CAMPUR ADUK

Friday, May 17, 2019

GAK ADA BAHAN CERITA

Seperti biasanya Kasino baru pulang dari mengaji di mesjid. Sedangkan Indro setelah sholat taraweh langsung pulang dan nonton Tv acara komedi sampe tertawa terpingkal pingkal.

Kasino langsung masuk rumah dengan mengucap salam "Asalamualaikum". Ya Indro menjawab salamnya Kasino walau asik nonton Tv yang acaranya komedi yaitu "Walaikum salam".

Kasino duduk di sampingnya Indro di ruang tengah ikut juga nonton Tv.

"Kasino....rame...yang ngajinya?" tanya Indro.

"Rame.....sampe ada Walikota datang ke mesjid ikut ngaji juga," jawab Kasino.

"Hebat tuh Walikota mau belajar mengaji dengan rakyat jelatah seperti kita. Padahal status jabatan tinggi. Berarti pemimpin yang baik itu mah," pujian Indro.

"Iya....begitu...sosok pemimpin yang baik...bisa berbaur dengan rakyatnya apalagi bulan ramadhan kan kesempatan mencari pahala yang banyak untuk dirinya, keluarga dan rakyat yang di pimpin dia," tambahan Kasino.

"Oh ya...Kasino saya mau tanya sesuatu boleh gak?"

"Tanya aja gak ada yang melarang kok....Indro."

"Tumben kenapa Dono gak nulis blognya biasanya antusias banget..... Kenapa ya....Kasino?"

"Ah...itu...biasa... Karena gak ada bahan cerita yang di ceritakan sama seperti saya nulis blog. Karena sibuk kerja jadi ide itu gak keluar jadi ya gak nulis. Kalau pikiran saya lagi gak beban...malah banyak ide cerita yang mau di tulis. Ya..idenya di ambil di dari lingkungan sekitar, di olah dan kembangkan sedemikian rupa agar menarik....," penjelasan Kasino.

"Ya....jadi gak ada bahan cerita toh. Kalau saran saya...sih kenapa gak cerita tentang orang kamu sukai Kasino lebih baik....cerita apa adanya dari pada mencari ide-ide ini dan itu?!" kata Indro.

"Males menceritakan hal seperti itu kan masih bulan Ramadhan. Dan juga yang paling khawatirkan saya sebenarnya adalah saat bersama pacar saya sih normal -normal saja. Tapi saat saya jatuh sakit ada sosok cewek yang khawatirnya lebih simpatiknya alias menyembunyikan perasaannya sebenarnya pada saya dan ternyata teman kerja saya," cerita Kasino.

"Jadi pacar kamu tahu gak keberadaan cewek tersebut ya Kasino?"

"Untungnya gak. Saya bisa menjaga jarak. Oh gimana dengan hubunganmu dengan Saskia....Indro?"

"Ah...jangan...di...omongin...bulan Ramadhan ini....Saskia susah di hubungin dan didatengin kerumahnya. Katanya "Urusan pacaran di stop. Gak ada kangen-kangenan. Saksia mau tekun belajar Al Qur'an". Kalau cewek maunya begitu ya....udah...saya mati kutu," penjelasan Indro.

"Ya...salah...sendiri...punya cewek pandai mengatur. Belum di nikahin kamu...Indro diatur dia. Gimana sudah nikah....? Pasti diatur. Padahal harusnya kamu....Indro yang mengatur. Jadinya cowok takut sama ceweknya," kata Kasino.

"Biar...omongan kamu menjurus meledek saya yang penting saya cinta sama Saskia," kata Indro.

"Udah dulu...ya..ngobrolnya....saya mau ke kamar mau mengetik sesuatu biasa urusan kerjaan," kata Kasino.

Kasino masuk kamarnya.

"Iya.....!!! Padahal saya masih ngobrol banget tentang siapa ya...? Oh..iya...tentang Lesti penyanyi dandut yang penampilan dengan pakaian muslimahnya cantik...banget alias anggun. Tapi padahal saya juga ingin tanya tentang ini dan itu banyak lain. Ya...sudah..nanti aja...ngobrolnya sama Kasino. Saya nonton lagi acara komedi yang ada Sule...bisa bikin saya ketawa ketiwi." ocehan Indro.

Indro asik menonton Tv dengan tenang banget sekali dan terkadang tertawa ketiwi dengan ulah lawakan Sule dan kawan-kawannya.


Karya : No

Tuesday, May 7, 2019

HARAPAN BARU

Awin menutup warungnya saat menjelang magrib. Saat itu juga Yoga dateng main ke rumah Awin untuk ngobrol. Awin menyambut baik teman baiknya si Yoga. Bukan Yoga di ajak masuk ke dalam rumah malah Awin ajak pergi ke mesjid untuk sholat magrib.

Yoga ikut saja mau aja Awin untuk melaksanakan sholat magrib toh mesjidnya gak jauh banget di kelurahan Penengahan tepatnya mesjid Munawaroh namanya mesjidnya.

Sampai di mesjid Awin mulai mengambil wudu. Sedangkan Yoga lagi sibuk ngari pakiran yang pas agar pulang mudah keluarin motornya.

Baru deh Yoga wudu. Awin sudah ada di dalam mesjid menunggu Imam dateng dan jamaah yang lain untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah. Saat Yoga masuk mesjid Imam sholat sudah siap untuk memimpin sholat. Yoga cepet-cepet masuk barisan sholat karena sholat segera di mulai.

Sholat pun di jalankan penuh khusuk sampai selesai. Baru Deh Awin keluar dari mesjid dengan Yoga pulang ke rumah Awin. Yoga segera mengambil motornya di parkiran. Awin naik motor Yoga dan di bawa sampai ke rumah Awin.

Sampai di rumah Awin. Mulai Yoga dan Awin di teras rumah Awin dengan asik banget ngobrol. Sampai pada waktunya obrolan Awin meminta tanggapan tentang niatnya Awin mau merantau kota lain. Yoga yang banyak pengalaman Lampung menjelaskan satu-satu perkembangan perekonomian yang daerah yang mungkin bisa menolong  Awin dalam memahami perkembangan ekonomi Lampung.

Awin pun mengelah nafas karena info yang di berikan oleh Yoga telah di tinjau kebenaran. Awin pun memutuskan untuk merantau ke kota Jakarta karena usaha dagangnya mengalami penurunan daya beli masyarakat. Di tambah di utangi oleh suku lampung kenalan Awin.

Awalnya Awin tidak mau menolongnya karena melihat anaknya yang mau sekolah bayar ini dan itu. Ya Awin menolong. Saat di tagih malah omong besar yanga Awin jengkel yaitu "Tanah saya banyak bisa saya jual untuk membayar utang kamu".

Gara-gara itu Awin menyesal menolong suku lampung demi anak sekolahnya karena ke sombongannya. Selang waktu saat kejadian tersebut Awin dapet kabar bahwa orang yang utang sama Awin itu malah nyogok untuk masuk sekolah untuk anaknya yang punya kualitas pendidikannya paling bagus padahal anaknya bodoh.

Awin lebih jengkel lagi. Awin berhasil mendapat uangnya kembali dengan menunggu lama dan pada akhirnya karena telat untuk pemulihan usaha warungnya karena tekanan daya beli masyarakat ya...akhirnya bangrut.

Awin menyelesaikan obrolan bersama Yoga dan kadang Yoga  sebagai teman telah menawarkan kerjaan di toko. Awin menolaknya karena kerja di toko pasar Tengah kota Bandar Lampung ada enaknya ada juga gak enaknya banget-banget.

Belum juga gajinya kecil lagi. Ya Awin males menerima saran Yoga menawarkan kerjaan di toko di pasar Tengah. Yoga pun memakluminya karena Yoga tahu simpangsiur dari sistem kerja pemilik toko yang kompetisinya sehat tapi terjebak masalah keluarga semua padahal sudah banyak punya rumah kelas mewah di kota Bandar lampung. Tetap aja omongannya dari hasil toko padahal jual tanah dan rumah untuk membeli kawasan perumahan elit di kota Bandar Lampung demi gengsi karena berhasil.

Padahal yang bener-bener berhasil mendapat kawasan elit di perumahan kota Bandar Lampung dengan kredit sampai jadi milik sebenarnya alias lunas. Tetap saja kalau di tanya di tunjukan ke sombongannya  "Kalau saya berhasil beli perumah elit di kota Bandar Lampung yang harganya selangit".

Yoga pun menyelesaikan obrolannya dengan Awin pulang ke rumahnya. Awin pun masuk rumah untuk menjalankan sholat Isya di rumah dan menetapkan untuk merantau ke Batam karena banyak informasi UKMnya ada kemajuaannya. Awin tertarik lebih baik ke Batam dari pada ke Jakarta yang sudah padat merayap penduduknya dan kompetisinya UKMnya agak sedikit rumit banget untuk bisa mencapai sukses.

Dan juga Awin tinggal di rumah numpang di lahan sengketa yang gak jelas surat-suratnya. Awin lebih baik merantau ke kota Batam karena ada suku Jawa yang istilah katanya bisa pengertian dalam melindungi dan membangun UKM.

Keesokan harinya Awin pergi ke Batam dengan pesawat yang harga tiket ya cukuplah dengan keuangan Awin. Selang perjalan yang cukup lama Awin sampai di kota Batam dan mengontrak di dekat masjid Mak'mur daerah Bengkong Indah. Padahal saat Awin pergi ke Batam sudah hampir Pemilu. Jadi karena Awin di Batam gak milihlah di kota Bandar Lampung alias golput.

Awin di Batam menyaksikan saja penyelenggaraan Pemilu di Batam berjalan baik. Pada hal ingin nyoblos karena tidak punya surat yang menjelaskan perpindahan Awin dari kota Bandar Lampung ke kota Batam ya...jadinya gak ikut nyoblos untuk memberikan aspirasinya hak suaranya pada Pemilu 2019.

Awin tidak memikirkan itu saja dan mengabaikan dan lebih baik membangun usahanya di kota Batam untuk hidup jauh lebih baik lagi dari hari ini.


Karya : No

SAAT SAHUR

Indro terbangun dari tidurnya langsung keluar dari kamarnya menuju kamar mandi untuk mencuci muka untuk menghilangkan kantuknya.

"Segernya," kata Indro.

Setelah itu membuka kulkas dan mengeluarkan bahan untuk di masaknya untuk di makan saat saur. Selang berapa saat jadi masakan yang enak buatan Indro. Baru deh memanggil Kasino untuk di ajak makan.

Kasino kaget dengan ulah si Indro yang memanggil namanya untuk di ajak makan dengan suara yang cukup keras dan lantang.

"Jangan berteriak Indro...saya tidak budek. Saya belum tidur dari tadi masih mengetik di ruang tamu," kata Kasino.

"Oh...begitu..," saut Indro.

Indro pun membawa makan dan minuman ke ruang tamu di mana Kasino sedang bekerja mengerjakan pekerjaannya.

"Kasino makan di sini aja. Kalau makan sendiri gak enak sahurnya...." kata Indro.

"Iya," kata Kasino.

Kasino pun menghentikan pekerjaannya sebentar dengan mengesavenya dan mematikan leptopnya. Baru deh makan bersama Indro yang sudah duluan melahap makanannya.

Kasino menikmati masakan buatan Indro yang enak banget. Saat asik makan. Indro teringat tentang 2 bapak-bapak asik ngobrol tentang masalah kerjaan di depan mesjid setelah usai sholat tarawih. Sampai terkejut dengan salah satu Bapak yang omonganya sangat keras sampai si Indronya  terkejut yaitu "Zaman sekarang susah mencari orang yang dapat di percaya. Cuma omong besar saja. Gak bisa memastikan barang itu atau gak dan juga harganya juga simpang siur".

Indro bercerita sama Kasino dengan kejadian tersebut saat makan sahur. Dengan seksama Kasino mendengar cerita Indro. Baru deh Kasino memberikan masukan pada Indro.

"Cuma hal sepele. Urusan orang mencari rezeki. Kadang berhasil kadang gagal. Pinter-pinter mencari teman yang bisa membangun usaha agar jalan rezeki kita lancar," saran Kasino.

"Oh...begitu. Jadi kedua Bapak itu mengalami kesulitan dalam urusan mencari rezeki. Memang bener sih omongan Kasino. Mencari rezeki zaman now susah-susah gampang susah sih kalau gak punya jalannya. Pada akhirnya ya kemiskinan...melanda dan berdampak pengangguran berkepanjangan. Pada hal makan penting tiap hari....ya..Kasino."

"Iya....maka itu pandai-pandai memperhitungkan keuangan kita. Jangan boros. Hari ini kita menikmati makan dan minum dengan enak. Esok siapa tahu...kan?!" nasehat Kasino.

"Iya...dan juga pandai bersyukur juga karena jalan kita masih bercukupan. Sedang orang lain masih susah untuk terus berusaha membuka rezekinya walau di bulan Ramadhan penuh keberkahan," kata Indro.

"Namanya...hidup seperti ini. Setiap jalan yang kita jalani sebagai manusia berjalan di muka bumi ini penuh dengan ujian. Pentingnya kesabaran dalam menjalani hidup....," nasehat Kasino.

"Bener...kamu Kasino. Banyak bersyukur dan bersabar...dan juga kalau ada rezeki lebih berbagi dengan manusia lain yang mengalami kesusahan ekonominya...mempung bulan Ramadhan jadi pahalanya berlipat ganda ya kan Kasino....," tambahan Indro lebih jelas lagi.

"Iya...dan juga sip....pinter. Udah ah makan dulu. Ngobrolnya nanti lagi," kata Kasino.

"Ok," saut Indro.

Indro menikmati makan sahur dengan nikmat sampai perut kenyang. Setelah itu si Kasino yang membereskan piring dan gelas kotor untuk di cuci. Sedangkan Indro nonton Tv dan segera mencari acara yang menarik. Ternyata Indro menonton acara pertandingan dakwah muda mudi berbakat. Dengan seksama Indro menikmati tontonannya.

Setelah membereskan piring kotor dan gelas kotor di cuci bersih dan di taruh di rak. Kasino membereskan pekerjaannya di ruang tamu baru nonton bersama Indro dan ingin mengganti chenel dengan mengambil remot Tv yang tergeletak di meja. Indro dengan cepat mengambil remot Tv tersebut dan melarang Kasino mengganti tontonan yang asik ia tonton karena meningkatkan wawasan keilmuan Agama Islamnya. Kasino akhirnya mengalah dan ikutan nonton acara yang di tonton Indro sampai waktu imsak dateng dan suara azan subuh di kumandang. Segeralah Kasino dan Indro bergegas ke mesjid untuk melaksanakan sholat subuh.

Saat perjalan menuju mesjid. Indro bertanya tentang Dono. Seperti biasa Kasino memberitahukan keadaan Dono yang sebenarnya. Ternyata ya gak jauh beda yang di jalankan Indro dan Kasino. Dono sedang berjalan ke mesjid untuk melaksanakan sholat subuh di kota Malang bersama adiknya yang sedang kuliah di kota Malang.


Karya : No

Monday, May 6, 2019

OBROLAN SAJA

Kasino lagi santai di ruang tamu sambil baca buku yang cukup tebal banget setelah sholat taraweh. Indro membawakan gorengan dan es cendol di taruh meja.

"Kas makan....!"

"Iya. Perasaan kamu sudah makan saat buka puasa di mesjid ....Indro."

"Ah...kaya gak tahu perut saya.....masih laper.....tahu. Dan juga..ini kan camilan aja...Kasino."

"Oh...begitu. Kalau gitu saya cicipin makan dan minuman yang kamu buat....Indro."

"Iya. Pada hal saya beli di warungnya Nabila..."

"Saya...kira..in...Indro kamu buat makan dan minuman seperti biasa....malah beli di warung ...Nabila. Ngeceng godain Nabila. Nanti ketahuan Saskia jadi berabe lagi loe...."

"Gak bakalan jadi masalah. Orang Saskia bekerja sama dengan Nabila...untuk lakuin barang dagangan Saskia yang di warung Nabila."

"Kalau.begitu..aman deh."

"Aman...banget."

Kasino dan Indro menikmati makanan gorengan dan minuman. Indro mau beranjak dari duduk untuk ke ruang tamu untuk ngetel Tv. Malah gak jadi si Indro duduk lagi bersama Kasino.

"Kasino...lebaran pulang kampung?"

"Pulang kampung.....ke Bengkulu...."

"Emangnya...di Bengkulu ada apa.....yang menarik....ya...Kasino?"

"Kakek, nenek dan sanak famili yang lain."

"Oh...begitu. Kenapa tidak ikutan belain Nirwana saat lomba dangdut di salah satu stasiun Tv Swasta...ya Kasino?"

"Bukan gak mau tapi saya lagi sibuk urusan yang meningkatkan kemajuaan diri saya. Jadi saya bersifat netral saja. Saya perbertanding catur adakah yang mendukung saya lomba 17 Agustusan sampe-sampe lewat jaringan apa-apa pun untuk mendukung saya. Jawab gak ada. Saya harus berjuang sampe berhasil mengalahkan lawan saya dan dapet piala dan hadiah yang alakadarnya," penjelasan Kasino.

"Iya...juga...Kasino. Kedudukannya juga sama. Harus menunjukkan kemampuan kita sampe berhasil dan tidak di sembunyikan," saut Indro.

"Sudahlah...jangan di bahas lagi. Nanti Nirwana jadi naik daun lagi kalau di bicarakan. Sama seperti proses Pemilu Presiden. Kalau di obrolin kan tambah naik lagi beritanya ya...tinggal mengemasnya dari sudut apa persoalannya di angkat apa negatif atau positif? Kan penonton hanya asik-asik aja menonton keseruhan dari sistem kerja pemerintahan yang penuh dengan intrik ini dan itu saja. Wartawan malah seneng dapet berita yang bagus jadi usaha kerja kerasnya mencari berita, mengolahnya dan diterbitkan di nilai baik sama penonton di lihat dari reting tontonan," penjelasan Kasino.

"Bener juga...kamu Kasino. Apalagi di bulan Ramadhan ini banyak acara yang bagus-bagus....lebih baik lagi .....dunia hiburan tanah air Indonesia," kata Indro.

"Menurut kamu begitu saya ikut saja," saut Kasino.

"Kalau begitu saya mau nonton Tv....." kata Indro.

Indro berajak dari ruang tamu ke ruang tengah untuj nonton Tv. Kasino melanjutkan baca buku sambil makan gorengan dan es cendol.


Karya : No

Sunday, May 5, 2019

PUJIAN

Kasino lagi asik nonton berita tentang penentuan 1 Ramadhan 1440 H sambil minum kopi. Indro keluar dari kamarnya dengan pakean muslim yang rapih banget dan wangi.

"Indro rapih banget mau kemana?" tanya Kasino.

"Biasa Kasino mau ke mesjid... sholat," jawab Indro dengan  jujur banget.

"Saya ikut tapi setelah selesai minum kopi ini....yang enak," kata Kasino.

"Ya...saya tunggu Kasino. Oh ya...saya mau tanya tentang masalah pujian ke pada cewek apa dampaknya pada saya dan cewek yang di puji?" kata Indro.

"Oh...itu sepele. Pujian pada cewek asalkan pujian tersebut jangan cewek yang ada pasangannya...nanti yang marah ya pacarnya atau juga suaminya menciptakan perkara kecemburuan yang tidak beralasan. Alias berpikir pendek. Kalau pujian pada cewek gak ada pasangannya gak masalah sih. Tapi efek yang paling riskan pada cewek yang di puji ge'er aja. Kalau kamu teruskan bisa aja mengambil hatinya," penjelasan Kasino.

"Oh...begitu. Padahal saya memuji cewek bener-bener memuji tidak ingin mengambil hati cewek tersebut hanya benar-benar terkesan dengan kecantikan cewek tersebut," kata Indro.

"Ah..itu sih...biasa...cowok....Kesan pertama menggoda selanjutnya terserah anda melanjutkannya urusan itu jadi teman saja atau pasangan hidup," kata Kasino.

"Oh...ya...Kasino... Dono kok susah di hubungin kemana dia?"

"Dono...sms saya..katanya dia ke Jawa Timur ke tempat keluarganya besarnya di Banyuwangi. Sekalian mampir ke Pondok Kediri dimana Bapaknya pernah belajar Al Quran  dan Hadist di tempat tersebut," penjelasan Kasino.

"Oh...begitu," saut Indro.

Azan di kumandangkan. Indro dan Kasino bergegas menuju mesjid yang dekat rumah tak lupa Kasino menaruh gelas kopinya dengan baik di meja. Setelah pulang sholat baru deh di cuci dan juga Indro mematikan Tv Indro dan Kasino pergi ke mesjid dengan gaya yang penuh kesantunan.

Sampai di mesjid Indro dan Kasino menjalankan sholat Isya dan taraweh bersama jamaah yang sudah siap menjalankan sholat dengan penuh khusuk.


Karya : No

Friday, May 3, 2019

PERMAINAN

Seperti biasa Kasino duduk di ruang tengah sambil mengetik sesuatu sesuatu yang penting banget pada leptopnya. Indro asik juga mengetik di komputer tuanya. Selang berapa saat Indro selesai mengetik dan langsung keluar dari kamarnya menuju ruang tengah.

Melihat Kasino si Indro yang sibuk mengetik sambil nonton acara seni bela diri yang tayangkan Tv Swasta. Indro duduk di sebelah Kasino dan langsung mengambil remot di meja dan langsung mengganti chenel Tv dengan acara lomba menyanyi.

Kasino langsung berhenti mengetiknya.

"Indro kenapa kamu ganti acara Tvnya ?"

"Saya ingin suasan yang asik dan asik males nonton acara bela diri. Atut sakit...Kasino."

"Loh.... Atut sakit kan cuma nonton gak ikutan berantem. Lagi seru acaranya di ganti dasar kelakukan ...anak kecil. Yang mau menang sendiri....kamu...Indro."

"Ya...terserah kamu bicara Kasino. Tapi acara lomba musik yang di tayangkan Tv Swasta ini.... Endingnya...Kasino."

"Maksudmu...acara lomba nyanyi dangdut yang kita tonton ini... Ya Indro?"

"Ya....."

"Ya sudah saya mengalah saya ikut mau kamu...Indro."

"Sip.... Kasino...baik deh."

"Ya....."

Kasino melanjutkan mengetiknya lagi. Indro asik menonton acara musik dangdut.

"Kasino....menurut kamu yang menang yang mana antara Faul, Puput, Sheyla?"

"Ya....lagi sibuk ngetik males ngomentarin. Tapi demi kamu. Yang menang ketiganya sudah menghibur dan telah menjadi bintang dangdut," kata Kasino.

"Jadi...netral..nih?" saut Indro.

"Yo...i....karena saya hanya menganggap permainan saja untuk mengubah nasip. Menang atau kalah wajar. Karena yang menang sudah jadi juara di hati pemirsa," penjelasan Kasino.

"Kalau begitu saya ngikut aja deh padahal saya mengharap Jarayut yang menang.....," kata Indro.

"Dasar...nyeleneh....saya juga ikutan deh. Jarayut yang menang karena sudah pandai menghibur alias jadi pelawak bener bisa bikin orang ketawa ketiwi,"  kata Kasino.

"Sepakat Jerayut. Padahal yang paling cantik sih siapa...ya?" kata Indro yang berpikir.

"Jangan kepanjangan mikirnya....satu aja...yang penting belum punya pasangan," saran Kasino.

"Ya...sudah...dari pikir panjang...saya milih Zaskia Gotik...saja," kata Indro.

"Dasar kebiasaan.......Ya..sudah saya ikutan Zaskia Gotik aja.... Udah ah mainnya saya lagi repot pembukuan nih. Belum juga di tambah ada beberapa proposal yang belum selesai di kerjakan. Kalau cepat selesai kan cair nie..uangnya...setelah menghadap klein saya...," kata Kasino.

"Ya udah Kasino...selesaikan kerjaan kamu... Saya nonton lagi. Acara lagi bagus banget....jadi untuk menghibur saya yang baru selesai mengerjakan pekerjaan saya mengetik," kata Indro.

"Iya terserah kamu," kata Kasino.

Kasino kembali mengetik lagi dan Indro menonton acara musik dangdut dengan tenang sekali.


Karya : No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK