CAMPUR ADUK

Tuesday, January 1, 2019

BESTFRIEND

Hari ini adalah hari spesial bagi Bennedict Noel yang berasal dari German karena ia akan tinggal di Indonesia dan juga bersekolah disini. Ia tak bisa membayangkan bagaimana dia kelak bertemu dengan kawan-kawan barunya. “Father, hurry up! we must go to my new school now!” Ucap Bennedict tak sabar untuk pergi ke sekolah barunya. “Be patient huh?” Jawab Ayah Bennedict menggelengkan kepalanya. “You must learn bahasa in your school with your friend’s okay?” Lanjutnya, Bennedict mengangguk. Bennedict akan bersekolah di SMA Satu Nusa di Jawa.

Sesampai di SMA Satu Nusa, Bennedict diantar Bu Ulin wali murid kelas X-3 di kelas X-3 lantai dua, itulah kelas baru Bennedict. “Selamat Pagi! Bu Ulin membawakan murid baru pindahan dari German. Bu Ulin harap kalian semua dapat berteman dengannya dan mengajarinya bahasa indonesia.” Bu Ulin menjelaskan maksud ia membawakan Bennedict di kelas X-3. “Loh? kui sopo yo? kok gantenge ngalahke kene?” Bisik Jono ke Samiun teman sebangkunya. “Lah mbuh?” jawab Samiun menggaruk-garuk kepalanya. “Hallo my friends! my name is Bennedict Noel. You can call me Ben, nice to meet you!” Bennedict memperkenalkan dirinya ke semua murid yang ada di kelas itu. “Wong kui ngomong opo tho?” Samiun yang bingung dengan ucapan Ben bertanya ke Jono yang memang pintar bahasa inggris. “Jenenge Ben! kowe ngundang ndee Ben, terus kene kudu ngajari ndee bahasa indonesia.” Jono menjelaskan

“Ngundang Ben? ngajari bahasa indonesia Jon?”

“Iyo”

“Ben, now you shit down in the empty chair.” Bu Ulin menunjuk salah satu kursi kosong di sebelah Septian, Ben pun duduk di samping Septian. “Hai Ben! my name is Septian Nugroho, call me Septian.” Sapa Septian tersenyum “Oh hai Septian!” Jawab Ben tersenyum lebar. Pelajaran bahasa inggris pun dimulai hingga jam istirahat.

Septian setiap hari mengajari Ben untuk berbicara bahasa indonesia. Ben pun senang bisa mempelajari bahasa indonesia. Setelah beberapa bulan diajari Septian, Ben akhirnya sudah agak lancar berbicara bahasa indonesia. Jono dan Samiun pun ikut bergabung dengan Septian dan Ben.

“Ben, kamu udah lancar ngomong bahasa indonesia yo?” Tanya Jono ke Ben dengan logat bahasa jawanya “Ah iya, namamu siapa?” Ben bertanya balik “Jono! panggil Jon!” Jono menjawabnya dengan cepat “John?” Ben mengangguk-angguk “Jon, Ben. Gak pakai ‘h’ namanya” Septian terkekeh. “Oke saiki kene dadi sahabat!” Seru Samiun “Dia ngomong apa?” Ben kebingungan atas apa yang diucapkan Samiun “Katanya sekarang kita jadi sahabat,” Septian menjelaskan lagi dan sedikit tertawa. “Maklum Samiun belum terlalu lancar ngomong bahasa indonesia.” Jono tersenyum lebar memperlihatkan gigi gingsulnya. “Aku Sam!” Sahut Samiun dengan nada semangatnya “Sammy?” Tanya Ben “Samiun hehee” Mereka berempat tertawa.

Mereka berempat selalu berada dimana saja, ke kantin bersama, ke perpustakaan bersama, ke kopsis bersama, bahkan ke toilet bersama. Hingga tak terasa 3 tahun berlalu, mereka dan semua orang di Indonesia akan melaksanakan UN nanti, kurang lebih dua minggu lagi. Namun mereka kompak karena ada Ben yang mengajari bahasa inggris, ada Septian yang mengajari bahasa indonesia, ada Jono yang mengajari IPA, dan juga Samiun yang mengajari matematika. Mereka berempat belajar kelompok setiap seminggu empat kali jika ada waktu kosong. UN pun berlalu, saat pengumuman nilai, mereka berempat mendapat nilai yang memuaskan tanpa menyontek. Mereka bersyukur hasil belajar kelompok mereka berhasil.

“Gak terasa udah 3 tahun kita lalui ini bersama.” Ucap Septian melihat pemandangan sekolah dari lantai dua.

“Iyo! kudu tetep semangat!” Sahut Samiun mengepal tangan dan berteriak.

“Semoga kita bisa jadi sahabat selamanya.” Harap Jono memegang erat tangannya dan memejamkan matanya.

“Aku gak bisa,” Ben menundukkan kepalanya. “Kenapa, Ben?” Serempak Jono, Septian, dan Samiun kaget atas ucapan Ben. “Karena aku akan pulang ke German, tugas ayahku sudah selesai disini.” Jawab Ben dengan ekspresi sedih. “Ya allah, kene kudu piye?” Samiun juga ekspresinya menjadi sedih “Sabar Sam, aku yo podo..” Rangkul Jono menenangkan Samiun. “Kenapa pada sedih? kan chat lewat facebook bisa? gimana tho kalian ini?” Septian menengahi mereka bertiga. “Bejo kene ndue kanca kaya Septian, pikirane pinter aahahaha” Samiun yang tadi sedih akhirnya kembali tertawa “Oh iya aku lupa hehe” Ben menyengir “Yaudah kita harus membuat sebuah janji!” Jono berteriak semangat.

“Kita, Samiun, Jono, Septian, maupun Ben akan tetap bersama meskipun ada halangan apapun. Yang penting kita bersama!!” Serempak mereka berempat mengucapkan janji mereka di SMA Satu Nusa. Lalu mereka berempat berpelukan dan tersenyum bahagia.

Sahabat sejati adalah orang yang selalu ada untuk kita kapanpun saja bukan yang ada jika ada maunya saja.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK