CAMPUR ADUK

Friday, December 31, 2021

IMPIAN INGIN TERCAPAI

Rara cewek yang tangguh dalam menjalankan hidup ini, ya tujuannya sih ingin menyenangkan diri dan orang tua. Maka itu Rara terus berusaha dengan baik, ya mencapai impiannya dengan usaha yang keras dan juga berdoa dengan baik, ya dengan tata cara ibadah yang baik sesuai dengan agama yang di yakini lah.

"Impian ku ingin tercapai," kata Rara.

Rara ke dapur, ya memasaklah. Rara mengolah bahan makan dengan baik, ya di buat makan yang Rara sukailah. Sampai akhirnya, ya Rara selesai memasak di dapur, ya segera menyantap dengan baik makan yang di buatnya di ruang makan. 

"Makan yang aku buat enak," kata Rara.

Rara terus menyantap makan dengan baik, ya sampai selesai urusan makan dan membereskan semuanya dengan baik. Rara pun masuk ke kamarnya dan duduk dengan baik. Rara mulai menghidupkan leptopnya dan mengetik cerita dengan baik dengan judul cerita 'Impian Ingin Tercapai'.

Isi cerita yang di ketik Rara di leptopnya :

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Hari ini. Awal dari tahun yang baru kan?!" kata Budi.

"Ya memang kenyataannya. Hari ini. Awal dari tahun yang baru, ya tahun 2022!" kata Eko.

"Aku ingin sekali impianku tercapai di tahun yang baru ini!" kata Budi.

"Kalau impian Budi ingin tercapai di tahun ini, ya Budi harus berusaha dengan baik dan berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa, ya agar usaha Budi tercapai di tahun yang baru ini!" kata Eko.

"Ya...omongan Eko bener sih. Berarti aku harus memperbaiki segala kesalahan ku, ya agar segalanya jadi baik dan akhirnya usaha ku tercapai dengan baik," kata Budi.

"Ngomong-ngomong. Budi sedang mengusahakan apa sih?!" kata Eko.

"Usaha ku kan ingin mendapatkan cewek cantik dan kaya raya," kata Budi.

"Lagi-lagi urusan cewek," kata Eko.

"Nama juga cowok aku ini. Jomlo lagi. Ya masih usaha sih mendapatkan cewek yang aku sukai," kata Budi.

"Sama aja dengan cewek jomlo, ya berusaha agar cowok menyukainya," kata Eko.

"Jadi di bilang cewek dan cowok, ya satu sama....urusan cinta," kata Budi.

"Ya...begitulah!" kata Eko.

"Ketika cewek dan cowok bersatu dalam urusan cinta, ya pacaran gitu. Pasti ada permasalahan yang sebenarnya sederhana, tapi rumit dan akhirnya pertengkaran ini dan itu, ya bisa saja putus sih urusan cinta," kata Budi.

"Urusan cinta seperti itu kan karena tidak adanya kejujuran dalam segala hal. Contohnya : cowok bilang setia di depan cewek, ya ternyata di belakang ceweknya, ya cowoknya selingkuh. Atau sebaliknya, ya ceweknya berkata selalu ingin bersama cowoknya, ya ternyata ceweknya, ya menjalin cinta dengan cowok lain," kata Eko.

"Kalau hubungan tidak ada kejujuran, ya jadinya permasalahan dan akhirnya putus cintalah," kata Budi.

"Sudah ngomongin itu. Lebih baik main catur!" kata Eko.

"Ok....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. 

"Eko. Banyak orang tua atau orang yang lebih dulu hidup dari kita. Memang sih pengalaman hidup mereka banyak. Kalau urusan ngomongin agama, ya pinteran mereka sih. Dari urusan organisasi agama ini dan itu sampai agama lain. Ternyata mereka tidak menjalankan ibadah, gimana tanggapan Eko?!" kata Budi.

"Kalau itu sih tidak perlu di omongin. Kita ini hanya lulusan SMA, ya masih kurang ilmu ini dan itu!" kata Eko.

"Iya juga sih. Tidak perlu di omongin. Ya sudah ah lebih baik fokus main catur!" kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

***

Rara selesai mengetik di leptopnya, ya di simpen hasil ketikan itu dan leptop di matikan. Rara teringat urusan dengan Putri, ya segera berbenah dirilah. Setelah  berganti pakaian dan cantik ini dan itu, ya Rara keluar dari rumahnya. Putri pun dateng ke rumah Rara. Putri bersama dengan pacarnya, ya Hari lah. Rara dan Putri, ya masuk ke dalam mobil lah. Hari, ya masuk mobil juga, ya yang bawa mobil kan Hari. Sampai di tempat tujuan, ya di kafe. Putri dan Rara, ya biasa ngobrol dengan teman lain....Aulia, Meli dan Nia. Geng cewek-cewek ngobrol ini dan itu, ya penuh keasikan sambil menikmati makan dan minuman yang enak yang di pesan sih. Hari, ya tidak menemani Putri dengan teman-temannya karena ada urusan dengan Randa dan juga teman-teman lah di rumah Randa lah.

Thursday, December 30, 2021

MENIKMATI KEBERSAMAAN

Budi dan Eko duduk depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Keadaan, ya malam sih, ya malam yang gelap bertabur bintang di langit sih.

"Hari ini nyape kita di malam pergantian tahun dari 2021 ke 2022," kata Budi.

"Itu semua kan berkat doa, ya diiringi dengan ibadah yang baik, ya tidak merubah aturan yang telah di tetapkan di ajaran agama," kata Eko.

"Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan doa aku dan Eko," kata Budi. 

"Banyak cerita orang-orang yang meninggal dunia, ya tidak ngape di hari ini karena sudah keputusan Tuhan Yang Maha Kuasa, ya hidup mati lah," kata Eko. 

"Salah satu contohnya : bisa saja mati karena kecelakaan, ya berita di Tv....populer gitu beritanya," kata Budi. 

"Maka itu kalau ingin selamat dari ujian yang di berikan Tuhan kepada manusia yang hidup di muka bumi ini. Baiknya orang-orang yang melakukan perjalan jauh, ya mampirnya ke mesjid....untuk berdoa, ya ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, ya meminta keselamatan dalam perjalanan dan juga kan bisa istirahat sejenak. Mengendarai motor dan mobil, ya perjalanan jauh kan cape gitu," kata Eko. 

"Orang muslim yang baik, ya menjalankan sholat dengan baik, ya 5 waktu, ya dalam keadaan apa pun," kata Budi. 

"Manusia itu kebanyakan, ya di butakan urusan dunia ini. Jadi para Ustad, ya tahu kebiasaan manusia, ya jadinya Para Ustad ngomong ini dan itu, ya sesuai dengan realita kehidupan," kata Eko. 

"Manusia itu, ya nau menerima nasehat para Ustad silakan, ya tidak mau menerima nasehat para Ustad, ya tidak ada masalah. Para Ustad kan telah gugur kewajibannya dalam menjalankan tugas, ya membimbing manusia, ya di jalan kebaikan," kata Budi. 

"Main catur saja Budi!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik lah, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk dengan baik, ya berkata "Asik banget main caturnya...Eko, Budi." 

"Memang!" kata Budi. 

"Emmmm. Memang asik main caturnya!" kata Eko. 

"Hari ini aku besyukur, ya hidup dengan baik, ya masih menikmati hari ini. Apalagi hari ini, ya malam pergantian tahun dari 2021ke 2022," kata Abdul. 

"Samalah..Abdul. Aku dan Eko, ya bersyukur banget, ya nyampe di hari ini, ya malam pergantian tahun," kata Budi. 

"Tuhan Yang Maha Kuasa, ya memberikan umur panjang hari ini, ya menikmati kebersamaan, ya dengan keadaan begin sih," kata Eko. 

"Nikmatnya kebersamaan hari ini, ya seperti biasanya....ngumpul di rumah Budi. Ya dari SMA, ya sampai sampai sekarang," kata Budi. 

Eko menjalankan dengan baik bijak caturnya, ya berkata "Skak!" 

Budi terkejut dan juga Abdul. 

"Mana skaknya....Eko ini? Bidak catur ku masih bisa jalan semua!" kata Budi. 

"Iya...tidak ada skak ini mah!" kata Abdul. 

"Becanda!!!" kata Eko. 

"Becanda toh!" kata Budi. 

"Ya....becandaan Eko!" kata Abdul. 

"Karena Abdul, ya main catur di hentikan saja Budi! Lebih baik...main kartu remi saja!" kata Eko. 

"Ok....main caturnya berhenti. Jadi main kartu remi!" kata Budi. 

Budi dan Eko membereskan permain catur. Budi pun menaruh papan catur di bawah meja. Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya segera di kocok dengan baik kartu remi. Budi pun membagikan kartu dengan baik. Ketiganya main kartu dengan baik, ya main cangkulan lah, ya sambil menikmati keadaan malam bertabur bintang di langit lah. 

ROSE

Budi dan Eko duduk di bawah pohon mangga, ya ada di rumah Budi lah di depan rumah. Budi dan Eko, ya menikmati minum kopi dan makan gorengan menikmati malam gelap bertabur bintang. Budi memang sedang memegang sebuah bunga di tangan kanannya, ya berkata "Rose". Eko memang mendengar omongan Budi dengan baik, ya berkata "Mawar".

"Rose!" kata Budi.

"Mawar!" kata Eko.

"Rose!" kata Budi.

"Bahasa Inggris, ya Rose. Bahasa Indonesiannya, ya Mawar," kata Eko.

"Yang tepat itu, ya nama bunga yang aku pegang ini, ya di pakai untuk nama orang, ya cewek yang memakainya!" kata Budi.

"Aku mau tanya. Apa jangan-jangan Budi dapet kenalan cewek yang bernama Rose atau Mawar?!" kata Eko.

"Aku tidak dapet kenalan nama cewek Rose atau Mawar. Ya cuma sekedar bahan obrolan saja!" kata Budi.

"Ooooo cuma sekedar bahan obrolan," kata Eko.

"Eko aku mau tanggapan Eko, ya tentang seorang cewek bernama Rossa?!" kata Budi.

"Katanya tadi tidak kenalan yang nama Rose atau Mawar. Rossa, ya mendekatilah katanya. Sekarang malah minta tanggapan aku tentang cewek lagi. Gimana Budi ini?!" kata Eko.

"Aduh!!!!!" kata Budi.

"Aduh...apa? Emangnya aku nginjek kaki Budi?!" kata Eko.

"Ya memang Eko tidak nginjek kaki aku. Jangan di buat lawak lah.....Eko!" kata Budi.

"Ok...ok...ok. Aku tidak becandaan. Tapi....Rossa yang di maksud ini siapa?!" kata Eko.

"Rossa yang aku maksud, ya bunga yang aku pegang ini!" kata Budi.

"Bunga yang di pegang Budi. Maksudnya?!" kata Eko.

"Cerita lah!" kata Budi.

"Ooooo cerita toh. Gimana ceritanya!" kata Eko.

"Baiklah aku ceritakan. Ada seorang cewek yang bernama Rossa. Rossa itu seorang putri yang cantik sih, ya nama juga putri kerajaan sih. Ya Rossa selalu baik dengan semua orang. Sampai suatu ketika datang penyihir jahat, ya yang ingin balas dendam sama Raja, ya Ayahnya Rossa yang telah membunuh teman-temannya penyihir gitu. Pertarungan memang sengit banget antara Ayahnya Rossa dengan penyihir jahat di dalam istana. Ya penyihir jahat dapat mengalahkan Ayahnya Rossa. Saat penyihir jahat mau membunuh Ayahnya Rossa, ya Rossa menolong Ayahnya dengan memohon ampunan sama penyihir. Ya penyihir jahat pun mengeluarkan sihirnya mengubah Rossa dengan bunga Mawar. Ayahnya Rossa, ya langsung menggunakan pedangnya, ya menusuk penyihir jahat, ya karena penyihir jahat lengah sih karena menyihir Rossa jadi bunga Mawar. Penyihir jahat terluka, ya meninggalkan tempat tersebut dengan terbang menggunakan sapu terbang. Ayahnya Rossa, ya ingin mengembalikan anak gadisnya yang di sihir sama penyihir jahat, ya menjadi Mawar itu. Raja membuat sayembara untuk menyelamatkan anak gadisnya itu, ya mencari satria yang gagah berani yang bisa membunuh penyihir jahat. Banyak satria yang mengikuti sayembara itu karena hadiahnya, ya menikah dengan putri Rossa. Penyihir jahat, ya di buru sama satria. Penyihir jahat tidak gentar menghadapi para Satria. Sampai akhirnya, ya penyihir jahat, ya di bunuh oleh satria bernama Arthur. Karena penyihir jahat, ya telah mati di bunuh satria Arthur. Rossa pun yang tadinya di sihir sama penyihir jahat, ya jadi bunga mawar, ya telah kembali menjadi manusia lah. Raja pun segera menikahi Rossa dengan Arthur. Begitulah ceritanya!" kata Budi.

"Cerita yang bagus!" kata Eko.

"Gimana dengan cewek yang bernama Rossa itu?!" kata Budi.

"Cewek yang bernama Rossa, ya baik lah karakternya!" kata Eko.

"Sekarang gimana dengan artis yang bernama Rossa?!" kata Budi.

"Kok di kaitkan dengan artis bernama Rossa?!" kata Eko.

"Di kaitkan tidak ada masalah. Cuma obrolan lulusan SMA saja kan!" kata Budi.

"Ok. Aku tanggapi dengan baik. Artis yang bernama Rossa, ya cantik, pinter dan juga baik. Penilaian seorang penonton yang menonton acara musik di Tv!" kata Eko.

"Artis bernama Rossa itu....cantik, pinter dan juga baik. Ok. Aku sama dengan Eko," kata Budi.

Budi pun menaruh bunga mawar yang di pegannya, ya di taruh di meja lah. Budi dan Eko, ya main catur lah sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Tuesday, December 28, 2021

BERBAGI CERITA

Eko ada urusan, ya meninggalkan rumah Budi lah. Eko dengan membawa motornya dengan baik, ya ke rumah temannya Heru. Budi yang masih duduk di depan rumah, ya masih menikmati kopi botolan dan makan gorengan. Abdul pun dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul duduk dengan baik bersama Budi.

"Abdul. Ada cerita apa hari ini, ya cerita di masyarakat gitu?!" kata Budi.

"Cerita apa ya?!" kata Abdul.

"Pokoknya cerita!" kata Budi. 

"Ceritanya tentang daerah yang katanya ada kaitannya peredaran narkoba, ya pernah di gebrek sama polisi," kata Abdul. 

"Ooooo cerita itu sih aku tahu lah!" kata Budi. 

"Kalau sudah tahu. Untuk apa aku ceritakan?!" kata Abdul

"Ok tidak perlu di ceritakan lagi. Ya mungkin Abdul cerita lain!" kata Budi. 

"Banjir!!!!" kata Abdul. 

"Kalau cerita banjir aku tahu, ya ada yang faktanya dan juga hoak-nya. Abdul cerita yang lain!" kata Budi.

"Cerita yang lain. Ada sih. Ada orang yang tadinya orang tidak bener, tapi merasa bener sih, ya bisa orang kaya dan juga miskin sih. Ketika wabah penyakit covid-19, ya berdasarkan data berita ini dan itu. Banyak orang mengikuti aturan pemerintahan, ya pake masker dan vaksin. Orang itu, ya ikutan menjalankan aturan pemerintahan, ya aneh jadinya. Orang itu takut mati, ya padahal...pernah merugikan orang lain, ya kabarnya jadi omongan orang-orang gitu!" kata Abdul. 

"Bisa di bilang orang berengsek, ya takut mati. Aneh!!!! Padahal pernah merugikan orang lain," kata Budi. 

"Mungkin...karena cerita neraka itu nyata. Maka itu orang itu takut mati, ya ujian wabah penyakit di tulis di Al-Qur'an!" kata Abdul. 

"Bisa jadi sih. Karena neraka itu nyata!" kata Budi. 

"Sekarang...Budi. Ada cerita dari cerita masyarakat?!" kata Abdul. 

"Ada sih!!!" kata Budi. 

"Ceritakan!" kata Abdul. 

"Ok. Aku ceritakan. Ada seorang pemuda, ya di dalam dirinya ada penyakit sih. Pemuda itu ikut vaksin, ya memang di tanya keadaan tubuhnya sama petugas kesehatan sih. Ya pemuda itu berbohong pada petugas kesehatan, ya kalau dirinya tidak ada penyakit. Tujuan pemuda itu berbohong tentang keadaannya, ya agar ikut aturan pemerintahan saja dan juga ada hal yang di sukai pemuda itu, ya tentang kata-kata sih, ya racun di lawan dengan racun sih. Petugas pun menerima pernyataan pemuda itu, dan vaksin lah pemuda itu. Pemuda terus merasakan gejala di dalam tubuhnya itu dengan baik setiap hari. Penyakit yang di deritanya, ya tak kunjung sembuh. Vaksin pun tidak mempengaruhi keadaan. Pemuda itu, ya tetap terus mengikuti aturan pemerintah, ya dengan baik...vaksin selanjutnya. Pemuda itu berkata "Hidup dan mati ku keputusan Tuhan Yang Maha Kuasa". Pemuda itu sudah siap mati, ya dari penyakit yang di deritanya," kata Budi. 

"Berarti pemuda....orang baik, ya ikut patuh pada peraturan pemerintah, ya walau sebenarnya di dalam dirinya ada penyakit, ya tidak kunjung sembuh," kata Abdul. 

"Nama juga pemuda itu paham agama, ya urusan mati, ya tidak takutlah. Hidup di dunia ini kan sementara, ya kekalnya di akherat," kata Budi. 

"Banyak orang di muka bumi, ya lebih banyak mengumpulkan harta kemewahan dunia...tujuannya menikmati dunia ini sejenak ini, ya lebih banyak buta dari pada melihat!" kata Abdul. 

"Kenyataan begitu. Orang-orang kaya, ya ingin di sanjung orang karena kekayaannya. Padahal kekayaannya tidak bisa di bawa mati," kata Budi. 

"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Abdul. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi dan Abdul, ya menyusun bidak catur dengan baik di papan catur. 

"Eko tadi main ke sini!" kata Abdul. 

"Iya, tadi Eko main ke sini. Ada urusan sama Heru, ya selesai urusannya sama aku. Eko ke rumah Heru lah," kata Budi. 

"Ooooo begitu!!!" kata Abdul. 

Abdul dan Budi, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan gorengan lah. 

Monday, December 27, 2021

BERSYUKUR

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Sebentar lagi menjelang pergantian tahun, ya Eko?!" kata Budi.

"Memang sih, ya menyambut pergantian tahun dari tahun 2021, ya ke berganti 2022. Yang aku pikirkan adalah....apa kita sampai pergantian tahun?!" kata Eko.

"Omongan Eko sih ada benernya sih. Sampai hari ini saja. Aku dan Eko telah banyak melihat kematian dari orang-orang kita kenal baik, ya telah menduluin kita. Ya kematiannya berdasarkan qodar masing-masing manusia yang terlahir di muka bumi ini, ya untuk menikmati hidup di muka bumi ini," kata Budi.

"Aku bersyukur banget hari ini, ya di berikan umur panjang sama Tuhan Yang Maha Kuasa, ya menikmati dunia ini. Yang di nikmati dengan baik, ya minum kopi dan makan gorengan bersama sahabat baik....Budi!" kata Eko.

"Ya aku juga bersyukur juga sih di umur panjang sama Tuhan Yang Maha Kuasa, ya di hari ini masih menikmati hidup dengan baik dengan cara minum kopi dan makan gorengan, ya seperti biasanya gitu, ya bersama teman baik, ya Eko sih!" kata Budi.

"Dunia ini penuh dengan rencana manusia, ya sesuai program kerja yang di buat dengan baik dan di jalankan dengan baik, ya demi kepentingan manusia," kata Eko.

"Omongan Eko benar lah. Dunia ini penuh dengan rencana manusia ini dan itu!" kata Budi.

"Moga-moga aku dan Budi, ya sampai di hari pergantian tahun!" kata Eko. 

"Semoga aku dan Eko sampai di hari pergantian tahu!" kata Budi. 

"Amin!!!" kata Eko. 

"Ooooo iya bentuk doa, ya amin lah!!!" kata Budi. 

"Harapan ku ke depan, ya tetap sih menyenangkan diri, ya orang tua, ya sampai cewek yang aku cintai, ya Purnama," kata Eko. 

"Aku juga sama seperti Eko. Harapan ke depan, ya menyenangkan diri, orang tua. Kalau cewek yang aku sukai, ya belum aku putus kan sih, aku masih mencari yang terbaik yang dapat menyenangkan hati ku!" kata Budi. 

"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Ooooiya Eko. Apa pendapat mu dengan acara Tv, ya musik dangdut... KDI gitu?!" kata Budi. 

"Bagus lah. Penilaian lulusan SMA!" kata Eko. 

"Kalau begitu aku sama aja dengan Eko, ya penilaiannya bagus sih acara Tv musik dangdut...KDI. Ooooo iya, gimana dengan sepak bola, ya acara Tv sih?!" kata Budi. 

"Bagus!" kata Eko. 

"Bagus, ya berarti aku sama saja penilaiannya dengan Eko, ya bagus gitu!" kata Budi. 

"Ayo...fokus main caturnya!" kata Eko. 

"Oce!" kata Budi. 

Budi dan Eko main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

MENYENANGKAN HATI

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati kopi dan juga makan gorengan lah.

"Cowok itu melihat kecantikan cewek, ya terkesan gitu. Lama-lama melihat kecantikan cewek, ya akhirnya jatuh cinta pada pandang pertama gitu," kata Budi.

"Mungkin?!" kata Eko. 

"Kok mungkin....Eko?!" kata Budi. 

"Ya kalau cowoknya masih jomlo, ya masih pencarian cewek yang membuat dirinya itu senang pada cewek itu dan ingin memutuskan bersama dengan cewek itu," kata Eko. 

"Kayanya omongan itu, ya arahnya ke aku, ya Eko?!" kata Budi. 

"Kalau merasa, ya tidak ada masalah kan!" kata Eko. 

"Memang sih tidak masalah sih. Ya kemungkinan itu ada sih. Tetapi tetap saja. Cewek cantik punya selera tinggi juga sih, ya menentukan cowok, ya sesuai dengan keinginan diri cewek itu," kata Budi. 

"Kalau itu sih, ya contohnya : artis saja kan!" kata Eko. 

"Ya....contoh artis, ya tepat sih!" kata Budi. 

"Sedangkan Budi sudah mendapatkan cewek yang cantik, ya membuat Budi berkesan dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Kemungkinan Budi menyatakan cinta gitu?!" kata Eko. 

"Ada sih. Beberapa!" kata Budi. 

"Beberapa! Berarti lebih dari satu....kan Budi?!" kata Eko. 

"Ya begitu sih. Nama juga cowok!" kata Budi. 

"Playboy gitu....ya Budi. Kaya artis yang banyak mantannya gitu?!" kata Eko. 

"Eko. Aku kan orang-orang biasa-biasa saja, ya mana mungkin seperti artis, ya playboy gitu. Aku cuma pilih-pilih gitu!" kata Budi. 

"Pilih-pilih lah!" kata Eko. 

"Mencari yang terbaik!" kata Budi. 

"Yang terbaik dari sisi kecantikan, ya kaya acara Tv...tentang model atau putri kecantikan, ya Budi?!" kata Eko. 

"Ya bisa begitu lah!" kata Budi. 

"Jadi beneran?!" kata Eko. 

"Becanda!!!" kata Budi. 

"Ooooo becanda!!!" kata Eko. 

"Memilih yang dapat menyenangkan hati ku saja!" kata Budi. 

"Menyenangkan hati Budi toh. Gimana dengan rencana Budi yang ingin mendapatkan cewek cantik dan juga kaya raya?!" kata Eko. 

"Kalau urusan mendapatkan cewek cantik dan kaya raya, ya tetap sesuai dengan rencana!" kata Budi. 

"Masih sesuai dengan rencana. Berarti telah mendapatkan cewek cantik dan juga kaya raya dong?!" kata Eko. 

"Ya...kalau itu sih belum sih. Aku malah dapet cewek biasa-biasa, ya cantik sih!" kata Budi. 

"Ooooo cewek biasa-biasa saja toh!" kata Eko. 

"Sudah menyatakan cinta?!" kata Budi. 

"Belum. Cuma teman saja. Kalau menyatakan cinta sama cewek dan di terima, ya harus menjalankan urusan cinta dengan baik. Ketika rencana utama ku di jalankan dengan baik, ya mendapatkan cewek cantik dan kaya raya, ya berarti....aku akan memutuskan cewek biasa-biasa itu kan. Kasian juga sih cewek itu aku lukai dengan urusan cinta!" kata Budi. 

"Jadi Budi berpikir panjang dalam memutuskan sesuatu dalam menyatakan cinta, ya pada cewek yang tepat," kata Eko. 

"Ya begitu lah," kata Budi.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur lah. 

"Kalau memilih cewek harus cewek yang dapat menyenangkan hati...kan Eko?!" kata Budi. 

"Iya. Pilih lah cewek yang menyenangkan hati. Kaya aku memilih Purnama, ya dapat menyenangkan hati ku!" kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Sudahlah kalau begitu fokus main catur!" kata Budi. 

"Idem!!!!" kata Eko. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah yang enak banget gitu. 

Sunday, December 26, 2021

SELAMAT

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan singkong goreng rasa keju, ya Budi membeli singkong goreng rasa keju dari pemuda yang kreatif dalam membangun usaha kecilnya, ya mengikuti gejala keadaan ekonomi ini dan itu, ya yang ada di Lampung lah. Banyak harapan dari masyarakat sih, ya agar ekonomi Lampung maju dengan baik, ya tujuannya mengurangi gejala kemiskinan dan pengangguran.

"Selamat," kata Budi.

"Ada apa dengan kata Selamat?!" kata Eko.

"Aku baca artikel sih. Ada pembahasan orang Islam, ya mengucapkan kata Selamat pada agama lain," kata Budi.

"Ooooo itu. Aku tahu artikel itu. Ya bisa di bilang sih, ya antara A dan B, ya bentuk pendapat berdasarkan data ini dan itu, ya menguatkan dari pendapat sih, ya dari orang-orang memahami keilmuan sih, ya basis agama Islam sih," kata Eko.

"Hitam dan Putih, ya seperti permainan catur....kan Eko?!" kata Budi.

"Bisa di bilang, ya permainan catur sih. Untuk menunjukkan siapa pemenang dalam mengukapan pendapat, ya berdasarkan data ini dan itu sih," kata Eko.

"Kalau aku sih, ya aku bilang saja kata Selamat itu, ya nama orang saja sih!" kata Budi.

"Kalau mau Budi....kata Selamat itu nama orang, ya berarti Budi, ya berada di tengah-tengah dari orang-orang berpendapat berdasarkan data ini dan itu. Ya Budi bisa di bilang netral sih!" kata Eko.

"Memang sih niat ku netral sih," kata Budi.

"Netral itu lebih baik!" kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Aku dan Eko mengucapkan Selamat pada orang-orang yang merayakan agama, ya agama lain. Tujuannya sih, ya agar acara perayaan yang di laksanakan berjalan dengan baik, ya sampai selesai, ya Selamat semuanya," kata Budi.

"Memang sih aku akui aku mengucapkan dengan baik kata Selamat itu. Ya tetapkan polisi dan tentara menjaga dengan baik perayaan agama ini dan itu, ya mencegah dari hal yang tidak di ingin kan," kata Eko.

"Takutnya ada yang menciptakan kekacauan di keadaan yang tenang. Ya bisa di bilang konflik ini dan itu," kata Budi.

"Kalau sampai terjadi konflik ini dan itu, ya polisi dan tentara, ya segera menangkap para pembuat ulah itu. Berita media apa pun, ya jadi heboh deh!" kata Eko.

"Memang sih. Berita media ini dan itu, ya heboh sih. Nama juga berita ini dan itu," kata Budi.

"Emmmm," kata Eko. 

"Ya aku tegas dengan baik, ya kata Selamat itu, ya nama orang!" kata Budi. 

"Idem saja, ya karena omongan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Eko....main catur!" kata Budi. 

"Main catur lebih baik!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Ya keduanya main catur dengan baik, ya menikmati minum kopi botolan dan juga singkong goreng rasa keju yang enak rasa sih. 

DURIAN

Eko duduk di depan rumah, ya sedang asik baca koran sih, ya sambil minum kopi botolan dan makan singkong goreng rasa keju sih. Budi sampai di rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko sih. Budi membawa durian, ya ke tempat duduk, ya sambil berkata pada Eko "Durian,"

Eko memang menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di meja lah.

"Durian. Lagi musim ini mah. Budi beli durian," kata Eko.

Budi duduk bersama Eko, ya menikmati durian yang di beli Budi lah. 

"Enak durian ini," kata Eko.

"Emang enak sih durian ini," kata Budi.

"Budi....pinter beli duriannya!" kata Eko. 

"Ya....namanya beli durian kan harus mencari infomasi yang tepat, ya agar mendapatkan durian yang enak!" kata Budi. 

Budi dan Eko terus menikmati makan durian, ya sampai di makan dua buah lah karena memang Budi beli duriannya dua buah lah. 

"Aku puas menikmati makan durian," kata Budi.

Budi mengambil kopi botolan di meja, ya di minum dengan baik lah.

"Aku puas menikmati makan durian. Budi beli durian. Ya seperti biasa Budi ada rezeki untuk beli durian, ya kan Budi?!" kata Eko.

Eko mengambil kopi botolan di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Budi menaruh kopi botolan, ya di meja. 

"Ya begitu lah...namanya rezeki, ya mempung lagi musim durian, ya jadinya beli durian," kata Budi.

Eko menaruh kopi botolan di meja lah. 

"Besok-besok. Aku yang beli durian. Aku dan Budi, ya makan bersama, ya makan durian lah," kata Eko. 

"Seperti biasanya kan. Gantian menikmati rezekinya Eko," kata Budi. 

"Ya begitulah namanya berteman baik dan juga maklum keadaan ekonomi aku dan juga Budi," kata Eko. 

"Nama juga berteman baik," kata Budi. 

"Main catur!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh dengan baik papan catur di atas meja lah. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas meja lah. 

"Ngomong-ngomong.....Abdul pergi sama temannya, ya si Jony ke Puncak Mas?!" kata Budi. 

"Memang Abdul di ajak sama Jony, ya ke Puncak Mas. Santai-santai menikmati keadaan gitu!" kata Eko. 

"Jangan-jangan Abdul di dekat kan sama adiknya Jony, ya cewek gitu. Kalau tidak salah namanya Lulu, ya Eko?!" kata Budi. 

"Ya....kalau itu sih aku mana tahu," kata Eko. 

"Kalau itu benar. Gimana dengan Putri, ya?!" kata Budi. 

"Nama juga cinta jarak antara Lampung dan Jakarta, ya masih banyak ujiannya untuk sampai bersatu. Apalagi....Abdul dan Putri, ya tidak pernah ada kesepakatan urusan cinta karena keadaan gitu," kata Eko. 

"Ya....memang realita urusan cinta Abdul dan Putri, ya seperti omongan Eko," kata Budi. 

"Ngomong-ngomong......pertandingan sepak bola yang di tanyangkan di Tv....luar biasa bagus kan?!" kata Eko. 

"Memang bagus banget sih, ya nama juga penilaian penonton dari sisi lulusan SMA gitu!" kata Budi. 

"Kalau begitu. Fokus main catur!" kata Eko.

"Ok!"kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik lah, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga singkong goreng rasa keju lah. 

Friday, December 24, 2021

NATAL

Budi duduk di depan rumah, ya sedang baca koran untuk mengetahui berita ini dan itu, ya perkembangan ini dan itu sih. Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga singkong goreng rasa keju yang rasanya enak banget gitu loe. Eko sampai di rumah Budi, ya segera markirin motornya dengan baik di depan rumah Budi lah. Eko pun duduk bersama Budi. 

"Budi. Kok nggak pergi ke gereja untuk merayakan natalan!" kata Eko yang niatnya becandaan. 

Budi menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di mejalah.

"Aku kan. Agama Islam. Kan tidak merayakan Natalan di gereja," kata Budi.

"Emang Budi agama Islam, ya sama dengan aku juga agama Islam. Ya becandaan dari kecil gitu....Budi!" kata Eko.

"Ya memang sih becandaan dari kecil sampai dewasa sih. Kadang aku lakukan becandaan itu sama temanku yang agama Kristen sih. Becandaannya seperti ini : Aku pun berkata pada Tony "Tony tidak sholat di lapangan untuk merayakan sholat Idul Fitri. Tony pun berkata "Aku kan agama Kristen tidak sholat di lapangan merayakan hari raya Idul Fitri". Ya sama aja sih aku becandaannya kaya Eko sih," kata Budi. 

"Nama juga pertemanan, ya saling becandaan ini dan itu, ya tetap menghormati dan menghargai agama masing-masing, ya berdasarkan keyakinan masing-masing," kata Eko. 

"Ooooo iya...acara Tv, ya acaranya merayakan Natalan, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya memang sih. Acara Tv, ya acaranya Natal," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Acara bagus sih acara Tv tentang perayaan Natal, ya penilaian dari lulusan SMA, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya memang penilaian lulusan SMA. Jadi acara TV, ya Natalan bagus karena yang mengisi acarakan artis gitu, ya bagus deh," kata Eko. 

"Aku punya cerita, ya aku ingin tanggapan Eko saja sih," kata Budi. 

"Ada cerita, ya silakan cerita Budi!" kata Eko. 

"Baik aku ceritakan. Seperti ini ceritanya : Seorang cowok yang beragama Islam, ya jatuh cinta dengan cewek beragama Kristen. Hubungan keduanya baik sih urusan cinta. Ketika keduanya mau memutuskan urusan pernikahan. Orang tua yang cowok tidak setuju kalau anaknya keluar dari agama Islam, ya masuk agama Kristen, ya demi cinta pada cewek yang di sukai....anaknya itu. Begitu juga dengan orang tua yang cewek, ya tidak setuju kalau anaknya keluar dari agama Kristen, ya masuk agama Islam, ya demi cowok yang di sukai....anaknya itu. Cowok dan cewek yang saling mencintai itu, ya akhirnya tidak bisa bersatu karena orang tua. Sebagai anak yang baik, ya tidak boleh menentang orang tua. Kalau menentang jadi anak durhaka, ya bisa saja di kutuk sama orang tua....jadi batu, ya kaya cerita dongeng ini dan itu sih. Cowok pun mengikuti maunya orang tuanya, ya di kirim ke pondok pesantren untuk di bimbing agar lebih paham lagi tentang ilmu agama Islam. Sedangkan ceweknya, ya menikah dengan cowok agamanya sama dengan agama cewek itu, ya Kristen, ya karena di jodohin sama orang tua lah. Begitu lah ceritanya Eko!" kata Budi. 

"Cerita yang bagus sih. Urusan cinta beda agama, ya ribet sih. Kalau mau bersatu, ya harus ada yang mengalah sih, ya keluar dari agama ini dan masuk ke agama itu," kata Eko. 

"Memang ribet urusan cinta beda agama. Cowok dan cewek itu berkata seperti ini "Kalau saja tidak ada agama yang di yakini orang tua, ya bisa bersatu dalam urusan cinta"....," kata Budi. 

"Kalau tidak ada agama yang di yakini orang tua bisa bisa bersatu urusan cinta. Kenyataannya agama ada untuk membimbing manusia jadi baik kan Budi?!" kata Eko. 

"Memang sih karena ada agama, ya manusia di bimbing dengan baik," kata Budi menegaskan omongan Eko. 

"Main catur Budi!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. 

"Jadi hari ini perayaan Natal, ya kita ucapkan selamat merayakan Natal bagi umat agama Kristen yang merayakannya dengan baik, ya kan....Eko?!" kata Budi. 

"Omongan Budi benarlah!" kata Eko menegaskan omongan Budi. 

Budi dan Eko main catur dengan baik. 

BERPIKIR DUA KALI DALAM BERTINDAK

Budi dan Eko, ya duduk depan rumah Budi, ya sambil menikmati kopi dan enaknya singkong goreng rasa keju gitu. 

"Eko. Ngomong-ngomong ada cerita?!" kata Budi. 

"Tumben nanyain cerita. Biasanya kan Budi yang punya cerita!" kata Eko. 

"Biasanya aku yang punya cerita sih. Ya kali ini, ya Eko lah!" kata Budi. 

"Baiklah kali ini aku cerita. Ada seorang pemuda, ya mendatangi kantor pemerintahan, ya buat ini dan itu sih. Pemuda itu mengamati dengan baik proses pelayannya, ya berdasarkan prosedur yang di buat pemerintahan dalam urusan ini dan itu, ya birokrasi sih. Pemuda sambil melakukan kegiataannya sebagai, ya masyarakat biasa pada umumnya. Ya sebenarnya pemuda itu kerjaannya, ya pedagang sih. Walau sebenarnya ada permasalahan di masyarakat, ya dari memahami persedur dan tidak memahami persedur sih, ya di anggap wajarlah semuanya. Pemuda itu sebenarnya, ya lulusan Universitas, ya jadi meneliti dengan baik proses kerja di kantor pemerintahan. Sampai akhirnya pemuda itu selesai urusannya, ya pulang ke rumahnya. Di rumah, ya pemuda itu mengetik dengan baik apa yang di lihatnya di kantor-kantor pemerintahan, ya bisa di bilang penelitian di susun dengan baik. Ya sampai ketikannya selesai, ya pemuda itu berkata "Dari hasil yang aku dapatkan. Tingkat kepuasaan dalam bentuk pelayanan, ya di birokrasi. Ya lumayan sih bagus. Walau ada data ini dan itu yang mungkin sifatnya negatifnya, ya masih anggap wajarlah". Pemuda itu benar-benar menyelesaikan tulisannya dan istirahat. Begitulah ceritanya," kata Eko. 

"Kok ceritanya tentang urusan yang berkaitan dengan sistem kerja pemerintahan....Eko?!" kata Budi. 

"Ya kan aku dapat ceritanya juga dari cerita di masyarakat, ya adanya itu. Gimana hayo?!" kata Eko. 

"Ya kalau begitu sih. Ya sudahlah lah. Ya aku tanggapi saja. Ya bagus sih!" kata Budi. 

"Padahal yang di perhitungkan pemuda itu, ya kalau ceritanya itu di publikasikan, ya jadi bacaan halayak umum di jaringan apa pun, ya mengikuti perkembangan zaman gitu. Ada faktor-faktor yang membuat diri pemuda itu berpikir dua kali," kata Eko. 

"Jadi kalau di publikasikan cerita pemuda itu meneliti tentang pelayanan di kantor-kantor pemerintahan.....akan jadi masa lah ya Eko?!" kata Budi. 

"Kalau sifatnya kritik yang tajam, ya urusan sistem kerja pemerintahan ini dan itu, ya bisa jadi masalah sih," kata Eko. 

"Kritiknya....tajam sampai menjatuhkan pemimpin di kantor-kantor pemerintahan," kata Budi. 

"Maka itu. Pemuda itu berpikir dua kali dalam mempublikasikan hasil penelitiannya itu. Karena dampaknya bisa kena ke pemuda itu. Ya pemuda itu bisa di cariin orang-orang yang berkepentinganlah," kata Eko. 

"Iya juga ya. Bisa cariin orang yang berkepentingan, ya di tangkap dan di suruh untuk tidak mempublikasikan tulisan itu," kata Budi. 

"Kalau faktor lain sih, ya bisa saja mengangkat nama baik sih pemimpin-pemimpin di kantor-kantor pemerintahan. Ya pemuda itu pun dicariin juga sih, ya sama orang-orang berkepentingan lah," kata Eko. 

"Iya juga ya. Kalau faktornya dapat mengangkat nama, ya pencitraan. Ya pemuda itu di cariin sama orang kepentingan. Berarti pemimpin-pemimpin di kantor pemerintahan itu senang dari hasil kerjanya ini dan itu di nilai baik sih," kata Budi. 

"Apa lagi kalau urusan masih kaitan politik, ya nama baik, ya melambung tinggi banget gitu," kata Eko. 

"Iya juga. Kalau urusan kaitan politik, ya nama baik melambung tinggi lah. Karena di nilai dari kepuasaan masyarakat, ya tentang pemimpin-pemimpin di kantor-kantor pemerintahan yang mengatur anak buahnya dengan baik," kata Budi. 

"Kalau begitu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Nanti dulu main caturnya Eko. Aku mau nanya tentang pemuda itu meneliti ini dan itu di kantor-kantor di pemerintahan yang mana?!" kata Budi. 

"Ya pemerintahan di kota Bandar Lampung lah," kata Eko. 

"Di Bandar Lampung, ya aku kirain di Jakarta," kata Budi. 

"Orang kita tinggal di kota Bandar Lampung, ya ceritanya di Bandar Lampung lah!" kata Eko. 

"Ok lah....main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Eko. Kalau urusan Muktamar NU yang di adakan di Lampung, gimana tanggapan Eko?!" kata Budi. 

"Aku cuma lulusan SMA, ya aku bilang bagus saja!" kata Eko. 

"Ooooo bagus. Ok. Aku juga bilang bagus sih!" kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik deh, ya sambil menikmati minum kopi dan juga singkong goreng rasa keju yang enak banget gitu lie. 

Wednesday, December 22, 2021

CEWEK PENGERTIAN

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil minum kopi dan makan gorengan lah.

"Eko. Aku ada sebuah cerita. Ya aku ingin tanggapan Eko, ya tentang cerita aku ini," kata Budi.

"Ooooo tanggapan tentang cerita yang mau Budi cerita kan. Ok aku akan tanggapin dengan baik. Ya Budi silakan di ceritakan cerita itu!" kata Eko.

"Baiklah aku ceritakan. Ada seorang pemuda yang baik. Pemuda itu ke rumah Omnya, ya niat ya silaturahmi. Pemuda itu, ya ponakan dari Om itu, ya ngobrol dengan baik sama Om dan Tantenya. Sampai obrolannya Tante, ya mengarah urusan nikah sih. Pemuda itu sudah cukup umur sih, ya di suruh menikah gitu. Pemuda itu bicara seperti ini "Aku belum mendapatkan cewek yang ngertiin aku.", ya Tantenya mengerti omongan Pemuda itu, ya ponakannya itu sih, ya ada rasa kekecewaan juga sih Tantenya, ya begitu juga dengan Om-nya. Pemuda itu pun pulang ke rumahnya, ya rumah orang tuanya. Pemuda itu berpikir dengan omongannya dengan Tantenya itu. Pemuda itu merasa bersalah dengan omongan itu, ya maka itu pemuda itu pun mencari petunjuk dengan ibadahnya. Sampai suatu ketika. Pemuda itu pun melihat ulah cowok yang laganya di motor besar, ya tidak baik di jalan raya gitu. Pemuda itu pun melihat seorang wanita di dalam mobil, ya tingkahnya buruk, tapi pakaiannya berhijab. Pemuda itu pun berkata dalam hatinya "Allah telah mengabulkan doa ku dengan memberikan petunjuk dari perangainya manusia. Jadi omongan ku dengan Tante ku itu, ya tidak salah, ya melainkan benar. Aku yang memutuskan jalan hidup ku seperti apa yang aku jalan dengan baik. Karena masih banyak orang-orang, ya berpura ini dan itu untuk di nilai baik, ya padahal masih buruk". Pemuda itu terus menjalankan hidupnya dengan baik, ya dengan keputusannya itu. Jadi....begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Seperti biasanya sih....cewek, ya harus di mengerti dengan baik sama cowok. Ketika waktunya, ya cowok ingin di mengertin cewek juga. Tapi kenyataan, ya mendapatkan cewek yang baik, ya pengertian itu susah zaman ini, ya karena ada yang berpura-pura ini dan itu, ya demi di nilai baik. Bisa di ambil dari contoh cerita sinetron. Ya tentang seorang cowok miskin yang berpura-pura kaya, ya demi mendapatkan cewek kaya kan atau sebaliknya, ya cewek miskin yang berpura-pura kaya, ya ingin mendapatkan cowok kaya. Jadinya hidup penuh dengan tipu muslihat dalam urusan cinta," kata Eko. 

"Memang hidup ini penuh dengan tipu muslihat. Kalau cerita kenyataan sih. Cowok berpenampilan rapih, ya layaknya seperti penampilan pegawai negeri atau pegawai swasta, ya ternyata penipu, ya tujuan berpenampilan rapih kan, ya berbaur dengan masyarakat, ya agar tidak ketahuan niat buruknya itu. Sampai polisi salah sangka pada seorang cowok yang penampilan gondrong, ya di kirain buruk karena penampilannya, ya ternyata cowok gondrong itu, ya baik dengan budi pekerti karena membimbing dengan baik dirinya, ya dengan pemahaman agama," kata Budi. 

"Dunia kenyataan itu. Apa yang terlihat baik, ya ternyata buruk. Apa yang terlihat buruk, ya ternyata baik," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Ternyata memang susah mendapatkan cewek pengertian, ya Eko?!" kata Budi. 

"Sebenarnya sih tidak susah mendapatkan cewek pengertian. Contohnya aku, ya mendapatkan cewek pengertian, ya Purnama," kata Eko. 

"Iya deh Eko mendapatkan cewek pengertian, ya Purnama," kata Budi menegaskan omongan Eko. 

"Semua itu berkat aku ibadah dengan baik. Allah mengabulkan doa ku, ya di dekat kan aku dengan jodoh ku yang baik Purnama. Ya Purnama, ya cewek yang baik dan juga ahli ibadah dengan baik," kata Eko. 

"Kalau begitu, ya tidak perlu bahas lagi ah. Lebih baik main catur!" kata Budi. 

"Ok...main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya, ya main catur dengan baiklah, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

Tuesday, December 21, 2021

AKU INGIN DI MENGERTI

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil minum kopi dan juga makan gorengan lah.

"Aku ingin di mengerti," kata Budi.

Eko mendengar baik omongan Budi, ya agak ganjil saja omongan Budi itu. Eko pun berkata "Emangnya Budi mau di mengertiin seperti apa?!"

"Mau banget sih Eko. Aku di mengertiin. Ya ada masalah keuangan, ya jadi pinjem uang Eko!" kata Budi.

"Masalah keuangan. Mau pinjem uang," kata Eko.

Eko pun mengambil dompet di saku celananya dan di keluarkan uang dari celananya. Eko memberikan uang 5 ribu rupiah pada Budi, ya sambil berkata "Nieee!"

Budi mengambil uang dari tangan Eko dan berkata "5 ribu."

"Ya biasanya minjem uang kan 5 ribu," kata Eko.

"Kaya zaman sekolah SMA saja!" kata Budi.

"Mau enggak. Kalau enggak aku ambil lagi tuh uang. 5 ribu saja berharga bagi orang miskin tahu. Kalau kaya, ya beda urusan 5 ribu itu," kata Eko.

"Zaman sekolah sampai sekarang tetap saja omongan itu di omongin. Uang kecil berharga bagi orang miskin, ya beda dengan orang kaya," kata Budi.

"Realita kehidupan aku kan dari keadaan orang miskin yang berusaha dengan baik dengan kerja keras menjadi mampu, ya bisa di bilang ingin jadi kaya. Ya beda dengan orang-orang yang terlahir kaya dari kecil sampai dewasa karena memang orang tuanya kaya karena usaha atau warisan nenek moyang," kata Eko.

Budi pun menyerahkan uang 5 ribu rupiah ke Eko dan berkata "Aku tidak jadi minjem uang. Sebenarnya aku tidak kesulitan uang. Becanda Eko!"

Eko mengambil uang dari tangan Budi, ya di simpan dengan baik di dompet, ya dompet di masukkan ke saku celana lah.

"Aku paham tentang kebiasaan Budi. Ya dari masa sekolah sampai sekarang, ya kita berdua sudah kerja gitu," kata Eko.

"Yang sebenarnya sih. Aku kepikiran tentang sikap cewek saja sih," kata Budi.

"Budi. Ada masalah dengan cewek?!" kata Eko. 

"Aku tidak ada masalah dengan cewek sih," kata Budi.

"Ooooo Budi tidak ada masalah dengan cewek," kata Eko.

"Aku ingin di mengerti," kata Budi.

"Kata-kata itu. Berarti Budi ada masalah kan?!" kata Eko.

"Aduh....!!!" kata Budi.

"Ada yang sakit ya Budi? Kakinya ke injek gitu, ya kaya acara lawak gitu?!" kata Eko.

"Eko. Tidak ada yang sakit, ya apalagi kaki ku tidak terinjak sesuatu. Lawak juga bukan!" kata Budi.

"Jadi apa dong?" kata Eko.

"Dang ding dong. Dang....ding....dong," kata Budi.

"Malah becanda!" kata Eko.

"Eko yang duluan yang mulai!" kata Budi.

"Perasaan ku yang mulai duluan kan Budi!" kata Eko.

"Ya deh aku yang mulai duluan," kata Budi.

"Ok....ok....ok...serius. Apa?!" kata Eko. 

"Aku nonton acara Tv, ya kemarin malam sih. Memang acara Tv-nya bagus sih, ya artis yang mengisi acara. Pastinya bagus sih," kata Budi. 

"Memang sih acara Tv bagus ini dan itu, ya memang di buat menarik ini dan itu, ya agar penontonnya menikmati acara Tv yang bagus itu dan berkata dengan baik seperti Budi "Bagus acara TV", bentuk pujian saja sih," kata Eko. 

"Ada sikap cewek di acara Tv. Ya aku simpulkan sikapnya itu......'Aku Ingin Di Mengerti'....," kata Budi. 

"Kalau urusan cewek sih. Memang sih. Sikapnya cewek sesuai dengan omongan Budi....'Aku Ingin Di Mengerti'....," kata Eko. 

"Maka itu cewek itu berpenampilan cantik. Ya dari biasa-biasa saja, ya berubah jadi lebih baik lagi dari penampilannya sampai pembentukan kepribadiannya. Kaya ingin di nilai seseorang yang di sukai cewek itu," kata Budi. 

"Ooooo ingin di nilai cowok yang di sukai cewek itu. Bisa jadi sih. Cewek yang masih jomlo, ya biasanya ingin di pilih sih sama cowok yang di sukai cewek itu, ya segera jadian, ya sampai menikah gitu," kata Eko. 

"Maksudnya...sesuai dengan omongan Eko itu!" kata Budi menegaskan omongan Eko. 

"Tapi itu kan semua hanya perkiraan Budi, ya sebagai penonton yang menonton acara Tv, ya melihat sikap cewek itu, ya artis sih," kata Eko. 

"Ya memang sih cuma perkiraan aku saja sih. Ya...bahan obrolan saja," kata Budi. 

"Kalau begitu sih. Lebih baik kita main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur saja!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh papan catur di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Kalau cewek yang sudah punya pasangan, ya artis. Berpenampilan cantik tujuannya di puji semua orang kan?!" kata Budi. 

"Ya memang is sih....omongan Budi benar sih. Yang belum punya pasangan pun, ya cewek jomlo pun atau cewek putus dari cowoknya dengan alasan ini dan itu. Ketika di atas panggung acara ini dan itu, ya berpenampilan cantik, ya tujuannya di puji semua orang karena penampilannya, ya memang cantik," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Jadi cewek itu ingin di mengerti dan di pahami kan?!" kata Budi. 

"Memang cewek itu ingin di mengerti dan di pahami," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Ya sudah tidak perlu di bahas lagi. Lebih baik fokus main catur!" kata Budi. 

"Ok!" kata Eko. 

Eko dan Budi main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

Monday, December 20, 2021

BISIKAN SETAN

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah.

"Eko. Ada cerita tentang seorang pemuda yang bisa mendengarkan lubuk hatinya yang paling dalam, ya ternyata yang bicara itu adalah setan," kata Budi.

"Ooooo cerita itu," kata Eko.

"Eko tahu cerita itu toh," kata Budi.

"Ya iyalah," kata Eko. 

"Aku kirain....tidak," kata Budi. 

"Aku kan ikutin perkembangan ini dan itu, ya jadinya tahu sih ini dan itu," kata Eko.

"Jadi...Eko. Kalau cerita yang baru ceritakan di kaitkan dunia kenyataan. Ada apa tidak?!" kata Budi.

"Ya kemungkinan ada sih. Contoh saja di berita di Tv : seorang yang di kenal alim, ya bisa di sebut ustad gitu. Ternyata bisa melakukan keburukan yang ini dan itu, ya merugikan orang lain. Berarti orang itu di bisikan keburukan sampai ke lubuk hatinya paling dalam, ya sama setan. Berarti orang itu kalah dari setan, ya orang itu membimbing dirinya jadi baik, ya gagal deh," kata Eko.

"Kehilangan kesadaran sejenak, ya sudah di kendalikan setan. Seperti penyakit kejiwaan yang berganti jiwa gitu," kata Budi. 

"Maka itu. Banyak nasehat dari orang tua yang membimbing dirinya dengan baik, ya untuk dirinya, keluarga, dan juga orang lain. Pemuda itu, ya dekat kan diri mu pada kebaikan, ya seperti kita ini, ya saling menasehati, ya tujuan mengingatkan, ya agar jauh dari keburukan sampai keburukan seperti bisikan setan sampai kelubuk hati yang paling dalem, ya ibadah di jalankan dengan baik dan juga benar, ya sesuai dengan aturan yang ada di dalam ajaran agama yang di yakini," kata Eko. 

"Memang sih kita ini di jalan kebaikan dan saling menasehati agar jauh dari keburukan ini dan itu, ya ibadah yang baik dan juga benar. Emmmmn kalau di ingat cerita masa lalu, ya perpecahan manusia, ya sampai perang. Bisa saja ulah dari bisikan setan dari lubuk paling dalem di dalam hati dong?!" kata Budi. 

"Bisa jadi sih. Perangnya dari urusan negara sampai urusan agama. Ya otomatis banyak manusia yang jatuh karena bisikan setan yang paling dalam lubuk hati," kata Eko. 

"Sampai-sampai urusan cinta pun di pengaruhi oleh bisikan setan yang paling dalem di lubuk hati, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Bisa jadi sih. Namanya juga kalah dari setan," kata Eko. 

"Setan....selalu membuat kekacauan di mana-mana, ya agar manusia jatuh pada lumpurnya dunia ini, ya keburukan ini dan itu," kata Budi. 

"Sudahlah tidak perlu di bahas lebih jauh lagi. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

Saturday, December 18, 2021

CINTA TAK HARUS DI MILIKI

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Kadang cinta itu tidak harus di miliki kan?!" kata Budi.

"Memang sih. Kadang cinta tak harus di miliki," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Melihat dia bahagia dengan orang yang mencintainya, ya aku ikut bahagia juga," kata Budi. 

Eko terkejut dengan omongan Budi. 

"Budi. Ada masalah dengan urusan cinta. Sampai-sampai ngomong seperti itu?!" kata Eko.

"Aku tidak ada masalah sih. Cuma ada cerita yang ingin jadi bahan obrolan saja!" kata Budi. 

"Oooooo cerita toh. Kalau begitu cerita kan dengan baik cerita itu!" kata Eko. 

"Baiklah aku cerita kan. Seorang cowok, ya bisa di bilang pemuda. Ya pemuda berteman baik sih dengan cewek sih. Pertemanan itu dari SMA, ya sampai kuliah sih. Cewek berharap banget jadian sih sama pemuda itu. Tapi pemuda itu, ya terlalu sibuk dengan urusan mencapai masa depan yang baik, ya sesuai dengan cita-cita yang diinginkan. Cewek itu akhirnya bertemu dengan cowok yang menyukai diri cewek itu. Cewek itu, ya menjalin hubungan cowok yang menyukainya dengan baik. Pemuda itu tahu, ya cewek, ya teman baik itu menjalin hubungan dengan cowok yang menyukai cewek itu. Pemuda itu merasakan cinta pada cewek itu, ya temannya itu. Pemuda itu tetap diam saja. Cewek itu pun menikah dengan cowok yang menyukai dirinya. Pemuda itu, ya tahu cewek itu, ya teman itu menikah dengan cowok yang menyukai dirinya cewek itu. Pemuda itu berkata di dalam hatinya "Cinta Tak Harus Di Miliki". Di sisi lain, ya cewek itu pun berkata di dalam hatinya "Aku berharap pada orang yang benar ku harap kan memilih aku. Tapi orang tidak di harapkan malah memilih aku". Begitu lah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus. Yang terkadang cerita dunia kenyataan, ya sesuai dengan kisah cinta yang di cerita kan Budi," kata Eko. 

"Lika-liku kisah cinta," kata Budi. 

"Memang sih lika-liku kisah cinta," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Yang paling tidak habis pikir, ya urusan cinta, ya tentang peceraian sih," kata Budi. 

"Kalau itu sih tidak perlu di bahas lah. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok....main catur!" kata Budi. 

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di meja. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik. 

KALAU SUDAH WAKTUNYA DERAJAT NAIKLAH

Budi dan Abdul duduk di rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.

"Abdul. Acara Tv...tentang uang kaget bagus kan?!" kata Budi.

"Ya....berdasarkan tanggapan seperti aku yang lulusan SMA, ya bagus saja sih....acara Tv....uang kaget sih," kata Abdul.

"Menolong orang miskin yang susah payah menaikan derajatnya, ya tetap miskin gitu. Ya ada beberapa faktor penyebabnya...orang miskin tidak bisa menaikan derajatnya," kata Budi.

"Memang sih ada beberapa faktor yang menyebabkan orang miskin tidak bisa menaikin derajatnya. Ya tetap saja ujiannya orang miskin," kata Abdul. 

"Kalau...cerita acara Tv uang kaget di buat seperti ini : Tim acara Tv uang kaget menemui seseorang pemuda, ya penjual gorengan. Tujuannya seperti biasa di beri uang sekian juta, ya di habisin untuk membeli barang ini dan itu. Pemuda itu bersama Tim acara Tv uang kaget, ya membeli barang ini dan itu. Sampai akhirnya, uang itu berhasil di belanjakan dengan baik. Pemuda itu berhasil sih. Pemuda itu pun bertanya pada Tim acara Tv uang kaget "Apa kalian ikhlas semuanya?!", ya semua Tim acara Tv uang kaget berkata "Ikhlas". Pemuda itu pun membuka jati dirinya. Pemuda itu anak orang kaya, ya kerja berjualan gorengan. Pemuda itu tinggal bersama orang tua punya anak masih kecil, ya miskin lagi, ya tapi pemuda itu di anggap anak sama orang tua itu, ya karena sering main kesitu dan juga membantu orang tua itu berjualan gorengan. Semua Tim acara Tv uang kaget banget dengan jati diri pemuda itu. Host pun berkata "Apa kita ini salah target ini mah?!". Pemuda itu pun bertanya lagi..."Apa kalian semua ikhlas?!", ya semua Tim acara TV uang kaget, ya jadinya sudah telanjur gitu, ya berkata semua "ikhlas". Barang-barang yang di beli dari uang kaget, ya di serahkan pada orang tua miskin itu dengan baik. Pemuda itu pulang ke rumahnya. Host pun berkata "Zaman sekarang ini. Masih ada pemuda yang meninggalkan kekayaannya demi tinggal dan membantu orang tua miskin. Berarti orang tua pemuda itu...benar-benar mendidik anaknya dengan baik. Akhlaknya bagus", ya acara Tv uang kaget selesai. Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Terkadang cerita di buat begitu juga bagus sih," kata Abdul. 

"Bisa di bilang...PRANK, ya kan....Abdul untuk Tim acara uang kaget gitu?!" kata Budi. 

"Permainan zaman sekarang. Seru-seruan saja sih!" kata Abdul. 

"Yang namanya nasif, ya tidak selama miskin, ya ketika waktunya kaya, ya jalan untuk jadi kaya itu terbuka lebar, ya karena doa dan usaha yang baik," kata Budi. 

"Kalau sudah waktunya kaya, ya pasti kaya. Keluar deh dari kemiskinan dan naik derajat deh jadi orang kaya," kata Abdul. 

"Sudah lah tidak perlu membahas itu lagi, ya lebih baik main catur saja!" kata Budi. 

"Ok....main catur!" kata Abdul. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja sih papan catur. Budi dan Abdul menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. 

Friday, December 17, 2021

AKHLAKNYA

Budi dan Abdul duduk di depan rumah Budi, ya sambil minum kopi dan makan gorengan.

"Abdul....seandainya. Aku dan Abdul, ya anak orang kaya. Tanggapan Abdul gimana?!" kata Budi.

"Seandainya....anak orang kaya. Ya....hidup akan mudah di jalanin dengan baik dengan baik, ya sampai urusan cinta sih," kata Abdul.

"Memang urusan hidup lebih mudah sampai urusan cinta. Tapi kepribadian bagaimana?!" kata Budi.

"Kepribadian ya?!" kata Abdul masih mikir panjang.

Budi mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik gorengan lah. 

"Ada anak orang kaya kepribadiannya sombong dengan kekayaannya dan ada yang tidak," kata Abdul.

"Memang sih kepribadian....cenderung anak orang kaya, ya sombong dan tidak sombong," kata Budi menegaskan omongan Abdul.

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja,  ya di minum dengan baik kopi lah.

"Orang tua mendidik anaknya seperti apa baiknya?!" kata Abdul.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Iya juga ya. Orang tua mendidik anaknya sebaiknya seperti apa?!" kata Budi.

"Ya.....baik itu. Pembentukkan akhlaknya dulu lah dari pada kemewahan dunia," kata Abdul.

Abdul mengambil gelas berisi kopi di meja ya di minum dengan baik kopi lah.

"Ya...memang harus didik baik akhlaknya anak, ya agar tidak menjadi sombong," kata Budi.

Abdul menaruh gelas berisi kopi di meja lah. 

"Kaya atau miskin. Akhlak yang terpenting. Orang tua ku membimbing aku dengan baik, ya membentuk kepribadian ku," kata Abdul.

"Orangtua ku juga, ya akhlak yang penting untuk membentuk kepribadian anaknya. Ya anak menjadi kepribadian yang baik," kata Budi.

"Udahan ngomongin tentang seandainya jadi anak orang kaya. Kenyataan tetap anak orang miskin. Ya tetap berusaha dengan baik menjadi orang kaya, ya dengan cara kerja keras," kata Abdul.

"Ok...udahan ngomongin...seandainya menjadi anak orang kaya. Memang kenyataannya....anak orang miskin. Tapi aku tetap bangga menjadi anak miskin, ya karena orangtua ku mendidik ku dengan baik, ya membentuk kepribadian baik. Kan ada anak miskin, ya tidak terbentuk dengan baik kepribadian anaknya, ya karena orangtuanya....tidak paham ilmu agama," kata Budi. 

"Memang sih. Ada anak miskin, ya kepribadiannya...kurang ini dan itu karena orang tuanya, ya tidak paham ilmu agama. Ya....sudahlah. Lebih main catur!" kata Abdul. 

"Ya..lebih main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Abdul menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Ooooo iya...gimana tanggapan Abdul... tentang cara Tv dan radio...yang acara ya begini dan begitu, ya tujuannya menghibur dan mendidik orang-orang yang menonton dan juga mendengar?!" kata Budi.

"Sebagai..lulusan SMA, ya bagus saja....acara TV dan radio, ya menghibur penonton dan pendengarnya dengan baik. Kalau lulusan Universitas lebih kongkrit lah...sampai di buat penghargaan ini dan itu, ya menilai dengan baik acara Tv dan radio," kata Abdul.

"Bagus toh. Ya aku sama dengan Abdul saja....bagus!" kata Budi.

 "Fokus main caturnya!" kata Abdul.

"Ok!" kata Budi.

Budi dan Abdul, ya main catur dengan baik. 

Thursday, December 16, 2021

DIA BAHAGIA AKU PUN BAHAGIA

Eko duduk di depan rumahnya sedang membaca koran, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan. Budi sampai di rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik di sebelah Eko. Ya Eko pun berhenti baca korannya dan koran di taruh di meja. 

"Berita di koran, ya masih memberikan tentang kecelakaan ini dan itu," kata Eko.

"Nama juga berita di koran cerita kehidupan," kata Budi.

"Kehidupan ini, ya antara baik dan buruk," kata Eko.

"Oooo iya Eko. Aku punya cerita, ya aku ingin tanggapan Eko sih!" kata Budi.

"Tanggapan aku. Berkaitan dengan cerita Budi. Ok lah aku tanggapain. Sekarang ceritain ceritanya!" kata Eko.

"Ok. Aku ceritakan. Seperti ini ceritanya : Seorang pemuda sedang mengendarai motornya dengan baik. Tiba-tiba pemuda itu di serempet mobil, ya sampai mengalami kecelakaan sih. Mobil yang menyerempet motor pemuda itu kabur sih. Seorang cewek yang mengendarai mobil, ya melihat orang yang terbaring di pinggir jalan, ya kecelakaan motor lah. Cewek itu langsung menghentikan laju mobilnya, ya ingin menolong orang yang mengalami kecelakaan motor itu. Cewek itu memeriksa orang yang terbaring di pinggir jalan dengan baik. Ternyata orang yang mengalami kecelakaan itu, ya masih hidup sih, ya keadaan cukup parah sih. Cewek itu pun membawa orang kecelakaan motor itu ke rumah sakit terdekat. Sampai di rumah sakit, ya pemuda yang mengalami kecelakaan, ya di rawat dengan baik. Cewek itu melaporkan semua kejadian kecelakaan sama polisi untuk mengusut tuntas terjadi kecelakaan di jalan. Polisi segera memeriksa berdasarkan data laporan. Cewek itu sering menjenguk pemuda yang ia tolong itu. Pemuda itu akhirnya sembuh juga dari luka kecelakaan motor. Pemuda itu berterima kasih pada cewek yang telah menolongnya. Pemuda itu ingin membayar budi baik cewek itu, ya dengan cara ingin mencintai cewek itu. Tapi ternyata cewek itu, ya sudah punya suami. Pemuda tidak jadi membalas budi dengan cara mencintai cewek yang telah menolongnya. Pemuda itu pun berteman dengan baik sama cewek itu. Polisi yang mengusut perkara kecelakaan motor, ya akhirnya mendapatkan tersangkanya. Polisi segera memenjarakan penjahatnya. Pemuda itu kaget banget, ya penjahatnya adalah rekan kerja yang pernah berbuat curang di dalam kerjaan. Begitulah ceritanya," kata Budi.

"Ceritanya bagus. Lebih bagus lagi. Kalau di berinama tokohnya, ya nama yang populer gitu!" kata Eko.

"Memang sih kalau di berinama populer, jadinya bagus sih. Siapa namanya ya?!" kata Budi.

"Pemuda yang mengalami kecelakaan motor di berinama......Hari. Sedangkan ceweknya di beri nama.... Lesti saja. Gimana?!" kata Eko.

"Boleh juga sih!" kata Budi.

"Kadang kalau di tolong cewek cantik jelita, ya inginnya balas kebaikatannya dengan cinta sih," kata Eko.

"Memang Eko. Inginnya sih pemuda itu membalas budi baik ceweknya dengan cinta, tapi ceweknya telah punya suami," kata Budi.

"Pasti...nama suaminya cewek itu....Rizky, ya kan Budi?!" kata Eko.

"Ya terserah  Eko saja. Nama Rizky kan nama populer gitu. Nama juga cerita saja. Beda dengan cerita di Tv, ya berita tentang selebritis dari urusan cinta sampai urusan yang ini dan itu di ceritakan semuanya dengan baik. Selebritisnya jadi populer deh di beritakan ini dan itu," kata Budi.

"Budi baik ingin di balas dengan cinta, tapi ternyata tidak bisa, ya berteman saja!" kata Eko.

"Ya...realita ceritanya seperti itu," kata Budi.

"Cinta itu melihat orang yang di sukai bahagia itu lebih baik," kata Eko.

"Cinta memang terkadang melihat orang yang di sukai bahagia itu lebih baik," kata Budi menegaskan omongan Eko.

"Dia bahagia aku pun bahagia," kata Eko.

"Judul ceritanya bagus itu saja.....Dia Bahagia Aku Pun Bahagia," kata  Budi.

"Ya sudahlah lebih baik main catur saja!" kata Eko.

"Ok main catur!" kata Budi.

Eko mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja, ya papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

Wednesday, December 15, 2021

SUAMI PENYABAR

Budi dan Eko duduk di depan rumahnya Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga roti lah.

"Cowok kalau sudah menikah, ya jadi suami. Ya harus jadi suami yang penyabar ya Eko?!" kata Budi.

"Kok tumben Budi....ngomongin tentang suami penyabar?!" kata Eko.

"Ya abisnya....sinetron ada yang menceritakan tentang rasa sakitnya seorang istri karena suaminya bertingkah ini dan itu," kata Budi.

"Oooooo karena sinetron 'Suara Hati Istri', toh. Ya jadinya....Budi ingin ngomongin tentang suami penyabar?!" kata Eko. 

"Ya begitu lah!" kata Budi. 

"Ya memang sih. Kalau cowok sudah menikah, ya jadi suami yang penyabar sih dalam menghadapi sikap istri, ya mungkin tingkah lakunya istrinya susah di atur," kata Eko.

"Sebagai contoh ceritanya seperti ini : seorang pemuda yang lulusan pondok pesantren. Pemuda itu, ya kerjaannya mengajarkan mengaji pada anak-anak sampai orang tua. Ada cewek yang cantik jelita, ya tapi kelakuan liar banget, ya karena pergaulan yang ini dan itu. Orang tuanya bingung mendidik anak gadis, ya yang kelakuannya bikin pusing. Orang tua, ya mengambil kesimpulan dengan baik, ya di nikahin saja anak gadisnya dengan di jodohkan dengan pemuda yang kerjaan guru ngaji. Pemuda itu menerima dengan perjodohan dengan baik. Pemuda itu pun resmi menikah dengan cewek itu. Ya cewek itu setelah jadi istri, ya masih susah didik sama suaminya, ya karena istrinya masih terpengaruh pergaulan ini dan itu. Pemuda itu dengan sabar membimbing istrinya. Sampai suatu ketika, ya istrinya di jebak temannya, ya jadi pengedar narkoba, ya padahal sebenarnya tidak. Sebagai suami yang baik menolong istrinya, ya keluar dari fitnah itu. Suaminya bekerja sama dengan polisi menanggulangi masalah istrinya. Usaha suami berhasil menolong istrinya. Semenjak itu istrinya sadar, ya jadi berkelakuan baik. Suami terus membimbing istrinya dengan baik. Semua berkat kesabaran suami, ya mendidik istrinya dengan baik. Begitulah ceritanya," kata Budi. 

"Cerita yang bagus," kata Eko. 

"Cewek itu....kadang bisa bertingkah seperti cerita yang baru aku ceritakan?!" kata Budi. 

"Memang sih. Cewek bisa bertingkah, ya seperti cerita yang di ceritakan Budi. Tetap sebagai suami yang baik, ya harus bersikap penyabar dengan tingkah laku istrinya yang ini dan itu. Suami pun mendidik dengan baik istrinya, ya agar menjadi istri yang berkelakuan baik," kata Eko. 

"Membimbing dan mengarahkan istri dengan baik, ya agar menjadi istri yang baik," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

 "Ya sudah lah ngomongin tentang suami penyabar, ya lebih baik kita main catur saja!" kata Budi. 

"Ok.....main catur!" kata Eko. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh dengan baik papan catur di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan roti lah. 

Tuesday, December 14, 2021

KISAH CINTA

Keadaan memang malem sih. Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang baca koran, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan. Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk santai di samping Budi. Ya Budi menghentikan baca koran, ya koran di taruh di meja.

"Budi. Eko...main kesini?!" kata Abdul.

"Eko. Tidak main ke sini. Karena ada urusan dengan Purnama," kata Budi.

"Ooooo....Eko ada urusan dengan Purnama. Ya...ya...ya...kisah cinta," kata Abdul.

"Aku....sebenarnya ingin seperti Eko. Ya jadian sama cewek gitu," kata Budi.

"Ooooo...Budi ingin seperti Eko. Kisah cinta toh. Ya kalau begitu aku ikutan juga ah," kata Abdul.

"Sudah di usahakan aku tetap sendiri," kata Budi.

"Berarti belum tempat mendapatkan cewek yang cocok dengan Budi," kata Abdul.

"Ya omongan Abdul bener sih!" kata Budi menegaskan omongan Abdul.

"Sedang urusan...kisah cinta ku, ya seperti cinta khayalan saja, ya kan....Budi?!" kata Abdul.

"Cinta khayalan. Ya bisa sih. Abdul ingin bersama Putri, tapi kenyataan tetap kenyataan, ya di lihat keadaan Abdul dan Putri, ya jarak antara Lampung dan Jakarta," kata Budi.

"Budi lebih baik....kita main catur saja!" kata Abdul.

"Ok.....main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja dengan baik. Budi dan Abdul menyusun bidak catur di atas papan catur. 

"Kisah cinta....artis di acara Tv, ya menarik untuk di tonton, ya Abdul?!" kata Budi.

"Memang sih kisah cinta artis di acara Tv, ya menarik di tonton sih," kata Budi menegaskan omongan Abdul.

"Apalagi kalau duet romantis dalam menyanyi, ya tambah sih cerita kisah cintanya, ya gimana pendapat Abdul?!" kata Budi.

"Pendapatku. Ya memang sih duet romantis dalam menyanyi....sip banget!" kata Abdul. 

"Fokus main catur saja!" kata Budi. 

"Ok!" kata Abdul. 

Abdul dan Budi, ya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi botolan dan makan gorengan. Sedangkan Eko, ya bersama Purnama di rumah Heru, ya ada adiknya Heru, ya ceweklah, ya namanya Mira. Sebenarnya Eko dan Heru ingin nonton bola di Tv sih. Ya Tvnya Heru, ya pake WiFi sih. Purnama dan Mira ingin nonton duet romantisnya Denny Caknan dan Happy Asmara yang di tayangkan di Youtobe, ya live gitu. Jadinya....Eko dan Heru ikutan maunya Purnama dan Mira, ya nonton acara musik yang bagus itu. 

Monday, December 13, 2021

PENJAGA HATI

Budi di depan rumah, ya sedang baca koran, ya sambil menikmati minum kopi botolan dan juga makan gorengan. Eko sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko pun duduk di sebelah Budi.

"Eko. Apa menurutmu tentang foto cewek-cewek cantik di koran ini?!" kata Budi, ya sambil menunjukkan foto di koran sama Eko.

Eko memang sedikit terkejut dengan omongan Budi, sambil menunjukkan foto di koran, ya cewek-cewek cantik.

"Belum apa-apa urusan dengan foto di koran cewek-cewek cantik," kata Eko.

Eko melihat dengan baik foto di koran, ya cewek-cewek cantik.

"Menurut ku sih.....cantik cewek-cewek di foto di koran," kata Eko.

Budi tidak lagi menunjukkan foto di koran, ya sama Eko, ya Budi pun merapihkan koran dan dan di taruh di meja, ya selesai baca gitu.

"Ya memang sih....cewek-cewek yang di foto di koran....cantik," kata Budi.

"Jangan-jangan ingin di buat permainan lagi, ya Budi?!" kata Eko.

"Maunya gitu sih," kata Budi.

"Memang permainan seperti apa?!" kata Eko.

"Permainannya sih mudah sih. Ya cuma pilih cewek yang ada di foto di koran sih!" kata Budi.

"Ooooo cuma pilih cewek di foto di koran toh. Kalau aku pilih salah satu cewek di foto di koran. Apa akan di kaitan dengan dunia kenyataan tentang aku dan Budi, ya cerita ini dan itu?!" kata Eko.

"Biasanya?!" kata Budi.

"Dikaitkan, ya permainan seadainya!" kata Eko dengan tegas.

"Memang sih dikaitkan, ya seperti biasanya permainan seadainya. Tapi kali ini tidak perlu dikaitkan, ya cukup pilih saja!" kata Budi.

"Ok....aku pilih dengan baik. Menurut ku berdasarkan permainan seadainya, ya aku tidak memilih salah satu cewek di foto di koran!" kata Eko.

"Kok....tidak pilih. Kenapa Eko?!" kata Budi.

"Cewek-cewek di foto di koran kan......sudah dekat dengan cowok sih. Kalau memilih, ya takut ada yang marah saja," kata Eko.

"Memang sih....cewek-cewek di foto di koran, ya sudah dekat dengan cowok. Kalau di pilih, ya takutnya ada yang marah. Kalau cewek masih jomlo, ya enak di pilih sih, ya tidak ada yang marah sih," kata Budi.

"Maka itu....cewek-cewek di foto koran itu mempopulerkan lagu 'Jangan Coba-Coba'. Kalau di pikir baik lebih baik tidak pilih lah karena dekingannya banyak, ya takut marah sama kita," kata Eko.

"Iiiiiiii takut banget. Penjaga hatinya banyak banget!" kata Budi.

"Lebih baik pilih lain!" kata Eko.

"Pilih lain. Siapa ya?!" kata Budi.

"Mungkin....Findi saja!" kata Eko.

"Findi. Kan ada cowok yang deket sama Findi," kata Budi.

"Findi di dekat sama cowok. Kalau gitu tidak jadi ah. Nanti penjaga hatinya marah-marah sama aku. Aku takut deh. Serem...gitu!" kata Eko.

"Jadi gimana dengan permainan kita....jadi milih apa tidak, ya foto cewek-cewek di koran?!" kata Budi.

"Tidak jadi milih. Ada penjaga hatinya. Nanti marah-marah!" kata Eko dengan tegas.

"Ya....sudah ah. Permainan udahan ah. Milih Cewek-cewek di foto di koran, ya grubgirl Byoode. Lebih baik main catur saja!" kata Budi.

"Ok....lebih baik main catur!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh papan catur di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

Sunday, December 12, 2021

PEMIMPIN KOTA

Budi duduk di depan rumah, ya sedang baca koran dan juga menikmati minum kopi botolan dan juga gorengan. Abdul sampai di rumah Budi, ya Abdul memarkirkan dengan baik motor di depan rumah Budi. 

"Hari ini hari yang melelahkan," kata Abdul.

Budi berhenti baca koran, ya koran di taruh di meja.

"Nama juga Abdul berusaha dengan keras untuk mencapai masa depan yang baik untuk Abdul, ya pastinya melelahkan," kata Budi.

"Ya memang sih, ya semua demi masa depan yang aku ingin kan. Kaya dalam usaha yang aku jalankan dan segera menyatakan cinta sama Putri, ya tanda bukti aku benar-benar cinta sama Putri, ya benar-benar ingin menikahinya," kata Abdul.

"Sebagai teman yang baik, ya mendoakan Abdul, ya agar usaha Abdul tercapai dengan baik," kata Budi.

"Terima kasih....Budi atas doa!" kata Abdul.

"Emmmmm," kata Budi.

Abdul melihat foto di koran, ya koran itu pun di ambil.

"Ibu di foto di koran ini, ya sosok pemimpin di kota ini," kata Abdul.

"Memang sih. Ibu di foto di koran, ya sosok pemimpin kota ini," kata Budi menegaskan omongan Abdul.

Abdul pun menaruh koran di meja.

"Layaknya seorang ibu. Ya kaya ibu kita, ya Budi?!" kata Abdul.

"Maksudnya....membimbing dan mengarahkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, ya Abdul?!" kata Budi.

"Maksud ku itu, yang di omongin Budi!" kata Abdul. 

"Kalau putra salah, ya di nasehati dengan baik, ya agar tidak berbuat salah lagi. Kalau sudah benar, ya tetap ibu senang karena putra berjalan di jalan kebaikan," kata Budi. 

"Ibu yang di foto di koran, ya memimpin dengan baik kota ini, ya dari sudut pandangan kita...kan Budi?!" kata Abdul. 

"Memang sih dari sudut pandang kita, ya baik sih, ya ibu di foto koran cara  memimpin kota ini, ya baik. Karena ibu kita kan mengajarkan dengan baik, ya harus menghargai dan menghormati....pemimpin kota ini," kata Budi. 

"Kalau sudut lain, ya ada ini dan itu, ya namanya....hidup di antara orang banyak, ya ada yang baik dan buruk. Jadi bisa di bilang maklum lah," kata Abdul. 

"Ya memang maklum. Berarti. Ibu-ibu yang memimpin kota ini dan itu, ya sampai jadi presiden. Tetap kita hargai dan di hormati dengan baik," kata Budi. 

"Ibu-ibu yang menjadi pemimpin, ya telah kerja keras membangun negeri ini dengan baik," kata Abdul. 

"Memang negeri ini di bangun dengan baik," kata Budi. 

"Kalau ada masalah, ya segera di selesaikan dengan baik," kata Abdul. 

"Ya....sekedar obrolan lulusan SMA, ya beda dengan lulusan Universitas yang meneliti ini dan itu....tentang kepuasaan masyarakat pemimpin kota, ya sampai presiden lah, ya berdasarkan data di kumpulkan di masyarakat," kata Budi. 

"Memang sekedar obrolan lulusan SMA, ya beda dengan lulusan Universitas, ya kerjaannya meneliti ini dan itu," kata Abdul menegaskan omongan Budi. 

"Sudah ngobrolin...ibu yang di foto di koran, ya pemimpin kota Bandar Lampung, ya Ibu Eva!" kata Budi. 

"Ok...ok....ok. Lebih baik kita main catur!" kata Abdul. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Eko pun sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motor di depan rumah Budi. Budi dan Abdul yang ingin main catur, ya tidak jadi main catur, ya karena ada Eko. Jadi ketiganya main kartu remi, ya sambil menikmati makan gorengan dan kopi botolan lah. 

Saturday, December 11, 2021

HAPPY

Eko bersama saudaranya, ya nama Fadli, ya pergi PKOR, ya di daerah kota Bandar Lampung, ya menggunakan motornya. Singkat waktu sampai di PKOR. Langit gelap, ya ada bulan dan bintang di langit, ya Eko melihat keadaan itu dengan baik. Eko bener-bener, berada di PKOR, ya bersama ponakannya yang masih balita, ya bersama ayahnya juga, ya Fadli. Eko melihat dengan baik ponakan bermain di temanin ayahnya juga. Ponakan Eko, ya bermain dengan baik, ya ada permainan ini dan itu, ya bayar gitu, ya bisa di bilang sih pasar malam.

Ponakan Eko, ya bahagia banget, ya sama dengan anak-anak lain, ya bersama orang tua dan juga saudara. Semua anak-anak bahagia, ya penuh dengan keceriaan gitu. Eko, ya sempet beli minuman es dan juga makan kecil, ya sambil menikmati keadaan yang ramai dan penuh dengan keceriaan semua orang.

Ponakan Eko, ya di belikan es krim dan juga makan. Ketika Eko bertanya pada ponakan Eko "Happy". Ponakan Eko pun menjawab dengan baik "Happy".

Eko senang jawaban ponakannya...."Happy". Eko terus menemani ponakannya bermain ini dan itu, ya bersama ayahnya lah. Sampai waktunya...Eko memutuskan pulang, ya ponakannya pulang juga lah bersama ayahnya. Jadi meninggalkan PKOR lah, ya pake motor lah.

Seperti biasanya, ya Eko ada urusan main ke rumah Budi. Fadli bersama anaknya yang masih balita, ya pulang ke rumah. Eko dengan baik membawa motornya, ya ke rumah Budi. Singkat waktu. Fadli dan anaknya yang masih balita sampai di rumah, ya segera tidurlah karena hari memang sudah larut malem gitu. 

Eko sampai di rumah Budi, ya menaruh motor dengan baik di halaman depan rumah Budi, ya dengan baik. Ternyata Budi dan Eko, ya sedang main catur sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan. Eko duduk memang dengan baik bersama teman-temannya.

"Eko gimana keadaan PKOR?!" kata Budi.

"Ya rame. Anak-anak penuh dengan ceria," kata Eko.

"Banyak mainan yang di jajakan dengan baik, ya otomatis anak-anak ceria, lah" kata Abdul.

"Makan dan minumannya juga enak!" kata Eko.

"Abdul...main caturnya di lanjutkan apa tidak? karena ada Eko. Ya biasa main kartu remi!" kata Budi.

"Main catur udahan saja. Ya seperti biasa main kartu remi!" kata Abdul.

"Ok!" kata Budi.

Budi dan Abdul membereskan catur dengan baik. Ya Budi mulai lah main kartu remi dengan baik...bersama Eko dan Abdul, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK