Selesai sholat dhuzur di rumah. Dono segera duduk ruang tamu tak lupa mengambil Hpnya. Menonton Dono lewat You Tobe. Dengan seksama Dono menonton salah satu artis ibukota penyanyi dangdut. Sampai beberapa vidio. Lalu Indro dateng membawa papan catur dan duduk bersama Dono.
"Asik banget Dono. Nonton apa?" tanya Indro.
"Nonton penyanyi dangdut," saut Dono.
"Jangan.....jangan Dono penyanyi dangdut yang kamu tulis di Blog kamu yang di beri judul Bidadari Lesti. Atau sebenarnya Bidadari hati," kata Indro sambil mengatur bidang catur.
"Mungkin iya mungkin juga iya. Tatapi saya ada yang aneh saja menonton penampilan Lesti saat duet dengan Rara....saja Indro."
"Itu kan biasa Dono. Masalah kecil. Lesti kamu teringat pada mantan kekasih kamu yang mungkin jadi istri kamu sedangkan yang Rara di jodohin yang kemungkinan jelas sampai sekarang pun kalau kamu bilang iya......jadi masa depan kamu. Masalahnya....paling utama sih kenangan kamu melihat Lesti...seperti mantan kekasih kamu. Kenangan....Dono. Membuai keadaan. Ini semua mau penulis sedangkan tokoh utama dalam tulisan ini....kamu Dono."
"Kalau itu saya tahu mau penulis. Saya tokoh hanya mengikuti sekenario yang telah di konsep rapih dan tidak bisa diubah. Jadi jalannya jujur ...ya kan Indro.
"Iya jujur. Kalau begitu jalan main caturnya!"
"Saya jalannin bidak catur ini. Tapi kenapa saya putih? Sedang kamu hitam Indro?"
"Masalahnya kamu mendukung Joko Widodo sedang saya Prabowo......dalam realita kehidupan," penjelasan Indro.
"Kalau kamu kaitkan pemainan catur kita ini. Namanya Catur Politik Indonesia ...ya kan Indro,"
"Iya......dimana setiap pemimpin telah merencanakan setiap strategi politiknya untuk menang menjadi presiden. Maka itu saya maju ini ster....saya alias Sandiaga Uno untuk menghalangi langkah pergerakan dari raja alias Joko Widodo," kata Indro dengan antusias main caturnya.
"Wah duh...kacau. Pergerakan saya terbaca. Makruf Amin sebagai ster harus di majukan untuk melawan langkah Sandiaga Uno sebagai ster. Raja saya alias Joko Widodo selamat dari langkah yang mematikan," kata Dono sambil membagi pikirannya dengan tontonan di You Tube.
"Saya...makan pion kamu. Fokus Dono main caturnya. Jangan menganalisa tontonan vidio penyanyi kesukaan kamu. Kamu itu hanya terbuai dengan masa lampau. Ikhlaskan orang yang tidak menjadi pendamping hidup kamu. Nanti juga ada jawaban siapa yang kamu pilih jadi pendamping hidup kamu?" kata Indro memberikan nasehat pada Dono.
"Iya deh saya fokus makin catur politiknya. Tapi ngomong-ngomong Prabowo itu selalu di kaitkan dengan Soeharto. Maka orang-orang tidak bisa menaikan dia menjadi Presiden pada masa pergantian saat Susilo Bambang Yudoyono tidak menjadi Presiden lagi. Akhirnya rakyat lebih memilih Joko Widodo karena pola kerjanya merakyat," sedikit cerita Dono sambil melangkahkan pion-pion caturnya.
"Iya..sih. Tapi sekarang sih beda. Sekarang orang sudah tahu mana yang benar dan salah. Untuk apa mengorek luka lama tapi ternyata gak ada hasil. Jadi Prabowo punya kualitas sekarang karena ada generasi muda yang mendukung," kata Indro.
"Ok...kalau begitu. Tapi saya makan kuda kamu Indro. Kebiasaan masuk daerah jebakan tanpa kamu perhitungkan. Ster ....saya hebatkan Mak'ruf Amin. Salah satu tokoh agama yang tersohor di gaet oleh Joko Widodo untuk menjadi wakilnya membantu menjalankan pemerintahan."
"Saya sedikit lengah. Tetapi saja juga memakan benteng kamu ...Dono. Generasi muda sekarang terus berubah sesuai kondisi. Maka peluncur saya bisa memakan benteng kamu yang menyusun barisan pertahan lewat elit politik."
"Bener-bener mulai kacau. Strategi politik telah terbaca. Kemungkinan kalah bisa terjadi di permainan catur ini. Padahal debat terbukanya kan belum mulai Indro...?"
"Belumlah masih ngurus pola yang tepat untuk di usung dalam perdebatan. Maksudnya membangun Indonesia dari sisi pemahaman Prabowo ataukah Joko Widodo....itu saja Dono."
Lagi asik keduanya Kasino langsung duduk dan membawa makan yang enak. Kasino menyantap makan itu dengan asik banget. Dono dan Indro ngiler dan gotein Kasino.
"Kalian berdua kalau mau makan mie goreng buatan saya ambil sendiri di dapur. Saya masak banyak!" kata Kasino yang asik melahap makannya.
"Asik makan...., " kata Dono dengan antusias.
"Saya ikutan juga Dono......," saut Indro.
"Dasar anak-anak," saut Kasino.
Dono dan Indro bergerak mengambil makan mie goreng di dapur. Kasino yang asik makan mulai mengangkat kakinya kemeja alias sok jadi raja. Tak sengaja dan tak terduga menyenggol papan catur sampai pion catur berantakan di lantai.
"Astaga.....salah lagi. Sok jadi raja. Eh malah memberantakan permainan catur Dono dan Indro," kata penyesalan Kasino.
Kasino menaruh piringnya di meja langsung. Membereskan permainan catur Dono dan Kasino yang berantakan. Lalu Dono dan Indro dateng ke ruang tamu hendak duduk bareng makan mie goreng. Dan melihat ulah Kasino yang membereskan papan catur.
"Wah....berantakan deh permainan kita ...Indro," kata Dono langsung duduk.
"Iya...berantakan. Tapi tidak apa-apa yang penting makan," saut Indro duduk disebelah Dono.
"Maaf deh saya yang memberantakan pemainan catur kalian berdua," kata Kasino.
"Tidak ada masalah Kasino cuman permainan catur saja. Toh yang menentukan menang atau tidaknya permainan sebenarnya antara Joko Widodo dan Prabowo adalah Rakyat," kata Dono.
"Benar...sekali...Rakyat jawabannya," saut Indro.
"Kalian berdua ini ngomongin apaan sih?" tanya Kasino.
"CATUR POLITIK INDONESIA," kata Dono dan Indro bersamaan.
"Ya..elahhhh..... CATUR POLITIK INDONESIA toh. Jawabannya Rakyat. Berarti kalian Rakyat berarti kalian berdua ikut andil dalam proses DEMOKRASI INDONESIA," kata Kasino.
"Emang kami....tuh maunya PENULIS.....," kata Dono dan Indro bersamaan.
"Ya sudahlah sebagai penengahnya saya Kasino menyatakan dasarnya Rakyat alias KPU.....jawabannya adalah...draw-lah...belum waktunya pemilihan. Lebih antusias lagi dekat dengan rakyat!" kata Kasino.
"Setuju...............................................," jawab Dono dan Indro bersamaan.
Dono, Kasino, dan Indro melanjutkan makan mie goreng dengan asik banget sampai kenyang.
Karya: No
No comments:
Post a Comment