Hidup Mita sangat menderita, itu semua karena ulah temannya, tapi setelah ada Dummy, Mita tidak lagi sendiri ia juga memiliki teman yang dapat melindunginya.
Mita adalah salah satu murid dari SMP Sampurna Jaya, dari bayi ia mengalami penyakit gangguan otak, akibatnya Mita memiliki prilaku seperti anak yang berusia 5 tahun dibawahnya, atau bisa dibilang seperti anak kecil. Mita adalah anak yang sangatlah cerdas, kecerdasannya diatas rata-rata, karena itulah Mita tidak disekolahkan di SLB melainkan ia disekolahkan di salah satu SMP unggulan. Tapi, Mita tidak pernah diperlakukan baik oleh teman-temannya, dan pada suatu saat teman-temannya merencanakan sesuatu, mereka mengikuti setiap kegiatan Mita, mulai dari berangkat sekolah, hingga pulang sekolah. Akhirnya, mereka mengetahui semua kesukaan dan ketakutan Mita pada suatu benda.
Keesokan harinya, saat Mita baru masuk kelas, semua terasa berbeda, semua teman-teman Mita baik kepadanya, banyak yang menawarkan tempat duduk, makanan, dan camilan padanya, juga ada yang ingin menemani dia ke kantin, ke perpustakaan, bahkan pulang kerumahnya. Tapi Mita tidak merasakan apa-apa, dia tidak merasakan bahwa ada yang berbeda dengan teman-temannya, dia hanya menikmati hari-harinya tanpa merasa ada beban dalam dirinya.
Keesokan pagi, sebelum Mita berangkat kesekolah, kakak Mita bernama Baim sudah menyiapkan sarapan untuknya, “Dik, sepertinya belakang-belakangan ini kamu terlihat sangat ceria, apa kamu punya teman baru?, atau kamu sekarang memiliki banyak teman?” Tanya Kak Baim kepada Mita. Ucapan Kak Baim membuat mita tersenyum. “oh ya, Mita ayo cepat makannya, sudah jam 07.30 nanti kamu telat”. Mita yang mendengarnya hanya mengangguk-angguk dengan pelan sambil mengunyah makanan yang ia makan.
Sesampainya disekolah, salah satu teman Mita, menjemput Mita di depan pagar sekolah dan berkata “Mita, kamu sudah datang? Ikutlah denganku, aku ada kejutan untukmu” ucap temannya kepada Mita sambil menarik tangan Mita. “Bersenang-senanglah” teriak Kak Baim dari kejauhan. Mita hanya melambaikan tangan kepada Kak Baim. Tibalah Mita dan temannya di suatu ruangan, ruangannya sangat gelap gulita, tidak ada sama sekali cahaya yang masuk, tiba-tiba terdengar suara tangisan, denyitan, lagu-lagu aneh dan banyak hal-hal yang tidak Mita suka, semua berada disana, Mita sangatlah ketakutan, ia pun menangis dan menjerit ketakutan, sedangkan teman-temannya menertawakannya dari jendela luar.. Tiba-tiba Mita jatuh pingsan.
Dibalik ketidak sadarannya, Mita memasuki dunia lain, ia melihat banyak makhluk yang tidak pernah ia temui di dunia nyata, awalnya dia sangatlah takut, dan pada akhirnya ia berteman dengan suatu makhluk halus, Mita menyebutnya Dummy, dimata Mita, dunia nyata dan dunia lain sangatlah berbeda, di dunia lain masih ada makhluk yang mau menemani dan menanggapi Mita, sedangkan di dunia nyata? Hanya keluarganya yang bisa mengerti Mita. 3 jam kemudian, Mita pun sadar kembali, tanpa Mita ketahui semua sikapnya telah berubah, kini tubuhnya dikendalikan oleh Dummy, ia tidak lagi menjadi anak yang lugu, penyakitnya seolah hilang begitu saja, tampilannya pun berubah, sifatnya menjadi kasar dan pemarah, prestasinya juga menurun, salah satu keanehan lainnya adalah Mita tidak lagi takut dengan apa-apa, dia menjadi anak yang sangat berani. Keluarga Mita juga tidak senang dengan sikap Mita dan kelakuannya dirumah, belakangan-belakangan ini Mita selalu melawan kedua orang tuanya, ia juga membuat keluarga besarnya tidak menyukai prilakunya, gayanya pun sudah seperti anak yang sangat nakal.
Pada suatu saat, Dummy berjanji dengan Mita, jika Mita membelikan boneka orang-orangan untuknya, Mita akan bebas dari kendali Dummy, dan Dummy akan berpindah kendali ke tubuh boneka tersebut, tapi Mita akan selalu menjadi teman sejati Dummy, dan tetap dalam perlindungan Dummy. Mita hanya mengangguk pelan, menurut Mita, Dummy adalah satu-satunya teman yang dapat dipercaya.
Keesokan hari, Mita membeli boneka dengan uang tabungannya di suatu toko, lalu Dummy langsung berpindah kendali dari tubuh Mita ke tubuh boneka tersebut. Sikap Mita pun kembali seperti semula, tapi, Dummy tetap menjadi teman sejati Mita, jika Mita mengalami kesulitan, dan ada yang mengganggunya, Dummy langsung membantu Mita. Esok hari Mita berangkat ke sekolah, ia membawa Dummy (bonekanya) ke sekolah. Saat itu, banyak kejadian yang terjadi di sekolah, seperti mahasiswa yang bunuh diri, jatuh dari ketinggian, dan lain-lain. Anehnya, kejadian itu berlangsung semenjak Mita membawa Dummy ke sekolahnya. Hingga suatu saat di tengah malam CCTV sekolah merekam seorang anak kecil yang diduga Boneka Dummy, ia berjalan dari lorong ke lorong sekolah, ia terlihat sangat mencurigakan, tapi sekolah tidak bisa memastikan apakah Boneka Dummy penyebab semua kejadian ini.
Esok harinya, Kepala Sekolah memanggil Mita untuk segera datang ke ruangannya dengan membawa Boneka Dummy. Kepala Sekolah ingin memeriksa dan menyelidiki Boneka Dummy, setelah diamati, Kepala Sekolah memastikan bahwa Dummy adalah penyebab semua kejadian ini. Sebelum Kepala Sekolah membongkar semua ini, tanpa Mita ketahui, Boneka Dummy sudah membunuh Kepala Sekolah, jasadnya ditemukan didalam toilet dengan pisau ditangannya. Semua warga sekolah, termasuk Mita, menduga kepala sekolah bunuh diri di tempat. Dummy senang karena rahasianya masih aman. Tanpa Dummy ketahui, ada seorang guru yang tahu semua rahasinya, ia adalah Pak Aziz, ia merencanakan sesuatu agar Mita dapat menjauh dan tidak lagi berteman dengan Dummy. Tiba-tiba Mami (ibu) Mita menghubunginya “Kring! Kring!”. Ia pun mengangkat ponselnya, “iya Mi?, ada apa?” ucap Mita. “Mami dan Papi akan pulang malam, hari ini, karena harus mengantarkan kakakmu membeli perlengkapan ujian kak Baim. Jadi kamu sendiri di rumah, hati-hati yaa nak” ucap Mami Mita. “Ok Mi, bye..”.
Mita pun tiba dirumah, tepat pukul 19.00, saat Mita sedang santai menonton televise, Dummy membulatkan niatnya untuk membunuh Mita, tapi tiba-tiba terdengar suara bell berbunyi “neng nong”. Pak Aziz datang ke rumah Mita, ia ingin bicara hanya berdua dengan Mita. Setelah mengunci rumah, mereka berdua pun pergi sebentar ke taman yang letaknya tidak jauh dari rumah Mita “Iya Pak, bapak mau bicara apa?” ucap Mita lembut. “Apa kamu sadar? Boneka Dummy itu hanya memanfaatkan dirimu, aku tahu semua tentang Boneka itu, ia ingin menjerumuskan mu melakukan hal-hal yang tidak baik, yang dapat mengancam nyawa orang lain” ucap Pak Aziz. “Saya adalah teman baik Dummy, Dummy tidak mungkin seperti itu” ucap Mita. Tiba-tiba Boneka Dummy ada di depan mereka berdua, ia mengggenggam pisau ditangannya, matanya melotot, dan ia mengatakan “saatnya kau pergi Pak Aziz”. “Apa maksudmu Dummy?” teriak Mita. Dummy langsung membunuh Pak Aziz, ia menenteng jasad Pak Aziz ke jalan raya, seolah-olah Pak Aziz meninggal karena tertabrak mobil ataupun kendaraan lainnya.
Saat itu pun Mita marah kepada Dummy. “Kenapa kamu membunuh Pak Aziz? Ia hanya ingin bicara sesuatu yang penting dengan ku.” bentak Mita. “Karena Pak Aziz berkata bohong tentang diriku” ucap Dummy. “Dia hanya mencoba mengingatkanku. Tapi kenapa kau malah membunuhnya? Dan, kenapa kamu bisa keluar dari rumah? Aku sudah mengunci semua pintu”. “Karena, iya, dia berkata benar tentang aku, dan aku hanya memanfaatkan dirimu. Kamu tidak mengunci jendela kan? Hihihi, sekarang kamu sudah puas?” teriak Dummy. “Ya, aku sangat puas, Dummy, Dummy, Dummy, dari dulu kau milikku” ucap Mita. “Tidak, sekarang kaulah yang menjadi milikku, hihihi” bentak Dummy. Lalu Dummy ingin membunuh Mita dengan pisau ditangannya, tapi Mita bisa melawannya, ia menjadikan Dummy mengingat masa-masa indah saat bersamanya, lalu ia membacakan sesuatu yang membuat dummy merasa letih, Mita mencoba menyabut Dummy dari boneka tersebut dan tiba-tiba terjadi ledakan “Duaaarrr!!!” ledakkan tersebut membuat Boneka Dummy lenyap dari dunia ini, mungkin dia sudah pulang ke dunia lain. Tiba-tiba keluarga Mita datang dan memeluknya, “Kamu kenapa berada disini malam-malam? Kami panik mencarimu kemana-mana” ucap Mami Mita. Mitapun menceritakan semuanya kepada keluarga Mita.
Kehidupan Mita pun kembali seperti semula, penyakitnyapun mulai bisa diobati sedikit demi sedikit, teman-temannya juga mulai bermain dengannya, mereka meminta maaf atas semua perbuatan mereka kepada Mita, keluarganyapun sudah memaafkan semua perbuatan Mita, seterusnya Mita menjalankan hidup yang lebih baik dan tentram dari sebelumnya.
Karya: Zafira Salma Sasabil
Mita adalah salah satu murid dari SMP Sampurna Jaya, dari bayi ia mengalami penyakit gangguan otak, akibatnya Mita memiliki prilaku seperti anak yang berusia 5 tahun dibawahnya, atau bisa dibilang seperti anak kecil. Mita adalah anak yang sangatlah cerdas, kecerdasannya diatas rata-rata, karena itulah Mita tidak disekolahkan di SLB melainkan ia disekolahkan di salah satu SMP unggulan. Tapi, Mita tidak pernah diperlakukan baik oleh teman-temannya, dan pada suatu saat teman-temannya merencanakan sesuatu, mereka mengikuti setiap kegiatan Mita, mulai dari berangkat sekolah, hingga pulang sekolah. Akhirnya, mereka mengetahui semua kesukaan dan ketakutan Mita pada suatu benda.
Keesokan harinya, saat Mita baru masuk kelas, semua terasa berbeda, semua teman-teman Mita baik kepadanya, banyak yang menawarkan tempat duduk, makanan, dan camilan padanya, juga ada yang ingin menemani dia ke kantin, ke perpustakaan, bahkan pulang kerumahnya. Tapi Mita tidak merasakan apa-apa, dia tidak merasakan bahwa ada yang berbeda dengan teman-temannya, dia hanya menikmati hari-harinya tanpa merasa ada beban dalam dirinya.
Keesokan pagi, sebelum Mita berangkat kesekolah, kakak Mita bernama Baim sudah menyiapkan sarapan untuknya, “Dik, sepertinya belakang-belakangan ini kamu terlihat sangat ceria, apa kamu punya teman baru?, atau kamu sekarang memiliki banyak teman?” Tanya Kak Baim kepada Mita. Ucapan Kak Baim membuat mita tersenyum. “oh ya, Mita ayo cepat makannya, sudah jam 07.30 nanti kamu telat”. Mita yang mendengarnya hanya mengangguk-angguk dengan pelan sambil mengunyah makanan yang ia makan.
Sesampainya disekolah, salah satu teman Mita, menjemput Mita di depan pagar sekolah dan berkata “Mita, kamu sudah datang? Ikutlah denganku, aku ada kejutan untukmu” ucap temannya kepada Mita sambil menarik tangan Mita. “Bersenang-senanglah” teriak Kak Baim dari kejauhan. Mita hanya melambaikan tangan kepada Kak Baim. Tibalah Mita dan temannya di suatu ruangan, ruangannya sangat gelap gulita, tidak ada sama sekali cahaya yang masuk, tiba-tiba terdengar suara tangisan, denyitan, lagu-lagu aneh dan banyak hal-hal yang tidak Mita suka, semua berada disana, Mita sangatlah ketakutan, ia pun menangis dan menjerit ketakutan, sedangkan teman-temannya menertawakannya dari jendela luar.. Tiba-tiba Mita jatuh pingsan.
Dibalik ketidak sadarannya, Mita memasuki dunia lain, ia melihat banyak makhluk yang tidak pernah ia temui di dunia nyata, awalnya dia sangatlah takut, dan pada akhirnya ia berteman dengan suatu makhluk halus, Mita menyebutnya Dummy, dimata Mita, dunia nyata dan dunia lain sangatlah berbeda, di dunia lain masih ada makhluk yang mau menemani dan menanggapi Mita, sedangkan di dunia nyata? Hanya keluarganya yang bisa mengerti Mita. 3 jam kemudian, Mita pun sadar kembali, tanpa Mita ketahui semua sikapnya telah berubah, kini tubuhnya dikendalikan oleh Dummy, ia tidak lagi menjadi anak yang lugu, penyakitnya seolah hilang begitu saja, tampilannya pun berubah, sifatnya menjadi kasar dan pemarah, prestasinya juga menurun, salah satu keanehan lainnya adalah Mita tidak lagi takut dengan apa-apa, dia menjadi anak yang sangat berani. Keluarga Mita juga tidak senang dengan sikap Mita dan kelakuannya dirumah, belakangan-belakangan ini Mita selalu melawan kedua orang tuanya, ia juga membuat keluarga besarnya tidak menyukai prilakunya, gayanya pun sudah seperti anak yang sangat nakal.
Pada suatu saat, Dummy berjanji dengan Mita, jika Mita membelikan boneka orang-orangan untuknya, Mita akan bebas dari kendali Dummy, dan Dummy akan berpindah kendali ke tubuh boneka tersebut, tapi Mita akan selalu menjadi teman sejati Dummy, dan tetap dalam perlindungan Dummy. Mita hanya mengangguk pelan, menurut Mita, Dummy adalah satu-satunya teman yang dapat dipercaya.
Keesokan hari, Mita membeli boneka dengan uang tabungannya di suatu toko, lalu Dummy langsung berpindah kendali dari tubuh Mita ke tubuh boneka tersebut. Sikap Mita pun kembali seperti semula, tapi, Dummy tetap menjadi teman sejati Mita, jika Mita mengalami kesulitan, dan ada yang mengganggunya, Dummy langsung membantu Mita. Esok hari Mita berangkat ke sekolah, ia membawa Dummy (bonekanya) ke sekolah. Saat itu, banyak kejadian yang terjadi di sekolah, seperti mahasiswa yang bunuh diri, jatuh dari ketinggian, dan lain-lain. Anehnya, kejadian itu berlangsung semenjak Mita membawa Dummy ke sekolahnya. Hingga suatu saat di tengah malam CCTV sekolah merekam seorang anak kecil yang diduga Boneka Dummy, ia berjalan dari lorong ke lorong sekolah, ia terlihat sangat mencurigakan, tapi sekolah tidak bisa memastikan apakah Boneka Dummy penyebab semua kejadian ini.
Esok harinya, Kepala Sekolah memanggil Mita untuk segera datang ke ruangannya dengan membawa Boneka Dummy. Kepala Sekolah ingin memeriksa dan menyelidiki Boneka Dummy, setelah diamati, Kepala Sekolah memastikan bahwa Dummy adalah penyebab semua kejadian ini. Sebelum Kepala Sekolah membongkar semua ini, tanpa Mita ketahui, Boneka Dummy sudah membunuh Kepala Sekolah, jasadnya ditemukan didalam toilet dengan pisau ditangannya. Semua warga sekolah, termasuk Mita, menduga kepala sekolah bunuh diri di tempat. Dummy senang karena rahasianya masih aman. Tanpa Dummy ketahui, ada seorang guru yang tahu semua rahasinya, ia adalah Pak Aziz, ia merencanakan sesuatu agar Mita dapat menjauh dan tidak lagi berteman dengan Dummy. Tiba-tiba Mami (ibu) Mita menghubunginya “Kring! Kring!”. Ia pun mengangkat ponselnya, “iya Mi?, ada apa?” ucap Mita. “Mami dan Papi akan pulang malam, hari ini, karena harus mengantarkan kakakmu membeli perlengkapan ujian kak Baim. Jadi kamu sendiri di rumah, hati-hati yaa nak” ucap Mami Mita. “Ok Mi, bye..”.
Mita pun tiba dirumah, tepat pukul 19.00, saat Mita sedang santai menonton televise, Dummy membulatkan niatnya untuk membunuh Mita, tapi tiba-tiba terdengar suara bell berbunyi “neng nong”. Pak Aziz datang ke rumah Mita, ia ingin bicara hanya berdua dengan Mita. Setelah mengunci rumah, mereka berdua pun pergi sebentar ke taman yang letaknya tidak jauh dari rumah Mita “Iya Pak, bapak mau bicara apa?” ucap Mita lembut. “Apa kamu sadar? Boneka Dummy itu hanya memanfaatkan dirimu, aku tahu semua tentang Boneka itu, ia ingin menjerumuskan mu melakukan hal-hal yang tidak baik, yang dapat mengancam nyawa orang lain” ucap Pak Aziz. “Saya adalah teman baik Dummy, Dummy tidak mungkin seperti itu” ucap Mita. Tiba-tiba Boneka Dummy ada di depan mereka berdua, ia mengggenggam pisau ditangannya, matanya melotot, dan ia mengatakan “saatnya kau pergi Pak Aziz”. “Apa maksudmu Dummy?” teriak Mita. Dummy langsung membunuh Pak Aziz, ia menenteng jasad Pak Aziz ke jalan raya, seolah-olah Pak Aziz meninggal karena tertabrak mobil ataupun kendaraan lainnya.
Saat itu pun Mita marah kepada Dummy. “Kenapa kamu membunuh Pak Aziz? Ia hanya ingin bicara sesuatu yang penting dengan ku.” bentak Mita. “Karena Pak Aziz berkata bohong tentang diriku” ucap Dummy. “Dia hanya mencoba mengingatkanku. Tapi kenapa kau malah membunuhnya? Dan, kenapa kamu bisa keluar dari rumah? Aku sudah mengunci semua pintu”. “Karena, iya, dia berkata benar tentang aku, dan aku hanya memanfaatkan dirimu. Kamu tidak mengunci jendela kan? Hihihi, sekarang kamu sudah puas?” teriak Dummy. “Ya, aku sangat puas, Dummy, Dummy, Dummy, dari dulu kau milikku” ucap Mita. “Tidak, sekarang kaulah yang menjadi milikku, hihihi” bentak Dummy. Lalu Dummy ingin membunuh Mita dengan pisau ditangannya, tapi Mita bisa melawannya, ia menjadikan Dummy mengingat masa-masa indah saat bersamanya, lalu ia membacakan sesuatu yang membuat dummy merasa letih, Mita mencoba menyabut Dummy dari boneka tersebut dan tiba-tiba terjadi ledakan “Duaaarrr!!!” ledakkan tersebut membuat Boneka Dummy lenyap dari dunia ini, mungkin dia sudah pulang ke dunia lain. Tiba-tiba keluarga Mita datang dan memeluknya, “Kamu kenapa berada disini malam-malam? Kami panik mencarimu kemana-mana” ucap Mami Mita. Mitapun menceritakan semuanya kepada keluarga Mita.
Kehidupan Mita pun kembali seperti semula, penyakitnyapun mulai bisa diobati sedikit demi sedikit, teman-temannya juga mulai bermain dengannya, mereka meminta maaf atas semua perbuatan mereka kepada Mita, keluarganyapun sudah memaafkan semua perbuatan Mita, seterusnya Mita menjalankan hidup yang lebih baik dan tentram dari sebelumnya.
Karya: Zafira Salma Sasabil
No comments:
Post a Comment