CAMPUR ADUK

Wednesday, September 30, 2020

KELUH KESAH

Indro selesai belanja di pasar, ya segera pulang ke rumah. Sampai di rumah. Hujan turun. Indro segera masuk rumah, sambil mengucap salam "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Kasino.

Indro pun segera ke belakang, ya beresin semua belanjaannya di cuci bersih dan di masukkan ke kulkas. 

"Masaknya nanti aja. Istirahat dulu ahhh!!!" kata Indro.

Indro pun ke ruang tamu di mana Kasino lagi asik baca artikel ini dan itu di Hp-nya. Terdengar suara mobil berhenti dan ada suara obrolan orang-orang, ya sedikit gaduh tapi niat serius dan juga Becanda. Indro melihat apa yang terjadi di luar?!. 

"Oooo tetangga depan rumah beli lemari yang mahal sih kelihatannya. Katanya ekonomi tidak menentu sana sini. Ternyata tetangga depan rumah beli lemari mahal. Pekerjaannya yang laki, tentara sedangkan yang cewek, ya perawat," kata Indro. 

Indro pun segera duduk di ruang tamu dan segera menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan segera di minumnya.

"Enak....," kata Indro. 

Kasino, ya menghentikan baca artikel ini dan itu di Hp-nya dan menaruh Hp di meja. Kasino pun mengambil cangkir berisi teh dan segera di minumnya. 

"Enak," kata Kasino. 

Indro menaruh cangkir teh di meja. 

"Indro gimana keadaan pasar?" kata Kasino. 

"Ya....rame sih," kata Indro. 

"Cuma itu saja!" kata Kasino. 

"Ada cerita. Biasa sih keluh kesah pedagang ayam, langgananku. Menceritakan anak dan mantunya tentang kebiasaan minta uang terus untuk ini dan itu, padahal sudah kerja. Katanya....gaji dua juta tidak cukup zaman sekarang, yang kerja anak aku dan mantuku yang di ambil saat orang tuanya tidak ada lagi, ya di sayang kaya anak sendiri," cerita Indro. 

"Keluh kesahnya hidup manusia yang mendidik anak toh. Alur ceritanya tidak jauh beda dengan cerita sinetron saja," kata Kasino. 

"Memang kalau di pikir baik-baik kaya sinetron sih, tapi ini cerita kenyataan. Sampai-sampai dia bercerita saat ia motong ayam, ya terkena golok...jadinya ya terluka di jari telunjuknya. Maklum sih sudah tua, sudah pake kaca mata. Katanya sih kaca mata buat baru mahal banget, ya di jalan in yang ada dulu sampai terkumpul uangnya untuk beli kaca mata yang baru," cerita Indro. 

"Ironis banget ya pedagang itu," kata Kasino. 

"Namanya hidup, ya isinya serba serbi. Bantuan pemerintahan untuk menolong orang miskin....ya dapat data dari omongan orang pasar sih, membantu banget sih," kata Indro. 

"Jadi keberhasilan program pemerintahan....sampai ketangan masyarakat yang membutuhkan," kata Kasino. 

"Iya," kata Indro sambil minum tehnya. 

"Bagus semuanya," kata Kasino. 

"Memang bagus sih. Walau keadaan masih masa pandemi Covid - 19, ya pergerakan ekonomi masih di anggap stabillah karena ada yang menjaga kestabilan harga di pasar," kata Indro. 

"Benerlah omongan Indro. Harus di jaga kestabilan harga pasarnya!!!!" kata Kasino yang menegaskan omongan Indro. 

"Sudah ya ngobrolnya, aku mau masak!" kata Indro sambil menaruh cangkir teh di meja. 

"Iya," kata Kasino. 

Kasino, ya mengambil Hp di meja dan segera main game lah di Hp-nya. Indro, ya ke dapur untuk memasak. Dono baru selesai mengetik di leptopnya dan keluar dari kamarnya dan duduk di ruang tengah dan menyetel Tv untuk nonton acara Tv berita gitu. 

DAMPAKNYA

Dono lagi asik baca buku Komunikasi di ruang tamu. Kasino di kamarnya lagi sibuk membuat pembukuan. Indro, ya nonton Tv yang acaranya menghibur dirinya. Saat iklan tuh acara di Tv, ya Indro pindah duduknya dari ruang tengah ke ruang tamu. Duduk lah Indro bersama Dono.

"Don," kata Indro.

"Apa?!" kata Dono sambil menghentikan baca bukunya.

"Baca buku apa Don?!" kata Indro.

"Baca buku Komunikasi," kata Dono, sambil menunjukkan buku Komunikasi pada Indro.

"Oooo buku Komunikasi. Tumben Do, baca buku Komunikasi?!" kata Indro.

"Memang tumben sih. Aku baca buku Komunikasi, ya tujuannya bukan sekedar pinter ngoceh saja di depan umum. Untuk menganalisa data-data dari pola pemberitaan yang publikasikan di media apa pun?! Ya dampaknya itu mempengaruhi penonton dan pembaca dan juga di lihat dari umur penonton dan pembaca," kata Dono.

"Contohnya Don....biar aku jauh lebih mengerti gitu?!" kata Indro.

"Contohnya, pemberitaan hari ini di angkat masih kaitan G30SPKI. Maka di analisalah dampak dari pemberitaan tersebut, pada penonton yang menonton Tv dan di perhitungan umur penonton tersebut," kata Dono.

"Kayanya....sih Don. Itumah. Karya Ilmiah di bidang Komunikasi," kata Indro.

"Memang menganalisa itu....jatuhnya Karya Ilmiah," kata Dono.

"Ya....Don. Kaya orang mau mendapatkan gelar sarjana Komunikasi, kalau lulus....ya kerja di jaringan media apapun?!" kata Indro.

"Aku kan cuma nambah ilmu saja," kata Dono.

"Aku mengerti Don. Jadi kesimpulannya Don?!" kata Indro.

"Kesimpulannya, ya relatif....Indro," kata Dono.

"Ooooo relatif. Berdasarkan data lapangan toh. Ada yang terpengaruh ada juga yang tidak pengaruh, alias masa bodo. Aku paham...Don. Kalau begitu aku nonton Tv lagi ah!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono pun melanjutkan baca buku Komunikasi ya. Indro, ya sudah di ruang tengah dan asik nonton acara Tv yang bagus banget. Kasino, ya sibuk di kamarnya mengerjakan pembukuan. 

ODADING

Usai urusan kerjaan, ya Indro segera pulang tapi mampir dulu beli makan yang lagi viral Odading. Setelah itu, ya Indro segera pulanglah. Sampai di rumah, ya Indro mengucap salam masuk rumah "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Kasino.

Indro pun duduk menaruh Odading di meja dan berkata ke Kasino untuk menawarkan makan"Kasino....makan yang viral!"

Kasino pun menghentikan baca artikel di Hp-nya dan berkata "Makan yang viral. Apa itu?" 

"Odading," kata Indro yang asik makan Odading. 

"Oooo.....Odading toh," kata Kasino. 

Kasino mengambil Odading di meja dan segera di makannya. 

"Emmmm enak. Sesuai dengan pemberitaannya. Odading....enak," kata Kasino. 

"Kasino. Dono kemana?" kata Indro. 

"Ada urusan kerjaan," kata Kasino. 

"Nonton Tv ahh, tapi berbenah diri dulu," kata Indro. 

"Sana...berbenah diri. Bau kecut....Indro," kata Kasino. 

"Nama juga kerja. Otomatis bau kecut. Pantas penanganan Covid - 19 itu tujuannya disiplin manusia, agar hidup sehat dan jauh dari penyakit. Tubuh ini bau kecut, harus di bersihkan agar jadinya seger buger," kata Indro. 

"Bener omongan mu Indro," kata Kasino menegaskan omongan Indro. 

Indro pun, ya segera ke belakang untuk berbenah diri. Kasino asik makan Odading sambil baca artikel di Hp. Selang berapa saat, Indro sudah berganti pakaian dan duduk di ruang tengah, ya nonton Tv dan di pilih chenel Tv yang acaranya berita. 

"METRO TV....menayangkan debat Presiden Amerika. Bagus!!!" kata Indro. 

Indro terus menonton acara Tv yang bagus itu. Kasino, ya menghentikan baca artikel di Hp-nya dan pindah duduknya ke ruang tengah untuk nonton Tv. 

"Indro...acara Tvnya. Debat Presiden Amerika, ya!" kata Kasino. 

"Iya. Menarik!!!" kata Indro. 

"Ini hari apa?" tanya Kasino. 

"Rabu," kata Indro. 

"Biasanya nanti malam ada acara MATA NAJWA di TRANS7....kan?!" kata Kasino. 

"Iya," kata Indro. 

"Tema yang di angkat apa ya?!" kata Kasino. 

"Tema ya. Paling yang lagi heboh gitu di bahas," kata Indro. 

"Bener juga...Indro. Yang di bahas itu, ya cenderung yang lagi heboh gitu," kata Kasino. 

"Ya sudahlah jangan di bahas lagi. Aku mau serius nie nonton Tv-nya!" kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

Kasino, ya nonton Tv mengikuti mau ya Indro dengan acara Tv yang bagus gitu. 

Tuesday, September 29, 2020

BAGUS TEMA YANG DI ANGKAT

Dono, lagi asik nonton Tv di ruang tengah. Kasino, ya lagi sibuk di kamar sedang mengerjakan pembukuan. Indro, ya di ruang tamu sedang main game di Hp-nya. Rasa ngantuk pun datang pada diri Indro, jadi Indro menghentikan main game di Hp-nya.

"Tidur ah," kata Indro.

Indro bergerak menuju kamarnya melewati ruang tengah, ya melihat Dono masih asik nonton Tv. Indro pun duduk di sebelah Dono. 

"Don...masih asik nonton," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Acara TV ONE, mengangkat tema tentang Ideologi PKI Masih Hidup?. Apa pendapat mu dengan acara Tv yang kamu tonton menarik?!" kata Indro.

"Menarik aja. Aku suka. Seperti DOSEN ku mengajarkanku sejarah ini dan itu. Ya pada akhirnya.....aku mengerti proses pergerakan di sana sini dengan cara  aku memeriksa di sana sini dengan cara meminta bekas data  kepolisi sampai anggota DPR," kata Dono.

"Menarik toh, kaya kembali ke masa kuliah. Padahal Don, kamu kan tidak duduk di pemerintahan. Bergerak di politik tidak. Organisasi ini dan itu pun kamu biasa saja," kata Indro.

"Aku tidak tertarik jadi orang pemerintahan. Aku suka jadi SWASTA, karena aku bosen me mempelajari Ilmu Pemerintahan....sampai selesai," kata Dono.

"Terang saja kamu Don bosenlah. Orang tahu seluk beluk sistem kerja di pemerintahan. Isinya tidak cuma itu....itu doang. Buah pikiran manusia di analisa sesuai keadaan yang ada," kata Indro.

"Maksudnya? Undang-Undang," kata Dono.

"Iya. Semua sepakat menjalankan pemerintahan ini karena dasar Undang Undang," kata Indro.

"Namanya hidup bernegara, berbangsa, dan beragama sesuai agama masing-masing," kata Dono

"Bener Don, omongan mu," kata Indro menegaskan omongan Dono.

"Sudah ngobrolnya. Aku lagi asik. Nonton para DOSEN....yang bahas tentang tema Komunis ini dan itu," kata Dono.

"Iya. Aku juga ngantuk. Jadi aku tinggal ya Don. Mau bobok cantik," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono pun fokus nonton Tv. Indro pun, ya ke kamarnya untuk istirahat.

Monday, September 28, 2020

PKI (PARTAI KEMERDEKAAN INDONESIA) I

Dono di ruang tamu sedang baca buku. Kasino, ya main game di Hp-nya. Indro baru pulang dari pasar. Saat masuk rumah, ya Indro mengucap salam "Assalamualaikum."

Dono dan Kasino, ya menjawab "Waalaikumsalam."

Indro pun langsung bergerak ke dapur, ya membereskan semua barang belanjaannya dan setelah itu di masukkan ke dalam kulkas. Sedangkan sekeranjang kecil buah apel, ya di bawa Indro ke ruang tamu.

"Don, Kasino....buah apel," kata Indro, ya sambil makan apel. 

"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan. 

Dono menghentikan baca bukunya segera mengambil apel di meja, ya di makannya. Kasino pun menghentikan main game di Hp-nya dan mengambil bush apel di meja dan segera di makannya. 

"Don....sibuk baca apa?" tanya Indro. 

"Baca tentang sejarah komunis berkembang di Dunia, ya termasuk di Indonesia," kata Dono. 

"Ooo begitu. Atau jangan-jangan ada kaitannya dengan bulan September, ya...Don?" kata Indro. 

"Iya. Banyak berita masih mengkaikan tentang PKI sih. Filmnya tentang PKI pun di tanyangkan kembali di Tv," kata Dono. 

"Dimasa kemerdekaan Indonesia yang ke 75 tahun. Masalah PKI ini jadi masalah atau tidak kalau menurut Dono dan Kasino?" kata Indro. 

"Aku tidak ada masalah sama sekali. Sarjana banyak yang pinter-pinter yang dapat mencari data yang benar dan menganalisanya dengan baik untuk menyelesaikan semua masalah ini dan itu," kata Kasino. 

"Omongan Kasino itu ada benarnya. Masa lalu sebagai pembelajaran saja. Masa depan kita harus terus menjaga dari lapisan bawah sampai atas. Tujuanya terciptanya keharmonisan di sana sini, walau beda pendapatlah. Hal yang wajar," kata Dono. 

"Sikap berdemokratis dong sesuai amanah UUD 1945. Komunis, ya dulu di terima baik....ya sekarang di terima baik. Walau di masa lalu ceritanya pemberotakan ini dan itu," kata Indro. 

"Sejarah terukir seperti itu. Aku saja yang masih ada kaitannya, ya sejarah dari cerita orang tua.....kakek ku terkait PKI. Aku harus membuat sejarah yang berbeda demi kebaikan semua orang. PKI kepanjangannya PARTAI KEMERDEKAAN INDONESIA," kata Dono. 

"Merdeka. Ya bener sih Don. Nilai buruk di ganti dengan kebaikannya," kata Indro. 

"Komunis itu bentuk idiologi saja. Yang bermasalahkan bukan idiologinya tapi orang-orang menjalankannya," kata Kasino. 

"Kasino bener. Semua ini karena orang-orangnya. Pola pikir yang pendek pada masa itu. Sekarang banyak himpunan mahasiswa yang sudah jadi Sarjana semua di seluruh Indonesia, ya sudah duduk di berbagai lapisan masyarakat. Jadi pergerakan pun bisa menciptakan nilai kebaikan di mana-mana," kata Indro menegaskan omongan Kasino. 

"Jadi hidup sekarang ini lebih baik dari zaman dulu. Saling menjaga dengan baik karena ada orang-orang pinter di segala bidang kan," kata Dono menegaskan. 

"Setuju," kata Indro. 

"Setuju juga. Tambahan.... Merdeka," kata Kasino yang tegas. 

"Merdeka," kata Dono yang tegas juga. 

"Aku juga Merdeka. Ya sudah Don, Kasino...ngobrolnya. Aku mau nonton Tv. Biasa LIDA dan juga KDI," kata Indro. 

"Iya," saut Dono dan Kasino. 

Dono mengambil cangkir berisi teh, ya segera di minum begitu juga Kasino. Indro, ya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Dono menaruh cangkir di meja dan melanjutkan baca bukunya. Kasino pun menaruh cangkirnya di meja dan segera melanjutkan main game di Hp-nya. 

Sunday, September 27, 2020

PENJIWAANNYA

Dono sedang asik main game di Hp-nya di ruang tamu. Indro sedang nonton Tv di ruang tengah bersama Kasino.

"Kasino....musik India itu bagaimana menurut mu?" kata Indro.

"Musik India terkadang di kaitkan dengan musik dangdut. Menurut ku si bagus sih. Kalau orang Indonesia menyanyikan lagu India terkadang kurang....sesuatu gitu," kata Kasino.

"Sesuatu itu apa Kasino?" kata Indro.

"Ya....tata bahasanya," kata Kasino.

"Logatnya toh. Kaya....Jarayut menyanyikan lagu Thailand...?!" kata Indro.

"Iya. Kadang tidak tahu artinya lagu India dan Thailand yang terpenting penyanyinya itu benar-benar menjiwai dari lirik lagu tersebut jadinya hidup gitu," kata Kasino.

"Berarti sama aja dengan penyanyi yang menyanyikan musik pop Bahasa Inggris, ya?!" kata Indro.

"Iya sama sih. Jika bagus yang menyanyikan maka yang mendengarkan itu terhanyut dengan lirik lagu yang di nyanyian, walau terkadang tidak tahu artinya," kata Kasino.

"Berarti sama halnya dengan penyanyi yang menyanyikan lirik lagu Arab?!" kata Indro.

"Iya sama aja. Aku pun terhanyut dengan penyanyi yang benar-benar menghidupkan lirik lagu tersebut. Sampai aku bisa meneteskan air mata. Karena terbawa suasana dari musiknya dan penyanyinya yang menyanyikan lirik lagu tersebut," kata Kasino.

"Berarti penyanyi yang hebat bisa menggerakkan hati pendengar toh," kata Indro.

"Benar sekali Indro. Yang bagus itu adalah penyanyi yang dapat menggerakkan hati pendengar," kata Kasino yang menegaskan omongan Indro. 

Indro dan Kasino, pun fokus nonton Tv lagi. Dono menghentikan main game di Hp-nya dan pindah duduknya dari ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Kasino dan Indro.

"Acara kontes menyanyi belum selesai toh!" kata Dono.

"Iya," saut Kasino dan Indro secara bersamaan.

"Acara yang menarik. Meli masuk tiga besar. Pemain kita, yang menang Indro," kata Dono.

"Iya juga....yang menang Indro, aku sampai lupa tuh permainan," kata Kasino.

"Aku yang menang toh. Iya juga. Dari anak LIDA yang di jagoin....sesuai pilihan masing-masing. Ya memang Meli masuk poin paling tinggi sih. Masuk tiga besar. Benar aku yang menang," kata Indro.

"Ya sudah fokus lagi nonton Tv-nya?!" kata Dono.

"Iya," saut Indro dan Kasino.

Ketiganya  pun fokus nonton Tv, yang acara Tv bagus banget gitu. 

Saturday, September 26, 2020

RAHASIA ILMU VOKAL

Hari sedang asik berjalan-jalan. Saat melewati sebuah rumah tua, terdengar suara merdu banget. Hari pun mencari suara tersebut sampai masuk pekarangan rumah orang dengan lewat pager. Sampai terlihat seorang gadis yang bernyanyi di ruangan.

"Cantiknya," kata Hari.

Hari terus menonton gadis yang sedang berlatih bernyanyi tersebut. Meli merasa ada seseorang yang mengawasi dirinya sedang berlatih bernyanyi, jadi Meli menghentikan latihan menyanyinya. Meli pun menghampiri orang yang menonton dirinya berlatih dari balik jendela kaca dan berkata "Siapa di balik jendela kaca itu?!" 

Hari pun merasa dirinya bersalah masuk pekarangan orang tanpa permisi, jadi segera keluar dari situ dengan memanjat pager dan setelah itu berlari dengan sekencang-kencangnya. Meli memang melihat pemuda itu kabur, ya membiarkan saja. Meli pun berlatih menyanyi untuk tujuannya menang di pertandingan kontes menyanyi di festival pertanian. Hari sampai di tempat yang aman, ya mengatur nafasnya dengan baik. Paul ada di belakangnya Hari dan menepuk pundaknya dan berkata "Hari kenapa kamu, ngos-ngosan gitu?" 

"Aku menyelamatkan diri," kata Hari. 

"Dari apa? Jangan-jangan kamu mencuri Hari!" kata Paul. 

"Siapa yang mencuri? Aku cuma nonton gadis cantik sedang berlatih bernyanyi saja. Memang sih aku salah masuk pekarangan orang tanpa permisi. Kaya pencuri," kata Hari. 

"Kelakuan masih kecil masih di bawa sampai dewasa. Masalahnya tidak terlalu berat. Ayo latihan menyanyi!" kata Paul. 

"Latihan nyanyi. Aku kan tidak ikutan lomba menyanyi di festival pertanian," kata Hari. 

"Aku yang mendaftarkan lomba menyanyi bersama ku. Kalau menang lumayan bisa mencukupi kebutuhan kita sehari-harinya," kata Paul. 

"Baiklah, aku ikutin mau Paul," kata Hari. 

Hari dan Paul meninggal tempat tersebut. Saat melewati gereja terdengar suara orang menyanyi di dalam gereja. Hari dan Paul tertarik jadi melihat dengan baik siapa orang bernyanyi di dalam gereja. Gunawan sedang berlatih menyanyi dengan serius di dalam gereja di bombing Pak Robert. 

Hari dan Paul menontonnya di pintu masuk gereja. 

"Gunawan....serius berlatih," kata Paul. 

"Lawan yang tangguh," kata Hari. 

"Memang ia. Gunawan orang Kristen, ya biasa bernyanyi di gereja. Jadi olah vokalnya pun terlatih banget," kata Paul. 

"Dari pembentukan vokalnya. Aku merasa kalah sih," kata Hari pesimis. 

"Belum bertanding sudah menyerah duluan karena melihat lawan yang vokalnya sudah jadi," kata Paul. 

"Maklum. Aku merasa minder aja. Aku Islam. Belajar menyanyi tidak pernah, cuma belajar mengaji saja. Beda banget dengan Gunawan, yang jelas-jelas vokalnya mateng banget gitu," kata Hari. 

"Bener juga omongan mu Hari. Aku cuma belajar mengaji, ya tidak pernah belajar bernyanyi kaya orang gereja gitu. Kebanyakan artis dunia yang suaranya bagus....orang-orang Kristen," kata Paul. 

"Pulang saja yuk!" kata Hari. 

"Ayuk!" kata Paul. 

Paul dan Hari pun meninggalkan tempat tersebut. Gunawan di dalam gereja, ya terus berlatih menyanyi dengan bimbingan Pak Robert. 

Sampai di rumah. Paul dan Hari, ya mulai berlatih bernyanyi. Seminggu kemudian. Paul dan Hari dateng festival pertanian untuk mengikuti lomba menyanyi. Pertandingan di jalan dengan baik. Juri pun menyeleksinya dengan baik. Hari pun bertemu dengan gadis bersuara merdu. Hari pun berkenalan dengan gadis bersuara merdu, sekaligus meminta maaf karena masuk pekarangan rumahnya. Meli pun pemuda yang nyelonong masuk pekarangan rumah tanpa permisi. Hari dan Meli jadi teman baik dan juga rival yang baik. Paul, ya tahu ulah ya Hari yang suka dengan Meli, jadi di biarkan saja. Perlombaan pun masuk babak empat besar. Ternyata Paul, asmanya kambuh...jadi tidak melanjutkan Perlombaan menyanyi. Juri pun memutuskan yang masuk grand final adalah Hari, Meli dan Gunawan. 

Hari mengetahui kenapa Meli ikut lomba menyanyi? Tujuannya demi hadiahnya juara satu untuk pengobatan orang tuanya yang sakit. Hari ingin mengalah demi Meli, tapi Paul terus memberikan masukkan yang baik....ya tujuannya Hari menang. Gunawan dan Meli pesaing yang berat buat Hari. Maka itu Hari meneguhkan pendiriannya untuk menang. 

Perlombaan bernyanyi berjalan dengan baik banget dan di putuskanlah pemenangnya oleh Juri. Gunawan juara satu, Meli juara dua dan Hari juara tiga. Hari puas dengan kemenangannya karena diri tidak pernah belajar menyanyi seperti Gunawan dan Meli. Paul senang kemenangan Hari walau juara tiga. Padahal harapan Hari yang memang adalah Paul, karena banyak potensi di dalam diri Paul. Hari sadar sekali Paul sakit asma kambuh, ya tidak bisa melanjutkan perlombaan menyanyi tersebut. 

Usai penyerahan hadiah perlombaan menyanyi. Ya di lanjutkan dengan pesta yang meriah, memeriahkan festival pertanian. Hari dan Meli pun jadian pacaran, ya Paul pun setuju. Gunawan langsung berpelukkan dengan Pak Robert. 

"Terima kasih guru telah membimbingku dengan baik...jadi juara satu," kata Gunawan. 

"Aku bangga dengan mu nak," kata Pak Robert. 

Pak Robert dan Gunawan melepaskan pelukan, ya ikut kemeriahan festival pertanian. 

PURA-PURA

Dono sedang asik di halaman belakang sambil minum teh dan juga menikmati keadaan.

"Pagi yang cerah," kata Dono.

Kasino, ya ke halaman belakang untuk merawat tanaman di potnya. Kupu-kupu pun terbang ke sana ke sini dan mencelok di bunga yang mekar bagus-bagusnya.

"Kupu-kupu yang cantik mencelok di bunga," kata Dono sambil menaruh cangkir di meja.

"Kupu-kupu....yang cantik," saut Kasino.

"Kasino...mau mulai merawat tanaman di pot?!" kata Dono.

"Iya. Seperti biasanya...Don!" kata Kasino.

Kasino pun merawat tanaman di pot dengan baik. Dono, ya nontonin aktivitasnya Kasino. Indro sedang sibuk masak di dapur. Dono mengambil Hp-nya di meja dan segera menonton Youtobe, ya di pilih vidio menarik. Dengan seksama Dono menonton vidio di Youtobe sampai selesai. 

"Lagu baru artis Rara, ya menarik juga," kata Dono.

Dono pun menghentikan nonton Youtobe, ya main game di Hp-nya. Masakan Indro pun jadi, ya segera di bawa satu piring ke halaman belakang.

"Don, Kasino......pisang goreng!" kata Indro sambil menaruh sepiring pisang goreng di meja dan Indro pun duduk.

"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono menghentikan main game di Hp dan Hp pun di taruh di meja. Dono, ya segera mengambil pisang goreng di piring dan memakannya. Indro makan pisang goreng juga. Kasino masih sibuk merawat tanaman di potnya. Indro pun teringat tentang kematian saat membaca artikel ini dan itu di Hp-nya, jadi berkatalah ke Dono "Don...hidup manusia cenderung berpura-pura ya?!" 

"Maksudnya Indro?!" 

"Maksudnya?! Ketika orang itu hidup, orang terdekatnya selalu mengikuti orang tersebut. Ketika orang tersebut mati, ya orang mengikutinya....bergembira ria. Jadi orang yang mengikuti itu, ya berpura-pura," kata Indro. 

"Kebanyakan orang memang sih cenderung berpura-pura untuk menutupi kebenaran dirinya. Ya nama juga manusia, salah satu sifatnya....ya berpura-pura," Dono menegaskan omongan Indro. 

"Jadi banyak orang di sekitar aku yang berpura-pura menyukai aku, kalau aku menilai dari perilakunya," kata Indro. 

"Tidak perlu di perhitungan sejauh itu. Biasa aja," saran Dono. 

"Iya juga ya Don. Di bawa santai saja," kata Indro. 

Indro pun menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan segera meminum teh tersebut. 

"Enaknya teh ini," kata Indro. 

Indro pun menaruh cangkir di meja. 

"Oooo iya Don. Jika kamu menanggapi sesuatu, contohnya kamu Don memuji penampilan penyanyi yang kamu sukai....ya menggunakan sifat ke pura-puraan atau tidak?!" kata Indro. 

"Aku ya tidak berpura-puralah. Benaran menyukai penyanyi tersebut," kata Dono. 

"Jadi tidak berpura-pura toh. Benar-benar menyukainya," kata Indro. 

Kasino pun selesai juga merawat tanamannya, ya mencuci tangannya pake sabun dan air mengalir. Setelah itu duduk bersama Dono dan Indro. 

"Don, Indro....sedang ngobrolin tentang apa?!" kata Kasino. 

Kasino mengambil pisang goreng di piring, ya memakannya. 

"Tentang pura-pura," kata Indro. 

"Oooo pura-pura. Menyembunyikan kebenaran dengan cara berpura-pura. Sifat manusia," kata Kasino. 

"Memang sifat manusia," kata Indro menegaskan omongan Kasino. 

"Aku ke dalam Indro, Kasino...ya biasa...mengetik!" kata Dono. 

"Iya," kata Indro. 

"Iya," kata Kasino. 

Kasino pun menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan segera meminumnya. Indro, ya main game lah di Hp-nya. Dono masuk ke dalam rumah langsung ke kamar, ya mengetik di leptopnya. Kasino pun menaruh cangkir di meja dan segera membaca artikel di Hp. 

"Berita hari ini masih seputar ini dan itu toh," kata Kasino. 

Kasino menghentikan baca artikel dan segera main game di Hp-nya. 

Friday, September 25, 2020

TERKESAN

Indro sedang menonton di jaringan internet di Hp-nya. Dono baru selesai mengerjakan kerjaannya, ya leptop di matikan dan segera keluar dari kamar menuju ruang tamu. Dono pun duduk, ya memperhatikan Indro yang sedang asik nonton sesuatu di Hp-nya.

"Indro lagi asik nonton apa?!" kata Dono.

"Lagi nonton Tiara Andini," kata Indro sambil menghentikan tontonan di Hp-nya.

"Tumben?!" kata Dono.

"Terkesan saja....dengan penampilannya," kata Indro.

"Terkesan. Berarti sudut pandang cowok menilai sesuatu. Ya tegasnya.....suka," kata Dono. 

"Ya begitu adanya. Tiara Andini itu memang cantik setiap penampilan dan suara bagus," pujian Indro. 

"Memuji....toh. Kebiasaan Indro," kata Dono menegaskan omongan Indro. 

"Hal yang biasa kan Don," kata Indro. 

"Iya. Ya sudahlah jangan di bahas lagi, aku mau baca buku!" kata Dono. 

Dono pun mengambil buku di meja dan mau di baca. 

"Don....lagi-lagi baca buku tentang Kesehatan?!" kata Indro. 

"Ada yang aku cari?!" kata Dono. 

"Jangan-jangan lagi menyusul sesuatu. Kalau jadi di susun bisa saja jadi makalah, sekripsi dan tesis," kata Indro mencoba menebak.

"Mungkin juga. Dari data-data di kumpulan dari pemberitaan dan tinjau di lapangan tentang Rapit test, Sweb dan PCR....untuk mengatai pandemi covid-19 sampai menemukan vaksin yang tepat untuk menyelamatkan manusia dari gejala penyakit genetik bawaan sampai kerusakan tubuh, ya fungsi sistem tubuh rusak jika terkena virus, bakteri atau kuman yang masuk salam tubuh.....ya antibodi tubuh terlambat mengatai ya, timbul ya sakit. Maka ada masa umur yang renta yang tidak bisa di tolong lagi. Dengan teknik pengobatan modern dan tradisional untuk menolong orang yang sakit di lihat dari jenis penyakit yang menyerang orang sakit....tingkat keberhasilannya bisa di hitung persentase keberhasilannya dan kegagalannya," penjelasan Dono. 

"Wah.....benar-benar Don....lagi proses pembuatan karya ilmiah," kata Indro. 

"Cuma sekedar menyimpulkan apa yang aku baca aja. Buku Kesehatan," kata Dono yang tegas. 

"Iya deh aku paham. Sekedar baca buku untuk menambah ilmu saja. Lama-lama kamu Don kaya Dokter, kalau omongan MU terlalu ilmiah," kata Indro. 

"Perasaan ku biasa aja omongan ku," kata Dono. 

"Bagi mu Don, ya biasa. Bagi ku yang memahami, ya ilmiah gitu," kata Indro menegaskan omongan Dono. 

"Kalau ngobrol terus kapan aku baca buku ya?!" kata Dono. 

"Silakan baca buku ya Don. Aku melanjutkan tontonan ku di Hp-ku!" kata Indro. 

"Iya," saut Dono. 

Dono pun baca bukunya dengan penuh keseriusan. Indro pun melanjutkan tontonannya di Hp-nya. 

"Memang cantik pembawaannya Tiara Andini," pujian Indro. 

Indro menonton itu vidio sampai selesai, ya ganti dengan main game di Hp-nya. Kasino di halaman belakang, ya selesai juga merawat tanaman di potnya. Mencuci tangan dengan sabun dan juga air mengalir, baru deh Kasino duduk sambil baca artikel di Hp-nya dan juga minum teh. 

"Oooo ada tentang tanaman hias, menarik. Lagi naik daun toh harga tanaman ini," kata Kasino. 

Kasino pun terus membaca artikel ini dan itu. Setelah itu....baru deh main game di Hp-nya.

SESUAI RENCANA

Malam yang tenang sekali. Dono asik baca buku di halaman belakang. Indro nonton Tv sih.

"Acara Tv-nya di konsep dengan baik agar agar sesuai dengan rencana. Pantes di Youtobe di gunakan sebagai promosi ini dan itu para artis," kata Indro.

Indro mematikan TV pake remot. Indro beranjak duduknya dari ruang tengah ke halaman belakang. Dono menaruh bukunya di meja dan segera mengambil cangkir berisi teh, ya di minumlah. Indro pun duduk sambil mengambil gorengan di piring dan memakannya. 

"Sesuai rencana," kata Indro sambil menuang tekok berisi teh ke cangkir. 

"Maksud omongan mu apa?!" kata Dono. 

Indro minum tehnya. 

"Enak teh ini. Oh iya. Omongan ku tadi ya. Maksudku?! Acara Tv.....sesuai dengan rencana," kata Indro. 

Indro menaruh cangkirnya di meja. 

"Oooo acara Tv toh. Ya memang sesuai rencana lah....nama juga orang nyari makan di Tv," kata Dono sambil menaruh cangkirnya di meja. 

"Iya aku mengerti Don. Terlihat boring aja tontonan di Tv!" kata Indro. 

"Wajarlah...kamu boring Indro. Kebiasaan nonton acara baru terus di jaringan internet. Jadi tontonan di Tv kan nunggu kontrak tayangkan saja," kata Dono. 

"Jadinya lawas sih!!!. Oiya Don. Kasino belum pulang kemana ya?" kata Indro. 

"Biasalah Kasino....sibuk urusan yang ini dan itu," kata Dono. 

"Iya juga. Ya sudahlah aku mau main game di Hp...aku!" kata Indro. 

"Iya," saut Dono. 

Dono pun mengambil buku di meja dan segera di baca. Indro asik main game di Hp-nya. 

"Struktur dari sistem kerja bidang Kesehatan seperti ini," celoteh Dono. 

Dono terus membaca bukunya. Indro mendengarin omongan Dono, ya berkata "Bidang Kesehatan di pelajarin Dono. Lama-lama Dono jadi Dokter deh." 

Indro, ya asik main game di Hp-nya. Dono yang mendengarin omongan Indro, ya seneng saja dan berkata "Namanya juga baca buku untuk nambah ilmu." 

Dono pun terus asik baca bukunya, begitu juga dengan Indro asik main game di Hpnya. 

Thursday, September 24, 2020

PENJELASAN

Dono lagi asik baca buku di ruang tamu, ya Kasino....pun lagi asik main game di Hp-nya. Indro sedang asik nonton Tv.

"Bagus....," kata Indro.

Saat iklan di Tv, ya Indro pun pindah duduknya dari ruang tengah ke ruang tamu dan duduk di sebelah Dono. 

"Don," kata Indro.

"Apa?" saut Dono sambil menghentikan baca buku.

"Aku punya pendapat tentang ya minta tanggapan mu?!" kata Indro.

"Apa itu?" kata Dono.

"Pendapatnya seperti ini. Kata berita ya, Resesi ekonomi akan terjadi gara-gara ini dan itu.....maka tidak kemampuan pemerintahan menanggulangi masalah ekonomi. Jadi ganti aja menteri ekonomi beserta jajarannya atau ganti Presiden. Kalau ganti Presiden harus di demo besar-besaran.....jadinya pemerintahan kacau lagi?!" kata Indro.

"Ooooo cuma itu saja. Ya tidak jadi masalah sih," kata Dono.

"Kok cuma gitu tanggapannya Don!" kata Indro.

Kasino pun menghentikan main game di Hp-nya.

"Indro....itu cuma pendapat kamu saja, jadi tidak ada masalah kok," kata Kasino.

"Masalah itu, besar di kecilin dan kecil pun hilang. Berarti masalah selesai. Ya....anggap saja keritikan saja...yang sifatnya kontra," kata Dono.

"Bener omongan Dono. Cuma keritikan saja. Ya kalau merasa di keritik, berarti berusaha untuk berubah jadi lebih baik," kata Kasino.

"Iya aku mengerti. Kena pelanggaran Undang Undang nggak Don, kalau itu di publikasikan?!" kata Indro.

"Undang Undang tidak usah di omongin!" kata Dono.

"Kok gitu!" kata Indro.

"Indro. Jelas saja Dono males bahas Undang Undang karena Dono itu belajar pembuatan Undang Undang sampai di jalankan Undang Undang," kata Kasino.

"Bener Don!" kata Indro.

"Iya. Undang Undang di buat karena ada alasannya. Masalah kamu sih Indro, kan cuma pendapat saja, walau pun di publikasikan tetap tidak ada masalah....jadi cuma keritik saja. Tidak melanggar Undang Undang," kata Dono menjelaskan.

"Aman toh!" kata Indro.

"Jelas amanlah Indro. Kan Dono memang mempelajari tentang pemerintahan. Kadang Dono itu lebih senang kalau sikap PKI!" kata Kasino.

"Kalau PKI....kan. Dono masih ada kaitan pada masa lampau.......bener atau tidaknya cuma cerita dari orang tua ke Dono saja....ya kan Don?!" kata Indro.

"Iya. Sikap PKI....tujuannya tegas saja. Jenderal-Jenderal harus mati. Cuma gitu saja!" kata Dono.

"Ooooooo....tegas saja toh," kata Indro.

"Jadi...masalah selesai kan Indro?!" kata Kasino.

"Iya. Jadi tidak perlu di bahas lagi. Aku mau nonton Tv aja!" kata Indro.

"Iya," saut Kasino. 

"Iya," saut Dono. 

Indro pun pindah duduknya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Dono, ya melanjutkan baca bukunya dan Kasino, ya main game di Hp-nya. 

"Acara lomba nyanyi...ya menarik sih," kata Indro. 

Indro terus nonton Tv yang acara menarik itu. Hari makin larut malam banget. Dono selesai baca bukunya, ya ke kamarnya untuk istirahat. Kasino pun menghentikan main game di Hp-nya dan segera ke kamarnya untuk istirahat. Indro tetap asik nonton Tv karena acara Tv....belum selesai gitu.

Wednesday, September 23, 2020

SANTAI SENDIRIAN

Indro duduk di ruang tamu, ya sedang membaca artikel di Hp-nya, ya tentang artis. 

"Berita artis....selalu saja cerita kontrafersi ini dan itu sesuai rencana topik yang di angkat dengan tujuannya menaikkan nama artis dan juga program acara saja," kata Indro. 

Indro terus membaca artikel berikutnya, ya ekonomi. 

"Berita tentang ekonomi. Saham selalu naik turun. Wah....wah....ini berita katanya akan Resesi karena ini dan itu, kalau sampai benar-benar Resesi ekonomi.....berarti ketidakmampuan dari pemerintahan sekarang menanggulangi ekonomi. Apa harus di ganti saja menteri ekonominya beserta jajarannya di pemerintahan ataukah Presidennya saja?! Kalau dilakukan seperti itu berarti harus di demo besar-besaran. Kacau lagi pemerintahan, " kata Indro. 

Indro pun terus membaca artikel berikutnya, ya tentang kesehatan. 

"Kesehatan....masih sama beritanya. Tidak terlalu menarik," kata Indro. 

Indro terus membaca artikel berikutnya, tentang agama. 

"Oooo ormas basis agama tetap sama rencana dari dulu sampai sekarang tujuannya membesarkan nama ormas berbasis agama," kata Indro. 

Indro terus baca artikel, ya tentang kriminal. 

"Narapidana kabur dari lapas. Wah ini mah yang harus di hukum adalah para petugas di lapas karena teledor ini mah. Biasanya hukumannya yang paling tegas, ya di pecatlah para petugas lapas," kata Indro. 

Indro, ya menghentikan baca artikelnya di Hp-nya. Indro beranjak dari duduknya ke dapur. Di dapur Indro membuka kulkas dan mengeluarkan kue dan segera di makan kue bolu yang enak. 

"Kue bolu yang enak ini buatan cewek. Kekasih hatinya Kasino," kata Indro. 

Indro terus makan kue bolu yang enak itu. 

"Kasino sibuk kerja dan juga Dono.....urusan kerja. Paling kalau urusan kerjaan selesai....ya Kasino dan Dono mampir ke rumah kekasih hati. Sekedar ngobrol saja," kata Indro. 

Indro merasa kenyang, ya berhenti makan kue bolu dan segera di masukkan ke dalam kulkas. Indro ke ruang tengah untuk nonton Tv. Dengan remot Indro memilih chenel TV yang acaranya menarik. 

"Apa aku nonton berita saja," kata Indro. 

Indro pun memilih chenel berita di Tv. Tiba-tiba terdengar suara keras dari tetangganya depan rumah, yang sedang karokean. 

"Tuh tetangga selalu karokean dengan suara keras. Padahal suara jelek masih saja di ditunjukkan, tidak punya malu lagi. Ooooo iya, kalau tidak salah tetangga di depan itu bergerak di politik, ya anak buahnya orang politik yang ngebet jadi pemimpin lewat partai politik. Emang....agak ngesok sih orangnya karena ada dekingan gitu. Dasar pendidikan yang salah," kata Indro. 

Indro pun nonton berita di Tv yang ini dan itu. 

"Beritanya sama saja seputar ini dan itu. Apa aku ganti chenel lain ya. Kalau aku ganti chenel yang pendidikan, ya aku sedikit boring saja. Dari pendidikan rendah sampai tinggi sudah aku pelajarin dengan baik. Pokok masalah ini dan itu.....aku pun tahu dan bagaimana menyelesaikan dengan baik pun aku paham banget. Nonton FTV aja!" kata Indro. 

Indro pun mengganti chenel Tv, ya nonton FTV. 

"FTV....tidak ada yang baru hanya FTV yang lama, tapi tidak ada masalah sih karena ceritanya menarik dan juga artis yang main pun aku menyukainya, ya ganteng dan cantiklah parasnya. Yang terpenting sih membawain karakter penokohannya sesuai gitu. Bagus dan juga nostalgialah nonton FTV yang lama," kata Indro. 

Indro pun asik nonton Tv dengan santai banget. 

Tuesday, September 22, 2020

BIJAK BERSIKAP


Tito asik main gitar sambil menyanyikan lagu dangdut di teras rumah. Eko lewat depan rumah Tito. Ya Tito pun berhenti bernyanyi dan main gitarnya segera berkata memanggil Tito "Tito mampir!" 

"Boleh juga, main sebentar. Ya Tito. Aku mampir," kata Eko. 

Eko pun segera menghampiri Tito dan segera duduk bersama Tito di teras depan. 

"Tito asik main gitar, sambil nyanyiin lagu dangdut," kata Eko. 

"Iya, aku lagi santai. Tidak ada kerjaan gitu. Sedang kamu Eko....lagi sibuk apa?" kata Tito. 

"Biasalah. Aku bantuin Paman. Kerja sama Paman di tokonya. Ya lumayan sih hasilnya. Pas-pasan. Tapi cukuplah untuk Bujang seperti aku," kata Eko. 

"Oooo begitu," kata Tito. 

"Makin lama makin pandai menyanyi saja. Suara Tito merdu," pujian Eko. 

"Biasa kali....Eko. Aku jadi malu," kata Tito. 

"Tito...impian mu ingin jadi penyanyi terkenal kan?!" kata Eko. 

"Iya, maka itu aku sering berlatih. Ikut kompetisi menyanyi...tujuannya sejauh mana aku berkembang. Sampai memasukan vidio aku menyanyi, ya ke Youtobe.....tujuannya sejauh apa orang-orang menyukai aku?!" kata Tito. 

"Jadi....hasil dari usaha mu Tito?!" kata Eko. 

"Ya....hasilnya lumayan sih. Di atas langit masih ada langit," kata Tito. 

"Masih ada yang lebih baik dari Tito," kata Eko. 

"Begitulah adanya. Tapi aku tidak pernah menyerah demi membuktikan impian ku jadi kenyataan. Jadi penyanyi terkenal," kata Tito. 

"Sikap pantang menyerah. Bagus!!!" kata Eko. 

"Oooo iya Eko. Ada kerjaan di tempat mu bekerja?!" kata Tito. 

"Ya sebenarnya butuh orang sih. Tapi bukannya Tito, kadang ngamen kesana kesini demi menguji mental dan juga menghasil uang dari ngamen itu," kata Eko. 

"Kan...masih covid-19. Apalagi PSBB?!" kata Tito. 

"Iya juga sih. Ikut aku aja kerja di toko, ya lumayanlah hasilnya untuk Bujang seperti kita ini. Tapi gimana dengan impian mu jadi penyanyi terkenal?!" kata Eko. 

"Ya...ampun Eko. Impian ku terus berjalan, walau aku hidup di dunia kenyataan susah payah seperti mu Eko," kata Tito. 

"Oooo iya. Tito telah membuat vidio di Youtobe, dirinya menyanyi. Berarti terus mempromosikan diri.....untuk jadi penyanyi terkenal," kata Eko. 

"Ya begitulah. Kemajuan zaman di gunakan untuk menggampai impian menjadi kenyataan. Sebenarnya sih aku sudah merasa jadi bintang, walau tidak terkenal banget seperti orang-orang yang bersinar di panggung yang megah dan di idolakan banyak orang," kata Tito. 

"Merasa cukup puas hasil kerja untuk menggampai impian. Berarti bijak bersikap itu namanya Tito!" kata Eko. 

"Iya," kata Tito. 

"Ya sudah ngobrolnya. Ayo ke tempat kerjaan!" kata Eko. 

"Ayo!!!" kata Tito. 

Tito pun menaruh gitar di dalam rumah dan mengunci pintu rumah. Tito dan Eko pun meninggalkan rumah, ya ke tempat kerjaan. 

Monday, September 21, 2020

MATANG

Indro asik nonton Tv di ruang tengah sambil minum teh. 

"FTV....yang aku tonton ini bagus," kata Indro. 

Indro terus menonton Tv yang acaranya ya FTV sampai selesai itu FTV yang di tonton dengan endingnya  bagus banget. Indro pun mematikan Tv-nya pake remot dan segera ke halaman bekakang di mana Dono sedang asik duduk di halaman belakang sambil makan buah dan juga baca buku. 

"Dono!" panggilan Indro sambil duduk di sebelah Dono.

"Apa?" saut Dono.

Indro pun mengambil buah di piring dan memakannya. 

"Emmmm manisnya buah ini," kata Indro. 

Indro terus makan buah jambu kelutuk. 

"Oooo iya Don. Cewek itu lebih baik di umpamakan seperti buah yang kita makan ini," kata Indro. 

Dono menghentikan baca buku dan buku di taruh di meja

"Aku kirain mau bicarain kerjaan atau apalah?! Malah cewek. Ya kalau cewek di umpamakan seperti buah yang kita makan sih aku setujui sih. Matang kan maksudnya?!" kata Dono. 

"Itu yang aku maksud Don. Matang buah ini. Ya lebih tepatnya kematangan dari kedewasaan dari seorang cewek. Cantiknya dan pola berpikirnya....ya dewasa banget. Tidak kekanak-kanakan gitu," kata Indro. 

"Ya aku setuju dengan pendapat mu Indro. Cewek yang matang kedewasaannya. Hubungan yang di jalin pun pasti langgeng banget," kata Dono. 

"Buah itu bagusnya matang di pohon kan dari pada mateng di peraman, ya kan Don?!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

"Berarti. Cewek yang matang kedewasaannya, ya didik dengan baik sama orangtuanya dari pada orang lain kan, Don?!" kata Indro. 

"Iya, contohnya seperti penyanyi cewek yang umur beranjak dewasa dengan cewek sudah dewasa. Yang bagus sih sudah dewasa jadi terlihat kematang dari kecantikannya dan pola berfikirnya. Semua itu berkat didikan orang tua yang baik, karena tujuannya satu yang pasti cewek yang matang kedewasaannya sudah siap jadi Ibu yang baik untuk mendidik anak-anaknya di jalan kebaikan," kata Dono. 

"Bener Don....contoh mu," kata Indro menegaskan omongan Dono. 

"Sudahlah, ya Indro ngobrol tentang cewek...aku ada kerjaan!" kata Dono. 

"Iya," kata Indro. 

Indro santai di halaman belakang sambil makan jambu kelutuk dan juga main game di Hp-nya. Dono masuk ke dalam rumah dan langsung kekamarnya untuk mengetik di leptopnya. Sedangkan Kasino, ya masih sibuk urusan kerjaan di tempat kerjaannya. 

Sunday, September 20, 2020

BERBAGI CERITA

Dono duduk di ruang tamu, ya sambil minum teh.

"Hujan hari ini sudah berhenti," kata Dono.

Indro sedang masak di dapur.

"Kadang aku ingin hari ini merasakan masakan kekasih hati. Ya sudahlah biasanya tiap hari masak-masak sendiri," kata Indro.

Masakan pun telah matang semuanya di taruh di piring. Indro membawa sepiring gorengan ke ruang tamu. Satu piring gorengan di taruh di meja, ya Indro berkata "Goreng an, Don!"

"Iya," saut Dono.

Dono menaruh cangkir di meja dan mengambil gorengan buatan Indro dan segera di makannya, ya Indro makan juga.

"Emmm...enak gorengan ini. Rasa terong unggu," kata Dono.

"Enakkan...Don, gorengan terong unggu, namanya bakwan terong unggu," kata Indro.

"Iya. Crispy," kata Dono menegaskan omongan Indro.

Dono terus makan gorengan tersebut yang enak banget. Indro pun menuangkan tekok berisi teh ke cangkir dan segera di minumnya.

"Emmm enak teh ini," kata Indro.

Indro pun mulai membuka jaringan di internet di Hp-nya untuk membaca beberapa artikel.

"Berita hari ini.....ada perubahan, ya kelanjutan dari berita yang kemarin. Menarik!" kata Indro.

Indro perus membaca artikel sampai membaca Blog-nya Dono.

"Oooo cerita di Blog Dono yang baru tentang kejadian di lingkungan sekitar. Mengangkat kematian Pak RT dan juga kematian teman aku, yang kecelakaan motor. Ya ceritanya.....nyata banget. Semua yang di tulis di Blog Dono, ya sekedar berbagi cerita saja," kata Indro.

Indro pun menghentikan baca Blog-nya Dono dan artikel berita hari ini, ya Hp di taruh di meja.

"Don," kata Indro.

"Apa?!" saut Dono yang masih menikmati makan gorengan.

"Don sekarang ini banyak berita di tentang agama ini dan itu. Apa tanggapan mu?!" kata Indro.

"Ya bagus dong kalau berita tentang agama ini dan itu, berarti kemerdekaan dari agama yang berkembang di Indonesia. Tujuannya untuk membimbing umatnya masing-masing, agar menjalankan kehidupan ini di jalankan dengan penuh kebaikan dan saling menghormati perbedaan tersebut," tanggapan Dono.

"Memang bagus sih aku akui, jadi keberhasilan dari pemerintahan sekarang tentang agama yang diakui berkembang di Indonesia," kata Indro yang menegaskan omongan Dono.

Indro menemukan selembar kertas di bawah meja dan di bacanya dengan baik.

"Selebaran pemberitahuan tentang Pilkada, yang di tujukan untuk masyarakat. Yang tidak boleh ini dan itu toh," kata Indro.

Indro menaruh di meja tuh selembar kertas.

"Don, biasa setiap pemilu selalu di pasang foto-foto calon yang akan di pilih jadi pemimpin kan?!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Kalau itu calon pemimpin fotonya di taruh di layang-layang besar dan ekor layang-layangnya ada tulisan seperti ini 'Pilih aku, pemimpin masa depan', dan juga layang-layang pun di pasang benda yang bersuara kaya layang-layangan sendaren....jauh lebih menarik lagi. Bentuk promosi seperti ini gimana pendapat mu?!" kata Indro.

"Pake layang-layang ya. Bagus sih, kelihatan unik banget. Tidak terjadi pelanggaran apa pun promosinya....jadi makin luas sih pemberitahuan tentang calon pemimpin yang akan di pilih. Biaya pun jauh lebih murah. Ide yang bagus Indro," kata Dono.

"Ok....bagus toh," kata Indro.

Indro pun mulai main game di Hp-nya. Dono ya minum tehnya lagi, setelah itu cangkir di taruh di meja. Dono pun pindah duduknya ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino sibuk mengerjakan pembukuan di kamarnya.

Saturday, September 19, 2020

KABAR KEMATIAN

Dono lagi asik main game di Hp-nya, ya di ruang tamu. Kasino mau masuk rumah mengucap salam "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab salam Dono sambil main game di Hp-nya.

Kasino pun duduk  dan berkata "Don......., Indro kemana?"

Dono menghentikan main game di Hp-nya dan Hp di taruh di meja.

"Indro dapet kabar dari temannya. Ada temannya yang meninggal, jadi Indro melayat ke temannya yang meninggal kecelakaan motor," kata Dono.

"Inalilahi wainalilahi rojiun," kata Kasino.

"Sebenarnya aku ingin ikut melayat sih, tapi tidak di bolehin Indro karena jauh banget. Ya jadinya aku di rumah saja," kata Dono.

"Oooo begitu. Temannya Indro, yang meninggal umur berapa Don?!" tanya Kasino.

"Kira-kira, kalau tidak salah omongan Indro....sekitar umur 24 tahun," kata Dono.

"Laki-laki yang meninggal Don!" kata Kasino.

"Iya...laki-laki," kata Dono yang tegas.

"Laki-laki yang meninggal di umur muda. Sayang ya generasi muda menghilang," kata Kasino.

"Iya. Nama mati, ya tidak ada patokan umur. Semua pantes semuanya," kata Dono.

"Iya sih Don...aku paham. Oooo iya Don kematian itu bisa di cegah. Maksudnya....kan kamu Don bisa mendengarkan suara gaib dan bisa melihat wujudnya juga....pastinya kamu bisa mencegah kematian itu?" Kasino.

"Aku pernah mencegah kematian dengan cara aku melihat orang tersebut dengan keadaan diri orang tersebut, ya sakit. Aku cuma mengingatkannya saja tentang kondisi orang tersebut. Ya....sampai sekarang orang tersebut baik-baik saja. Sampai kapan orang itu bisa bertahan dengan ujian kematiannya, mana aku tahu?! Tubuhnya di kendalikan malaikat maut," cerita Dono.

"Jadi harus melihat kondisi orang, ya Don?!" kata Kasino.

"Iya," kata Dono.

"Berarti....jika Dono tidak melihat orang itu, ya seperti teman Indro....jadi tidak bisa di tolong....kan Don?!" kata Kasino.

"Memang tidak bisa di tolong. Kadang aku cuma mengingatkan orang begini dan begitu, ya di abaikan karena orang yang di ingatan kaya Dokter yang terlalu pinter tahu penyakit ini dan itu pada akhirnya mati sama halnya kata berita tentang Covid-19, yang mati Dokternya," kata Dono.

"Dasar manusia itu ngeyel kan Don?!" kata Kasino.

"Iya," kata Dono.

"Sudahlah jangan di bahas lagi. Aku nonton Tv aja!" kata Kasino.

"Iya," kata Dono.

Dono mengambil Hp di meja dan segera main game lagi di Hp-nya. Sedangkan Kasino, ya sudah di ruang tengah untuk nonton Tv...yang acaranya bagus banget.

SUARA GAIB

Kasino sampai di rumah. Keadaan rumah tenang banget, tidak terdengar suara Dono dan Indro.

"Kayanya di rumah tidak ada orang, jangan-jangan Dono dan Indro...pergi urusan pekerjaan," kata Kasino.

Kasino membuka pintu depan pake kunci. Pintu pun terbuka. Kasino mengucap salam masuk rumah "Assalamualaikum."

Kasino menjawabnya "Waalaikumsalam."

Keadaan rumah ya tenang banget, tidak ada Dono dan Indro.

"Beneran tidak ada orang di rumah. Maka itu salam ku pun, aku juga yang jawab. Tapi kalau mampu mendengarkan suara gaib kaya Dono, pasti ada yang menjawab salam," kata Kasino.

Kasino pun berbenah diri di kamarnya setelah itu memasak di dapur, ya buat mie goreng. Selang berapa saat mie goreng jadi. Kasino pun menyantap mie goreng sambil nonton Tv. Dono dan Indro selesai urusan, ya segera pulang ke rumah. Sampai di rumah.

"Don, Kayanya Kasino sudah pulang," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono dan Indro pun mengucap salam secara bersamaan "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Kasino yang selesai makan mie goreng.

Dono dan Indro, ya duduk ruang tamu. Kasino ke ruang tamu setelah menaruh piring a is makan mie goreng di dapur. Kasino  duduk di ruang tamu dan berkata ke Indro dan Dono "Don, Indro....dari mana?"

"Dari rumah Pak RT...meninggal dunia," kata Dono.

"Iya... Pak RT meninggal dunia," kata Indro.

"Inalilahi wainalilahi rojiun, kalau begitu aku melayat dulu ke rumah Pak RT!" kata Kasino.

"Iya," saut Dono dan Indro bersamaan.

Kasino pun keluar rumah sambil mengucap salam "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Dono dan Indro bersamaan.

Kasino pun pergi ke rumah Pak RT, ya untuk melayat tanda turut berduka cita.

"Don....aku mau nanya sesuatu!" kata Indro.

"Nanya apa?!" kata Dono.

"Orang Islam di ajakan untuk mengucap salam saat masuk rumah, tapi terkadang tidak ada yang menjawab karena tidak orangnya. Sedangkan kemampuanmu Don bisa mendengar suara gaib, jadi suara gaib itu menjawab salam orang yang mengucapkan salam tersebut?!" kata Indro.

"Suara gaib itu pun menjawab salam tersebut. Sama halnya ketika sholat juga," kata Dono.

"Ooo begitu. Berita cerita orang-orang tua sama dengan ceritanya Dono," kata Indro.

"Emang samalah. Ilmunya di turunin dari generasi ke generasi," kata Dono yang menegaskan omongan Indro.

"Ya sudahlah....aku mau nonton Tv!" kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono, mengambil buku di meja dan segera baca buku tersebut. Indro, ya sudah di ruang tengah untuk nonton acara Tv yang bagus banget.

Thursday, September 17, 2020

MASKER

"Aku Kesatria Baja Hitam....akan memberantas segala kejahatan. Ha....ha....ha....," kata Indro.

"Indro mau kemana pake masker?" tanya Dono.

"Ada urusan Don. Biasa kerjaan," kata Indro.

"Oooo begitu. Hati-hati di jalan," kata Dono.

"Iya....Don," kata Indro.

Indro pun make helmnya.

"Aku sudah lengkap. Kesatria Baja Hitam siap berangkat," kata Indro.

Indro pun mau keluar rumah dan berkata dengan keras "Assalamualaikum."

Dono sedikit kaget dengan suara keras ya Indro, ya di jawab salamnya Indro "Waalaikumsalam."

Indro pun naik motor dan segera di bawahnya dengan baik. Dono pun, ya nonton Tv lah di ruang tengah.....biasa berita ini dan itu. Kasino, ya pulang dari urusannya dan segera pulang di rumah. Sampai di rumah. Kasino pun mengucap salam "Assalamualaikum."

Dono mendengar salam Kasino, ya di jawab "Waalaikumsalam."

Kasino melihat masker di meja tamu dan di ambilnya. Kasino pun ke tempat Dono yang lagi asik nonton Tv.

"Don...ini masker punya siapa?" tanya Kasino.

"Punya Indro," kata Dono.

"Oooo punya Indro," kata Kasino.

Kasino pun menaruh masker di meja dan duduk bersama Dono untuk nonton Tv.

"Beritanya...masih seputar covid-19 yang ini dan itu. Oooo ada larangan pemakaian masker Scuba, karena kurang ini dan itu. Polemik lagi," kata Indro.

"Semua orang sekarang kalau keluar rumah pake masker, ya mencegah ini dan itu," kata Dono.

"Ya....aku juga pake masker untuk mencegah ini dan itu. Kaya ninja. Aku...Kakeshi Hatake," kata Kasino.

"Para ninja sudah di mana-mana. Dunia ini jadi dunia para shinobi," kata Dono yang mengikuti alur omongan Kasino.

"Kalau di luar sih, bukan sekedar covid-19 sih. Polusi ini dan itu," kata Kasino.

"Polusi. Dunia ini penuh dengan kompleks yang menimbulkan penyakit di mana-mana. Manusia harus pake masker jika keluar rumah untuk aman," kata Dono.

"Ya....adanya seperti inilah dunia sekarang. Jalanin aja sesuai Protokol Kesehatan demi kebaikan bersama," kata Kasino.

"Benar..omongan mu Kasino," kata Dono menegaskan omongan Kasino.

Kasino pun beranjak duduknya bersama Dono, ya ke belakang untuk benah diri. Dono asik nonton Tv yang berita ini dan itu. Selesai berbenah diri, ya Kasino nonton Tv bersama Dono di ruang tengah untuk menonton acara berita yang ini dan itu.

ADA BAIKNYA

Indro sedang baca artikel di Hp-nya.

"Beritanya masih seputar ini dan itu. Kontrafersinya terus berlanjut," kata Indro.

Indro menyelesaikan baca artikel di Hp-nya dan Hp di taruh di meja. Indro mengambil cangkir yang berisi teh di meja dan segera di minumnya. Dono selesai mengetik di kamarnya, ya keluar dari kamar....langsung ke halaman belakang. Dono pun duduk sambil mengambil pisang goreng di piring dan segera di makan.

"Mmmm...enak," kata Dono.

Indro menaruh cangkir di meja.

"Don," kata Indro.

"Apa?" kata Dono sambil menikmati makan pisang goreng yang enak.

"Kerja di rumah itu ya enak ya Don?!" kata Indro.

"Iya..enak lah. Kita yang mengatur sendiri urusan pekerjaan kita. Kalau kerja di kantor baik swasta mau pemerintahan....harus mengikuti aturan. Harus dateng tepat waktu, padahal rumah kita jauh....memang sih resikonya. Kalau telat alasannya....macet ini dan itu, ya kenyataannya sih di mana-mana macet karena manusia pergi ke satu tempat dengan tujuan yang sama, jadinya rame deh," kata Dono.

"Iya....juga sibuk untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan kerja dan kerja," kata Indro.

"Sebenarnya....selama pandemi covid-19 ada bagusnya. Banyak orang di rumah, ya kerja di rumah dan tidak harus ke kantor yang menimbulkan polemik masalah berlarut-larut tidak bisa selesai dengan cepat contohnya....macet yang aku jelas kan tadi. Lalu....lahan parkir yang sempit karena pengguna kendaraan roda dua dan empat terus bertambah. Menjaga jarak itu lebih baik di masa pandemi covid-19, ya mencegah dari kecopetan. Apalagi kerumunan masa seperti di kereta api dan bus, banyak cerita di media apa pun tentang....pelecehan seksual," penjelasan Dono.

"Ada nilai bagus tuh...tentang covid-19. Semua masalah manusia yang komplek satu persatu....mudah di selesaikan dengan baik. Apalagi kalau di buat jam malam di tegaskan...maka kejahatan di malam hari jadi berkurang," kata Indro yang menegaskan omongan Dono.

"Sudahlah jangan di bahas lagi!" kata Dono.

"Iya," saut Indro.

Dono pun menuang tekok berisi teh ke cangkir dan segera meminum teh.

"Mmmm...enak," kata Dono.

"Oooo iya Don. Apa pendapatmu tentang berita artis Gisel yang mau rujuk lagi, ya balik ke Gading gitu?!" kata Indro.

Dono menaruh cangkir di meja.

"Oooo berita tentang artis Gisel. Pendapatku. Gisel, cantik orang dan pandai menyanyi. Urusan rumah tangga....ya seperti jalan cerita di film saja.....antara benar atau tidak, tapi kalau Gisel kembali rujuk ke Gading, ya bagus sih. Kisah cinta bersemi kembali, kata maaf pun di terima. Keegoisan pun hilang," kata Dono.

"Berarti...bagus Gisel rujuk sama Gading, tapi dari sudut kita saja kan Don?!" kata Indro.

"Iya. Kalau orang lain, ya pendapatnya bisa bedalah. Nama juga manusia," kata Dono.

"Hubungan kembali baik antara Gisel dan Gading, ya baik untuk Gampita Naura Marten," kata Indro.

"Benar omonganmu Indro," kata Dono menegaskan omongan Indro.

"Ya...sudalah tidak perlu di bahas lebih lanjut, aku main game di Hp!" kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono pun mengambil buku di meja dan segera di bacanya. Indro, ya main game di Hp-nya. Kasino masih sibuk kerja lah di tempat kerjanya.

NGAJI ONLINE

Kasino, sedang duduk santai di halaman belakang sambil minum teh. Indro selesai urusannya, ya segera pulang ke rumah. Sampai di rumah. Indro langsung ke halaman belakang dan mengucap salam ke Kasino "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab salam Kasino.

Indro pun duduk sambil menuangkan tekok berisi teh ke dalam cangkir dan segera di minumnya.

"Emmmm enak," kata Indro.

"Indro, gimana urusanmu hari ini?" tanya Kasino sambil menaruh cangkir teh di meja.

"Beres dengan baik. Cuma urusan cewek mudah. Ikutin mau ini dan itu. Bahagia deh," kata Indro.

Indro meminum tehnya.

"Ooo begitu toh," kata Kasino.

"Ngomong-ngomong....mana Dono?" tanya Indro.

"Biasa di kamarnya....lagi ngaji online, langsung dari pondok pesatren," kata Kasino.

"Ngaji makna Al Qur'an....apa Hadits?" kata Indro.

"Al Qur'an," kata Kasino.

"Oooo AL Qur'an...toh," kata Indro sambil menaruh cangkir teh di meja.

Dono selesai mengaji, ya leptop pun di matikan dan keluarlah Dono dari kamarnya menuju halaman belakang.

"Don...udah selesai mengajinya?" tanya Indro.

"Sudah," kata Dono sambil duduk.

Kasino asik makan keripik pisang. Indro pun makan keripik pisang. Dono, ya makan keripik pisang juga.

"Zaman sekarang urusan mengaji lebih mudah, ya kan. Tidak harus dateng ke pondok pesantren, cukup di rumah saja," kata Indro.

"Iya....karena jaringan internet. Bisa mengaji langsung ke pondok pesantren," kata Dono.

"Kemajuan zaman. Semua jadi lebih mudah. Tidak perlu keluar rumah. Apa lagi berkerumun di masa pandemi covid-19 yang masih di khawatirkan?! Jadi aman di rumah saja," kata Kasino.

"Nyaman di rumah," kata Indro.

Indro mengambil cangkir di meja dan meminum tehnya. Dono pun menjulangkan tekok berisi teh ke cangkir dan segera di minumnya.

"Enak...," kata Dono.

Kasino pun mulai main game di Hp-nya. Indro pun menaruh cangkir di meja dan segera ke beranjak dari duduknya, ya masuk ke dalam rumah terus ke kamarnya untuk berbenah diri.

"Kasino, tidak nonton Tv?" tanya Dono sambil menaruh cangkir teh di meja.

Kasino menghentikan main game di Hp-nya "Lagi suntuk nonton Tv. Aku asik santai menikmati malam tenang di halaman belakang."

"Oooo begitu. Kalau begitu aku masuk ke dalam untuk nonton Tv. Kasino sendirian di sini tidak apa-apa kan?!" kata Dono.

"Iya tidak apa-apa?!" kata Kasino.

"Sipp!!!" kata Dono.

Dono beranjak dari duduknya, ya bergerak masuk rumah dan terus ke ruang tengah untuk nonton Tv. Kasino, ya melanjutkan main game di Hp-nya sambil menikmati keadaan yang tenang banget. Indro setelah berbenah diri, ya masak di dapur....buat mie goreng. Selang beberapa saat masakan Indro....jadi. Segera makan mie goreng di ruang tamu sambil nonton Tv. Terkadang Dono, ya goteein makan Indro tetap tidak di kasih Indro. Dono, ya ke dapur buat mie goreng sendiri. Selang berapa saat mie goreng jadi, ya di makan Dono di ruang tengah sambil nonton Tv.

Tuesday, September 15, 2020

BANYAK-BANYAK BERDOA

Indro selesai masak di dapur. Satu piring pisang goreng di bawa ke Indro ke ruang tamu dan di taruh di meja.

"Don...pisang goreng!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono pun berhenti baca artikel di Hp-nya dan Hp di taruh di meja. Dono mengambil pisang goreng di meja dan segera memakannya.

"Enak...pisang goreng ini," kata Dono.

Dono terus makan pisang goreng yang enak begitu juga Indro.

"Indro...tadi pagi ke pasar kan?" tanya Dono.

"Iya," kata Indro.

"Bagaimana keadaan...pasar sekarang?" tanya Dono.

"Ya....seperti biasa sih rame pedagangnya, yang jaga pasar banyak. Ketat sih. Nama juga masih....masa covid-19. Kalau kata pedagang sih....sepi pembeli, yang beli banyak langganan tetap," kata Indro menceritakan keadaan pasar.

"Jadi....dampak covid-19 mempengaruhi jalan ekonomi masih ada," kata Dono.

"Iya sih. Tapi tidak jadi bebanlah. Bagi yang terkena covid-19 segera di obatin sampai sembuh dan katanya dapet dana bantuan dari pemerintahan... itu semua katanya di berita," kata Indro.

"Beneran apa bohongan?!" kata Dono.

"Mana aku tahu bener apa enggaknya tentang bantuan sosial dari pemerintahan...aku ngeceknya enggak, cuma dari berita di Tv," kata Indro yang tegas.

"Ya...sudahlah itu sih tidak jadi masalah sih," kata Dono.

"Don....masih mendengarkan suara gaib?" tanya Indro.

"Masih, sampai lihat wujudnya juga," kata Dono.

"Cerita ini benar pun pasti di bilang orang bohongan. Sedangkan cerita kebohongan di percaya orang....dari dulu sampai sekarang. Aneh juga manusia itu," kata Indro.

"Manusia itu yang memutuskan mau percaya atau tidak," kata Dono.

"Iya juga ya. Padahal manusia mati itu karena sebabnya bermacam-macam...ya. Contohnya matinya karena suatu penyakit, anggap saja terkena covid-19 menyesuaikan dengan berita di Tv. Malaikat maut bangun dan menjalankan tugasnya untuk menarik roh manusia dengan paksa agar keluar dari tubuhnya, itu kalau di tafsirkan secara cerita pemahaman agama ini dan itu. Kalau bidang kedokteran sih...kerusakan struktur tubuh dan ada yang mengenalikan semuanya itu sampai tidak bisa di tolong, jadi mati," kata Indro.

"Indro, kalau di bidang kedokteran itu....kamu tambahin dengan nilai pemahaman agama ini dan itu," kata Dono.

"Kan di kaitkan dengan keadaan mu...Don yang bisa mendengarkan suara gaib," kata Indro.

"Memang ada benar sih. Aku bisa mendengarkan suara gaib itu, ya bangkit dari kematian. Setiap manusia lahir di muka bumi ini di jaga satu malaikat maut. Maka berdoalah minta kematian yang baik, karena malaikat maut akan memberikan ujian kematian yang paling naas," kata Indro.

"Maksudnya...di bunuh atau kecelakaan ini dan itu" kata Indro.

"Ya...adanya begitu," kata Dono.

"Kalau begitu sih. Aku banyak berdoa....agar aku mendapatkan kematian yang baik," kata Indro.

"Amin," kata Dono.

"Oooo iya Don. Apa pendapatmu dengan mendapat cewek yang lain agama gitu, ya berita sana sini kan kebanyakan tentang pindah agama gitu?" kata Indro.

"Pendapat ku sih tidak ada masalah. Aku saja agamanya 6," kata Dono.

"Becanda...ya!" kata Indro.

"Beneran...aku agama 6, ya karena aku mempelajari semuanya. Tetap yang di jalanin satulah," kata Dono.

"Ya Don...itu sih tetap satu namanya," kata Indro menegaskan omongan Dono.

"Kalau itu cewek yang agama lain mau di bimbing aku, ya pindah agama yang aku jalani, ya harus ikut aku karena aku pemimpinnya. Laki-laki itu kepala rumah tangga," kata Dono.

"Jadi tidak boleh kalah dengan cewek toh. Teguh dengan pendirian. Pemimpin yang baik," kata Indro.

"Seratus persen bener Indro," kata Dono menegaskan omongan Indro.

"Ya sudah dulu ngobrolnya, aku mau nonton Tv!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono pun mulai baca buku di ruang tamu. Indro  segera ke ruang tengah untuk nonton Tv yang acaranya bagus ini dan itu.

MANIS DAN PAHIT

Indro selesai masak di dapur, ya membawa hasil masakannya satu piring ke ruang tamu. Indro menaruh piring di atas meja dan berkata "Don, Kasino....kentang goreng."

"Iya," saut Dono sambil menghentikan baca bukunya.

"Iya," saut Kasino, ya sambil menghentikan main game di Hp-nya.

Dono, makan kentang goreng.

"Enak...kentang gorengnya," kata Dono.

"Enak...kentang gorengnya, renyah," kata Kasino.

Indro makan kentang goreng sambil buka jaringan Blog-nya Dono di Hp. Indro pun membaca Blog dengan seksama.

"Ini cerita...obrolan yang kemarin di publikasikan. Ceritanya belum di publikasikan Dono toh," kata Indro.

Indro pun menghentikan baca Blog-nya Dono di Hp.

"Don....cerita tentang Tidak Jadi Jodoh...belum di publikasikan...ya?" tanya Indro.

"Sudah," kata Dono sambil menikmati makan kentang goreng.

"Don...yang di publikasikan itu...cuma obrolan saja. Cerita yang kamu susun ulang itu belum di publikasikan kan!" kata Indro.

"Oooo itu. Memang belum. Tapi itu dulu cukup. Tentang Tidak Jadi Jodoh," kata Dono.

"Sebenarnya sih cukup saja sih. Jangan-jangan lagi mikirin judul yang lain. Karena judul sama....aneh saja gitu. Dengan jenjang waktu...yang dekat ketika mau publikasikannya," kata Indro.

"Ya...sebenarnya omongan mu bener Indro. Aku lagi mikirin judul ceritanya," kata Dono.

"Paling Dono sudah menemukan judul yang tepat untuk ceritanya," saut Kasino sambil menikmati makan kentang goreng.

"Apa judulnya Don?" tanya Indro.

"Judulnya...ada awalnya sih yaitu. Manisnya Cinta Tidak Jadi Menikah," kata Dono.

"Judul ceritanya...tambah panjang. Maksud dan Tujuannya cerita....lebih jelas banget," kata Indro.

"Manisnya Cinta Tidak Jadi Menikah. Berarti. Hubungan lagi bagus-bagusnya, ya rasa memang manis banget. Ternyata ending dari ceritanya tidak jadi menikah, wah rasa pahit banget. Judul yang tepat. Cinta itu memang ada rasa manis dan juga pahit. Baru inti dari kehidupan ini!" kata Kasino menganalisanya.

"Apa benar omongan Kasino?" tanya Indro.

"Benarlah omongan Kasino. Hidup ini, rasa cinta itu manis dan pahit," kata Dono menegaskan omongan Kasino.

"Ya kalau di pikir baik-baik, ya benar sih," kata Indro.

Indro makan kentang goreng.

"Oooo iya...Don, Kasino...apa tanggapan acara KDI kemarin ada Selfi gitu?!" kata Indro.

"Bagus," kata Dono.

"Ada nilai nostalgianya. Juara KDI di muncul jadi juri gitu. Bagus hanya sekedar memberikan pujian. Jadi Konsep yang diatur bagus banget," kata Kasino.

"Jadi penilaian Dono dan Kasino. Bagus toh. Ya aku akui sih bagus sih. Konsep yang bagus. Jadi menghibur. Tontonan yang bagus," kata Indro menegaskan omongan Dono dan Kasino.

"Oooo iya, rubik berita hari ini...yang lagi trending topik apa?!" tanya Dono.

"Biasa. Masih obrolan yang kemarin Don!" kata Indro.

"Oooo gitu. Aku kirain ada perubahan gitu," kata Dono.

"Kalau ingin ada perubahan sih, buat aja sendiri cerita dan di publikasikan gitu," saran Kasino.

"Bener omonganmu Kasino. Mau perubahan...ya buat cerita sendiri," kata Dono.

"Ya sudahlah ngobrolnya, aku mau nonton Tv!" kata Indro.

"Iya," saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, ya  melanjutkan baca buku. Kasino, ya melanjutkan main game di Hp-nya. Indro, ya sudah pindah duduknya ke ruang tengah untuk nonton acara Tv yang bagus banget tentang makan yang enak-enak gitu.

Sunday, September 13, 2020

TIDAK JADI JODOH

Dono santai di ruang tamu sedang nonton Youtobe musik Nella Kharisma....tema Jodoh di Hp-nya. Sampai tuh tontonan di Youtobe selesai.

"Jodoh. Memang manis ceritanya jika bersatu," kata Dono

Dono pun menghentikan nonton Youtobe di Hp-nya dan Hp di taruh di meja. Dono pun mulai mengetik di leptopnya dengan judul cerita 'Tidak Jadi Jodoh'. Indro selesai memasak di dapur, ya goreng ubi mantang satu pairing di bawa Indro ke ruang tamu dan di taruh di meja.

"Don, ubi goreng," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono pun menghentikan mengetiknya dan mengambil ubi goreng di piring, ya segera di makannya.

"Emmmm enak," kata Dono.

Indro yang asik makan ubi goreng sambil baca artikel di Hp-nya....sampai kaget baca beberapa artikel.

"Wah penusukan ahli agama. Mulai gila dunia ini," kata Indro.

Indro pun menghentikan baca artikel di Hp-nya dan Hp di taruh di meja.

"Don, apa tanggapan mu dengan berita kriminal ini dan itu?" kata Indro.

"Ya...gimana ya. Nama juga sakitnya manusia dari bentuk kepribadian labil, jadinya membuat kejahatan. Miris semuanya," kata Dono.

"Orang sakit kepribadian. Sampai-sampai ahli agama di tusuk, katanya terjadinya di daerah Lampung. Dunia memang gila," kata Indro menegaskan omongan Dono.

Indro pun melihat ketikanya Dono di leptopnya.

"Tidak Jadi Jodoh. Wulan tokoh utama yang di angkat kembali. Don....dapet ide dari mana kamu nulis cerita....Tidak Jadi Jodoh?" kata Indro.

"Dari nonton dan dengerin musiknya Nella Kharisma....lagunya tentang Jodoh," kata Dono.

"Wah....ini mah terbuai kenangan masa lampau. Cinta yang tidak bersatu....Don, yang tentang perjalanan cintamu....dengan Wulan. Karena Wulan meninggal dunia," kata Indro.

"Ya...begitu adanya cerita kenyataan. Ada cerita jadi Jodoh, ya bersatu jadi satu dan cerita ku Tidak Jadi Jodoh, ya tidak jadi bersatu," kata Dono.

"Kayanya....alur ceritanya di buat beda, ya Don?!" kata Indro.

"Iya....mengikuti keadaan sekarang," kata Dono.

"Oooooo....iya Don. Hari ini PSBB...di jalankan?!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

"Kalau gak penting tidak keluar rumah. Ya sudahlah Don....aku mau main game aja di Hp ku!" kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono, ya melanjutkan mengetik di leptopnya untuk menyelesaikan cerita yang ia buat tentang 'Tidak Jadi Jodoh'. Indro, ya main game di Hp-nya.

"Wulan kenangan Dono. Rara penggantinya. Dua cewek yang pengertian banget, ya sifat baik banget dan juga cantiklah keseluruhannya," celoteh Indro.

Dono yang mendengar celotehan Indro "Indro, bisa aja menilai cewek yang baik."

Dono pun melanjutkan mengetiknya di leptopnya. Indro, ya asik main game.

Saturday, September 12, 2020

DAYA TARIK

Dono sedang duduk santai di halaman belakang sambil baca beberapa artikel di Hp-nya. Indro main game di Hp-nya dan Kasino, ya merawat tanaman di potnya.

"Kenapa beritanya tentang artis ini dan itu......pindah agama? Kontrafersi....aja!" kata Dono.

Dono terus baca artikel ini dan itu. Indro pun berhenti main gamenya dan berkata "Don."

"Apa?" kata Dono sambil menghentikan baca artikelnya di Hp-nya.

"Apa pendapat mu dengan acara LIDA..kemarin malam?!" kata Indro.

"Bagus. Konsep....di buat sebagus banget....jadi di tonton menarik banget," kata Dono.

"Bagus...toh. Sebenarnya....Don. Aku ingin tahu cara bagaimana mendongkrak dukungan pemirsa yang menonton acara LIDA agar peserta LIDA yang di jagoin tidak kalah gitu?" kata Indro.

"Oooo itu. Aku memang sih menonton di seluruh jaringan untuk mengetahui pergerakan ini dan itu. Kalau hanya satu orang kaya kamu, Indro mendukung peserta LIDA. Tidak akan berhasil. Pekerjaan mu di anggap sia-sia. Harus sekitar 100 orang dan terus berkelipatan. Maka bisa menolong peserta LIDA yang kamu jagoin...menang mutlak," penjelasan Dono.

"Berarti butuh banyak orang toh. Jadi Don....bagaimana dapet mempengaruhi orang agar mendukung gitu?" kata Indro.

"Kuncinya terletak pada peserta tersebutlah. Peserta yang sedang bertanding punya sesuatu yang menciptakan daya tarik yang luar biasa...agar orang suka pada peserta tersebut dan mendukungnya terus menerus sampai ending," penjelasan Dono.

"Berarti....susah Don, ya membuat daya tarik itu?!" kata Indro.

"Ya susah banget. Contohnya seperti ini seorang penyanyi kawakan pun ingin mengeluarkan album baru. Ketika album baru di jual di pasaran ternyata harapannya tidak sesuai...target yang harus di capai, walau sudah promosi sana sini. Berarti minat pasarnya menurun," penjelasan Dono.

"Berarti....kedudukannya sama. Peserta LIDA dengan penyanyi kawakan toh. Harus terus membuat daya tarik orang-orang agar target tercapai," kata Indro.

"Seharusnya seperti itu," kata Dono menegaskan omongan Indro.

"Ya...sudahlah Don...jangan di bahas lagi. Aku sudah mengerti. Aku main game lagi!" kata Indro.

"Ya," saut Dono.

Dono pun memutuskan berhenti baca artikel, ya baca komik di salah satu situs di jaringan internet...ya di Hp. Indro terus asik main game yang ia sukai di Hp-nya. Kasino pun selesai merawat tanaman di potnya dan segera mencuci tangannya pake sabun dan air mengalir. Kasino pun duduk dan segera menuangkan tekok berisi air teh ke cangkir. Teh pun di minum Kasino.

"Enak...teh ini," kata Kasino.

"Don, Indro....minggu ini kita tidak keluar gitu, kemana gitu?!" kata Kasino.

Indro pun berhenti main game di Hp-nya dan berkata "Ya....masih keadaan begini begitu...malas jadinya kemana-mana!"

Dono menghentikan baca komik di Hp-nya dan berkata "Masih...covid-19...ini dan itu."

"Berita juga dari kemarin sampai sekarang pun masih tentang covid-19 yang ini dan itu. PSBB...mau di jalanan lagi, katanya. Ya sudahlah di rumah saja. Aman gitu!" kata Kasino.

"Di rumah aja. Aman!" kata Indro.

"Iya, Aman di rumah saja!" kata Dono.

Dono melanjutkan baca komik di Hp-nya. Indro, ya melanjutkan main game di Hp-nya. Kasino...ya seperti biasalah main game di Hp-nya.

Friday, September 11, 2020

PEMPEK GORENG

Dono duduk di halaman belakang sambil baca buku. Indro, yang asik nonton Tv.....mendengar suara anak yang berteriak "Pempek goreng", yang menjajakkan jualannya. Indro segera mengambil uang di dompet dan juga mangkok di dapur. Indro pun keluar rumah lewat pintu depan dan memanggil anak penjual pempek goreng. Anak penjual pempek goreng pun mendatangi orang yang memanggilnya.

"Abang mau membeli pempek ya?" kata Alwi.

"Iya," kata Indro.

Indro pun memilih pempek yang jual anak kecil tersebut. Di mangkok telah terisi pempek dan juga cuka. Indro memberikan uangnya ke anak penjual pempek.

"Alhamdulilah....usaha ku hari ini membuahkan hasil. Pempek ku laku. Lari manis," kata hati Alwi.

Indro pun masuk ke rumah, ya langsung ke halaman belakang di mana ada Dono yang santai baca buku. Anak penjual pempek, ya menjajakkan jualan lagi pempeknya sambil berteriak "Pempek goreng".

"Don....pempek goreng," kata Indro.

"Iya," kata Dono.

Dono pun menghentikan baca bukunya, ya buku di taruh di meja.

"Pempek goreng," kata Dono.

"Enak.....Don. Pempek goreng," kata Indro.

Indro terus makan pempek goreng yang enak. Dono pun memakan pempek goreng.

"Emmmm enak...pempek goreng ini. Cukanya sippp banget rasanya," kata Dono.

Dono terus menikmati makan pempek goreng begitu juga Indro.

"Oooo iya. Kasino......mana, tidak di tawaran makan pempek goreng?" kata Dono.

"Kasino....lagi ada urusan ke rumah Selfi. Biasalah. Cinta kasih gitu," kata Indro.

"Oooo begitu," kata Dono.

Dono terus makan pempek goreng bersama Indro....sampai kenyang.

"Puas makan pempek goreng yang enak," kata Indro.

"Idem," kata Dono.

Indro masih menikmati minum teh manisnya begitu juga Dono.

"Kemarin malam aku kecewa Don," kata Indro.

"Kenapa kecewa, emangnya putus cinta?" kata Dono.

"Masa....di acara LIDA-nya kurang bintang paling bersinar gitu," kata Indro.

"Bukannya sudah banyak bintang yang bersinar di acara LIDA," kata Dono.

"Memang banyak....bintang yang bersinar di acara LIDA. Tapi bintang ini....paling populer gitu. Lesti," kata Indro yang tegas.

"Oooooo Lesti toh," kata Dono.

"Oooo iya Don. Anak-anak KDI....di buat permainan juga kaya anak-anak LIDA gitu," kata Indro.

"KDI....ya. Terlalu banyak sih kalau di buat permainan anak-anak KDI itu, aku pertimbangkan dulu. Padahal yang paling populer dari dulu sampai sekarang....tetap saja Nazar," kata Dono.

"Iya...juga. Nazar...bisa terus bertahan di dunia hiburan dari dulu sampai sekarang," kata Indro.

"Kualitas dirinya....Nazar telah membuktikan bahwa dirinya juara dua bisa mencapai titik keberhasilan melebihan juara satu. Pada akhirnya yang juara satu adalah....Nazar itu sendiri," pendapat Dono.

"Iya...juga Don. Kalau di lihat proses perjalanan karir penyanyi dangdut Nazar dari awal sampai sekarang. Maka sebutan King Nazar, pantaslah...sekarang ini," pendapat Indro.

"Udah dulu ngobrolnya. Ada kerjaan aku!" kata Dono.

"Iya," saut Indro.

Indro, ya biasa segera main game di Hp-nya. Dono ke kamarnya untuk mengetik di leptopnya. Kasino selesai urusannya segera pulang ke rumah. Sampai di rumah. Kasino langsung ke halaman belakang dan mengucap salam sama Indro "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab salamnya Indro.

Kasino pun duduk sambil berkata "Indro....ada makan. Pempek goreng."

"Makan lagi asik," kata Indro yang menghentikan main game di Hp-nya.

"Aku ke dalam dulu. Biasa istirahat. Capek," kata Kasino.

"Iya," kata Indro.

Indro menikmati makan pempek goreng. Kasino, ya berbenah diri ke kamarnya setelah itu...bersantai di ruang tengah sambil nonton Tv yang acaranya bagus gitu. Dono pun tetap serius mengetik di leptopnya.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK