"Hari ini hari yang melelahkan," kata Abdul.
Budi berhenti baca koran, ya koran di taruh di meja.
"Nama juga Abdul berusaha dengan keras untuk mencapai masa depan yang baik untuk Abdul, ya pastinya melelahkan," kata Budi.
"Ya memang sih, ya semua demi masa depan yang aku ingin kan. Kaya dalam usaha yang aku jalankan dan segera menyatakan cinta sama Putri, ya tanda bukti aku benar-benar cinta sama Putri, ya benar-benar ingin menikahinya," kata Abdul.
"Sebagai teman yang baik, ya mendoakan Abdul, ya agar usaha Abdul tercapai dengan baik," kata Budi.
"Terima kasih....Budi atas doa!" kata Abdul.
"Emmmmm," kata Budi.
Abdul melihat foto di koran, ya koran itu pun di ambil.
"Ibu di foto di koran ini, ya sosok pemimpin di kota ini," kata Abdul.
"Memang sih. Ibu di foto di koran, ya sosok pemimpin kota ini," kata Budi menegaskan omongan Abdul.
Abdul pun menaruh koran di meja.
"Layaknya seorang ibu. Ya kaya ibu kita, ya Budi?!" kata Abdul.
"Maksudnya....membimbing dan mengarahkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, ya Abdul?!" kata Budi.
"Maksud ku itu, yang di omongin Budi!" kata Abdul.
"Kalau putra salah, ya di nasehati dengan baik, ya agar tidak berbuat salah lagi. Kalau sudah benar, ya tetap ibu senang karena putra berjalan di jalan kebaikan," kata Budi.
"Ibu yang di foto di koran, ya memimpin dengan baik kota ini, ya dari sudut pandangan kita...kan Budi?!" kata Abdul.
"Memang sih dari sudut pandang kita, ya baik sih, ya ibu di foto koran cara memimpin kota ini, ya baik. Karena ibu kita kan mengajarkan dengan baik, ya harus menghargai dan menghormati....pemimpin kota ini," kata Budi.
"Kalau sudut lain, ya ada ini dan itu, ya namanya....hidup di antara orang banyak, ya ada yang baik dan buruk. Jadi bisa di bilang maklum lah," kata Abdul.
"Ya memang maklum. Berarti. Ibu-ibu yang memimpin kota ini dan itu, ya sampai jadi presiden. Tetap kita hargai dan di hormati dengan baik," kata Budi.
"Ibu-ibu yang menjadi pemimpin, ya telah kerja keras membangun negeri ini dengan baik," kata Abdul.
"Memang negeri ini di bangun dengan baik," kata Budi.
"Kalau ada masalah, ya segera di selesaikan dengan baik," kata Abdul.
"Ya....sekedar obrolan lulusan SMA, ya beda dengan lulusan Universitas yang meneliti ini dan itu....tentang kepuasaan masyarakat pemimpin kota, ya sampai presiden lah, ya berdasarkan data di kumpulkan di masyarakat," kata Budi.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA, ya beda dengan lulusan Universitas, ya kerjaannya meneliti ini dan itu," kata Abdul menegaskan omongan Budi.
"Sudah ngobrolin...ibu yang di foto di koran, ya pemimpin kota Bandar Lampung, ya Ibu Eva!" kata Budi.
"Ok...ok....ok. Lebih baik kita main catur!" kata Abdul.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Eko pun sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motor di depan rumah Budi. Budi dan Abdul yang ingin main catur, ya tidak jadi main catur, ya karena ada Eko. Jadi ketiganya main kartu remi, ya sambil menikmati makan gorengan dan kopi botolan lah.
No comments:
Post a Comment