa? Kakak kenapa bisa melakukan itu? Tapi. Terimakasih kak" dia tersenyum, aku hnya bisa tersenyum lalu meninggalkan gadis itu.
Aku bukan manusia biasa. Aku mempunyai kekuatan. Dulunya aku adalah manusia biasa, tapi suatu hari datang orang orang yang menyerang orangtuaku hingga akhirnya mereka meninggal dan mereka memberiku racun. Mereka memaksaku meminumnya. Tetapi ternyata mereka salah memberiku cairan, yang mereka beri adalah cairan yang membuay orang meminumnya menjadi kuat dan abadi. Kejadian itu sudah 50 tahun yang lalu.
***
20 tahun kemudian
Aku melihat langit yang biru. Seringkali aku rindu menjadi manusia biasa tapi tidak ada yang bisa merubah keadaan. Kenyatannya adalah aku bukan manusia biasa. Aku mempunyai kekuatan, yang seringkali membuat orang orang menjadi takut melihatku. Maka aku tidak pernah lagi menunjukkan kekuatanku didepan orang banyak.
Aku memasuki sebuah restoran. Ada seorang wanita yang terburu buru keluar dari restoran, dia sedang membawa minuman.
BRAKK!! Wanita itu menabrakku dan minumannya tumpah ke mengenai tanganku.
"Aduh.. Maaf maaf aku tidak sengaja"
Aku meringis kecil. "Tidak apa apa"
"Tapi minuman itu minuman panas, benar tidak apa apa? " wanita itu terlihat bingung, karena aku tidak merasa kesakitan. Aku berpura pura kesakitan.
"Aduh ini semua karenaku, maaf tunggu disini aku akan beli obat"
"Tidak apa apa, tidak perlu"
"Sungguh?"
"Iya... Siapa namamu?"
"Apa? Eh.. Namaku Chyintia. Salam kenal, aku pergi dulu, ibuku sudah menungguku di rumah. Sampai ketemu di lain waktu".
Chyintia berlari kecil menghentikan taksi. Aku memasuki restoran.
***
"Maaf maaf" wanita itu terus meminta maaf tanpa henti kepada laki laki yang tidak sengaja ia jatuhkan makanannya, laki laki itu mau memukul wanita itu. Aku cepat cepat menahannya.
"Hei!! Kau siapa yang berani berani memukul wanita? Lagipula itu hanya makanan"
Laki laki itu langsung pergi.
"Kau tak apa apa?" Aku sepertinya mengenali wanita itu.
"Kau?" Wanita itu menunjukku. Aku hanya melihatnya bingung.
"Terimakasih ya untuk yang tadi. Kau tak kenal aku? Aku.. Chyintia"
"Oh kau wanita itu yang menumpahkan minuman ke tanganku?"
"Ehh.. Iya, itu aku"
"Hebat sekali kita bisa bertemu lagi.."
"Hehehe" Chyntia tersenyum hangat. "Tapi siapa namamu?"
"Oh iya, namaku Robin"
"Untuk ucapan terimakasih dan maafku, aku traktir kamu makan disana" Chyntia menunjuk restoran.
"Ok " aku tertawa, lumayan kan ditraktir? Hehehe.
Kami berjalan bersama ke restoran itu. Aku melihat gelang yang dipakai Chyntia. Gelang bertuliskan Chyntia dengan warna pink. Sepertinya benda itu tidak asing bagiku. Wanita ini... Apakah yang pernah kutolong dulu? Saat kakinya berdarah? Aku memandangnya. Rambut yang selalu dikuncir belakang. Itu sepertinya memang dia.
"Hei.. Jangan bengong saja ayo makan"
Lamunanku buyar. Aku hanya tersenyum.
***
Kami semakin dekat, aku mulai menyukainya. Tawa yang ciri khas, orang yang peduli. Tetapi suatu saat dia mengetahui semuanya. Dia ketakutan. Aku merasa sedih. Aku memang bukan manusia biasa, apakah aku tidak boleh jatuh cinta? Atau apa aku sosok yang menakutkan? Tapi inilah aku. Seseorang yang punya kekuatan dan abadi. Mungkin aku tidak boleh jatuh cinta pada manusia biasa.
Karya : Shandez Darlene
No comments:
Post a Comment