CAMPUR ADUK

Sunday, November 29, 2020

JALAN DAMAI

Petruk sedang bersepedah untuk senang-senang saja sambil melihat keadaan lingkungan yang ini dan itu. Berhenti Petruk dan memarkirkan sepedahnya di pinggir jalan. Duduk Petruk di pinggir kali apa sungai itu sama saja di Jalan Damai, ya kata orang-orang dekat dengan studio Tv Indosiar. Di buka botol minum yang di bawa Petruk dan segera di minumnya. 

"Segernya," kata Petruk. 

Petruk menutup botol minumnya. Di lihat dengan baik lingkungan sekitar sana dan sini. 

"Keadaan seperti biasa yang ini dan itu sesuai aktivitas manusia dengan tujuan dan harapan masing-masing," kata Petruk. 

Petruk membuka jaringan di internet di Hp-nya untuk membaca artikel berita hari ini. 

"Ooooo beritanya masih seputar ini dan itu saja!" kata Petruk. 

Petruk terus membaca artikel di Hp-nya. Bagong sedang ada urusan kerjaan, ya bawa motornya dengan baik. Saat melewati Jalan Damai, ya Bagong melihat Petruk yang duduk di pinggir kali atau di sebut sungai juga boleh lah. Bagong menghampiri Petruk dan berhenti di depan Petruk dan berkata "Petruk sedang apa di sini?!" 

"Bagong, lagi nyantai aja!" kata Petruk sambil menghentikan baca artikel di Hp-nya. 

"Nyantai aja toh!" kata Bagong. 

Bagong turun dari motor yang sudah di parkirkan dengan baik. Bagong duduk di sebelah Petruk. 

"Keadaan seperti biasanya ya!" kata Petruk. 

"Memang keadaan seperti biasanya. Kehidupan manusia harus bergulat dengan waktu dengan bekerja ini dan itu. Tujuannya mencukupi kebutuhan keluarga yang ini dan itu," kata Bagong. 

"Tidak biasanya ngomong gitu. Keren abis!" pujian Petruk. 

"Keadaan lingkungan yang harus di omongin adalah kenyataan kan!" kata Bagong. 

"Memang harus kenyataan," kata Petruk. 

"Pejabat masih enak-enak menikmati gaji besar yang ini dan itu. Terlihat dari kenyataan rumah yang bagus dan punya mobil dan motor yang mahal gitu," kata Bagong. 

"Iri dengan para Pejabat!" kata Petruk. 

"Kalau iri saja boleh lah kalau ingin kaya jadi seperti Pejabat yang bekerja di Pemerintahan dengan jalan baik. Kan ada banyak cerita, ya jadi Pejabat pake uang untuk memuluskan langkahnya jadi Pejabat," kata Bagong. 

"Cerita itu ada. Dikit-dikit bayar orang ini dan itu untuk melancar urusan kerja ini dan itu. Muluslah urusan kerjaan Pejabat ini dan itu," kata Petruk. 

"Contohnya : bisa aja di ambil dari proses penangkapan Pejabat ini dan itu oleh KPK," kata Bagong. 

"Boleh tuh contoh. Kita tidak tahu mana yang benar dan tidaknya dari berita ini dan itu yang berkembang karena bukan yang menyelidiki kasus ini dan itu. Ya cuma pembaca dan nonton berita saja," kata Petruk. 

"Itulah kita. Aku ada urusan. Sudah dulu ngobrolnya Petruk!" kata Bagong. 

"Iya, aku juga sudah cukup nyantai di sini!" kata Petruk. 

Petruk naik sepedahnya. Bagong, ya sudah naik motornya dan membawanya dengan baik menuju tujuannya. Petruk menggoes sepedahnya dengan baik banget. Dengan santai mengendari sepedah sambil melihat keadaan lingkungan ini dan itu, ya walau keadaan masih sama sih tentang Covid -19. Jadi mengikuti peraturan Pemerintah. Sampai di rumah. Petruk berbenah-benah diri. 

Gareng lagi sibuk membaca buku di ruang tamu. Petruk selesai berbenah diri, ya nonton Tv di ruang tengah untuk nonton berita ini dan itu. 

"Hari ini menyenangkan, walau keadaan masih ini dan itu seperti biasanya," kata Petruk. 

Petruk terus nonton Tv, ya berita ini dan itu. 

BENAR ATAU TIDAK

Bagong selesai urusan dengan temannya, ya segera pulang ke rumahnya. Sampai di rumah. Bagong mengucap salam "Assalamualaikum." 

Petruk duduk ruang tamu yang sedang baca buku karena mendengar salamnya Bagong, jadi berhenti baca buku dan menjawab salamnya Bagong "Waalaikumsalam." 

Bagong segera duduk di ruang tamu. 

"Bagong dari mana?!" kata Petruk. 

"Dari rumah teman. Ada cerita yang bisa membuat mencekam gitu," kata Bagong. 

"Masa apa itu?" kata Petruk. 

"Cerita tentang wabah sih," kata Bagong. 

"Bahaya nie....bahaya nie....!" kata Petruk yang panik. 

"Tenang dulu Petruk. Aku belum cerita semuanya!" kata Bagong. 

"Aku tenang. Cepetan cerita!" kata Petruk. 

"Baiklah. Aku cerita. Nenek Mira meninggal dunia, ternyata ia positif Covid-19. Anak tertular, ya itu Ibu Minah. Sekarang di rawat di rumah sakit," kata Bagong. 

"Waduh wabah penyakit ini bikin pusing aja," kata Petruk. 

"Lokasi keberadaan cerita ini di omongin apa enggak Petruk?!" kata Bagong. 

"Tidak perlu di omongin lokasinya, tidak penting. Cuma cerita ini dan itu saja," kata Petruk. 

"Emang iya sih. Cerita ini kan nama samaran saja, yang asli tidak boleh lah urusan kenyataan ini dan itu. Kalau bener bahaya, malahan lebih baik.....tidak kan," kata Bagong. 

"Jadinya....bener dan tidak, cerita ini," kata Petruk. 

"Ya sudahlah, tidak perlu di bahas lagi. Hidup berusaha untuk tetap sehat bugar seperti biasanya. Semoga tuh wabah penyakit pergi jauh-jauh!" kata Bagong. 

"Iya....aku mengerti!" kata Petruk. 

Petruk melanjutkan baca bukunya. Bagong, ya bergerak ke belakang untuk berbenah diri. Gareng masih asik nonton Tv. Beberapa saat kemudian, ya Bagong sudah berbenah diri dan duduk bersama Gareng di ruang tengah untuk nonton Tv. 

"Tumben Gareng nonton film China?!" kata Bagong. 

"Beberapa hari ini. Filmnya yang di tayangkan di Tv, ya film China," kata Gareng. 

"Mungkin....karena film Mulan, ya terpengaruh sih film China yang lain di tayangkan di Tv," kata Bagong. 

"Kemungkinan besar banget sih," kata Gareng. 

"Ya bener deh. Gareng, ganti acara Tv yang lain!" kata Bagong. 

"Aku lagi suka film China ini!" kata Gareng. 

"Film lawas....Gareng," kata Bagong. 

"Sambil mengenang masa aku kecil gitu nonton film yang sedang kita tonton," kata Gareng. 

"Remaja!" kata Bagong. 

"Ya...itu maksud ku!" kata Gareng. 

"Ya...sudahlah aku idem saja!" kata Bagong. 

"Sipp!" kata Gareng. 

Gareng dan Bagong, ya asik nonton Tv dengan film China yang lawas tetap bagus sih alur ceritanya dan juga yang penting artisnya itu yang main filmnya. 

"Bener.....seru ceritanya!" kata Gareng. 

"Iya. Aku akui!" kata Bagong. 

Bagong dan Gareng terus nonton Tv yang acaranya film. Petruk pun berhenti baca bukunya dan membuka Youtobe di Hp-nya untuk menonton vidio yang menarik. Petruk memilih vidio musik Korea, Girlband. Vidio di tonton dengan seksama sampai selesai. 

"Bagus, cantik dan menarik!" kata Petruk. 

Petruk memilih vidio tik tok yang ini dan itu, ya biasa tik tok artis yang ini dan itu. Petruk menonton vidio sampai selesai gitu. 

"Bagus. Aksinya. Menarik!" kata Petruk. 

Petruk menghentikan nonton vidio Youtobe di Hp-nya dan kembali baca bukunya. 

TV LOKAL

Bagong di ruang tengah sedang asik nonton Tv, ya jaringan lokal. 

"Lumayan," kata Bagong. 

Bagong terus nonton Tv. Gareng membuat kopi di dapur. Kopi jadi bawa Gareng ke ruang tengah untuk nonton Tv. Duduk Gareng bersama Bagong, ya Gareng minum kopinya. 

"Enak kopi ini," kata Gareng. 

Gelas kopi di taruh di meja. 

"Bagong tumben nonton acara Tv lokal?!" kata Gareng. 

"Ya sebenarnya aku ingin perkembangan Tv lokal saja gitu. Siapa tahu aku minat untuk bekerja di Tv lokal?!" kata Bagong. 

"Tv lokal ya lumayan sih. Kalau maju Tv lokal dengan baik. Rekrut karyawan pastilah ada lah. Sebenarnya Tv lokal sama kaya Radio menejemen dari program acaranya," kata Gareng. 

"Memang beneran sama tuh menejemen program acaranya antara Tv lokal dengan Radio!" kata Bagong. 

"Iya. Aku pernah menonton Tv lokal dan juga membuka jaringan Radio di Hp. Ya program acaranya sama. Tv One!" kata Gareng. 

"Tv One itu Tv Nasional yang jaringan seluruh Indonesia. Kalau Tv lokal kan cuma di daerah saja. Kenapa bisa di sebut jaringan Tv lokal ya?!" kata Bagong. 

"Tv One....buatnya acara di Jakarta, ya khusus daerah Jakarta. Beritanya itu tentang pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah, ya Jakarta gitu," kata Gareng. 

"Jadi termasuk deh Tv lokal," kata Bagong. 

Gareng mengambil gelas kopi di meja dan meminumnya. 

"Enak kopi ini," kata Gareng. 

"Bagaimana memajukan acara Tv lokal ya?!" kata Bagong. 

Gareng menaruh gelas kopi di meja. 

"Memajukan Tv lokal. Ya harus membuat acara kreatiflah yang ini dan itu. Paling penting pendekatan ke masyarakat itu penting, jadi masyarakat bisa pindah chenel untuk nonton Tv lokal gitu," kata Gareng. 

"Ooooo begitu caranya. Sama dengan Tv nasional yang jaringan luas banget. Kalau Tv lokal maju, ya banyak artis lokal yang mengisi Tv lokal dan juga banyak iklan yang masuk baik swasta dan pemerintahan," kata Bagong. 

"Maunya seperti itu. Kenyataannya ya susah juga sih. Tapi perkembangan jaringan internet ternyata bisa meningkatkan pendapat keuangan Tv lokal," kata Gareng. 

"Kalau begitu sih bukan Tv lokal lagi yang jaringan siarannya cuma daerah saja....malahan sampai nasional dan luar negeri itu mah. Luas banget," kata Bagong. 

"Kenyataannya seperti itu," kata Gareng. 

"Wah maju itu mah industri Tv," kata Bagong. 

"Idem aja ah!" kata Gareng. 

Gareng mengambil kopinya di meja dan segera di minum. Bagong terus menonton Tv lokal yang acaranya bagus gitu. Gelas kopi pun di taruh di meja sama Gareng. Fokuslah Gareng nonton Tv lokal. Petruk sedang di halaman belakang sambil baca buku. Ya berhenti Petruk baca bukunya. 

"Dari buku di konsep dengan baik. Lalu di buat acara obrolan seperti acara Tv dengan mengangkat tema yang menarik. Contohnya : Pertanian. Maka harus menceritakan ini dan itu dengan baik. Kayanya proses wawancaranya....program Talkshow ini dan itu," kata Petruk. 

Petruk melanjutkan baca bukunya. Baru sebentar baca buku, ya berhenti lagi. 

"Data lingkungan sekitar sini di olah dengan baik di jadikan cerita ini dan itu di Blog, ya di konsep dengan baik. Kalau di praktekkan di jadikan Talkshow. Maka sama aja dengan acara Tv lokal maupun Tv nasional," kata Petruk. 

Petruk pun melanjutkan baca bukunya dengan baik dan buku yang di baca adalah tentang komunikasi ada penjelasan tentang Internet, Tv, Radio dan media cetak ini dan itu. 

Saturday, November 28, 2020

SENI BUDAYA

Bagong di ruang tengah sedang asik nonton Tv, ya film India. Gareng di halaman belakang sedang merawat tanaman di potnya dengan baik. 

"Tanaman ku rawat dengan baik dan juga di susun rapih seperti artikel yang aku baca di jaringan internet," kata Gareng.

Petruk selesai mengetiknya di dalam kamarnya, ya hasil ketikan di simpan dan leptop di matikan. Petruk pun keluar kamar dan ke ruang tengah. Duduk di sebelah Bagong yang sedang asik nonton Tv.

"Asik banget Bagong menonton film India-nya," kata Petruk.

"Bagus sih...Petruk," kata Bagong.

"Karena menunjukkan ciri khas seni budaya India," kata Petruk.

"Itulah paling penting seni budaya. Lagunya, tariannya, pakaiannya, agama, dan paling utama sih artisnya populer dari gantengnya dan juga cantiknya gitu," kata Bagong.

"Menjual semuanya itu. Jadi film India masuk pasar Indonesia, ya mempengaruhi segalanya. Ada berapa sinetron Indonesia yang terpengaruhi ini dan itu sih," kata Petruk.

"Memang kenyataan seperti itu kan," kata Bagong.

"Di Inonesia ini. Ada orang-orang India yang tinggal menetap di Indonesia, untuk bekerja di Indonesia," kata Petruk.

"Kenyataanya seperti itu. Ya contohnya : orang India penjual kain di pasar tradisional atau modernnya di mall gitu," kata Bagong.

"Hidup di Indonesia dengan banyak suku bangsa yang tinggal di sini untuk menjalankan hidup sesuai tujuan masing-masing," kata Petruk.

"Kenyataan memang begitu," kata Bagong.

"Alur cerita film yang kita tonton bagus, ya Bagong!" kata Petruk.

"Memang bagus. Kadang aku ingin film Indonesia kaya film India gitu. Bukan mengadaptasikan ciri khas film India. Harusnya menonjolkan seni budaya Indonesia. Contohnya : Lawak yang kita tonton kemarin malem. Kan menceritakan seni budaya Indonesia," kata Bagong.

"Kan itu sama aja Bagong. Lawak yang kita tonton sama dengan film kan," kata Petruk.

"Tapi kan kurang ini dan itunya," kata Bagong.

"Kalau bekerja sama dengan Pemerintan dari nilai seni budaya, maka akan di bantu biayanya seperti biasanya. Tujuannya promosiin seni budaya Indonesia lewat film ini dan itu," kata Petruk.

"Masyarakat yang harus antusias untuk menonton film-film Indonesia yang menonjolkan seni budaya. Contohnya : era artis Rhoma Irama. filmnya masuk seni budaya Indonesia. Dari musik melayu menjadi musik dangdut," kata Bagong.

"Seharusnya seperti itu. Maka seni budaya Indonesia jadi lebih menonjol lagi di dalam negeri sampai luar negeri," kata Petruk.

"Tepat sekali," kata Bagong.

Bagong dan Petruk fokus nonton Tv, ya film India. Gareng selesai beres-beres tanaman di potnya, ya segera mencuci tangannya dengan sabun dan air mengalir dari kran. Setelah itu, Gareng pun duduk dengan santai. Menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan segera di minumnya.

"Enaknya teh ini," kata Gareng.

Gareng pun menaruh cangkir di meja dan mengambil Hp di meja untuk main game. Bagong teringat sesuatu jadi berkata ke Petruk "Petruk.....India itu selalu menonjolkan tentang kerajaan agama. Kebanyakan ceritanya sinetron dan juga filmnya?!"

"Memang begitu nilai dari seni budaya kalau mau masuk ke dalam ruang lingkup masyarakat. Yang harus di tonjolkan adalah nilai agama yang berkembang di India. Tujuan agama adalah untuk membimbing manusia di jalan kebenaran dan kebaikan supaya tidak menciptakan kehancuran yang di buat oleh manusia yang merusak tatanan yang ada di lingkungan masyarakat. Contohnya : Rahwana menculik Sinta. Menunjukkan tipu muslihatnya Rahwana menculik Sinta. Rahwana terlihat keegoisannya merusak tatanan seorang istri yang patuh pada perintah suaminya, Rama atau di sebut juga merampas hak orang lain dengan paksa. Jadi Rama berjuang untuk mengambil Sinta dari tangan Rahwana. Perang besar terjadi antara kebaikan melawan keburukan yang penuh keegoisan dari Rahwana," kata Petruk.

"Berarti benar dong menerangkan kerajaan Tuhan yang ini dan itu untuk menceritakan nilai yang di sembunyikan di dalam cerita untuk mengajarkan pemahaman agama ke masyarakat luas, baik di dalam negeri India sampai ke penjuru negeri lainnya," kata Bagong.

"Sampai di Indonesia.....kenyataannya, ya berkembanglah nilai filosofinya yang ini dan itu," kata Petruk.

"Memang agama itu mempengaruhi segalanya," kata Bagong.

"Iya," kata Petruk.

Petruk dan Bagong pun fokus nonton Tv, ya film India.

TERPENGARUH

Petruk sedang baca buku di ruang tamu. Gareng dan Bagong sedang menonton Tv di ruang tengah dengan acara Tv yang bagus gitu.... OVJ Reunian.

"Gareng kalau membicarakan tentang suku ini dan itu, ya di publikasikan di media ini dan itu. Mempengaruhi keadaan kan baik buruknya?!" kata Bagong. 

"Ya sebenarnya iyalah mempengaruhi keadaan sih baik buruknya. Contohnya : lomba menyanyi yang mengangkat nama daerah, ya pastinya suku. Mempengaruhi segalanya," kata Gareng. 

"Sama halnya dengan lawak yang ini dan itu, kalau mengangkat daerah ini dan itu.....suku gitu," kata Bagong. 

"Sama aja. Promosi makan dan minuman, ya iklan gitu, ya mempengaruhi keadaan gitu. Contoh : Tidak jauh-jauh tentang di daerah sini. Ada yang latihan rebana dari mesjid. Suara tabuhan dan lagu yang di nyanyikan sampai ke sini. Ya mempengaruhi keadaan gitu," kata Gareng. 

"Berarti cerita tentang kriminalitas yang di kaitkan dengan suku ini dan itu....ya berarti mempengaruhi keadaan," kata Bagong. 

"Memang mempengaruhi semuanya. Contohnya :  berita tentang Covid - 19 yang ini dan itu. Ya jadi orang terpengaruh keadaan gitu. Benar atau tidak, ya pada akhirnya di jalankan karena program kerja pemerintahan," kata Gareng. 

"Bener juga ya. Jadi terpengaruh keadaan. Ya harapan ya berubah jadi lebih baik. Tapi data di lapangan tetap saja ini dan itu kan," kata Bagong. 

"Memang begitu adanya. Contohnya : pencurian di daerah sini dan suku ini, ya di publikasikan di media ini dan itu.....sampai tertangkap tuh pencuri. Mau ya sih jadi bahan orang-orang sadar agar tidak mencuri. Eeeee ternyata tetap terjadi pencurian di daerah sini dan daerah lain," kata Gareng. 

"Maka itu polisi bekerja keras menanggulangi masalah yang di buat manusia yang merugikan manusia yang lain," kata Bagong. 

"Memang kerjanya polisi seperti itulah demi keamanan di sana sini," kata Gareng. 

"Sudahlah tidak perlu di bahas lagi. Jawaban memang benar. Terpengaruh baik kecil mau pun besar. Fokus nonton Tv lagi!" kata Bagong. 

"Ok!!!" kata Gareng. 

Gareng dan Bagong fokus nonton Tv dengan acara Tv yang bagus gitu.....lawak. Petruk pun berhenti baca buku dan berkata "Pola berpikir di pengaruhi keadaan dari apa dilihat, di baca dan sampai di praktekkan." 

Petruk melanjutkan baca bukunya. Malam minggu yang tidak keluar rumah seperti orang-orang yang masih menjalankan kegiatan yang ini dan itu dengan tujuan ini dan itu.  

SEANDAI-ANDAINYA CINTA

Kasino di kamarnya sedang asik main game di leptopnya sambil mendengarkan musik pop. Indro dan Dono duduk di ruang tengah, ya sambil nonton Tv. 

"Don makan yang di beliin Kasino, enak ya!" kata Indro. 

"Iya, ya sesuai dengan iklannya sih. Enak bener burger ini," kata Dono. 

"Bule....itu seneng banget makan burger ini ya!" kata Indro. 

"Iya. Kan kebiasaan bule kan makan roti. Beda dengan kita makan nasi," kata Dono. 

Dono pun mengambil cangkir teh, ya minum lah. 

"Enak teh ini," kata Dono. 

Indro mengambil cangkir kopi dan meminumnya. 

"Enak juga kopi ini," kata Indro. 

Dono menaruh cangkir teh di meja, ya begitu juga Indro menaruh cangkir kopinya di meja. Dono dan Indro terus makan burger sampai tuh burger habis di makan dan keduanya minum teh dan kopi. 

"Kenyang," kata Indro. 

"Sama, kenyang juga," kata Dono. 

"Main seandai-andainya seperti biasa," kata Indro. 

"Boleh," kata Dono. 

"Jadi kita mulai permainan seandai-andainya. Kita berada di sebuah pantai yang indah banget. Sebaiknya pantai apa ya?!" kata Indro. 

"Pantai Kuta di Bali. Apa pantai Marina di Banten?" kata Dono memberikan pilihan pada Indro. 

"Bali apa Banten ya? Maunya pantai di NTT, ya maksud ku Laboan Bajo. Katanya artis-artis yang promosiin tempat wisata itu ya bagus banget," kata Indro. 

"Kan katanya di NTT ada hewan purba, ya Komodo gitu," kata Dono. 

"Memang iya Don. Ada taman Komodo. Padahal aku inginnya bukan Komodo, ya T-Rex," kata Indro. 

"Kaya film di Jurassic Park....aja. Ada T-Rex," kata Dono. 

"Lebih seru ceritanya gitu, Don!" kata Indro. 

"Jadi pantai mana yang di putuskan main seandai-andainya?!" kata Dono. 

"Semua pantai di Indonesia itu bagus-bagus karena telah di proses untuk tempat wisata gitu. Maunya alami banget gitu?!" kata Indro. 

"Yang alami itu pantai dekat pemukiman nelayan. Tempat tinggal keluarga Kasino di Bengkulu saja!" kata Dono yang tegas. 

"Iya sih di tempat tinggal keluarganya Kasino, di Bengkulu. Pantainya alami sih," kata Indro. 

"Jadi setelah menentukan lokasi pantainya apa lagi yang ingin di mainkan?!" kata Dono. 

"Paling mancing dan inginnya sih jalan-jalan sama cewek sih," kata Indro. 

"Ooooo begitu toh alur permainannya. Pacar ataukah selingkuhan untuk urusan ceweknya?!" kata Dono. 

"Selingkuhan juga boleh. Cuma permainan seandai-andainya," kata Indro. 

"Boleh juga. Cuma permainan saja. Nanti ketahuan sama Pacar, ya main selingkuhannya ke pantai gitu," kata Dono. 

"Waduh itu mah kacau. Seneng baru sebentar sudah di grebek sama pacar. Aku bisa babak belur di gebukin sama pacar," kata Indro. 

"Sudah ah mainnya. Endingnya pait....pait banget," kata Dono. 

"Maunya memang bahagia, ya endingnya pait. Ya sudahlah fokus nonton Tv aja!" kata Indro. 

Indro dan Dono, ya fokus nonton Tv yang acaranya bagus sih. 

Indro pun berkata ini tahu pendapat Dono tentang acara di tonton di Tv "Don apa pendapat mu tentang acara Tv yang kita tonton?" 

"Menurut ku. Bagus sih!" kata Dono. 

"Karena ada artis Rara ya?!" kata Indro meledek banget. 

"Enggak juga. Kalau aku ganti gimana!" kata Dono. 

"Iya juga ya. Cuma suka aja. Dono bisa mengganti apa yang ia sukai gitu. Paling siapa ya?!" kata Indro. 

"Hayo siapa?!" kata Dono. 

"Artis Tiara paling di pilih Dono!" kata Indro. 

"Salah," kata Dono. 

"Salah toh. Berarti siapa ya?!" kata Indro. 

"Mau tahu!" kata Dono. 

"Mau banget tahu!" kata Indro. 

"Nama tokoh cewek yang paling aku sukai dan di kaitkan dengan nama artis adalah Putri saja lah," kata Dono yang menentukan pilihannya. 

"Putri toh. Karena nama ini adalah judul cerita yang paling lama di tulis Dono dari sekian lama di tulisnya selama ini," kata Indro menegaskan omongan Dono. 

"Sudah jangan di bahas lagi. Nonton Tv aja!" kata Dono. 

"Iya," kata Indro. 

Indro dan Dono, ya fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget. Kasino di kamar, ya masih asik main game di leptopnya sambil mendengarkan musik pop yang di sukainya. 

Friday, November 27, 2020

KIAMAT

Indro sedang duduk di ruang tamu, ya sedang asik nonton Youtobe tentang hari kiamat di Hp-nya. 

"Waaah...waaaah kehancuran total pada dunia ini," kata Indro. 

Indro terus menonton tuh vidio. Dono selesai dengan kerjaannya, ya keluar dari kamarnya menuju ruang tamu. Dono duduk di ruang tamu, ya memang di ruang tamu ada Indro yang asik nonton vidio di Hp-nya. 

"Indro sedang asik nonton apa?" kata Dono. 

Indro berhenti nonton vidio di Hp-nya dan berkata "Ini Don, lagi nonton vidio hari kiamat." 

"Ooooo hari kiamat," kata Dono. 

"Dunia ini benar-benar hancur total Don," kata Indro. 

"Kalau tuh hari kiamat akan terjadi," kata Dono. 

"Jadi kemungkinan hari kiamat itu tidak akan terjadi Don?!" kata Indro. 

"Cerita nggak ya. Nggak usah lah," kata Dono

"Jangan-jangan Dono tahu yang terjadi di masa depan. Kan Dono mampu melihat dan bicara dengan makluk gaib?!" kata Indro. 

"Ya sebenarnya aku memang tahu dan di perlihatkan semuanya. Bisa di bilang masa depan dunia ini yang sebenarnya. Maka itu.....hidup ku sebenarnya di dunia menyesal atau sia-sia. Lebih baik kemarin-kemarin ujian sakit ku sampai mati, ya bener-bener aku mati. Tidur selamanya," kata Dono. 

"Jadi Dono tahu. Tapi tidak ingin bercerita," kata Indro. 

"Biarkan semua berjalan dengan perkiraan manusia yang ini dan itu untuk mengurus dunia ini karena manusia itu tergila-gila dengan dunia ini," kata Dono. 

"Kalau begitu sih. Ikutin aturan manusia yang di buat begini dan begitu demi kebaikan dan menekan keburukan yang di buat manusia yang bertindak demi mencari keuntungan yang buta sebenarnya," kata Indro. 

"Kenyataan tetap kenyataan yang sebenarnya seperti itulah," kata Dono menegaskan omongan Indro. 

"Padahal bencana alam, ya itu kimat juga," kata Indro. 

"Bisa di bilang seperti itu. Bagi yang sadar dari kebenaran yang sebenarnya," kata Dono. 

"Sistem kerja pemerintahan dalam penanggulangan bencana ini dan itu, ya tujuannya sih mengatasi bencana alam yang ini dan itu. Agar manusia selamat dari kehancuran," kata Indro. 

"Jadi ikutin saja maunya pemimpin-pemimpin yang di pilih ini dan itu untuk menanggulangi masalah ini dan itu. Hiduplah di dunia yang di buat manusia yang ini dan itu....yang tergila-gila dengan dunia ini," kata Dono. 

"Ya harus di jalanin apa adanya seperti biasanya. Ya sudahlah Don, lebih baik aku main game. Nikmati hidup. Tidak perlu memikirkan kiamat ini dan itu!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono mengambil buku di meja dan di bacanya. Indro yang menghentikan nonton vidio Youtobe, ya segera main game di Hp-nya dengan penuh keasikkan. Kasino sedang bersama dengan Selfi, ya jalan berdua ke mall karena ada yang mau di beli Selfi jadi Kasino menemani saja. Kasino dan Selfi, ya ngobrol ini dan itu tentang urusan ini dan itu seperti obrolan basa basi tapi romantis sambil makan dan minum di tempat makan yang ada di mall. Pokoknya Kasino dan Selfi, ya romantis banget deh. Dono tetap baca buku dan Indro tetap main game di Hp-nya. 

"Hidup di nikmati," celoteh Dono, ya terus asik baca bukunya. 

"Hidup di nikmati saja," celoteh Indro, ya asik main game di Hp-nya. 

SENDIRI

 

Indro masak di dapur, ya masak mie goreng. Kasino dan Dono, ada urusan ya keluar rumah. Selang berapa saat, ya mie goreng pun jadi di buat Indro dan di taruh di piring. Indro membawa piring berisi mie goreng ke ruang tengah untuk sambil menonton Tv.

"Mie goreng ini enak," kata Indro.

Acara yang di tonton Indro, ya benar-benar bagus. Indro terus makan mie goreng dengan penuh lahapnya.

"Kenyang," kata Indro.

Mie goreng di piring, ya habis di makan Indro. Piring di taruh di meja sama Indro, ya segera menuang tekok berisi air putih ke gelas dan segera di minum. 

"Segarnya," kata Indro.

Indro pun menaruh gelas di meja. 

"Sendirian di rumah. Teman ku cuma Tv aja!" kata Indro.

Indro pun terus menonton Tv dengan baik karena acara Tv, ya tentang SCTV Awards. Di acara Tv itu, ya ada nyanyi ini dan itu maka Indro ikut menyanyi untuk menghibur diri kaya karokean gitu. Eeeee Tiba-tiba tetangga depan rumah dengan menyetel musik, ya dengan suara keras sih agar terdengar di semua tetangga gitu.

"Waduh kebiasaan tetangga ku. Heboh terus untuk menunjukkan diri," kata Indro.

Indro pun mengabaikan suara musik yang keras dari tetangga depan rumah, ya tetap asik menonton Tv.

"Artis yang paling aku sukai siapa ya?!" kata Indro.

Indro terus memilih artis ini dan itu sampai memutuskan terbaik. 

"Ooooo untuk untuk artis cowok, ya Dude Harlino saja. Untuk artis ceweknya siapa ya? Ah sudahlah tidak usah di pilih....nanti di pilih iri lagi mungkin sih, kan cuma prediksi aku saja!" kata Indro. 

Indro terus nonton acara Tv dengan baik. Lama-lama Indro bosen nonton sendirian di rumah. 

"Waduh lama amat Dono dan Kasino, ya urusan ini dan itu," kata Indro. 

Indro pun tetap berusaha santai dan akhirnya santai juga. 

"Sinetron Indonesia, ya kalau pandangan aku sih bagus sih. Artis ceweknya, ya cantik-cantik gitu dan juga artis cowoknya cantik, eeee salah deh ganteng gitu," kata Indro. 

Indro terus menyaksikan tuh acara Tv dengan baik banget sampai selesai gitu dan melanjutkan nonton acara berikutnya. Indro ketiduran gitu. Dono dan Kasino, ya pulang ke rumah. Pintu di ketuk dan salam dari Dono dan Kasino "Assalamualaikum." 

Berkali salam dan ketukan pintu dilakukan Dono dan Kasino. Indro terbangun dari ketidurannya dan mendengar salam dan pintu di ketuk jadi ngucap jawaban salam "Waalaikumsalam." 

Indro membuka pintu. 

"Indro lama amat buka pintunya," kata Dono. 

"Maaf ketiduran," kata Indro. 

"Ooo begitu," kata Dono. 

"Ya sudah Indro tidur sana ke kamar!" kata Kasino. 

"Iya," kata Indro. 

Indro pun mengambil piring abis makan mie goreng di meja beserta gelas dan segera di bawa ke belakang untuk di cuci dengan bersih. Dono dan Kasino, ya ke kamar untuk berbenah diri. Indro selesai mencuci piring dan gelas, ya di taruh di rak piring. Setelah itu, ya Indro masuk kamarnya karena ngantuk gitu. 

"Acara SCTV Awards....bagus," kata Indro, ya memuji sih. 

Indro pun rebaan di tempat tidur, ya tidur. 

"Tidur sendirian, selamat tidur," kata Indro. 

Indro memejamkan mata setelah pake selimut untuk menghangat tubuhnya. Dono, ya mengetik di leptopnya di kamarnya. Kasino, ya keluar dari kamarnya dan segera ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino, ya mengganti chenel Tv untuk film. Kasino pun nonton film yang bagus banget. 

"Sendirian aku nonton Tv di ruang tengah," kata Kasino. 

Kasino terus nonton film di Tv, ya sendirian di ruang tengah tetap asik aja. Dono berhenti mengetik di leptopnya. 

"Apakah aku harus masukin data artikel tentang kriminal lagi ya?! " kata Dono. 

Dono berpikir lama dan akhirnya memutus dengan baik "Ok lah aku masuk kan seperti biasanya." 

Dono melanjutkan mengetiknya di leptopnya sampai cerita pun jadi buatnya. 

OBROLAN CINTA

Dono duduk di ruang tamu sambil baca buku. Indro sampai urusan kerjaannya, ya segera pulang ke rumah. Sampai di rumah. Indro mengucap salam "Assalamualaikum."

Dono berhenti baca dan menjawab salamnya Indro "Waalaikumsalam."

Indro duduk dan menaruh gorengan di meja. 

"Gorengan Don," kata Indro. 

"Iya," kata Dono 

Dono menaruh buku di meja dan mengambil gorengan di plastik, ya segera di makannya. Indro pun makan gorengan. 

"Enak gorengan ini. Beli di mana?!" kata Dono. 

"Gorengan yang kita makan ini, ya aku beli di pinggir pertokoan di pasar. Setelah urusan kerjaan ku selesai, Don!" kata Indro. 

"Ooooo begitu," kata Dono. 

Dono terus makan gorengan bersama cabe rawit. Indro pun menuang tekok berisi teh di cangkir dan segera di minumnya. 

"Enaknya teh ini," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir di meja. 

"Don. Kalau menyukai dua gadis apa pendapat mu?!" kata Indro. 

"Pendapat ku. Kalau mampu, kenapa tidak!" kata Dono. 

Dono mengambil cangkir di meja dan di minumnya. 

"Ooooo jadi harus mampu toh. Menyukai dua gadis sebagai teman saja!" kata Indro. 

Dono menaruh cangkir teh di meja setelah di minum tehnya. 

"Teman lebih baik," kata Dono. 

"Padahal di cintai dua gadis itu. Ya di nyatakan cinta di terima, ya keduanya," kata Indro. 

"Hebat bisa di terima cintanya sama dua gadis," kata Dono. 

"Memang sih...hebat. Tapi dua gadis itu berkata seperti ini 'Aku menerima cinta mu sebagai teman saja'......," kata Indro. 

"Teman lebih baik. Ya kemungkinan waktu berubah. Ketika sadar yang sebenarnya, ya dateng benar-benar jodohnya," kata Dono. 

"Ya bener sih Don omongan mu. Aku cuma menguji saja dua gadis tersebut. Padahal yang aku pilih satu yang terbaik dari dua gadis tersebut," kata Indro. 

"Niat yang sebenarnya kan," kata Dono menegaskan omongan Indro. 

"Sudah Don ngobrolnya. Cuma sekedar obrolan tentang dua gadis saja yang di sukai. Aku berbenah diri!" kata Indro. 

"Iya aku mengerti seperti biasanya," kata Dono. 

Dono mengambil bukunya di meja dan segera membaca buku lagi. Indro ke belakang, ya berbenah diri. Kasino selesai urusan kerjaannya, ya membuat pembukuan. Kasino keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tengah dan segera menghidupkan Tv dengan menggunakan remot. 

"Nonton apa ya?!" kata Kasino. 

Kasino memilih chenel yang menarik untuk di tonton pake remot. Indro selesai berbenah diri, ya sudah berganti pakaian. Indro keluar dari kamar, ya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino telah memutuskan chenel Tv yang di pilih dengan baik, ya nonton sinetron tema cinta. 

"Kenapa selalu menyembunyikan perasaannya yang sebentar, kalau suka sama cowok yang di sukainya, ya Kasino?!" kata Indro. 

"Biasa....malu-malu kucing, ya sebenarnya mau," kata Kasino. 

"Kadang ada cewek yang berani menyatakan cinta ke cowok," kata Indro. 

"Jarang cewek seperti itu," kata Kasino. 

"Memang sih....jarang sekali. Biasa malu ya tinggi. Cerita kenyataan, ya ada cewek yang menunggu cowok yang berani menyatakan cintanya," kata Indro. 

"Kenyataan tetap kenyataan seperti itu. Paling baik itu. Cewek di sukai cowok, ya sekedar teman saja tapi satu saat bisa jadi jodoh beneran," kata Kasino. 

"Lebih baik begitu. Kadang tuh cewek di biarkan saja mengejar impiannya contoh ya jadi artis. Walau kadang tuh cewek itu sudah mendapatkan impiannya, ia tetap mencari jodohnya terbaik. Banyak cowok yang bekerja sama dengan cewek itu untuk menaikkan karirnya jadi artis. Sampai sukses segalanya. Cewek itu tetap merasakan kehampaan ini dan itu," cerita Indro. 

"Ya....yang di pilih cewek itu, ya temannya yang selalu mendukung dari belakang demi kemajuan dari karirnya," kata Kasino. 

"Memang benar teman yang terbaik adalah cinta yang terbaik," kata Indro. 

"Sinetronnya bagus," kata Kasino. 

"Iya, alur ceritanya dan juga ya artisnya....lagi populer gitu," kata Indro. 

Keduanya terus asik menonton Tv dengan santai banget. Dono berhenti baca bukunya. 

"Aku merasa ada firasat yang aneh. Biasanya di masa depan akan terjadi. Sebab musababnya karena kesalahan kecil bisa kesalahan besar juga bisa. Aku kayanya harus menghindari itu semua seperti biasanya. Aku akan ke tempat yang terbaik. Ah....lama-lama aku seperti peramal saja," kata Dono. 

Dono pun kembali baca buku lagi. Kasino dan Indro, ya asik nonton sinetron cinta yang bagus banget alur ceritanya dan paling penting artisnya lagi populer saat ini gitu. 

Thursday, November 26, 2020

NONTON MUSIK

Indro dan Kasino sedang asik nonton Tv, ya acara musik. Dono di ruang tamu sedang mengetik di leptopnya. Indro lalu membuka artikel di jaringan internet di Hp-nya. 

"Ooooo Tiara Andini. Data pendidikannya sekolah di Muhammadiyah toh," kata Indro. 

Kasino mendengar omongan Indro dan berkata "Muhammadiyah." 

"Iya, Kasino di tulisnya Muhammadiyah gitu," kata Indro menegaskan. 

"Kayanya ada seseorang yang pernah sekolah di Muhammadiyah," kata Kasino. 

"Siapa yang di maksud. Yang sekolah di Muhammadiyah?!" kata Indro. 

Penulis di omongin, ya bersih "Ada yang ngomon tentang aku." 

"Ah sudah jangan di bahas," kata Kasino. 

"Ooo tidak perlu di bahas. Baiklah!" kata Indro. 

Indro pun menghentikan baca artikel di Hp-nya. 

"Hebat, ya Kasino. Artis Tiara Andini bisa menang di penghargaan musik," kata Indro yang memuji. 

"Memang hebat lah," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

"Penyanyi lainnya yang menang penghargaan musik, ya hebat juga ya!" kata Indro yang memuji. 

"Luar biasa menang di penghargaan musik," kata Kasino, ya menegaskan omongan Indro. 

Kasino dan Indro fokus nonton Tv lagi. Dono berhenti mengetiknya. 

"Cerita tukang rumput yang menemukan emas saat saat merumput di lahan kosong. Ya senang banget tukang rumput tersebut. Kehidupannya berubah total setelah itu. Bisa keluar dari kemiskinan dan mendapatkan cinta, ya gadis yang di sukainya. OK....cerita kehidupan penuh misteri dan juga cinta menarik.....menarik....banget!" kata Dono. 

Dono mengetik lagi yang tadi di omongin. Dengan penuh serius Dono mengetik di leptopnya untuk menyelesaikan cerita yang di buatnya. Indro pun merasa laper gitu, ya membuka topples gitu dan makan keripik pisang. 

"Enak keripik pisang ini," kata Indro. 

Kasino pun mengambil keripik di topples juga dan memakannya. 

"Enak juga....keripik pisang ini," kata Kasino. 

"Kasino. Rasanya seperti nonton film di bioskop ya?!" kata Indro. 

"Kalau merasa seperti itu oleh juga sih," kata Kasino. 

Kasino mengambil cangkir teh dan meminumnya. Indro tetap makan keripik pisang. 

"Acara penghargaan musik...berlangsung dengan baik, ya walau keadaan masih penanggulangan Covid - 19," kata Indro. 

Kasino menaruh cangkir teh di meja dan berkata "Memang berjalan dengan baik banget acara penghargaan musik," kata Kasino. 

Indro menaruh toples keripik pisang di meja, lalu di mengambil cangkir teh dan meminumnya. 

"Enak teh ini," kata Indro. 

Indro menaruh cangkir teh di meja. Kasino, ya fokus nonton Tv begitu juga Indro. Dono pun selesai mengetik di leptopnya, ya hasil ketikan di simpan dan leptop di matikan. Dono pun membawa leptop untuk menaruhnya di kamar. Setelah menaruh leptop di meja belajar, ya Dono pun keluar dari kamar untuk nonton Tv. Duduklah Dono bersama Kasino dan Indro. Iklan di Tv masih berlangsung, jadi Dono mengambil keripik pisang di toples dan di makannya. 

"Enak keripik ini," kata Dono. 

Toples di taruh meja lagi. 

"Iklan di Tv berlangsung lama banget. Memangnya nonton acara apa sih?!" kata Dono. 

"Penghargaan musik," kata Kasino. 

"Penghargaan musik, Don," kata Indro. 

"Ooooo penghargaan musik toh. AMI Awards toh!" kata Dono. 

Iklan pun berakhir. Acara penghargaan musik di mulai lagi. 

"Bagus-bagus," kata Dono. 

"Bagus apanya Don?!" kata Indro. 

"Bagus yang mengisi acara penghargaan musik," kata Dono, ya pujian. 

"Bagus acara Tv-nya toh!" kata Indro. 

"Memang bagus sih!" kata Kasino, ya pujian yang menegaskan. 

Dono menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan segera di minum teh tersebut. 

"Emmmm enak teh ini," kata Dono. 

Dono menaruh cangkir teh di meja. 

"Ternyata hari sudah terlalu malam ya," kata Indro yang menguap, ya ngantuk gitu. 

"Iya," kata Kasino. 

"Indro kalau ngantuk, ya tidur sana ke kamar!" kata Indro. 

"Nanti ah tidurnya. Selesai nonton Tv....acara penghargaan musik," kata Indro. 

"Ooooo gitu," kata Dono. 

Dono, Kasino dan Indro terus menonton Tv sampai acara Tv selesai. Keadaan lingkungan, ya tenang banget. 

Wednesday, November 25, 2020

KRITIK DAN SARAN

 Dono sedang baca buku di ruang tamu. Indro dan Kasino, ya nonton Tv. 

"Acara Kesehatan di TVRI.....ini nilai edukasinya sesuai data di jaringan internet yang aku baca," kata Indro. 

"Masa?!" kata Kasino. 

"Iya, beneran gitu," kata Indro. 

"Jangan-jangan situsnya TVRI yang Indro baca?!" kata Kasino. 

"Bukan situs TVRI. Bukan juga situs Pemerintah," kata Indro. 

"Situs yang lain berarti ada kesamaan cerita tentang Kesehatan ini dan itu, beda pola terstrukturnya," kata Kasino. 

"Bisa di bilang begitu sih. Contohnya : 2 buku tentang Kesehatan yang judul yang sama, tapi isi buku itu beda penyusunannya saja," kata Indro. 

"Di jaringan internet seperti itu hal biasa lah saling terkait dari satu situs ke situs yang lain," kata Kasino. 

"Ooooo iya Kasino. Ada acara di Tv yang membahas seperti ini "Orang tidak tahu siapa orang itu tapi orang itu berbuat salah ya bisa kecil dan besar. Maka orang sering mengungkit-ungkit kesalahan orang itu. Padahal orang itu ada sih berbuat kebaikan yang orang lain tidak tahu"....., " kata Indro. 

"Ooooo tentang masalah mengungkit-ungkit kesalahan orang, ya akhirnya orang itu di jatuhkan dari kesalahannya. Seperti Pejabat yang korupsi di tangkap KPK dan media memberitakan seluruh kesalahannya, tapi melupakan kebaikkannya. Karena kejahatanya terbukti gitu, ya bukan dugaan," kata Kasino. 

"Itu maksudnya Kasino! Kalau berita dugaan Pejabat korupsi, ya masih di proses dengan baik. Apakah orang itu bersalah atau tidak kan tuh Pejabat di tangkap KPK?!" kata Indro. 

"Proses pembuktian kasus," kata Kasino. 

"Ceritanya panjang banget. Ya bisa-bisa sampai satu tahun tidak habis-habis karena ada banyak yang terkait dari kecil sampai besar," kata Indro. 

"Namanya juga media yang memberitakan ini dan itu," kata Kasino. 

"Orang yang memberitakan itu nyari makan," kata Indro. 

"Yo,....i," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv lagi. Dono berhenti baca bukunya dan buku di taruh di meja. Cangkir teh di ambil di meja dan segera di minum oleh Dono. 

"Emmmm enak teh ini," kata Dono. 

Dono menaruh cangkir teh di meja. Dono pun mengambil Hp di meja dan segera main game di Hp-nya. 

"Kasino apa pendapat mu tentang program kerja Pemerintah yang ini dan itu. Contohnya : Kesehatan," kata Indro. 

"Ya bagus aja sih. Sesuai saja dengan data ini dan itu di lapangan. Tetap saja yang menjalankan butuh kritik dan saran, ya agar program kerja berjalan lebih baik lagi," kata Kasino. 

"Ooooo... Kritik dan saran toh. Untuk lebih baik," kata Indro. 

"Yo,....i," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv lagi. 

DI ULANG-ULANG

 

Dono di duduk di ruang makan, ya di depan leptopnya sendang mengamati dan mempelajari dua model tata kota. 

"Kota A, ya tradisional dari data pertumbuhan penduduk beserta ekonominya. Ternyata kehidupan ya sederhana banget, ya perilakunya menundukkan kepala alias mengerti arti bersujud yang sebenarnya....rendah diri. Sedang kota B, ya modern dari pertumbuhan penduduk dan ekonominya....wau mahal banget dan juga perilakunya cenderung sombong dengan kemegahan dunia," kata Dono.

Dono terus mengamati dan mempelajari dua model kota tersebut berdasarkan data-data yang di kumpulan di jaringan internet. Indro sedang nonton Tv bersama Kasino. Saat iklan, Indro pindah duduknya ke ruang makan dan duduk di sebelah Dono.

"Don serius banget," kata Indro.

"Biasa aja," kata Dono.

"Sedang meriset apa Don?!" kata Indro.

"Riset dua perbandingan model kota dengan pokok permasalahan ini dan itu," kata Dono.

"Kaya pejabat saja," kata Indro.

"Siapa yang ingin jadi pejabat?!" kata Dono.

"Ya kerjaan Dono sekarang, yang riset sekarang tentang dua perbandingan model kota!" kata Indro.

"Aku....jadi pejabat. Tidak kepikiran jadi pejabat, jadi orang sederhana saja," kata Dono. 

"Tidak ingin jadi pejabat. Oooo iya Don. Pokok masalah tentang gejala pemerintahan yang ini dan itu sering banget di ulang-ulang ya?!" kata Indro. 

"Mungkin belum ketemu jawaban yang tepat karena masalah tidak bisa di selesai dengan cepat dengan banyak faktor," kata Dono. 

"Kaya pelajaran di sekolah saja harus di ulang-ulang," kata Indro. 

"Pelajaran sekolah harus di ulang-ulang kan agar paham dengan pelajaran tersebut," kata Dono. 

"Iya juga sih. Ya sudahlah Don.....aku nonton Tv lagi. Film Kera Sakti!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono melanjutkan urusannya. Indro, ya duduk di ruang tengah untuk melanjutkan nonton Tv bersama Kasino. 

"Yang di tonton Indro kan, ya film yang sudah pernah di tonton. Sama aja di ulang-ulang nonton tuh film karena menarik dengan alur ceritanya," celoteh Dono. 

Dono terus menyusul data-data yang ini dan itu dengan mengetik di leptopnya. 

"Kasino. Film kita tonton ini di ulang-ulang, ya tetap menarik ya untuk di tonton!" kata Indro. 

"Iya....memang menarik sih alur ceritanya," kata Kasino. 

"Kasino. Pejabat itu di depan baik di belakang buruk ada kan?!" kata Indro. 

"Ada lah. Contoh ya dosen saja. Di depan mahasiswa mengajarkan ilmu dengan baik, di belakangnya ya buruk gitu.....banyak bikin masalah yang ini dan itu," kata Kasino. 

"Jadi contoh ya dosen toh. Padahal cuma contoh saja dari sudut persoalan. PNS...aja ada yang baik di depan di belakangnya buruk. Ya seperti PNS yang minum-minuman beralkohol sampai narkoba," kata Indro. 

"Kenyataan PNS seperti itu sih ada banyak sampai main perempuan sesama anggota PNS juga," kata Kasino. 

"Ya berita tentang kriminal yang ini dan itu, ya di ulang-ulang," kata Indro. 

"Di ulang-ulang, tetapi bukan terjadi di satu daerah saja di daerah lain ada juga. Namanya keburukan manusia," kata Kasino. 

"Ya sudahlah Kasino, ya fokus nonton lagi ah!" kata Indro. 

"Iya," Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv yang acara Tv yang film ya bagus banget yang di ulang-ulang. Dono terus mengetik di leptopnya dengan baik. 

DORR SAJA

Hujan turun sangat deras sekali. Dono di ruang tamu sedang mengetik di leptopnya. Indro dan Kasino sedang menonton Tv di ruang tengah. 

"Kasino gimana menjatuhkan pemimpin?!" kata Indro. 

"Pemimpin seperti apa?!" kata Kasino. 

"Ya pemimpin, seperti walikota yang ada sih beritanya yang ini dan itu masalah gitu!" kata Indro. 

"Ya pake kuatkan organisasi yang kuat, ya demo gitu dengan tujuan melengserkan walikota bermasalah. Yang terpenting punya data tentang kesalahan tuh walikota yang ingin di jatuhkan," kata Kasino. 

"Repot juga ya!" kata Indro. 

"Memang repot," kata Kasino. 

"Ada cara lain....Kasino?!" kata Indro. 

"Ada, ya suruh aja penembak jitu untuk membunuh tuh walikota yang bermasalah," kata Kasino. 

"Kaya di film-film ya. Memang sih lebih baik di dorr saja agar tidak buat masalah ini dan itu. Gimana dengan PNS yang ini dan itu, ya bermasalah....Kasino?!" kata Indro. 

"PNS yang bermasalah sih, ya lebih baik di dorr aja deh. Biar di ganti dengan yang baru dan punya disiplin yang baik," kata Kasino. 

"Ooooo di dorr saja kaya di film-film. Boleh juga sih!" kata Indro. 

"Acara Pop Academy-nya bagus ada bintang-bintang dangdut-nya," kata Kasino. 

"Memang bagus sih. Pesertanya, ya cantik dan anggun untuk penampilan hari ini sih," kata Indro. 

Indro dan Kasino, ya fokus nonton Tv. Dono berhenti mengetiknya. 

"Hidup di masyarakat....banyak data-data orang brengsek," kata Dono. 

Dono pun lebih baik membuka jaringan Tv online di jaringan internet di leptopnya untuk nonton Pop Academy. 

"Acaranya berlangsung dengan baik," kata Dono. 

Dono, ya menonton Tv online tidak terlalu lama dan membuka artikel untuk membaca artikel. 

"Berita hari ini, ya masih seputar ini dan itu. Bagus dan menarik!" Dono. 

Dono terus membaca artikel dan sambil mengambil data-data penting untuk bahan tulisan yang ini dan itu. Setelah itu, ya Dono melanjutkan mengetik karena bahan tulisan sudah cukup untuk proses pembuatan cerita yang ini dan itu. 

"Cewek selalu terlihat cantik ya?!" kata Indro yang memuji. 

"Iya," kata Kasino. 

"Konsep acara Tv, ya berjalan dengan baik ya Kasino," kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

"Wah acara Pop Academy habis, ya biasa acara selanjutnya.....Acara Tukul," kata Indro. 

"Ya....seperti biasa acara bagus," kata Kasino. 

"Karena konsep sesuai tema yang di angkat," kata Indro. 

"Yo,....i," kata Kasino. 

Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv. Dono terus mengetik di leptopnya sampai tuh tulisan tentang cerita selesai gitu. 

Tuesday, November 24, 2020

MULUS


Gareng sedang duduk di ruang tengah sedang nonton Tv, ya acaranya cerita artis ini dan itu. Bagong selesai buat kopi dapur, ya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Bagong duduk di sebelah Gareng, ya sambil minum kopinya. 

"Emmmm enak kopinya," kata Bagong. 

Bagong menaruh gelas kopi di meja. 

"Gareng. Kenapa nonton berita artis?" kata Bagong. 

"Menarik saja. Lika liku tentang artis dari tidak punya apa-apa sampai punya gitu," kata Gareng. 

"Menarik. Jangan-jangan sambil mengenang perjuangan hidup dari keadaan tidak ada jadi ada. Kaya aku umpamakan kopi yang aku minum, ya Gareng?!" kata Bagong. 

"Perumpamaan kopi, ya perjalanan hidup. Di pikirkan dengan baik, ya kena sih.....prosesnya. Dari awal biji kopi di giling jadi bubuk dan masukkan di keemasan dan selanjutnya di jual di pasar, ya sampai ke pembeli. Di anggap jalan muluslah," kata Gareng. 

"Memang mulus sih. Tapi kan kopi di jual di pasar, ya ada pesaing bisnis dari nilai harga dan rasa," kata Bagong. 

"Pergolakan hidup. Di pilih yang terbaik menurut pembeli, ya!" kata Gareng. 

"Kalau urusan Gareng kan, ya yang pintar yang di pilih dengan baik, jadinya kerja," kata Bagong. 

"Ya begitu lah," kata Gareng. 

Gareng dan Bagong, ya fokus nonton Tv lagi dengan acaranya memang bagus banget gitu. Petruk yang selesai mengetik di leptopnya, ya hasil ketikan di simpan dengan baik dan dan di matikan. Leptop di bawa ke kamarnya Petruk dan di taruh leptop di meja. Petruk keluar dari kamarnya dan ke ruang tengah. Ya Petruk melihat Gareng dan Bagong asik nonton acara Tv yang menarik.

"Cerita seputar artis ini dan itu, ya menarik. Ceritanya berlanjut ini dan itu," kata Petruk.

Petruk pun tidak jadi menonton Tv, ya ke ruang tamu untuk membaca artikel di jaringan internet di Hp-nya.

"Berita kriminalitas di daerah-daerah. Menarik, ya mungkin aku bisa ambil jadi bahan cerita aku yang ini dan itu saja!" kata Petruk.

Petruk terus membaca artikel ini dan itu, ya masih tentang kriminalitas di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Bagong, ya laper gitu jadi ke dapur untuk masak mie goreng. Selang berapa saat mie goreng jadi. Bagong menyantap mie goreng di ruang makan.

"Mie goreng ini enak. Sesuai dengan iklannya. Ya iklannya juga bagus sih," kata Bagong.

Bagong tetap asik makan mie gorengnya. Gareng melihat kopi di meja, ya milik Bagong belum habis.

"Minum ah kopinya Bagong!" kata Gareng.

Gareng mengambil kopi di meja, ya miliknya Bagong dan di minumnya.

"Emmm enak kopi ini. Sesuai dengan iklannya. Bagus," kata Gareng.

Gareng menaruh gelas kopi di meja, ya kembali fokus nonton Tv yang acaranya bagus gitu. Bagong yang sedang makan mie, ya berpikir tentang kisah cintanya dan berkata "Kisah cinta ku, ya berjalan mulus sih. Apa semulus paha cewek yang putih ya? Mungkin juga sedikit becanda saja sih!".

Bagong terus menikmati makan mie gorengnya.

UANG

Hari ini sangat tenang sekali. Keadaan di lingkungan, ya habis hujan gitu. Petruk di ruang makan sedang asik mengetik cerita tentang kehidupan sehari-hari. Kadang Petruk membaca beberapa artikel di jaringan internet tentang ini dan itu, ya menarik begitu. 

Petruk berhenti mengetiknya dan berkata "Uang." 

Bagong sedang membaca, ya berhenti baca bukunya. 

"Uang. Ada apa dengan uang?" kata Bagong. 

"Manusia itu menyukai uang kan?!" kata Petruk. 

"Semuanya manusia, cuma binatang tidak suka uang karena tidak bisa di manfaatkan," kata Bagong. 

"Manusia itu tergila-gila dengan uang. Padahal kebodohan saja!" kata Petruk. 

"Kok jadi kebodohan, Petruk?!" kata Bagong. 

"Contohnya manusia mengemis demi mendapatkan uang. Harga dirinya pada pengemis itu tidak ada lagi. Padahal uang adalah alat tukar yang baik. Kalau Uang itu tidak berlalu, ya jadi hidup yang jadi pengemis itu, ya kebodohan saja," kata Petruk. 

"Kalau di pikir dengan baik, jika uang tidak berlaku lagi. Benar sia-sia lah hidup orang yang membuang harga dirinya itu. Bodoh dan bodoh," kata Bagong. 

"Memang banyak orang gila dunia ini kalau membuang harga dirinya demi mengemis," kata Petruk. 

"Memang gila juga sampai jual diri demi uang. Ya bodoh dan bodoh," kata Bagong. 

"Ya sudahlah aku melanjutkan mengetik aku!" kata Petruk. 

"Iya," kata Bagong. 

Bagong, ya lebih baik tidak melanjutkan baca bukunya dan buku di taruh di meja. Bagong pindah duduk ke ruang tengah untuk nonton Tv. Gareng, ya sedang asik nonton Tv. 

"Gareng.....nonton  acara Tv tentang ekonomi, ya pergerakan saham," kata Bagong. 

"Iya, ya ingin tahu saja perkembangan pasar saham saja!" kata Gareng. 

"Ooooo begitu," kata Bagong. 

"Hidup manusia mengejar keuntungan di pasar saham. Uang dan uang," kata Gareng. 

"Lagi-lagi uang dan uang, ya kenyataan hidup," kata Bagong. 

"Ya begitulah adanya hidup ini!" kata Gareng. 

Gareng dan Bagong, ya fokus nonton Tv. Petruk berhenti mengetiknya di leptopnya. 

"Segalanya keinginan bisa di dapat dengan uang. Memang uang itu di dewakan sama manusia," kata Petruk. 

Petruk, ya melanjutkan mengetiknya dengan baik. 

Monday, November 23, 2020

PERILAKU BURUK

Gareng duduk di ruang tamu sambil melihat keadaan lingkungan lewat jendela kaca. Ada tukang sampah yang mengambil sampah di rumah penduduk dengan motor tossa.

"Dulu sebelum di galakkan kebersihan oleh pemerintahan kota, ya kebiasaan orang kaya dan miskin membuang sampah sembarangan di mana-mana. Ya sebenarnya sekarang sih masih sih kalau tidak ketahuan alias sembunyi-sembunyi. Ya....sama aja orang kaya dan orang miskin. Perilaku yang buruk," kata Gareng.

Gareng pun lebih baik main game di Hp-nya. Bagong sedang asik nonton Tv di ruang tengah. Petruk selesai mengetik di leptopnya, ya hasil tulisannya di simpan dan leptop di matikan. Petruk keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tengah untuk nonton Tv.

"Petruk. Di dunia pergaulan banyak orang berengsek ya!" kata Bagong.

"Memang kenyataan begitu. Ya adat kebiasaan gitu. Contoh salah satu penyakit pake suku lagi : orang Jawa berteman dengan orang Lampung. Eeeee ternyata orang Lampungnya menipu orang Jawa. Kadang masalah orang Lampung urusan percintaan ini dan itu, ya memang kenyataannya sih orang Lampung diam-diam main gila. Eeee tahu-tahu di kenakan ke orang Jawa, memang masalahnya bukan urusan orang Jawa," kata Petruk.

"Di kaitkan toh. Bisa jadi melemparkan kesalahannya ke orang lain. Bisa di bilang di jatuhkan atau di fitnah kan," kata Bagong.

"Kenyataannya seperti itu. Contohnya : orang kaya membuang sampah di rumah orang miskin. Ketika di periksa sama tukang sampah, yang di salah kan orang miskin. Karena buang sampah sembarangan gitu," kata Petruk.

"Hal itu sih sering terjadi," kata Bagong.

"Belum lagi. Di tanya jawab apa. Seperti ini : Orang Jawa bertanya dengan orang China dengan baik-baik. Eeee orang China langsung marah-marah dan menunjukkan sombongnya yang punya harta ini dan itu. Orang Jawa sabar menghadapi tuh orang China. Akhirnya orang China, ya mengakui dirinya tidak punya apa-apa? Cuma menggarap lahan orang gitu!" kata Petruk.

"Menyembunyikan kenyataan siapa dirinya dengan kesombongan. Sama halnya orang Lampung yang ngaku punya ini dan itu sama orang Jawa. Ternyata kenyataan tidak punya apa-apa? Cuma kesombongan saja dan juga hidupnya susah pula. Kerjaannya ya membuat kejahatan dengan sembunyi-sembunyi, yaitu mainin sertifikat tanah. Sertifikat tanah itu, ya fotokopi jatuhnya palsu," kata Bagong.

"Kenyataan seperti itu sih sering terjadi huru hara tentang tanah di mana-mana," kata Petruk.

"Oooo iya Petruk. Obrolan kita ini sekedar obrolan saja kan, walau kenyataannya benar terjadi kan di masyarakat. Apa kita ini termasuk mengadu domba antara suku yang satu dengan suku yang lainnya?!" kata Bagong.

"Ceritanya tentang kriminalitas yang terjadi di masyarakat. Banyak berita di media mana pun di buat berita kriminalitas yang ini dan itu. Vidionya di perlihatkan tata letak dari suatu daerah. Contohnya : terjadi pencurian di toko orang China di daerah Jakarta saja. Pencurinya di tangkap dan ternyata yang mencuri orang miskin dan sukunya Batak. Ternyata tuh orang Batak ada masalah dengan orang China, maka balas dendamnya dengan mencuri di toko orang China. Cerita kenyataan sih," kata Petruk.

"Iya juga ya. Tenyata benar. Kita tidak mengadu domba. Cuma bercerita berdasarkan data yang terjadi di masyarakat. Kenyataan banget memang terjadinya seperti itu," kata Bagong.

"Maka itu di pasar di jaga polisi, sapol PP, sampai tentara. Karena berita kriminalitasnya, naik ke meja kerjanya pemimpin di daerah untuk mengatasi masalah kriminalitas yang menciptakan momok bagi masyarakat setempat," kata Petruk.

"Pemimpinnya di daerah, ya senanglah ada kerjaan untuk menanggulangi masalah ini dan itu, jadi tidak di bilang makan gaji buta saja kan sama masyarakat," kata Bagong.

"Pemimpin di daerah itu butuh masukan apa yang harus di lakukan untuk pembenahan di sana sini. Termasuk akan menghukum jika anak buahnya berbuat ulah. Alias tidak pandang bulu, ya kalau ada kaitan dengan suku atau keluarga sendiri," kata Petruk.

"Jadi tegas bersikap dalam menjalankan kewajiban toh," kata Bagong.

"Benar sekali Bagong!" kata Petruk menegaskan omongan Bagong.

"Obrolan sudah, ya Petruk. Fokus nonton Tv. Acaranya bagus gitu!" kata Bagong.

"Iya!" kata Petruk.

Bagong dan Petruk, ya kembali fokus nonton Tv. Gareng di ruang tamu tetap asik main game di Hp-nya.

DAMPAK CERITA

Petruk duduk di taman sambil melihat keadaan sekitar. Bagong, ya memang duduk di sebelah Petruk.

"Petruk aku baca Blog mu, ada cerita yang di kaitkan suku dan juga kejadian kriminal yang terjadi di masyarakat. Dampak itu gimana Petruk?!" kata Bagong.

"Dampaknya cuma sedikit sih," kata Petruk.

"Cerita kenyataan. Ya seperti Petruk suka sama Sri gitu," kata Bagong.

"Aku dan Sri, ya kan cuma cerita buatan saja," kata Petruk.

"Kenapa membokar cerita? Harus sesuai alur cerita!" kata Bagong.

"Harus sesuai toh. Iya deh aku dan Sri. Masalah tentang tentang cerita kenyataan yang kriminal ini dan itu, ya memang kenyataan sih. Contohnya seperti ini : berita tentang vidio syur yang ini dan itu, ya heboh. Proses pembuatan vidio dan pemberitaannya benar, ya realita gitu. Ketika di amatin ternyata itu rekayasa saja. Tujuan pembuatan vidio syur itu benar-benar untuk menciptakan kehebohan saja alias berita kontrafersi. Dampak dari berita vidio syur, ya ada data persentase baik dan buruk ya setelah di analisa dengan baik," penjelasan Petruk.

"Ooooo sudah di analisa dengan baik toh," kata Bagong.

"Kalau cerita kriminal yang aku buat, ya kenyataan tetap kenyataan. Terjadi memang terjadi. Seperti pencuri tanaman hias dengan harga mahal gitu, ya berita di Tv ada tuh," kata Petruk.

"Berarti ada kesamaan cerita, tapi beda kejadian tempat terjadi pencurian," kata Bagong. 

"Yang mencuri adalah orang sekitar kan. Orang miskinlah," kata Petruk.

"Orang kaya aja ada yang mencurikan dan juga buat ulah di mana-mana. Ya perilakunya buruk," kata Bagong.

"Kenyataan memang begitulah hidup di masyarakat. Banyak orang yang bertopeng alias berpura-pura baik padahal pencuri, penipu dan banyak lagi yang buruk," kata Petruk. 

"Sudahlah ngobrolnya di sini. Ayo pulang!" kata Bagong. 

"Ayo!" kata Petruk. 

Petruk dan Bagong meninggalkan taman. Keduanya berjalan menuju arah rumah. 

"Bagong gimana hubungan mu dengan Laras?" kata Petruk. 

"Baik saja!" kata Bagong. 

"Cuma baik aja!" kata Petruk. 

"Cuma itu saja!" kata Bagong. 

Bagong dan Petruk, ya mengkol ke gang dan terus berjalan menuju arah rumah. 

"Petruk kenapa menulis cerita suku Lampung, ya suku lain banyak....cerita kriminalitasnya?!" kata Bagong. 

"Ya kebetulan nonton Tv, ya di kaitkan saja dengan artis yang asal Lampung kan. Walau sebenarnya sih data latar belakang artis yang di tulis itu kan ada di berita ini dan itu yang aku temukan di media di jaringan internet," penjelasan Petruk. 

"Ooooo kebetulan saja toh. Tapi memang tidak ada masalah sih. Cuma cerita. Dampak apa ya?!" kata Bagong. 

"Dampaknya. Baik. Aku yang menulis dan yang menjelaskan cerita di Blog. Anggap saja menaikan nama artis itu. Kalau rezekinya lancar, ya baik untuk artis itu," kata Petruk. 

"Niat baik. Dengan cara mengungkapkan kriminalitas yang terjadi di masyarakat kenyataan lagi. Jadi misterinya cerita!" kata Bagong. 

"Ya bisa di bilang begitu," kata Petruk. 

"Gimana dengan artis Rara?!" kata Bagong. 

"Itu ceritanya urusan versi Don, Kasino dan Indro. Ya beda gitu!" kata Petruk. 

"Jadi beda toh. Ya sudahlah tidak bahas lagi!" kata Bagong. 

"Iya," kata Petruk. 

Petruk dan Bagong, ya sampai di rumah. Keduanya, ya langsung duduk di ruang tengah dan nonton Tv. 

BENAR APA TIDAK YA?!

Petruk berhenti mengetik di leptopnya di ruang tamu. Gareng memang sedanga asik main game di Hp-nya.

"Gareng!" kata Petruk.

"Apa?" kata Gareng menghentikan main game di Hp-nya.

"Aku ingin buat cerita tetang kenyataan hidup yang sebenarnya di masyarakat. Bisa kena ke suku sih. Gimana saran mu Gareng?!" kata Petruk.

"Bisa kena ke suku. Memangnya ceritanya seperti apa?!" kata Gareng.

"Ceritanya seperti ini. Orang Jawa berteman dengan Batak. Tahu-tahu orang Jawa di tipu oleh orang Batak, ya di jahatin dengan uangnya di curi," kata Petruk.

"Kayanya ada orang Jawa di jahatin sama temannya orang Jawa, ya di tipu dan uangnya di curi juga," kata Gareng.

"Memang ada cerita itu ada sih. Malahan ada cerita lain. Orang Lampung berteman dengan orang Lampung. Kata orang, orang Lampung tidak akan buat perkara dengan sukunya sendiri, alias malu bertikai dengan sukunya sendiri. Eeee kenyataanya di buat perkara juga orang Lampung, ya di jatuhkan gitu," kata Gareng.

"Jadi gimana Gareng. Saran mu Gareng, ya di tulis di Blog atau tidak?!" kata Petruk.

"Sebenar sih tidak ada masalah sih di tulis di Blog. Malahan berita kriminalitas tentang perang suku kan ada. Data lama yang ini dan itu," kata Gareng.

"Iya juga tidak ada masalah. Kaya cerita Pandawa melawan Kurawa. Ya satu suku bertarung habis-habisan. Berarti benar tidak ada masalah," kata Petruk.

"Tidak ada masalah kan. Jadi aku melanjutkan main game di Hp aku!" kata Gareng.

"Iya," kata Petruk.

Petruk pun melanjutkan mengetik di leptopnya. Gareng, ya asik kembali main game di Hp-nya. Bagong sedang asik nonton Tv.

"Acara Tvnya bagus," kata Bagong.

Bagong terus santai nonton Tv di ruang tengah. Petruk berhenti mengetik di leptopnya.

"Kayanya tidak pantes untuk di publikasikan....ini cerita," kata Petruk yang berpikir.

Gareng mendengarkan omongan Petruk, ya berhenti main game di Hp-nya.

"Petruk ada masalah apa, kaya orang berpikir panjang banget gitu?!" kata Gareng.

"Ini. Ceritanya kayanya tidak pantes untuk di publikasikan," kata Petruk.

"Apa yang tidak pantesnya? Jangan-jangan ceritanya tentang pembunuhan dan pemerkosaan gitu," kata Gareng.

"Pembunuhan dan pemerkosaan. Di berita kriminal itu ada juga ya. Ya sebenarnya itu parah sih. Berarti cerita ku di publikasikan tidak ada masalah ya!" kata Petruk.

"Kalau tidak ada masalah sih di publikasikan saja. Kan cuma cerita. Kebenarannya cuma Petruk yang tahu. Contohnya : artis Andika kangen band.....tinggal di Jalan Dr. Sam Ratulangi," kata Gareng.

"Iya juga sih. Orang cuma cerita di dapatkan dari berbagai cerita kriminalitas yang nyata di masyarakat ini dan itu, ya sebagian cerita saja. Kan masih banyak cerita yang ini dan itu," kata Petruk.

Petruk pun mengetik lagi di leptopnya. Gareng, ya melanjutkan main game di Hp-nya. 

"Andika Kangen Band dengan kawan-kawannya...main di Santuy Malam," kata Bagong.

Bagong terus nonton Tv dengan penuh keasikkan sampai tuh acara Tv selesai. Bagong menonton acara selanjutnya, ya berita ini dan itu. Petruk selesai mengetik di leptopnya dan publikasikan. 

"Beres kerjaan ku," kata Petruk.

Petruk pun main game di leptopnya dengan baik. Keadaan di lingkungan, ya tenang sih karena malam gitu.

Sunday, November 22, 2020

HABIB

Gareng sedang asik nonton Tv, ya bersama Bagong.

"Gareng....kenapa nama Habib itu naik ya di beritakan?" kata Bagong.

"Habib lagi. Habib lagi. Cuma gelar keturunan Muhammad SAW, katanya aku baca di artikel di jaringan internet," kata Gareng.

"Cuma gelar saja toh. Kalau nama aku Habib, ya main ganti nama gitu. Jadi aku akan di sanjung-sanjung keturunan Muhammad SAW?!" kata Bagong. 

"Ya...gak juga kan. Aku saja bisa ganti nama juga Muhammad. Tapi tetap tidak di sanjung ini dan itu. Apalagi di panggil Nabi. Walau aku jadi imam pun tetap saja aku tidak di sanjung ini dan itu," kata Gareng. 

"Katanya Muhammad makluk sempurna," kata Bagong. 

"Pahami dulu kata-kata itu. Memang Muhammad makluk sempurna. Aku yang make namanya sementara gimana....Bagong?!" kata Gareng. 

"Iya, juga ya. Gareng jadi Muhammad, ya makluk sempurna. Bener banget. Berarti semua karena sanjungan ini dan itu, ya di idolakan jadi utusan atau imam atau pemimpin," kata Bagong. 

"Yang bahaya adalah di Tuhan kan atau di Dewa kan," kata Gareng. 

"Bener juga....yang bahaya di Tuhan kan atau di Dewa kan. Kejadiannya terjadi pada Nabi yang lainnya," kata Bagong. 

"Semua karena manusia itu sendiri yang inilah dan itulah," kata Gareng. 

"Kenyataan tetap kenyataan," kata Bagong. 

Bagong dan Gareng, ya kembali fokus nonton Tv. Petruk duduk di ruang tamu, ya sambil melihat keadaan di lingkungan di luar rumah dari jendela kaca. 

"Hujan hari ini," kata Petruk. 

Petruk pun baca artikel di Hp-nya. 

"Ooooo berita tentang Habib naik toh keturunan Nabi Muhammad SAW, katanya," kata Petruk. 

Roh muncul di sebelah kanan dan berkata "Wahai makluk yang di muliakan Tuhan Yang Maha Kuasa yang di berikan kemampuan kodar bisa melihat aku dan juga bicara dengan aku lebih baik dari makluk yang lain". 

Petruk mengerti omongan Roh. 

"Aku melebihi makluk yang lain karena kodar ku bisa melihat dan bicara dengan makluk gaib. Aku tidak di panggil Habib dan juga tidak di sanjung orang-orang. Tetap seperti biasanya," kata Petruk. 

Petruk pun memahami tentang dirinya yang berbeda dengan makluk yang lainnya dan juga bisa di anggap Nabi. Petruk pun tetap biasa aja dengan keadaan hidupnya sederhana dalam menjalankan hidup. Petruk menghentikan baca artikelnya di Hp-nya dan main game di Hp-nya. 

"Nikmatinlah hidup itu karena karunia Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan kehendaknya pada makluk ciptaan-Nya untuk menciptakan apapun di kehendakinnya," kata Roh. 

Petruk mengerti omongan Roh, jadi terus main game di Hp-nya. Bagong pun ke dapur, ya untuk masak mie goreng. Beberapa saat mie goreng jadi. Bagong makan mie goreng di ruang makan. 

"Mie goreng....mie goreng kesukaan ku. Enak lagi!" kata Bagong. 

Bagong menikmati makan mie gorengnya. Gareng, ya ke dapur sih untuk membuat kopi. Ya kopi pun jadi, ya di bawa Gareng ke ruang tengah untuk minum kopi sambil nonton Tv. 

"Kopi ini enak!" kata Gareng. 

Gareng pun menaruh gelas kopi di meja. 

"Acara Tv....bagus, ya menghibur!" kata Gareng. 

Gareng terus menonton Tv dengan santai. Keadaan di luar rumah masih hujan, ya udara memang dingin. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK