CAMPUR ADUK

Tuesday, December 25, 2018

LIBURAN

Dono datang ke kota London dan duduk di taman kota. Dono melihat tingkah semua manusia yang mengejar mimpi mereka semuanya demi diri dan keluarga. Dono sedikit gusar apa yang dilihatnya? Dan  berusaha untuk menangkan dirinya. Dono bergerak dari duduk dan lupa menyandang tas ranselnya. Langkah kakinya pasti sedikit membosankan.

"Masa depan ada di tangan saya. Belajar dan belajar sampai jenuh. Yang terlihat kenyataannya dunia tetap membangun dirinya dengan tangan-tangan manusia yang menciptakan teknologi," celoteh Dono.

Dengan kemampuan sihirnya Dono langsung pindah ke Jakarta dengan ruang demensi waktu. Langsung masuk ke dalam rumahnya yang tua tapi nyaman. Dono langsung bersantai di sofa tua dan tak lupa mengambil makan kecil dan minuman yang segar dari kulkas.

"Hidup lebih nikmat di rumah sendiri dari pada di negeri orang," celoteh Dono sambil mengunyah makannya dan setelah itu minum.

Indro pun dateng melewati pintu depan tidak menggunakan sihir seperti Dono. Indro langsung duduk bersama Dono.

"Dono...seharian ini kemana kamu?" tanya Indro.

"Main...ke kota London," jawab Dono dengan tenang.

"Gimana pendapat mu dengan kota London. Sama dengan film yang menceritakan kota London dengan penuh drama cinta?" tanya kembali Indro.

"Sama....aja. Manusia juga di sana. Tidak ada bedanya," kata Dono sambil makan-makanan kecilnya.

"Kalau begitu saya gak jadi lah ke London. Lebih baik ke Bali aja. Toh sama aja yang saya temui. Orang asing alias bule," kata Indro.

"Benar sekali. Jangan jauh-jauh mainnya. Lebih baik di negeri sendiri gak ngabisin biaya," kata Dono.

"Benar Dono. Nyari pekerjaan di negeri ini susah. Eh malah di tuntut menciptakan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran. Sedang kamu enak Dono. Darah yang mengalir di dalam tubuhnya adalah penyihir. Jadi bisa menggunakan sihir perpindahan ruang dan waktu. Bisa sampai ke tempat tujuan dengan cepat dan lebih banyak waktu menikmati keadaan sekitar," kata Indro yang menjelaskan ditel siapa Dono.

"Ya...ada enaknya jadi penyihir. Ada juga gak enaknya. Di buru oleh penyihir jahat demi darah dan buku mantra kuno yang di wariskan pada saya," 

"Kalau begitu. Pandai-pandai menjaga diri Dono."

"Terima kasih...Indro atas perhatiannya."

Indro beranjak dari duduknya, lalu mengambil sebuah dokumen di meja dekat Tv. 

"Indro...mau berangkat kerja lagi?" tanya Dono.

"Ya....lah. Hidup di kota Jakarta di tuntut untuk kerja keras apa bedanya di kota London." jawab Indro.

Indro pun keluar dari rumah. Dono pun membereskan makan dan minumnya dan sampah di buang di tong sampah. Segeralah Dono pergi ke rumah Wulan dengan kemampuan sihirnya. Tapi saat Dono sampai di rumah Wulan di balik pohon. Melihatlah dengan kepala Dono. Seseorang yang bertamu ke rumah Wulan. Rasa cemburu di hati terbangun dalam diri Dono. Seorang pemuda kelihatan baik dengan Wulan dan lembut sekali dari cara bicara dan tingkah lakunya. Ternyata pemuda tersebut meminta Wulan menjadi pasangan hidupnya.

Selang waktu menunggu akhirnya pemuda yang baik itu bernama Joko akhirnya pulang juga. Dono langsung menggunakan sihirnya ke dalam kamar Wulan.

Sangking terkejutnya Wulan melihat Dono yang sedang nyantai di kasur tempat tidurnya.

"Mas Dono....kenapa masuk rumahnya dengan cara lancang gini?" tanya Wulan sambil mendekati Dono.

"Abisnya kamu cuekin saya demi cowok yang bertamu ke rumah ini," kata Dono dengan cembetut.

"Jadi mas Dono cemburu toh. Jadi khawatir dengan kesetian Wulan," 

"Bisa...jadi. Zaman sekarang cewek bisa menduakan hatinya," kata Dono mulai sedikit menyudutkan.

"Jadi mas Dono menyamakan Wulan dengan cewek-cewek yang tidak bisa menjaga komitmennya?" kata Wulan dengan tegas.

"Wajarkan saya punya pikiran itu. Tapi gak usah di pikirkanlah. Saya masih memberikan kebebasan pada kamu. Dan tidak mengekang kamu hanya urusan cinta. Toh kamu bukan istri mas Dono," kata Dono yang terlalu santai banget.

Mendengar kata-kata itu Wulan diam seribu bahasa. Lalu Dono pun mengajak Wulan untuk pergi liburan ke Bali. Rasa senang timbul di dalam hati Wulan dan melupakan segala penat di dalam dirinya. Dono pun membawa Wulan dengan kekuatan sihirnya sampai di Bali dan langsung memesan kamar di hotel untuk dua orang. Tapi ternyata Wulan ingin satu kamar bersama Dono.

Awalnya Dono senang dengan permintaan Wulan satu kamar. Karena teringat perkataan Ayah dan Ibu "Jangan satu kamar dengan wanita sebelum kamu menjadikan dia istri kamu." 

Dono menolak permintaan Wulan dan memesan dua kamar hotel. Sedangkan Wulan sedikit murung karena perasaan dia sedikit khawatir tinggal sendirian di kota lain. Walaupun Wulan tahu Dono di sebelah kamarnya. Perasaan gelisah itu pun hilang di hati Wulan dengan tingkah Dono yang selalu menghibur Wulan. 

Liburan di Bali pun menjadi luar biasa karena Dono di temani kekasih hatinya yang satu saat menjadi istrinya kalau Tuhan menghendaki. 


Karya: No

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK