CAMPUR ADUK

Friday, January 31, 2020

PERUBAHAN

Dono baru pulang dari kerjaanya dan masuk rumah.

"Asalamualaikum," kata Dono sambil membuka pintu depan.

Indro, ya baru selesai masak di dapur sih bergeraj ke ruang tamu karena mendengar salamnya Dono....jadi di jawab "Waalaikumsalam".

Indro ya lebih baik ngetel Tv, ya nonton acara kesukaannya gitu. Dono berbenah diri karena capek dan gerah. Kasino pulang dari urusan kerjaannya dan masuk rumah dengan mengucap salam "Asalamualaikum".

Indro mendengar salam Kasino, ya menjawab salamnya "Waalaikumsalam".

Kasino pun segera berbenah diri gitu. Dono yang telah ganti baju dan juga seger udah mandi, ya biasa sih membawa leptopnya dan duduk di ruang tamu untuk mengetik. Saat jaringan Blog di buka Dono. Terkejut Dono dengan reting bacaannya di Blog-nya.

"Cerpen Islami...naik, bacaannya," kata Dono.

Dono pun meninggalkan leptopnya di ruang tamu bergerak ke ruang tengah dan mengambil remot Tv di meja dan juga berkata ke Indro "Sebentar...
aku memeriksa sesuatu!".

"Iya," saut Indro.

Indro diam saja dengan ulah Dono yang mengganti chanel seluruh Indihome.

"Don...apa yang kamu cari?" tanya Indro.

"Perubahan di program Tv," kata Dono.

"Maksudnya?" kata Indro.

"Cerpen islami, bacaannya naik. Aku memastikan gejala di program Tv. Ternyata ada beberapa berita Tv yang berkaitan dengan islam," penjelasan Dono.

"Bagus...dong," pujian Indro.

"Emang bagus. Tapi sebenarnya. Aku ingin menerbitkan cerita laga, masih kaitannya dengan obrolan kita kemarin..kriminalitas," kata Dono.

"Bukannya....lain kali....
Don," kata Indro.

"Emang lain kali," kata Dono.

Kasino yang sudah seger dan juga ganti pakaian, ya mendekati Dono dan Indro yang sedang ngobrol....jadinya nimbrung.

"Ngomongin apa kalian..
berdua?" tanya Kasino.

"Ngomongin tentang cerpen islami...
Dono, yang naik reting bacanya," penjelasan Indro.

"Oh..itu. Memang dari kemarin ada topik berita yang kaitan dengan islam. Mungkin berpengaruh dengan jaringan media apapun!?" penjelasan Kasino.

"Bener...juga. Mungkin berpengaruh," saut Indro.

"Mungkin," saut Dono.

"Dengerin deh. Suara di lingkungan sekitar sini ada ceramah terdengar sampai sini dari mesjid," kata Indro.

Dono dan Indro mendengarkan dengan seksama suara di lingkungan.

"Iya...bener. Kasino," kata Dono.

"Iya....bener...Kasino. Terdengar suara ceramah dari mesjid ke sini," kata Indro.

"Berarti di lingkungan sekitar...aja pengajian terus di galakkan. Apalagi di Tv di galakkan. Belum lagi berita seputar ini dan itu yang kaitan islam," penjelasan Kasino.

"Don...tuh omongan Kasino ada pengaruhnya. Emangnya yang kamu tulis di cerpen islami tentang apa?" kata Indro.

"Ya....gak jauh dengan lingkungan sekitar sini diangkat. Tentang anak remaja yang mengaji,"  kata Dono.

"Kalau begitu....benarlah ada pengaruhnya. Sudahlah gak usaha di bahas....aku mau nonton Tv. Mana remotnya!" kata Indro.

"Niee...remotnya," kata Dono.

Indro mengambil remot dari Dono, ya di segeralah di ganti tontonan Tv yang programnya di sukai Indro musik dangdut. Kasino dan Dono, makan malam dengan masakan yang di buat Indro. Setelah itu baru Kasino....nonton Tv dengan Indro dengan penuh asik. Sedangkan Dono, ya biasa sih kembali duduk di ruang tamu untuk mengetik di leptopnya.

"Ngomong-ngomong......Indro. Apa tanggapan kamu dengan Rara dan Weni....tampil hari ini," kata Kasino.

"Tumben. Main kesepakatan," kata Indro.

"Lagi...ingin aja," kata Kasino.

"Tanggapan aku ya. Rara....cantik hari ini. Ya Weni...cantik hari ini dan tambahan....semua peserta cewek di LIDA.......cantik banget. Puas!!!!" pujian Indro.

"Sippp deh," kata Kasino dengan mengacungkan jempol ke Indro.

Indro dan Kasino, ya biasa kembali dengan asik nonton Tv. Dono masih ngetiklah di ruang tamu, ya di leptopnya karena masih ada kerjaan yang harus di kerjakan.

Thursday, January 30, 2020

TANGGAPAN TEMAN

Dono duduk di ruang tamu, sambil baca berita di Hpnya, koran lama yang ia sengaja simpan untuk data yang ia perhitungkan dan koran baru untuk data terbarunya....semua itu untuk bahan-bahan cerita.

"Suntuk juga hari ini," kata Dono.

Indro yang asik nonton Tv....ya berita di chanel Kompas, mendengar ocehan Dono "Suntuk juga hari ini".

Indro pun meninggalkan tontonan di Tv, ya duduk bersama Dono.

"Ada apa....Don, sampai bicara suntuk juga hari ini?" kata Indro.

"Sebenarnya, sih gak ada masalah. Hanya saja aku ingin mengangkat cerita.....tentang kriminalitas. Tapi berita yang aku baca di  jaringan internet, koran lama dan baru....cerita cuma gini-gini doang," kata Dono.

"Kalau begitu...kamu buat aja cerita kriminalitas...yang kamu sukai," saran Indro.

"Masalahnya...itu. Kalau aku buat ceritanya seperti ini contohnya Boni, si tokoh penjahat....ya dendam sama polisi yang menangkapnya. Maka itu ia meminta bantuan teman-temannya membuat teror di mana-mana dengan cara mengbom mobil polisi yang sedang bertugas gitu. Gimana tanggapanmu...Indro?" kata Dono.

"Tanggapan aku sih..... Cerita dendam memang menarik gitu. Pastinya ada pahlawannya dong untuk mengatasi proses masalahnya yang terjadi," kata Indro.

"Ya...ada sih pahlawannya untuk menyelesaikan masalah. Tapi dampak di pembaca bagaimana.....ya?" kata Dono.

"Dampaknya, ah...cuma cerpen aja...ya dampaknya kecil....hampir mustahil. Ya cuma karangan," kata Indro.

"Kalau begitu aku nulis lah cerita tersebut. Tapi lain kali aja aku nulis cerita kriminalitas...karena.....di lihat dari reting bacaan....sering di baca orang. Maka itu aku pasti mengikuti perubahan dari para pembaca cerpen aku," kata Dono.

"Ya...kalau mau...mu itu. Jalanin!" kata Indro.

Dono pun menaruh koran yang di bacanya di meja dan Hpny di bawa ke kamar, ya menjalankan niatnya untuk mengetik di leptopnya. Indro pun kembali nonton Tv di ruang tengah. Kasino, ya pulang dari urusan kerjaannya.

"Asalamualaikum," salam Kasino.

"Waalaikumsalam," jawab Indro.

Kasino, ya masuk rumah dan segera duduk bersama Indro di ruang tengah.

"Indro...nonton berita ini...yang di ulang-ulang hampir satu minggu penuh?" kata Kasino.

"Abisnya...beritanya....yang lagi hits...ya..ini-ini saja," kata Indro.

"Jadi gak ada yang baru?" tanya Kasino.

"Ada sih....beritanya tentang dendam. Boni di tangkap polisi dan bales dendam lewat jaringan kejahatannya untuk menciptakan teror di mana-mana. Terornya bom yang di pasang di mobil polisi yang sedang bertugas," cerita Indro.

"Keren abis tuh cerita. Kaya...film gitu. Kejahatan merajalela....maka akan muncul pahlawan untuk menanggulanginya," kata Kasino.

"Iya...sih...bagus. Cuma cerpen...Dono," kata Indro.

"Kalau itu cerpen Dono...sih. Itu sih cuma karangan Dono aja yang di ambil datanya dari lingkungan, contohnya berita yang ada di media apa pun?!" penjelasan Kasino.

"Kok tahu!" kata Indro.

"Ya tahulah....lah kebiasaan Dono, orang tinggal satu atap. Sudahlah.....gak perlu di bahas lagi. Aku mau mandi dulu, gerah," kata Kasino.

"Iya sana," kata Indro.

Kasino, ya segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Indro ya...jojong nonton Tv. Azan pun di kumandangkan. Kasino sudah rapih gitu, ya mau ke mesjid untuk sholat magrib. Dono dan Kasino, ya meninggalkan urusan mereka ke dua...berangkat bersama Kasino ke mesjid untuk sholat magrib.

Tuesday, January 28, 2020

SELEBRITIS

Hujan turun sangat deras. Dono sedang santai duduk ruang tamu, ya biasa sih mengetik di leptopnya. Kasino lagi santai main game on line. Indro baru selesai masak di dapur, ya mengambil Hpnya yang di taruh di meja untuk membaca berita hari ini. Indro duduk di sebelah Dono.

"Don, berita Jarayut.... Don. Gak jadi host lagi di acara Tv Indosiar, katanya....yang membuat berita," kata Indro yang terkejut membaca berita.

"Telat...kamu baca beritanya. Aku sudah bacanya," kata Dono yang menghentikan kerjaannya mengetik.

"Iya....sama aku juga udah baca beritanya," saut Kasino, ya sambil main game on line.

"Kasihan...juga...ya gak exsis lagi di Tv," kata Indro.

"Gak perlu kasihan. Jirayut itu sudah punya nama jadi artis di Indonesia. Kalau saran aku. Buat....aja Youtobe, Aplikasi dan Blog....aja. Lumayan pundi-pundi uangnya di hasilkan," kata Dono.

"Bener...itu, omongan Dono. Youtobe, Aplikasi dan Blog...itu menjanjikan kalau pandai untuk membuatnya. Uang dan Uang....hasilnya," tambahan Kasino, ya lagi sibuk main game on line.

"Itu sih aku tahu. Teman kamu...Kasino, berhasil di Youtobe..., ya menghasilkan uang yang cukup lumayan dan di gunakan modal usaha. Teman kamu....Don, berhasil main Aplikasi...ya menghasilkan uang juta rupiah dan di gunakan untuk bangun rumah," kata Indro.

"Itu sudah tahu," saut Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Tapi-kan temen-temen kalian berdua....kan pemain akun lama, ya jadinya bayarannya Dolar. Kalau mulai sekarang akun....Rupiah. Sebenarnya sih lebih baik akun lama......akun Dolar, keutungan bisa dua lipat," kata Indro.

"Itu...tahu," saut Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Untuk exsis di zaman perkembangan teknologi dan informasi....bisa cepat kaya," kata Indro.

"Itu.....tahu," saut Dono.

"Idem," saut Kasino.

"Ya....sudallah. Aku tidak bahas lagi urusan...berita Jarayut. Aku mau nonton Tv," kata Indro.

"Iya," jawab Dono dan Kasino bersamaan.

Indro pun beranjak dari duduk bersama Dono, menuju ruang tengah untuk nonton Tv dan Hpnya Indro di taruh di meja. Dono pun selesai mengetik di leptopnya.

"Topik...yang di omongin Indro apa tadi, ya? Abisnya aku konsentrasi mengetik!!!" kata Dono.

"Biasalah...topik selebritis Indonesia, yang ini dan itu lah," kata Kasino yang sibuk main game on line.

"Ooooo....selebritis toh. Indro bahas apa tadi?" kata Dono.

"Biasalah....tentang perkembangan jaringan internet yang menguntungkan. Kalau berhasil sama aja hasilnya...dengan orang yang lomba menyanyi. Kalau pinter memanfaatkan jaringan Youtobe, Aplikasi dan Blog," penjelasan Kasino.

"Buka rahasia keberhasilan main di Youtobe dan Aplikasi, tapi kalau Blog...sih emang ada yang berhasil, ya gak gede-gede amat. Cukuplah," kata tambahan Dono.

"Kalau Blog...sih aku tahu. Harus bisa membuat artikel yang bisa menciptakan daya tarik yang luar biasa...baru keuntungannya luar biasa, ya kedudukannya sama seperti wartawan, gaji bulan...gitu. Kalau bonus ini dan itunya, rahasia," kata Kasino.

"Kasino....telalu berlebihan pola pembicaraanya. Biasa...aja...tahu!!" kata Dono.

"Maaf deh. Abisnya sambil main game ini. Konsentrasinya di bagi dua," kata Kasino.

"Aku...mau nonton Tv," kata Dono.

"Iya," saut Kasino.

Dono, ya beranjak dari duduknya dengan membawa leptopnya langsung ke kamar untuk naruh leptop di meja belajar. Baru deh Dono duduk bersama Indro nonton Tv. Ya Kasino lagi sibuk main game on line.

"Padahal kalau bisa buat game on line berbentuk Aplikasi. Menjanjikan keuntungan yang luar biasa. Jaminan masa depan," celoteh Kasino.

Kasino tetap main game on line dengan penuh keasikkan.

Monday, January 27, 2020

MAIN MOBILAN

Seusai sekolah. Bobo biasa pergi ke rumah Andi untuk main.

"Andi hari ini main apa?" tanya Bobo.

"Main apa ya?" Andi yang berpikir.

Heru pun baru dateng dan berteriak "Teman-teman....kita main apa hari ini?".

"Tahu.....masih bingung nie!" saut Bobo.

"Main...apa yang menarik," Andi yang masih berpikir lagi.

"Kenapa kalian berdua bingung? Main aja PS...gitu. Rental....!!" saran Heru.

"Boleh juga, saran kamu Heru," kata Andi.

"Ok, aku setuju...main PS," kata Bobo.

"Ayo berangkat!" kata Heru.

"Entar dulu. Berangkat aja!!! Emangnya...kita mau rental di mana?" kata Andi.

"Biasa....di...Om Tejo. Deket sinilah," kata Heru.

"Ya...sudah. Ayo!!!!" kata Bobo.

"Iya, ayo!!!!" saut Andi.

Andi, Bobo sepakat dengan Heru untuk main PS, ya ketiganya berjalan menuju tempat rental PS gitu. Di jalan Andi, Bobo dan Heru bertemu dengan Bejo yang membawa mobil truk kayu yang di tarik pake tali.

"Bejo....asik main mobil...truknya," kata Heru biasa negur Bejo dengan asik gitu.

"Iya," saut Bejo.

"Buat...sendiri apa beli?" tanya Bobo.

"Beli...lah Bobo. Praktis di mainkan," kata Bejo.

"Gimana kalau gitu, kita main mobil-mobilan aja...gak jadi main PS. Ya...buat gitu main mobilan dengan barang bekas," saran Andi.

"Setuju aja sih aku," kata Bobo.

"Jadi...!!! Gak jadi main PS-nya?" kata Heru.

"Eeeem. Gak jadi main PS-nya. Kapan-kapan aja?!" kata Andi.

"Ya...udah," saut Heru.

Bobo, Heru, Andi dan Bejo, ya ke rumah Andi untuk membuat mainan mobilan dari botol minuman yang tidak terpakai, bekas sih. Sebenarnya Andi mengumpulkan barang-bekas, ya seperti botol minuman tujuannya di jual ke tukang loak gitu. Lumayan untuk tambahan uang jajan Andi, yang berpikir cerdas. Singkat waktu jadilah mainan mobilan tersebut dengan kerja sama yang baik Andi dan teman-teman. Dengan penuh kecerian mereka semua main mobil-mobilan, ya dengan di tarik pake tali....ke sana ke sini. Kadang lomba lari dengan membawa mobil mainan yang di tarik tali.

"Bahagia," kata Heru kalau lagi seneng banget.

Andi, Bobo dan Bejo....ya tertawa saja.

Ternyata hari sudah sore, jadi di akhiri mainan mobilannya. Andi ya langsung masuk rumah aja dengan membawa masuk mobil mainan yang ia buatnya. Sedangkan Bobo, Bejo dan Heru....ya berjalan menuju rumah mereka masing-masing sambil menarik mobil mainan ke rumah mereka masing-masing.

Akhirnya Bobo sampai di rumahnya. Ya mobil mainan yang di buat Bobo dari botol bekas, ya  bawa masuk rumah.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo, ya langsung ke kamarnya dan menaruh mobil mainannya di atas meja belajar. Lalu Bobo ke kamar mandi untuk mandi, setelah itu mengerjakan PRnya dengan baik. Baru deh...Bobo makan malam bersama Ayah, Ibu dan dedek bayi.

Sunday, January 26, 2020

HOBI NONTON

Malam tenang sekali. Dono asik nonton film Kamen Rider Ziro One di leptopnya. Kasino asik nonton Tv bersama Indro di ruang tengah, ya pindah ke ruang tamu.

"Don nonton apa?" tanya Kasino.

"Ini, nonton film Kamen Rider Zero One....yang terbaru," kata Dono.

Kasino pun ikut nonton juga di leptopnya Dono.

"Don....hobi amat nonton Kamen Rider?" tanya Kasino.

"Biasa....aja. Cuma penggemar aja dari awal aku suka nonton Kesatria Baja Hitam, masih kecil sampai sekarang....tertarik aja alur ceritanya dan penokohannya. Yang terpenting itu kostumnya itu," penjelasan Dono.

"Oh begitu. Kok gak non One Piece.... seri barunya udah tayang," kata Kasino.

"One Piece....udah nonton tadi sebelum Kamen Rider," kata Dono.

"Oh..begitu. Tapi...hobi kita...ini kekanak-kanak gak sih Don?" kata Kasino.

"Ya...gak lah....cuma hobi nonton aja," kata Dono.

Film Kamen Rider Ziro One pun selesai juga dan segera Dono mematikan Leptopnya. Ya Dono beranjak dari duduknya dengan membawa leptop ya mau ke kamar. Kasino juga beranjak dari duduk di ruang tamu ke ruang tengah ya...nonton Tv.

Dono terdiam, ya melihat tontonan yang di tonton Indro, ya acara Tv di chanel Trans yang menayangkan film Go Kong.

"Pantes.....reting bacaan di blog aku...naik. Acara Tv-nya di chanel Trans...yang nayanggin film Go Kong," kata Dono.

"Memangnya, kamu nulis cerita Go Kong juga Don?" tanya Indro.

"Iya....cuma cerita pendek aja gaya cerita aku," jawab Dono.

"Mungkin kebetulan aja....Don. Reting bacaan mu naik yang judul cerita Go Kong dengan acara Tv yang menayangkan film Go Kong...juga," kata penjelasan Kasino.

"Mungkin juga kebetulan," saut Dono.

"Tapi...kan. Masih ada kaitannya dengan perayaan Imlek, ya kemungkinan berpengaruh besar gitu dengan keadaan jaringan media apa pun?!," kata Indro.

"Mungkin juga," saut Dono.

"Iya, Mungkin juga. Ah...sudahlah jangan di bahas. Aku mau nonton lagi," kata Kasino.

"Iya, bener kata Kasino. Nonton lagi," kata Indro.

"Tapi...tumben kamu nonton film Go Kong, ya biasanya nonton acara musik dangdut?" tanya Dono.

"Oh iya...aku lupa," kata Indro.

Indro langsung ganti chanel Tv-nya ke chanel yang lain yang acaranya perlombaan musik dangdut. Kasino pun ikut aja maunya Indro. Sedangkan Dono masuk kamarnya dan menaruh leptop di meja belajarnya dan langsung mengambil buku yang ia sukai, ya ia baca sambil tidur-tidur di kasur....nyantai gitu.

Indro dan Kasino, ya tetap asik nonton Tv, ya acaranya musik dangdut.

VAMPIR

Lila berjalan di daerah sepi gitu, ya kemalaman sih Lila karena main cukup lama ke tempat Risa. Lila merasa ada yang mengikuti dirinya. Maka itu Lila berlari yang cukup kencang karena takut gitu.

Muncul sesosok di hadapan Lila.

"Aaaaa," teriak Lila.

Lila jongkok dan menutup mata.

Sesosok yang membuat Lila pun menghilang begitu saja. Lila yang langsung bangun dan berlari meninggalkan tempat tersebut. Eee kembali datang sesosok yang menakutkan  dengan mata merah dan gigi taring yang tajam.

"Vampir," teriak Lila.

Lila berlari untuk menjauh dari makluk tersebut. Sesosok pemuda berlari cepat, ya langsung menolong Lila gitu, jadi selamat dari serangan Vampir yang ingin menangkap Lila dan memangsanya untuk di hisap darahnya.

Pemuda tersebut, menendang Vampir. Pertarungan yang sengit di keduanya. Lila hanya bisa melihat pertarungan tersebut. Pemuda langsung menggunakan pisikisnya, ya Vampir tidak bergerak gitu.

"Kamu...Vampir juga," kata Vampir.

Pemuda langsung menghancurkan jantung Vampir dengan tangannya, ya pake kemampuan pisikis gitu. Vampir pun mati.

Lila pun merasa pemuda yang menolongnya adalah Vampir, ya jadinya segera cepat pulang.

"Kemana gadis...itu," kata pemuda.

Lila sampai juga di rumahnya, ya berbenah diri dan tidur di kamarnya.

"Hari ini aku selamat dari Vampir," kata Lila.

Lila yang lelah tidur di kamarnya. Esok harinya Lila, ya seperti biasa bersekolah. Lila sudah ada di kelasnya, ya untuk menerima pendidikan dengan baik. Sampai waktu istirahat. Lila di goda oleh Boni dengan topeng Vampir, saat Lila menatap langit yang cerah sendirian di lantai atas gedung sekolah.

"Aaaa Vampir," kata Lila yang takut.

Lila pun memukul Boni.

"Adu....sakit tahu. Ini aku Boni," kata Boni sambil membuka topeng Vampir.

"Boni, maaf. Abisnya kamu menakutin aku," kata Lila.

"Aku maafkan. Lagian menyendiri di atas gedung sekolah, kesambet loe," kata Boni.

"Masalahnya, aku berpikir keras...kenapa aku di ikutin Vampir," kata Lila.

"Vampir. Bukan Vampir itu tidak ada," kata Boni.

"Ada kok, kemarin aku bertemu dengan Vampir dan hampir aku di bunuh oleh Vampir," cerita Lila.

"Ya...sudahlah....jangan di pikirkan. Ayo turun. Masuk kelas!" kata Boni.

"Ayo," saut Lila.

Lila dan Boni ya menuju kelas untuk melanjutkan pendidikan hari ini sampai selesai.

***
Usai pendidikan, ya pulang....ke rumah Lila. Seperti biasa membantu Ibu berjualan bunga, jadi beres-beres toko bunga dengan baik. Saat Ibu mengantarkan bunga pesanan kelangganan yang memesan bunganya.

Lila sedirian di toko bunga. Pemuda yang penuh misterius..tiba-tiba ada di toko Lila, ya....sebenarnya Lila takut dan terkejut. Maka itu Lila memberanikan diri untuk menghadapi pemuda misterius dan berkata "Mau apa dengan ku?".

Pemuda misterius mendekati Lila lebih dekat lagi jaraknya sekitar satu jengkal dan berkata "Kenapa Vampir mengikuti kamu?".

"Aku tidak tahu," jawab Lila.

Pemuda pun menghirup bau tubuh Lila.

"Harum bau tubuh mu seperti bau bunga. Jangan kamu gadis suci," kata pemuda misterius.

"Gadis....suci. Aku tidak mengerti maksud omongan kamu," kata Lila.

Pemuda misterius pun memastikan kembali dengan penciumannya.

"Iya, kamu gadis suci....maka itu kamu di incar Vampir," kata pemuda misterius.

Lila malas ngobrol dengan orang tidak di kenalnya, ya jadi di usir dari tokonya. Ya pemuda pun menerima di usir dari toko bunga. Waktu berganti menjadi malam.

Lila pun berjalan untuk ke mini market untuk membeli sesuatu. Sesesok mengikuti Lila dengan terang-terangan gitu. Ya Lila berlari secepat mungkin sampai di taman. Sesosok yang mengikuti Lila menunjukkan dirinya dan berubah jadi Manusia Serigala, ya ingin membunuh Lila. Untung saja pemuda misterius cepat dateng dan menolong Lila. Ya segeralah bertarung pemuda misterius dengan Manusia Serigala. Awalnya pemuda misterius kalah dengan Manusia Serigala. Tapi keadaan berubah..saat pemuda berubah menjadi wujud Vampir, ya Kelelawar besar sih lebih kaya monster gitu dan segera bertarung untuk membunuh Manusia Serigala. Ya menang sih si pemuda misterius. Jadi ya kembali ke wujudnya normal, manusia. 

Pemuda pun mendekati Lila.

"Apa kamu tidak apa-apa?" kata pemuda misterius.

"Gak apa-apa," jawab Lila.

"Kenalkan aku....Jesen. Aku Vampir, yang akan melindungi kamu," kata Jesen sambil mengulurkan tangannya, ya ingin berjabat tangan sama Lila.

Lila pun berjabat tangan dengan pemuda yang misterius dan berkata "Aku....Lila".

Lila dan Jesen pun jadi teman baik. Sesuai dengan omongan Jesen, ya Lila di lindungi oleh Jesen dari para Vampir yang mengincar diri Lila, karena Lila adalah gadis suci, yang terlahir lima ratus tahun sekali....untuk menyempurnakan wujud dari makluk kegelapan.

Lila seneng aja di jagain oleh Jesen. Makin lama makin hubungan makin baik antara Lila dan Jesen. Tumbuh rasa cinta di antara keduanya. Sampai akhirnya Jesen mengerti maksud dari gulungan naskah kuno tentang gadis suci terlahir lima ratus tahun sekali. Lila menerima Jesen apa adanya. Jadi sampai keduanya pun menikah, ya akhir cerita Lila menjadi Vampir juga karena Jesen menggigitnya di lehernya. Jesen pun sempurna jadi Vampir dan tidak berubah lagi jadi makluk buas karena darah suci menekan perubahan monster, tetapi kekuatan pisikisnya makin dasyat banget dan jadilah Jesen..... raja Vampir.

KEGIATAN HARI INI

Minggu yang cerah. Bobo, ya main ke rumahnya Andi. Saat di jalan, ya Bobo bertemu dengan Heru yang ingin ke rumah Andi....jadi bareng gitu menuju rumah Andi. Sesampai di rumah Andi, ya Bobo dan Heru melihat Andi yang sedang duduk di teras rumah karena memang menunggu Heru dan Bobo.

"Andi, hari ini kita main apa?" tanya Bobo.

"Main apa ya?" kata Andi yang berpikir.

"Main ini kartu remi aja," saran Heru.

"Boleh juga, main remi. Ayo kita main," kata Andi.

Bobo dan Heru duduk di lantai, ya menunggu Andi yang mengambil kartu remi gitu. Andi mendapatkan kartu remi....ya di bawa keluar rumahnya dan segera duduk di lantai bersama teman-temannya.

"Siapa yang mau ngocok kartu?" kata Andi.

"Gimana kita hompimpa saja, yang kalah ngocok kartu," saran Heru.

"Boleh juga," kata Andi.

"Ok, gak ada masalah," kata Bobo.

Andi, Heru dan Bobo....ya hompimpa dan akhirnya yang kalah sih.....Heru, jadi ngocok kartu.

"Eee teman-teman, kita main apa?" tanya Heru.

"Cangkolan aja," kata Bobo.

"Setuju," kata Andi

"Ok, cangkolan," kata Heru.

"Tapi....cuma main kartu aja gak seruh. Yang kalah kenapa gak di coreng aja pake areng, jadi mainnya lebih menarik," saran Heru.

"Kenapa gak pake bedak aja," saran Andi.

"Emangnya ada bedak dan arengnya?" tanya Bobo.

"Gak ada," saut Andi dan Heru dengan bersamaan.

"Ya...udah...main kartunya biasa aja," kata Bobo.

"Iya," saut Heru.

"Iya," saut Andi.

Heru yang telah mengocok kartu dan membagikan kartu remi ke teman-temannya, ya mulai permainannya. Permainan kartu berlangsung dengan asik banget gitu, ya sampai waktu azan dhuzur di kumandangkan.

"Berhenti main kartu....nya. Ke mesjid yuk....sholat dhuzur," kata Bobo.

"Ayo...ke mesjid sholat dhuzur," kata Andi.

"Iya, sholat dhuzur," kata Heru.

Andi membereskan main kartu di bantu Bobo dan Heru, setelah itu kartu pun di taruh di meja ruang tamu dan pintu di tutup Andi, ya tidak lupa di kunci. Andi, Bobo dan Heru pun berjalan menuju masjid....ya dekat rumah Andi sih.

Sampai di mesjid. Ya langsung deh ketiganya mengambil wudu...baru deh masuk ke mesjid. Imam pun sudah dateng ke mesjid, ya segera di laksanakan sholat dhuzur berjamaah. Andi, Bobo dan Heru berada di barisan anak-anak di depan Bapak-bapak.

Sholat berjamaah berjalan dengan baik. Andi, Bobo dan Heru....ya keluar dari mesjid sih. Eee ketemu pak Ustad Arifin, ya saliman lah Andi, Bobo dan Heru. Ustad Arifin, ya kebetulan bertemu dengan Andi, Heru dan Bobo ya...di ajak ke rumahnya untuk makan petis buah mangga yang baru di petik dari pohonnya.

Nama juga anak-anak, apalagi dapet rezeki makan ya...seneng banget. Andi, Heru dan Bobo ya ...gak sungkan-sungkan menikmati makan petis buah mangga yang pedes, kecut dan enak gitu.

Ustat Arifin senang melihat Bobo, Heru dan Andi yang bersahabat baik. Makan pun habis, perut ketiganya pun kenyang. Andi, Heru dan Bobo, ya permisi pulang gitu. Ustad Arifin yang mempersilakan ketiganya untuk balik ke rumah mereka masing-masing. Ya namanya anak-anak di didik dengan baik, ya biasa mengucapkan terima kasih banyak kepada Ustad Arifin karena sudah makan petis mangga yang enak banget.

***
Bobo, Heru dan Andi berjalan menuju rumahnya. Waktunya tiba, ya ketiganya pisah sih menuju rumahnya masing-masing. Bobo sampai juga di rumahnya.

"Ibu, aku pulang," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo pun, ya segera ke kamarnya untuk mengerjakan sesuatu yang memang ia sukai yaitu menggambar. Sampai terdengar azan Asar, ya Bobo meninggalkan aktivitasnya...langsung di kamar mandi ya...mandi gitu biar seger baru ngambi wudu, setelah itu Bobo masuk ke kamar yang khusus untuk tempat sholat. Ibu sudah di kamar tersebut, ya sholat azar duluan dan dedek bayi di samping Ibu. Baru deh Bobo masuk ke kamar, untuk sholat. Bobo pun sholat azar dengan khusuk banget.

Saturday, January 25, 2020

SEPERTI BIASANYA

Malam yang tenang sekali di kediaman Dono, sedang asik nonton Tv di ruang tengah.....ya pastinya berita di chanel Tv Kompas. Indro baru pulang dari urusan kerjaannya dan masuk rumah gitu dengan mengucap salam "Asalamualaikum".

Dono menjawab "Waalaikumsalam".

Indro pun duduk bersama Dono di ruang tengah.

"Dono tumben nonton berita?" tanya Indro.

"Pingin tahu perkembangan sana dan sini," kata Dono.

"Oh....gitu," kata Indro.

Indro ya....nonton berita sih.

"Beritanya masih tentang virus Corona!?" kata Indro.

"Iya," saut Dono.

"Ganti...ya!" kata Indro.

"Iya, terserah kamu!" kata Dono.

Indro pun mengambil remot dan mengganti chanel Tv. Ya biasa chanel Indosiar.

"Dangdut lagi!!!!" kata Dono.

"Bagus...Don. Ada Lesti. Tapi kenapa pakaian Lesti, kaya pakaian orang Cina ya...?!" kata Indro.

"Ya...kan masih berkaitan dengan perayaan hari Imlek," kata Dono.

"Ooooo. Imlek toh. Kok Rara-nya...gak ada?!" kata Indro.

"Mana aku tahu," saut Dono.

"Aku...juga tidak tahu. Tapi...tapi Lesti hari...ini cantik gak...Don, tanggapan kamu. Biasa permainan di cerpen nyata," kata Indro.

"Cantik...lah," kata Dono dengan jujur.

"Cantik toh, jadi sepakat hari ini Lesti...
cantik...kan!!!" kata Indro yang niatnya becanda sama Dono.

"Iya....sepakat. Cantik di acara Lida hari...ini, dengan pakaian muslim yang ada kaitannya ala-ala Cina," kata Dono dengan tegas.

"Ya sudahlah aku mau ganti baju dulu......gerah," kata Indro.

"Iya. Sana!!!" kata Dono.

Indro pun, ya berbenah diri. Dono asik nonton gitu. Kasino pun selesai juga urusannya ngetik di leptopnya dan keluar dari kamar, ya langsung duduk bersama Dono.

"Dangdut....acaranya!!!" kata Kasino.

"Iya, Indro yang ganti acara Tv. Biasa kesukaan Indro," kata Dono.

"Oh begitu," saut Kasino.

"Aku mau mengerjakan ketikan dulu!!" kata Dono.

"Iya," saut Kasino.

Dono beranjak dari duduknya, ya langsung ke kamar dan menghidupkan leptopnya...segera mengetik gitu. Indro pun selesai berbenah diri, ya nonton Tv lagi, tapi Dono gak ada yang ada Kasino.

"Kasino, kemana Dono?" tanya Indro.

"Biasa," kata Kasino.

"Biasa. Ooooo.....ngetik di kamar," kata Indro.

Indro pun asik nonton Tv yang acara musik dangdut. Kasino pun asik juga, ya....ngikutin maunya Indro. Dono yang sibuk ngetik di kamar, ya agak sedikit buntu gitu. Jadi Dono membaca buku-buku yang ia sukai, ya pada akhirnya gak buntu lagi....jadi mengetik dengan konsentrasi penuh dengan pikiran yang penuh ide cemerlang.

Indro dan Kasino masih tetap menonton acara musik, ya bagus sih.

Friday, January 24, 2020

CERITA ANAK KECIL

Tono sedang asik main kelereng dengan Bonbon, ya di lapangangan gitu. Bonbon kalah dalam permainan kelereng sama Tono, ya jadi murung gitu. Usai permainan keduanya Tono dan Bonbon, ya berjalan pulang menuju rumahnya....lewat Klenteng.

Semua orang menonton atraksi Naga di dalam Klenteng, sambil bertepuk tangan tanda bahagia melihat tontonan yang bagus. Tono dan Bonbon, ya tepuk tangan juga melihat atraksi Naga, bagus gitu.

"Naga itu Ular....ya?" tanya Bonbon.

"Iya," jawab Tono.

"Kenapa....Naga itu bertanduk....ya. Semua Ular tidak tanduknya?" tanya Bonbon.

"Kalau cerita di film sih. Ular Cobra yang bertapa ribuan tahun, lalu takdirnya di angkat oleh Dewa. Jadilah Naga," penjelasan Tono.

"Oh...begitu. Jadi Ular punya tanduk itu bisa di bilang Rajanya para Ular," kata Bonbon.

"Iya," saut Tono.

Atraksi Naga tambah heboh lagi, semua orang menyaksikannya.

"Kenapa orang-orang ini membuat acara atraksi Naga?" tanya Bonbon.

"Bonbon...., hari ini perayaan Imlek," jawab Tono.

"Perayaan Imlek toh. Tapi aku tidak dapat ampau?!" kata Bonbon.

"Ya....kamu kan bukan orang China," kata Tono.

"Tetapi kenapa orang China aja yang dapet ampau? Padahal si Awing bukan orang China dapet ampau...tuh," cerita Bonbon.

"Masa iya, Awing dapet ampau?!" kata Tono.

"Iya, karena Awing itu sudah di anggap keluarga sama orang China. Padahal ia Jawa tulen loe,"  kata Bonbon.

"Berarti Awing itu pandai menjalin silaturahmi dengan baik. Padahal agamanya Awing....Islam...kan?!" kata Tono.

"Memang...Islam. Orang Bapaknya guru ngaji. Awing itu selalu ingat nasehat Bapaknya "Berbuatlah kebaikan di mana-mana, malaupun itu agama lain"," cerita Bonbon.

"Oh...begitu. Ya sudahlah ayo pulang!" kata Tono.

"Iya," saut Bonbon.

Tono dan Bonbon meninggalkan Klenteng yang acara atraksi Naganya masih terus berlanjut.  Saat di jalan, ya Tono dan Bonbon bertemu dengan Bobo. Ala...kadarnya cuma "Hay saja". Tono dan Bonbon melanjutkan perjalannya ke rumah mereka masing-masing. Di persimpangan gang kecil, ya pisah sih Tono dan Bonbon menuju rumah masing-masing.

Bonbon sampai rumah, ya biasa sih bantu-bantu Ibu beres ini dan itu karena Ibu buka warung di depan rumah untuk tambahan rezeki, maklum Bapak Bonbon kerjaannya..cuma kuli di pasar.

MISTERI AJAL

Hujan pun berhenti juga. Suara anak kucing terdengar "Meong dan meong". Budi Hanya bisa diam saja di rumahnya, pada hal ingin pergi. Sesosok makluk mendatangi Budi.

Terkejut Budi dengan ke datangan makluk halus tersebut, sampai ia terduduk di lantai, padaha ia lagi mondar-mandir di ruang tamu.

"Orang kamu cintai lah meninggal," kata makluk halus.

Makluk halus terus bicara tentang kekasih Budi yang telah meninggal. Budi tidak ingin mendengarnya, sampai menutup telinga. Tapi tetap saja terdengar suara makluk halus, sampai-sampai menembus tubuh Budi.

Budi pun kesal, ya awalnya takut pada makluk halus. Berkata Budi "Berisik".

Makluk halus tidak menggrubis Budi, terus berkata "Kekasih mu telah meninggal".

Budi pun langsung teringat tentang kekasihnya, yang meninggal di pelukannya. Budi menangis dengan air mata yang deras sampai jatuh ke lantai tetesan air mata.

"Aku yang salah. Aku tidak bisa menjaga mu. Jika waktu itu aku tepat waktu.....pasti aku bisa menyelamatkan mu. Tidak memeninggal di bunuh....penjahat jalanan," kata Budi.

Budi pun sadar dengan keadaannya, dan makluk halus pun menghilang.

"Makluk halus itu adalah diriku. Aku berhalusinasi.....
melihat makluk yang astral tersebut," kata Budi.

Budi pun keluar dari rumahnya, tapi masuk lagi ke dalam rumah.

"Apa ajalku telah menjemputku," kata Budi.

Budi mulai menyadarinya dan makluk halus datang lagi.

"Kalau telah sadar dari keadaanmu. Aku adalah maut mu," kata makluk halus.

"Aku terima," kata Budi yang pasrah.

Budi pun jatuh ke lantai, meninggal dunia. Makluk halus pun menghilang.

Tono abangnya Budi melihat Budi yang tergeletak di lantai, ya langsung di periksa keadaan Budi....hidup atau mati.

"Inalilahiwainalilahirojiun," kata Tono.

Tono pun memanggil keluarga dan tetangga untuk membantu mengurus jenazah Budi.

***
Dodo selesai baca cerita pendeknya Saleh, ya buku yang di geletakkan Saleh di ruang tamu.

"Saleh....kenapa kamu membuat cerita....misteri kehidupannya seperti ini?" tanya Dodo.

"Ya....sebenarnya...cerita itu cerita teman baik ku yang meninggal. Ya ceritanya apa adanya seperti itu," penjelasan Saleh.

"Ceritanya...ganjil banget...tentang kematian si Budi sama juga dengan kekasihnya Budi. Ah..sudahlah cuma cerita," kata Dodo.

Dodo menutup buku yang di baca. Ya Dodo dan Saleh keluar dari rumahnya Saleh untuk pergi main ke rumah Somat yang cukup jauh gitu, makanya perginya pake motor. Saleh membawa motornya dengan baik ke tempat Somat, ya urusan kerjaaan gitu.

Thursday, January 23, 2020

MEMANAH

Bobo membuat panahan dari bambu yang ia pinta dari Paman Toni yang sedang membuat pager bambu. Busur dan panah pun jadi, ya di mainkan Bobo tapi untuk keamanan pada permainan panahan. Ya Bobo menumpulkan anak panah.

Bobo pun minta izin sama Ibu, ya ingin main ke rumah Andi. Ibu pun membolehkan Bobo main, dengan pesan "Jangan pulang sore-sore".

Bobo pun berangkat ke rumah Andi, dengan berjalan cepat sekali. Selang berapa saat Bobo sampai di rumah Andi.

"Andi!" kata Bobo.

"Bobo!" kata Andi.

"Ayo, kita main panahan. Aku telah membuat panah dari bambu," kata Bobo.

"Coba aku lihat panahan kamu Bobo," kata Andi.

"Niii....silakan," kata Bobo sambil memberikan panahan kepada Andi.

"Bagus...panahan kamu Bobo. Tetapi kenapa anak panahnya kamu buat tumpul?" kata Andi.

"Ya....untuk keamanan saja. Kalau tajam kan berbahaya. Kalau panah salah sasaran saat di lepaskan anak panah dari busurnya dan kena orang, ya terluka....jadi perkara besar," penjelasan Bobo.

"Iya juga, bener Bobo lebih baik anak panahnya tumpul, kan cuma mainan saja....bukan di gunakan untuk berburu....ya otomatis membunuh binatang," kata Andi.

"Ayo main!!" kata Bobo.

"Ayo!!!," saut Andi.

Andi menyerahkan panahnya Bobo, ya ke Bobo lagi. Lalu Andi mengambil panahan di kamarnya, baru di bawa ke teras rumah untuk di mainkan. Bobo melihat panahan Andi yang terbuat dari plastik.

"Andi....panahan kamu beli ya?" tanya Bobo.

"Iya, praktis tidak capek buat dan juga anak panahnya bisa menempel di tempat yang permukaannya licin, kaya kaca gitu. Nii aku tunjukkan," kata Andi sambil memanah ke kaca jendela rumahnya.

Anak panah yang di lepaskan ke arah kaca jendela rumah, ya langsung menempel.

"Hebat!!!" kata Bobo.

"Bisa menempel, karena ada karet di anak panah," penjelasan Andi.

"Oh...begitu!!!" kata Bobo.

Andi melepaskan anak panah yang menempel di kaca jendela rumah. Bobo dan Andi mulai main anak panah dengan sasaran  tiga bekas kaleng minuman yang di susun rapih di atas batu dan Bobo dan Andi....memanahnya dari jarak yang cukup jauh, ya empat meter gitu.

Bobo yang mulai duluan memanah karena menang suit dari Andi. Dengan serius banget Bobo memanah sasarannya dengan batasan anak panah yang di mainkan tiga. Ya hasilnya sih Bobo cuma bisa kena satu. Permainan pun gantian dengan Andi gitu. Andi mulai memanah dengan serius dengan sasarannya. Tiba-tiba Heru dateng dan memanggil nama teman-temannya, ya Bobo menoleh ke Heru dan juga Andi. Eeee anak panah Andi malah terlepas dari tangannya dan melesat menuju ke Heru sampai terkena gidatnya Andi.....ya nempel gitu.

"Wah...gila kamu Andi. Manah aku kena ke jidat ini," kata Heru sambil melepaskan anak panah di jidatnya.

"Maaf...maaf," kata Andi.

"Gimana kamu ini Andi!" kata Bobo.

"Untung saja anak panah ini terbuat dari plastik dan juga ujungnya karet yang bisa nempel. Sudah aku maafkan kesalahaan kamu Andi," kata Heru.

"Iya, terima kasih," saut Andi.

"Main panahnya di lanjutkan atau tidak?" kata Bobo.

"Lanjutlah. Aku dateng ke sini mau main panahan. Nii aku bawa panahan," kata Heru sambil menunjukkan panahannya ke Andi dan Bobo.

Bobo dan Andi terkejut dengan panahan yang di bawa Heru.

"Heru...itu panahan siapa. Kok anak panahnya tajem banget gitu?" tanya Andi.

"Panahan itu tua dan berbahaya," kata Bobo.

"Oh...ini...panahan koleksi Kakek yang di pajang di rumah," penjelasan Heru.

"Bahaya panahan itu," kata Andi.

"Iya," saut Bobo.

"Bahaya apa..an?" tanya Heru.

"Anak panahnya tajem banget," kata Andi.

"Iya....tajem anak panahnya," kata Bobo.

"Iya juga ya...anak panahnya tajem, kalau kena orang bahaya. Kaya Andi tadi...gak sengaja memanah ke saya. Waaaaah...bahaya," kata Heru.

"Ya sudah. Anak panahnya pake anak panah aku atau Bobo aja," saran Andi.

"Itu solusi yang baik," kata Heru.

"Iya bener saran Andi....solusi yang baik. Jadi main panahan di lanjutkan," kata Bobo.

Heru pun menaruh anak panah yang tajem di geletakkan saja di di lantai, ya tidak di mainkan. Bobo memberi anak panahnya satu ke Heru. Ya Andi menambahkan satu anak panah lagi ke Heru karena yang satu sudah di pegang Heru, yang anak panah yang tadi nempel di jidatnya Heru....salah sasaran panah...gitu.

Permainan pun di mulai lagi Bobo, Heru dan Andi yang dengan hompimpa yang menang Heru, lalu Andi dan Bobo suit dan menang Bobo. Jadi urutan memanah adalah Heru yang pertama, yang kedua Bobo dan terakhir Andi.

Heru pun mulai ancang-ancang memanah ke sasaran. Eeee Heru malah berkata ke Andi dan Bobo "Bobo, Andi".

"Apa?" saut Andi dan Bobo.

"Karna....pemanah yang hebatkan?" tanya Heru.

"Karna, ya....memang hebat sih memanahnya. Tapi yang hebat itu....Arjuna....," kata Andi.

"Yang hebat memanahnya Arjuna," kata Bobo.

"Oh...Arjuna toh. Kalau Green Arrow dan Hawkeye mana yang hebat memanahnya?" kata Heru.

"Green Arrow dan Hawkeye....mana yang hebat memanahnya. Sama-sama jago panah sih ...jagoan pahlawan supernya," kata Andi berpikir.

"Kalau masalah itu Green Arrow dan Hawkeye....siapa yang paling hebat memanahnya? Yang hebat adalah Robin Hood. Dilihat masa populer suatu cerita," kata Bobo.

"Ada benernya kata Bobo. Mungkin saja. Green Arrow dan Hawkaye itu di ambil dari kehebatan dari pemanah Robin Hood, ya adaptasi  tokohnya gitu dari cerita rakyat ke cerita pahlawan super, tambahan Andi.

"Iya, bisa juga sih. Jadi hebat Robin Hood dalam memanah. Padahal di Indonesia ada film yang bagus tentang pemanah, ya tiga Srikandi," kata Heru.

"Iya...terserah kamu....Heru," kata Andi.

"Kebanyakan ngomong ini dan itu. Cepet memanahnya ke sasarannya Heru!!!" kata Bobo.

"Iya," saut Heru.

Heru pun kembali serius memanah ke sasaran. Ya berkali-kali anak panah di lepaskan dari busur, ya Heru tidak bisa mengenai sasaran. 

"Aku gagal," kata Heru yang kecewa pada dirinya.

Bobo yang giliran ke dua dan siap untuk memanah ke sasaran gitu. Ya berkali-kali anak panah di lepaskan dari busur, oleh Bobo......ya hasilnya cuma kena satu mengenai kaleng bekas minuman.

"Cukup berhasil aku memanah. Lebih baik dari Heru. Aku kena satu ke sasaran," kata Bobo.

Dan yang terakhir yang memanah Andi, ya bersiap memanah ke sasaran gitu. Dengan konsetrasi yang penuh Andi melepaskan anak panahnya ke sasaran. Satu anak panah mengenai kaleng bekas minuman. Yang kedua....pun kena sampai anak panah ketiga pun berhasil mengenai kaleng bekas minum.

"Aku....jago memanah, kaya Robin Hood," kata Andi yang senang banget.

"Kamu hebat....Andi. Jago memanah," pujiannya Bobo dan Heru bersamaan sambil mengacungkan jempol.

"Terima kasih....terima kasih," kata Andi.

Permainan memanah pun di teruskan. Ya pada akhirnya tetap sama. Heru dan Bobo kalah dalam permainan memanah yang menang Andi. Karena hari sudah sore, ya permainan memanah berakhir. Tapi sebelum pulang ke rumahnya, ya Heru berkata "Teman-teman, kapan-kapan main panahnya di halaman belakang ku yang tertutup gitu sudah di pager ada kebon pisangnya?! Kita memanah pake anak panah yang tajem".

"Iya," saut Bobo dan Andi bersamaan.

Bobo dan Heru, ya meninggalkan Andi di rumahnya lah lagi beresin abis main panah-panahan. Bobo dan Heru yang jalan bareng, ya sampai di persimpangan jalan pisah keduanya menuju rumah masing-masing. Selang berapa saat sampai Bobo di rumahnya, ya biasa sih berbenah diri dan setelah itu mengerjakan PR. Ibu sedang momong adek bayi, sambil ini dan itu.....jadinya sibuk urusan Ibu.

NONTON MUSIK DANGDUT

Seusai sholat isya di mesjid, biasa Dono segera pulang ke rumahnya. Sampai di rumah suasana sepi gitu.

"Jadi Kasino dan Indro belum pulang, paling sibuk urusan kerjaan mereka berdua," kata Dono.

Dono, ya biasa mengambil leptopnya di kamar yang di taruh di meja belajar, lalu keluar dari kamar dengan membawa leptop ke ruang tamu. Dono duduk santai di ruang tamu....ya  mau mulai mengetik di leptopnya.

"Tema apa yang akan aku angkat, untuk tulisan cerita Blog....aku?!" celoteh Dono.

Dono berpikir keras sekali.

"Gimana kalau cerpen anak aja! Lagi dan lagi!" kata Dono.

Dono pun mengetik dengan mencari data-data kesukaan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, yaitu permainan ini dan itu. Indro pun selesai juga urusan kerjaannya, ya segera pulang. Sampai di rumah, Indro langsung mengucap salam untuk masuk rumah "Asalamualaikum".

Dono mendengar salamnya Indro, ya di jawablah "Waalaikumsalam".

Indro yang letih karena capek bekerja seharian, ya nyantai dulu dengan duduk bersama Dono yang sibuk mengetik di Blog-nya.

"Don...nulis cerpen anak lagi?" tanya Indro.

"Iya," saut Dono yang masih sibuk mengetik di leptopnya.

Indro melihat reting bacaannya Dono, saat Dono mengecek reting bacaan pada Blognya.

"Retingnya stabil Dono. Maka itu kamu menulis cerpen anak?!" kata Indro.

"Iya, karena berdasarkan pertimbangan aku melihat program Tv......ya banyak kartun anak sih. Jadi kenapa gak aku menulis cerpen anak? Ya sudah di jalanin dengan baik. Eeeee ternyata retingnya....stabil gitu. Ya usaha aku tidak sia-sia," penjelasan Dono.

"Mengamati di lingkungan baik nyata atau maya dan di pertimbangkan dengan masak-masak. Pada akhirnya praktek sesuai data yang ada, jadi hasilnya berbuah manis," tambahan Indro.

"Benar kamu Indro. Tiori dan praktek satu ritme, jadi satu kesatuan," kata Dono.

"Don lanjutin saja mengetik kamu. Aku mau ganti baju," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono, ya sibuk mengetik di leptopnya. Indro ya ke kamar mandi untuk mandi, baru setelah itu ganti baju di kamarnya. Indro yang terlihat keadaannya seger banget abis mandi dan pake baju sehari-hari, ya biasa duduk di ruang tengah untuk nonton Tv acara kesukaannya.

Dono pun selesai mengetik di leptopnya dan sudah di simpan dengan baik dan juga di publikasikan. Kasino ya selesai urusan kerjaannya dan segera pulang ke rumah. Sampai di rumah, ya Kasino mengucap salam untuk masuk rumah "Asalamualaikum".

Dono ya sebenarnya beranjak dari duduknya di ruang tamu sambil bawa leptop mau ke kamarnya, ya mendengar salam Kasino....jadi di jawabnya "Waalaikumsalam".

Kasino ya biasa duduk ruang tamu untuk menghilangkan rasa letihnya. Dono ya langsung ke kamarnya untuk menaruh leptop di atas meja belajarnya, baru setelah itu....duduk bersama Indro di ruang tamu untuk nonton Tv yang acara Tvnya di sukai Indro.

Kasino pun bangun dari duduknya di ruang tamu, ya biasa berbenah diri gitu....ya mandi dan ganti pakaian di kamar. Baru Kasino masak mie rebus di dapur, ya laper gitu. Sebenarnya masih ada lauk ayam goreng, sayur kangkung dan sambel goreng di lemari makan. Kasino ya nyari selera makan jadinya masak mie rebus. Selang berapa saat sih jadi tuh mie rebus, ya Kasino segera menyantapnya di meja makan.

Indro pun mencium bau enak dari mie rebus buatan Kasino, ya beranjak dari duduknya....langsung ke dapur untuk masak mie rebus.  Dono, ya biasa ganti chanel Tv dan nonton acara lawak gitu yang menghibur diri....untuk ketawa dan ketiwi.

Indro pun selesai masak mie rebusnya, ya segera di santapnya di meja makan. Kasino pun cepet banget makan mie rebus, ya meninggalkan Indro yang asik makan mie rebus. Mangkok abis makan mie rebus, biasa di cuci bersih oleh Kasino dan di taruh di rak piring. Setelah itu Kasino, ya masuk kamarnya untuk mengerjakan sesuatu yang penting gitu, jadi leptop di hidupkan dan segera ia mengetiklah.

Indro selesai juga makan mie rebus, ya di bereskan mangkoknya untuk di cuci bersih dan di taruh di rak piring. Indro pun duduk bersama Dono untuk nonton Tv.

"Don, kok acara Tvnya di ganti?" kata Indro.

"Kamunya asik makan, ya aku ganti acara Tvnya. Aku ingin nonton acara lawak. Ingin ketawa dan ketiwi," kata Dono.

"Ganti, acaranya lagi ke acara Tv kesukaan aku. Biasa dangdut," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Indro mengganti chanel Tv yang acara lawak di ganti dengan chanel yang lain yang acaranya musik dangdut, pake remotlah. Ya Dono dan Indro asik nonton musik dangdut. Kasino pun selesai juga dengan urusannya, jadi simpan dan leptopnya di matikan. Baru deh Kasino duduk bareng bersama Dono dan Indro nonton Tv di ruang tengah.

"Udah mulai lagi acara lomba...LIDA-nya?" kata Kasino.

"Iya, yang baru....Kasino," saut Indro.

"Baru toh," kata Kasino.

Dono, Kasino dan Indro, ya asik menonton acara Tv untuk menghibur diri mereka bertiga yang sibuk dengan aktivitas masing-masing untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang ini dan itu.

Wednesday, January 22, 2020

PISTOL KARET

Bobo telah selesai membuat pistol dari kayu dan pelurunya karet, ya segera pergi ke rumah Andi dengan membawa mainan plastik tentara. Sampai di rumah Andi, ya terlihat Andi sedang asik main tembak-tembakan pada pistol karetnya untuk menjatuhkan mainan plastik tentara yang di jejer dengan baik di lantai. Ya Bobo ikutan juga gitu main tembak-tembakan, sampai Heru dateng ke tempat Andi.

Di jejerkan mainan plastik tentara, ya sepuluh. Bobo pun sedang memegang pistol karet yang ia buat sendiri. Di tembakin oleh Bobo maninan plastik tentara satu persatu sampai jatuh semuanya.

"Aku penembak jitu," kata Bobo.

"Bobo, kalau di tembak dari jarak sejengkal sih....otomatis kena semuanya," kata Andi.

"Ya...deh. Jarak tembaknya aku atur lagi, jadi satu meter," kata Bobo.

"Masih kurang Bobo, ya tambah satu meter lagi!" kata Andi.

"Jauh amat nanti susah menembak mengenai sasarannya," kata Bobo.

"Ya....usahakan kena sasarannya!" kata Andi.

"Baiklah," saut Bobo.

Bobo pun mulai menembak mainan plastik tentara yang di jejer sepuluh gitu. Ya....Bobo banyak gagal mengenai mainan plastik tentara.

"Gagal terus. Cuma kenanya empat," kata Bobo.

"Ketahuan kamu tidak penembak jitu, jika jaraknya jauh," kata Andi.

"Iya," saut Andi.

"Sekarang giliran aku!" kata Andi.

"Silakan!!!!" kata Bobo.

Andi pun bersiap untuk menembak dengan pistol karet yang di buatnya sendiri. Ya mainan plastik tentara sudah di jejer sepuluh gitu. Di tembakkin mainan plastik tentara dengan serius oleh Andi sampai kena. Ternyata Andi cuma bisa lima yang kena sampai mainan plastik tentara terpental terkena karet, ya roboh lah.

"Ternyata aku....bisanya lima, lebih dari Bobo sih..
.satu," kata Andi.

"Iya....deh kamu hebat lebih satu dari aku!" pujian Bobo.

"Yo....i," saut Andi.

Heru dateng ke rumah Andi, ya membawa pistol karet yang lebih panjang bentuknya dari Bobo dan Andi dan juga membawa mainan plastik tentara.

"Bobo, Andi.....ayo kita bertaruh mainan plastik tentara!" kata Heru menantang.

"Baiklah, berapa taruhannya?" kata Andi.

"Sepuluh mainan plastik tentara. Karena pertaruhan peluru karetnya ya.....sepuluh juga," kata Heru.

"Taruhan yang cukup banyak," kata Bobo.

"Aku....setuju," kata Andi.

"Gimana dengan kamu..
Bobo?" tanya Heru.

"Iya....setujuh, sepuluh....kan," jawab Bobo.

"Ayo mulai. Permainannya!!!!" kata Heru.

Heru pun menjejerkan sepuluh mainan plastik tentara dan setelah itu suitan dengan Andi dan Bobo untuk menentukan siapa yang akan mulai permainannya. Ya ternyata Andi duluan, lalu Heru dan terakhir Bobo.

Andi bersiap menembak mainan plastik tentara dari jarak dua meter. Dengan serius banget Andi menembak sasaran, ya dengan di jatah peluru karetnya sepuluh berarti tidak boleh gagal nembak. Ya....akhirnya Andi hanya bisa tujuh. Ya gantian dengan penembak berikutnya Heru. Dengan serius Heru menembak mainan plastik tentara. Akhirnya sih Heru hanya bisa sembilan saja.

"Sembilan lebih dari Andi. Tapi sayang satu gagal," kata Heru.

Giliran Bobo untuk menembak mainan plastik tentara dengan penuh serius banget. Usaha Bobo berhasil menembak sepuluh mainan plastik tentara.

"Aku berhasil. Aku pemenangnya," kata Bobo yang senang banget.

"Aku...kalah," kata Andi.

"Aku juga kalah," kata Heru.

"Ini taruhannya Bobo, sepuluh mainan plastik tentara," kata Heru sambil memberikan mainan plastik tentara ke tangan Bobo.

"Terima kasih," kata Bobo.

"Iya....aku serahkan sepuluh....mainan plastik tentara ke kamu Bobo," kata Andi sambil memberikan mainan plastik tentara ke tangan Bobo.

"Terima kasih.....," kata Bobo.

Hari pun mulai sore, ya mengakhiri permainan hari ini. Ya Bobo dan Heru ya pulang ke rumah masing-masing dan pamitan dengan Andi. Sampai di persimpangan jalan, ya Bobo dan Heru pisah jalan. Sampai lah Bobo di rumah.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Iya, saut Ibu yang sibuk melipet baju dedek bayi.

Bobo pun segera ke kamarnya menaruh mainannya di meja belajar, ya setelah keluar dari kamar untuk mandi. Setelah tubuh Bobo harum, ya habis mandi. Seperti biasanya Bobo mengerjakan PRnya di kamarnya dengan penuh serius.

MAIN GASING

Bobo yang masuk rumah, ya segera berganti pakaian gitu, lalu makan dan setelah itu masuk kamar lagi untuk mengerjakan PR. Hanya sebentar saja sih Bobo selesai mengerjakan PRnya. Ya berniat mau main gitu ke rumah Andi.....untuk bermain gasing yang baru di belinya seusai pulang sekolah.

"Ibu, Bobo mau main ke rumah Andi. Untuk main gasing," katanya.

"Iya, Bobo mainlah....tetapi jangan pulangnya sore-sore!" kata Ibu.

"Iya, Ibu," kata Bobo.

Bobo pun keluar dari rumah. Ibu ya biasa sibuk momong dedek bayi, ya sambil ini dan itu beres rumah dan juga masih sempet nyantai nonton Tv......pastinya berita.

Bobo berjalan menuju rumahnya Andi. Ya sampai juga di rumahnya Andi. Sedang Andi asik main gasing gitu di teras rumahnya.

"Andi, ayo kita adu gasing!" kata Bobo.

"Ayo," kata Andi.

"Tetapi mana Heru?" kata Bobo.

"Heru bentar lagi dateng kesini!" kata Andi.

Andi pun masuk ke dalam rumahnya dan mengambil baskom yang besar banget, ya di bawa ke teras rumah sih.

"Ayo kita adu gasing," kata Andi menaruh baskom yang besar di lantai.

"Loh... pake baskom yang ukuran besar?" tanya Bobo.

"Katanya....adu gasing," kata Andi.

"Iya sih. Tapi kan adu....gasingnya yang cuma lamanya gasing berputar, jadi gak pake baskom," kata Bobo.

"Gak serulah.....Bobo kalau hanya lamanya gasing berputar. Yang serunya di adu aja. Saat gasing masuk ke dalam baskom kan nanti berbenturan gitu dari proses pergerakan gasing berputarnya," penjelasan Andi.

"Iya-iya.....kaya di film kartunnya. Pasti bayangan roh pada gasing muncul," kata Bobo.

"Gak mungkinlah roh gasing muncul. Itu cuma cerita film kartun, ya hayalan saja," kata Andi.

"Sudahlah ayo......main!" kata Bobo.

"Ayo!!!" kata Bobo.

Bobo dan Andi mulai adu gasingnya, ya terbuat dari plastik gitu. Alat pemutar pada gasing di tarik dengan kuat dan cepat. Gasing jatuh di baskom yang besar, ya berputar dan berbenturan dan kembali lagi berbenturan.

"Gasing ku yang pasti menang," kata Bobo.

"Gasing ku lah...yang pasti menang," kata Andi.

Bobo dan Andi lagi asik melihat gasing yang masih berputar dan beradu ketika kerdekatan. Heru dateng juga ke rumah Andi, ya bawa gasing.

"Teman-teman...aku ikut main gasing," kata Heru.

Andi dan Bobo...kaget melihat gasing yang di bawa Heru.

"Kok, gasing kayu," kata Bobo.

"Iya, gasing kayu....dengan ukuran besar," kata Andi.

"Inikan...gasing tradisional," kata Heru.

"Iya sih gasing tradisional. Tapi kan kalau di adu...gasing ku hancur," kata Andi.

"Kalau di adu dengan kayu melawan plastik, ya plastik ya hancur," kata Bobo.

"Adu...lama berputar saja!!!!" kata Heru.

"Kalau adu lama berputar sih gak ada masalah sih. Mau gasing kayu mau pun gasing plastik....sih," kata Andi.

"Iya gak ada masalah," saut Bobo.

"Tapi....tunggu dulu deh. Jangan-jangan gasing kamu....itu gasing tengkorak, kaya di film-film gitu," kata Andi.

"Hiii serem," saut Bobo.

"Bukan lah," kata Heru.

Gasingnya Bobo menang dan tetap bertahan, ya masih berputar gitu. Sedangkan gasing Andi berhenti. Ya mulai lah adu gasing lagi, tapi tidak pake baskom yang besar. Gasing Andi berputar cepat, ya namanya gasing zaman sekarang sih bercahaya dan bunyi lagi, ada lagunya. Gasingnya Bobo....ya berputar, tetapi ya biasa-biasa aja karena beli yang murah harganya sesuai dengan uang jajannya. Gasingnya Heru uang terbuat dari kayu dan sebenarnya itu gasing mainan Kakeknya Heru saat ia masih muda, ya sekarang di mainkan dengan baik. Di tunggu lama banget adu lamanya gasing berputar, ya akhirnya gasingnya Bobo dan Andi kalah dengan gasingnya Heru yang terbuat dari kayu.

"Aku memang," kata Heru yang senang.

Ya kembali di adu lagi sih gasing untuk membuktikan pemenang sejatinya. Eeee berkali-kali....gasing Heru menang. Bobo dan Andi muram durja karena kalah.

Hari sudah sore, ya mengakhirilah permainan gasing. Bobo pulang bersama Heru ya menuju rumah masing-masing. Sedang Andi membereskan semua benda yang di gunakan untuk main gasing. Saat melewati rumah yang tua gitu, ya terdengar suara bayi, tapi tidak ada orang sama sekali di situ....ya termasuk bayi juga.

Bulu kuduk Bobo berdiri dan berkata "Setan".

"Hussss!!!! Ngomong apa kamu Bobo?!!" kata Heru.

"Setan....
Heru. Ada suara bayi tapi gak ada orangnya. Sepi tahu keadaan di sini!!!" kata Bobo.

"Jangan takut Bobo...ini cuma mainan...Paman Eko, yang membuat Kincir dari kayu sebagai sumber energi untuk menghidupkan suara mainan yaitu suara bayi. Setiap angin bertiup, ya suara bayi pun berbunyi," penjelasan Heru sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah kincir yang terbuat dari kayu.

"Oh....cuma mainan. Itu namanya iseng," kata Bobo.

"Iseng-iseng, tapi kreatif Paman Eko," pujian Heru.

"Iya...sih kreatif," kata Bobo.

Bobo dan Heru melanjutkan perjalanan. Sampai di persimpangan, ya pisah jalannya menuju rumah masing-masing. Bobo segera cepat sampai ke rumah, dengan berjalan cepat.  Sampai juga di rumah, ya masuk rumah sih.

"Ibu...aku pulang," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Bobo pun segera menaruh gasingnya di dalam kamarnya, ya tepatnya di atas meja belajar. Lalu Bobo keluar dari kamar untuk mandi. Baru setelah itu makan malam bersama Ibu dan Ayah, ya dedek bayi yang masih minum susu pake botol.

Monday, January 20, 2020

MAIN BULUTANGKIS

Usai sudah pendidikan hari ini. Bobo pun segera berjalan santai menuju rumahnya. Sampai di lapangan gitu. Ya Bobo melihat temannya sedang main pesawat terbang yang bertenaga karet.  Bobo pun mendekati temannya itu.

"Bejo...asik banget main pesawat terbang," kata Bobo.

"Iya, Bobo," kata Bejo.

"Pesawatnya beli apa buat sendiri?" tanya Bobo.

"Buat sendiri Bobo," kata Bejo.

"Hebat banget buat pesawat terbang dengan tenaga karet," pujian Bobo.

"Iya, hoby sih..... karena itu aku mencontoh dari vidio di Youtobe untuk membuat pesawat terbang bertenaga karet," kata Bejo yang jujur banget.

"Oh begitu, Aku pulang ya!!!" kata Bobo.

"Iya, Bobo," kata saut Bejo.

Bejo terus main pesawat terbang tenaga karet dengan asik banget. Bobo ya...berjalan cepat menuju rumahnya. Tapi tiba-tiba Bobo berpikir dan berceloteh "Apa karena berita viral tentang Bapak yang bisa merakit pesawat dengan biaya murah meriah...ya? Katanya hoby. Berarti Bejo pun sama dengan Bapak tersebut......, ya hoby juga. Tapi yang buat Bejo adalah mainan pesawat terbang bertenaga karet".

Bobo pun tidak memikirkan lagi tentang pesawat terbang bertenaga karet, ya segera berjalan sampai di rumah. Ya benar sampai di rumah dan sudah masuk rumah.

"Aku pulang," kata Bobo.

"Bobo!!!" panggil Ibu.

"Iya, Ibu," kata Bobo sambil mendekati Ibu.

"Ganti baju dan makan ya. Ibu sudah masak untuk Bobo!!!" kata Ibu.

"Iya, Ibu," kata Bobo

Bobo segera kekamarnya untuk berbenah diri. Ibu sedang momong dedek bayi, ya sambil nonton berita gitu. Bobo pun keluar dari kamar dan segera makan ya di meja makan. Dengan santai Bobo menikmati makan buatan Ibu sampai perut kenyang.

Setelah itu. Bobo mengambil raket dan kok di meja dan segera mendekati Ibu.

"Ibu..., Bobo main ke lapangan. Main bulutangkis....kaya juara bulutangkis yang ada di Tv," kata Bobo.

"Iya, tapi ingat pulangnya jangan sore-sore!" kata Ibu.

"Iya....Ibu," kata Bobo.

Bobo pun keluar dari rumah. Ya segera berlari menuju lapangan. Di lapangan Andi sudah menunggu. Bejo yang main pesawat terbang dengan tenaga karet di lapangan ya sudah pulang dari tadi.

"Hay, Andi....jadi kita main bulutangkisnya," kata basa basi Bobo.

"Jadi!!!! Aku sudah bawa raketnya," kata Andi sambil menunjukkan raket yang di pegang Andi.

"Ayo kita main," kata Bobo.

"Ayo," kata Andi.

Bobo mulai memukul kok dengan raketnya ke arah Andi, ya kok pun di kembalikan Andi. Terus menerus permainan bulutangkis masih seimbang antara Bobo dan Andi. Angin bertiup kencang, jadi kok terbawa angin. Bobo meleset memukulnya.

"Aku gagal," kata Bobo.

"Yes, aku dapet poin satu dan Bobo masih nol. Bobo tidak bisa membalikan koknya ke aku!" kata Andi yang bangga pada dirinya.

"Ayo mulai lagi!!!" kata Bobo yang sudah siap memukul kok pake raketnya.

"Aku siap!!!" kata Andi.

Mau di pukul kok oleh Bobo. Dateng Heru, ya berteriak memanggil teman-temannya "Bobo, Andi".

"Woy....Heru," kata Bobo dan Andi bersamaan.

"Ikut main bulutangkis....Bobo, Andi," kata Heru.

"Ya...udah sini. Ganti...in aku aja," kata Bobo.

"Asik main," kata Heru.

"Lawan ku di ganti," kata Andi.

Bobo memberikan kok kepada Heru.

"Ayo mulai main bulutangkisnya," kata Heru.

"Ayo...mulai!!!!" kata Andi.

Heru memukul koknya dengan raketnya yang di tujukan ke Andi, ya Andi bisa membalikan kok ke Heru. Permainan masih seimbang antara Andi dan Heru. Bobo asik menonton saja. Eee tahu-tahu Wati ya dateng ke lapangan bawa raket dan kok juga. Jadi Bobo main bulutangkis dengan Wati.

Heru memukul dengan sangat kuat, ya Andi berusaha untuk mengembalikan kok ke Heru, tapi gagal.

"Aku dapet poin satu dan Andi nol," kata Heru yang senang.

"Ayo mulai lagi!!!" kata Andi.

Andi pun memukul kok dengan raketnya ke arah Heru, ya berhasil di kembalikan. Permainan antara Andi dan Heru masih seimbang. Bobo dan Wati, ya Bobo berhasil mendapatkan satu poin dan Wati masih nol. Wati pun memukul kok dengan raketnya ke arah Bobo, ya bisa di kembalikan Bobo dengan baik. Permainan antara Bobo dan Wati masih seimbang.

Waktu terus berjalan dengan semestinya sampai sore. Ya permainan bulutangkis pun selesai juga. Wati pun menang mengalahkan Bobo. Sedangkan Heru berhasil mengalahkan Andi.

"Hari ini seneng banget main bulutangkis," kata Heru.

"Ya....jelas kamu seneng. Menang main bulutangkis dari aku," saut Andi.

"Iya," kata Heru.

"Wati juga menang, ya berhasil mengalahkan aku dalam permainan bulutangkis," kata Bobo.

"Iya," saut Wati yang senang tapi malu, ya...nama juga cewek.

Bobo dan teman-teman bubar dari main bulutangkisnya, balik ke rumah masing-masing. Sampai di rumah. 

"Ibu, aku pulang," kata Bobo.

"Iya," saut Ibu.

Ya Bobo segera mandi gitu biar bau kecut dari tubuhnya hilang. Setelah itu, ya Bobo mengerjakan PRnya di kamarnya.

Sunday, January 19, 2020

MAIN YOYO KAYU

Seusai pendidikan di sekolah, ya Bobo keluar dari sekolah bersama teman-temannya. Di samping gerbang sekolah ada Bapak-bapak pedagang kaki lima berjualan mainan gitu. Bobo tertarik gitu, ya temannya tertarik juga.

Bobo membeli sebuah yoyo kayu dan di bayarnya dengan uang pas. Bapak penjual mainan kaki lima, ya senang sih dagangan mainannya laris manis gitu dan dalam hati mengucap syukur "Alhamdulilah". Sedangkan teman-temannya, ya membeli mainan yang sama dengan Bobo atau beda seperti robotan, pistol air, seruling bambu dan masih banyak lainnya.

Bobo pun berjalan menuju rumahnya dengan santai bermain yoyo. Saat di rumahnya Andi, ya Bobo melihat Andi sedang bermain yoyo dengan mahirnya, sampai yoyo berputar stabil, ya lama gitu dan talinya di mainkan Andi.

Bobo ingin tahu gimana memainkan yoyo seperti Andi? Ya Bobo mendekati Andi, alias bertamu gitu. Andi dengan senang hati mengajarkan Bobo untuk bisa mahirnya main yoyo kayu.

"Bobo, talinya pada yoyo di renggangkan gitu, jadi ketika dimainkan maka yoyo akan berputar tetap dan tidak langsung kembali ke tangan kita. Tali pun di mainkan di buat apa pun, yang penting yoyo tetap berputar setabil," penjelasan Andi.

"Oh begitu," kata Bobo.

Ya Bobo mengikuti arahan Andi pada yoyonya, segera di mainkan gitu. Yoyo berputar dengan stabil dan lama banget dan tali bisa di mainkan dengan baik baru yoyo kembali ke tangan Bobo dengan baik.

"Aku bisa memainkan yoyo kayu ini dengan baik," kata Bobo.

"Cepat belajar kamu Bobo," pujian Andi.

Heru ya melihat Bobo dan Andi asik main yoyo di teras rumah, ya bertamu gitu.

"Hey teman aku ikutan main bersama kalian," kata Heru.

"Her....kamu beli yoyo juga?" tanya Bobo.

"Iya," saut Heru.

"Yoyo kamu besar juga ya....Heru," kata Andi.

"Iya, aku beli....yoyo yang besar dan juga aku pasang batu api di yoyo ini," kata Heru.

"Iya, itu batu api," kata Andi.

"Iya....batu api di pasang di yoyo...kamu Her...," kata Bobo.

Heru pun memainkan yoyo kayu dengan baik dan berputar stabil dan lama, ya di dekatkan ke lantai gitu....jadinya terjadi gesekan pada batu api dan lantai....ya timbullah percikan api.

"Hebat, muncul api di yoyo kamu Her," kata Bobo yang antusias.

"Iya, muncul percikan api di yoyo kamu Her," kata Andi.

Heru langsung menarik talinya dan kembali ketangannya yoyo yang di mainkan.

"Hebat yoyo ku!" kata Heru yang bangga.

"Hebat," kata Andi.

"Hebat," kata Bobo.

Bobo yang teringat pesan Ibu "Bobo segera pulang seusai sekolah, jangan main dulu". Bobo pun permisi untuk pulang ke pada teman-temannya. Ya Andi dan Heru membiarkan Bobo pulang sih, tetap Andi dan Heru melanjutkan main yoyo kayu dengan asik.

Bobo pun berlari dengan kencang menuju rumahnya. Belum sampai di rumahnya, Bobo melihat anak yang sedang main yoyo, tetapi bukan yoyo kayu tapi terbuat dari plastik dan kalau di mainkan lampunya hidup dan mengeluarkan suara kaya lagu gitu.

"Yoyo modern toh. Sedangkan yoyo ku...ini terbuat dari kayu dan memang mainan tradisional," celoteh Bobo.

Bobo pun mengabaikan anak yang main yoyo modern gitu, ya segera ke rumahnya. Sampai di rumah Bobo.

"Aku pulang," kata Bobo.

Ibu pun keluar dari kamar, ya menidurin adek bayi dan mendatangi Bobo yang main yoyo.

"Bobo, telat pulang lagi," kata Ibu.

"Maaf Ibu. Bobo main dulu...ke tempat Andi. Ini main yoyo kayu yang Bobo beli di Bapak pedagang mainan yang jualan di sekolah," kata Bobo.

"Mainan lagi. Ya udah ganti baju mu setelah itu makan. Ibu masak makan yang enak kesukaan kamu!" kata Ibu.

"Iya Ibu," kats Bobo.

Bobo segera ke kamarnya menaruh tas di meja belajar beserta yoyo, ya sekalian berbenah diri dan setelah itu makan gitu.

"Ayam goreng yang dibalut dengan tepung berbumbu," kata Bobo.

Bobo makan dengan nikmat masakan Ibu. Setelah perut kenyang, ya Bobo masuk kamarnya untuk mengerjakan PRnya dengan baik. Sampai waktu terus berjalan sesuai dengan rencananya, ya Bobo selesai mengerjakan PRnya. Ya Bobo biasa langsung memainkan yoyo kayu dengan penuh kecerian.

BALAP SEPEDAH

Hari minggu yang cerah banget. Bobo membuat sebuah kincir dari kertas dan gagangnya dari bambu, ya jadi sih dengan penuh keseriusan dan kesabaran membuat kincir.

"Aku berhasil membuat mainan kincir," kata Bobo yang senang.

Bobo langsung memasang kincir di sepedahnya, ya di ikat kuat agat tidak jatuh.

"Ibu, Bobo main sepedah," kata Bobo dengan keras.

"Iya, hati-hati ya....nak mainnya!" kata Ibu.

Bobo mulai menggoes sepedahnya dengan pelan dan akhirnya kencang gitu, sepedah melaju dengan sangat cepat sekali. Kincir di pasang di sepedah pun berputar dengan sangat cepat sekali.

"Aku suka, kincir yang aku buat berputar dengan baik," kata Bobo yang senang.

Bobo pun sampai di lapangan, ya sepedah di rem....seketika sepedah berhenti.

"Heru, Andi!" panggilan Bobo.

"Bobo," kata Heru dan Andi bersamaan.

Heru dan Andi yang mendekati Bobo, ya lagi naik sepedah sih keadaan Heru dan Andi.

"Sepedah mu kamu pasang kincir, ya Bobo?" kata Heru.

"Bagus...kan, aku buat sendiri....kincirnya," kata Bobo.

"Bagus....Bobo," pujian Heru.

"Iya...bagus," pujian tambahan Andi.

"Oh...iya, jadi gak balap sepedahnya. Kaya acara lomba balap motor...gitu yang di tayangkan di Tv," kata Bobo.

"Jadi. Lokasi untuk kita berlomba di lapangan," kata Heru.

"Berapa putaran dalam perlombaan ini, mengelilingi lapangan?" tanya Andi.

"Tiga ....aja," kata Heru.

"Setuju...tiga," kata Bobo.

"Ok, tiga," kata Andi.

Bobo dan teman-teman bersiap di lapangan gitu, untuk perlombaan balap sepedah. Wati pun lewat daerah situ, ya di panggil Bobo untuk jadi wasit yang menentukan mulainya perlombaan balap sepedah dan juga menentukan siapa pemenang dalam sepedah sekaligus sepoter. Wati menerima permintaan Bobo, Heru dan Andi.

"3..., 2.....1," kata Wati.

Bobo, Heru dan Andi mulai mengayuh sepedahnya dengan sangat cepat mengelilingi lapangan. Andi berada di depan yang ke dua Heru dan yang terakhir Bobo. Balapan menjadi seru banget karena ketiganya yang bertanding tidak mau mengalah. Putaran ke dua, kedudukan pun berubah. Heru pertama, Andi ke dua dan terakhir adalah Bobo.

Wati terus menyemangati teman-temannya yang sedang balapan. Putaran ketiga dan terakhir. Posisi pun berubah. Bobo pertama, Andi ke dua dan  terakhir Heru. Sampai di garis penentuan. Posisi tidak berubah, ya Wati menyaksikan siapa juara satu, dua dan tiga.

"Ha.....capek," kata Bobo.

"Iya capek. Bobo kamu yang menang," kata Heru.

"Ha....ha...ha. Bener-bener melelahkan. Yang menang kamu Bobo," kata Andi.

"Iya....aku menang. Ha..ha..ha," kata Bobo mengatur nafasnya.

"Balap sepedahnya udah selesai. Jadi aku pulang dulu. Ibu sudah menunggu di rumah," kata Wati.

"Iya, terima kasih Wati," kata Bobo.

"Terima kasih Wati," kata Heru dan Andi bersamaan.

"Iya," jawab Wati.

Wati pun meninggalkan teman-temannya di lapangan, ya berjalan menuju rumahnya.

"Hari sudah sore. Kita akhiri saja balap sepedahnya," kata Heru.

"Iya," kata Andi.

"Iya," kata Bobo.

Ya....Bobo, Heru dan Andi meninggalkan lapangan gitu mengayuh sepedah mereka ke rumah masing-masing. Bobo hampir sampai rumahnya. Ya melihat adek laki-laki yang menyukai kincir yang di pasang di sepedah Bobo. Ya....Bobo memberikan kincir tersebut.

"Terima kasih Kak....," kata adek laki-laki.

"Iya," kata Bobo.

Bobo pun segera ke rumahnya, ya sampai gitu dan menaruh sepedah di tempat biasanya Bobo menaruh sepedahnya, ya di garasi dan juga hari menjelang magrib.

"Aku pulang," kata Bobo di dalam rumah.

Ibu mendekati Bobo.

"Anak.....Ibu bau kecut, mandi sana!" kata Ibu.

"Iya, Ibu. Abis main sepedah dan juga balapan sepedah dengan teman-teman," kata Bobo.

"Bobo, pake sabun dan sampo yang baru Ibu beli, agar menghilangkan bau kecut kamu!" kata Ibu.

"Iya, Ibu," kata Ibu.

Bobo pun ke kamar mandi untuk mandi. Ayah pun baru pulang dari main futsal bersama teman-teman kantornya, ya bertemu Ibu di ruang tengah yang masih ngurus dedek bayi.

"Ayah....segera mandi....ya. Abis olah raga futsal.....bau kecut tuh!" kata Ibu.

"Iya...Iya," saut Ayah.

Ayah langsung mandi, ya setelah Bobo selesai mandi. Baru deh semuanya duduk di meja makan dan makan malam sudah di siapkan Ibu.

"Ayah dan anak sudah harum. Ibu suka," kata Ibu.

"Iya," kata Ayah dan Bobo bersamaan.

Ayah, Ibu dan Bobo menikmati makan malam. Eee ketinggalan dedek bayi yang di beri Ibu minum susu pake botol.

Saturday, January 18, 2020

BELAJAR MEMASAK

Seusai mengerjakan PR, ya Bobo keluar kamarnya. Segera Bobo menghidupkan Tv, biasa ingin nonton acara kesukaannya. Ternyata Bobo salah mencet chenel Tv di remot, ya jadinya nonton acara memasak sih lebih tepatnya pertarungan memasak gitu.

Bobo bebenar memperhatikan teknik memasak setiap juru memasak yang berlomba.

"Aku ingin mencoba memasak," kata Bobo.

Bobo mematikan tontonannya pake remot dan setelah itu ke dapur, ya kebetulan sih Ibu mau memasak.

"Ibu, Ibu, Ibu..... Bobo ingin belajar memasak," kata Bobo dengan antusias banget.

"Tumben ingin belajar memasak. Biasanya kerjanya buat mainan....Bobo," kata Ibu.

"Abisnya. Bobo melihat tontonan di Tv, perlombaan memasak gitu. Jadi ingin seperti orang-orang yang pandai memasak. Kaya di Tv," kata Bobo.

"Dasar kamu Bobo, Pak Tiru. Segala hal di Tv kamu tiru. Ya sudah Ibu ajarkan, mempung dedek bayi lagi tidur di kamar," kata Ibu.

"Asik belajar memasak," kata Bobo yang antusias banget.

"Jadi Bobo mau masak apa?" tanya Ibu.

"Cepat dan mudah Ibu," kata Bobo.

"Nasi," kata Ibu.

"Kok, nasi," saut Bobo.

"Nasi lebih mudah memasaknya, dan pokok makanan. Zaman sekarang memasak nasi lebih mudah karena perkembangan teknologi yang disebut rice cooker," penjelasan Ibu.

"Ibu, masak lainnya aja. Ikan gitu," permintaan Bobo.

"Ikannya mudah Bobo. Di olenin dengan baik langsung di goreng sampai matang dan diangkat," penjelasan singkat Ibu.

"Iya, Ikan aja Ibu," kata Bobo.

"Ya sudah ambil ikannya di kulkas!" kata Ibu.

"Siap Ibu," saut Bobo.

Bobo mengambil Ikan di kulkas, segera di olenin dan di bimbing Ibu dengan baik. Ya selang berapa saat sih jadi ikan goreng yang di masak Bobo.

"Sekarang kamu bisa memasak Bobo," kata Ibu.

"Bobo sudah pinter memasak," kata Bobo yang senang.

Bobo ya terus memasak dengan Ibu bukan sekedar masak ikan goreng, nasi, sayur, dan sambe goreng. Semua makan di taruh di meja makan. Ayah pulang dari kantor, ya biasa benah diri dulu baru makan malam bersama.

Ayah duduk bersama Ibu dan Bobo satu meja makan.

"Masak banyak malam ini?" tanya Ayah.

"Bobo yang ingin belajar memasak, gara-gara nonton Tv. Jadi hari ini masak banyak makan hasil Bobo belajar masak, ya Ibu bimbing dengan baik," penjelasan Ibu.

"Oh begitu," kata Ayah.

Ayah mencoba masakan yang di masak Bobo.

"Emmm.....enak Bobo...masakan...Bobo. Anak pinter," pujian Ayah.

"Bobo pinter memasak. Terima kasih Ibu, Ayah," kata Bobo yang antusias banget senang di puji Ayah.

"Anak kamu....pinter, Ibu," kata Ayah.

"Anak kamu juga...Ayah," saut Ibu.

Ayah dan Ibu, ya beserta Bobo melanjutkan makan malam dengan penuh kebahagian satu keluarga. Dedek bayi bangun dan menangis, ya biasa Ibu langsung ke kamar untuk menenangkan dedek bayi. Ayah dan Bobo selesai makan malan, ya biasa nonton Tv di malam minggu yang tenang.

Friday, January 17, 2020

RAJA DAN RATU DAUN

Bobo sampai di rumahnya.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Iya, Ibu...lagi repot ngurus adik bayi," kata Ibu.

Bobo, ya segera ke kamar untuk menaruh tas sekolah di kasur, berganti pakaian. Bobo pun menemui Ibunya.

"Ibu..., Bobo mau main," katanya.

"Makan dulu, isi perut mu yang kosong!" kata Ibu.

Bobo tidak bisa membantah, jadinya menjawab "Iya, Ibu".

Bobo pun ke meja makan, ya makan gitu untuk mengisi perutnya kosong sampai kenyang gitu. Baru Bobo pergi main. Berjalanlah Bobo ke lapangan di mana teman-temannya sudah di sana. Heru dan Andi sedang ngumpulkan daun gitu, ya Bobo ikutan juga sambil bertanya "Kita main apaan sih....ngumpulin daun seperti ini?".

"Main....Raja dan Ratu Daun," kata Andi yang sibuk memetik daun dari pohon.

"Tapi....kan, Ratu Daunnya gak ada," kata Bobo.

"Ada....nanti Wati ke sini, main sama kita," kata Heru yang sibuk memetik daun di pohon.

"Oh gitu," saut Bobo.

Bobo, Andi dan Heru telah cukup mengumpulkan daun-daun. Mulai ketiganya merangkainya menjadi mahkota dan jubah....Raja dan Ratu Daun. Dengan cekatan ketiganya menbuatnya, jadi deh. Wati pun dateng ke lapangan.

"Pakaikan mahkota Ratu Daun ke Wati, ya beserta gaun daun!" kata Andi.

"Ok beres," kata Heru dan Bobo bersamaan.

"Jadi aku harus pake ini?" kata Wati.

"Iya, kamu....Ratunya!" kata Andi.

"Baiklah," kata Wati.

Wati memakai mahkota daun dan gaun daun, jadilah Ratu Daun.

"Siapa Rajanya?" tanya Bobo.

"Aku," kata Andi.

"Aku," kata Heru.

"Sudah-sudah aku yang memutuskan sebagai penasehat agung," kata Bobo.

"Jadi....Bobo, jadi penengahnya," kata Andi.

"Kalau di pikir baik-baik lebih baik, Bobo jadi penengah saja. Ya sudahlah jadi penasehat agung yang mendampingi Ratu Daun," kata Heru.

"Setuju, jadi aku jadi Rajanya yang merebutkan cintanya Ratu Daun," kata Andi.

"Aku juga...Raja yang merebutkan hatinya Ratu Daun," kata Heru.

"Ya....sudah di posisi masing-masing!" kata Bobo.

Dateng Bejo dengan membawa Hp gitu.

"Teman-teman sedang main apa?" tanya Bejo.

"Raja dan Ratu Daun," kata Heru.

"Kaya berita Tv aja yang lagi viral banget. Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat," kata Bejo.

"Ya, memang idenya dari Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, ya cuma di adaptasikan aja jadi mainan anak-anak aja. Pake daun yang kami kenakan," kata Andi.

"Kalau begitu, aku rekam ya......pake Hp!" kata Bejo.

"Iya," jawab semuanya.

Mulai ceritanya. Raja Andi dan Raja Heru sedang berhadapan untuk merebutkan cintanya dari Ratu Wati. Penasehat Agung, Bobo yang menjadi penengah dari perangnya dua Raja. Bejo yang merekam tiap adegan yang di mainkan teman-temannya. Raja Heru menang dalam perang, ya cuma main suit aja gitu. Lalu mulailah Raja Heru di sandingkan dengan Ratu Wati.

Pernikahan dua kerajaan pun terjadi dengan baik. Raja dan Ratu Daun bersatu. Ya Bejo terus merekamnya gitu momentnya yang bagus gitu.

"Cat, Bagus ....adegan yang diambil jadi deh Raja dan Ratu Daun," kata Bejo.

"Mana aku lihat," kata Bobo.

"Aku mau lihat. Aku cantik gak," kata Wati.

"Pasti aku terlihat gagah, aku mau lihat," kata Heru.

"Aku mau lihatnya," kata Andi.

Bejo menunjukkan rekaman di Hpnya ke teman-temannya.

"Bagus banget ya," kata Semuanya.

Hari sudah sore. Ya Bobo dan teman-teman mengakhiri main Raja dan Ratu Daun, ya pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan senang gitu. Bobo sampai di rumahnya.

"Aku pulang Ibu," kata Bobo.

"Bobo, mandi nak....udah sore!" perintah Ibu.

"Iya...Ibu," kata Bobo.

Bobo ke kamar mandi, ya mandi gitu. Setelah itu pake baju bersih di kamar, ya baru deh Bobo belajar untuk mengulas pelajaran yang di ajarkan guru, agar lebih paham gitu.

Ibu masuk kamar Bobo yang asik belajar gitu.

"Nak tadi main apa, sama teman-teman kamu?" tanya.

"Raja dan Ratu Daun," kata Bobo.

"Bobo, jadi penasehat agung....ya jadi penengah gitu. Yang dekat dengan Ratu gitu," cerita Bobo.

"Penengah toh. Ya...udahlah...lanjutkan belajarnya nak!" kata Ibu.

"Iya, Ibu," saut Bobo.

Bobo pun melanjutkan belajarnya dan Ibu keluar dari kamarnya, ya segera ngurus dedek bayi seperti biasanya.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK