Malam yang tenang banget di kediaman Budi, ya seperti biasa Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
John Grant adalah seorang guru sekolah kelas menengah muda yang merasa tidak puas karena syarat-syarat yang berat dari ikatan keuangan yang dia tanda tangani dengan pemerintah sebagai imbalan untuk menerima pendidikan tinggi. Ikatan tersebut telah memaksanya untuk menerima jabatan dua tahun di sebuah sekolah kecil di Tiboonda, sebuah kota terpencil di pedalaman yang gersang . Ini adalah awal dari liburan Natal, dan John berencana pergi ke Sydney untuk melihat pacarnya Robyn, tetapi pertama-tama dia harus melakukan perjalanan dengan kereta api ke kota pertambangan terdekat Bundanyabba - yang dijuluki "The Yabba" oleh penduduk setempat - untuk mengejar penerbangan menuju Sydney.
Saat tiba di The Yabba, John pergi ke pub, di mana dia bertemu dengan polisi setempat, Jock Crawford, yang berteman dengannya setelah keduanya minum gelas bir berulang kali di pub dan klub RSL, di mana mereka menyaksikan upacara peringatan ANZAC yang mengerikan. Crawford kemudian mengenalkannya pada permainan dua-up ilegal , dan kepada Clarence "Doc" Tydon, seorang gelandangan, praktisi medis alkoholik yang mempertanyakan pandangan menghina John tentang The Yabba dan penduduknya. Memutuskan untuk mencoba peruntungannya di dua-up, John memiliki kemenangan beruntun tetapi menjadi sembrono: dalam upaya putus asa untuk memenangkan cukup uang untuk melunasi ikatannya dan melarikan diri dari perbudakannya sebagai guru pedalaman, dia kehilangan semua uangnya dalam dua putaran. Hal ini menyebabkan John terdampar di The Yabba tanpa uang, meninggalkannya di bawah kekuasaan panasnya yang membakar dan penduduk kota yang eksentrik namun menyeramkan.
Saat minum, John berteman dengan seorang penduduk bernama Tim Hynes dan pergi ke rumah Tim, di mana dia bertemu dengan putrinya yang sudah dewasa, Janette, dan dua temannya, penambang Dick dan Joe. Tim, Dick, dan Joe terlibat dalam sesi minum sepanjang hari, di mana Doc akhirnya bergabung dengan mereka. John berbicara dengan Janette, yang diam-diam menginginkan kehidupan di luar menunggu ayahnya dan teman-temannya. Dia mencoba merayu John, yang muntah karena bir yang dia telan.
Setelah terlibat dalam ritual yang lebih bejat dengan keluarga Hynes dan tamu mereka, John mencari perlindungan di gubuk Doc yang terisolasi. Setelah memberinya obat untuk menyembuhkan mabuknya dan memberinya makan daging kanguru, Doc menjelaskan pandangan dunianya kepada John, mengungkapkan bahwa kecanduan alkohol dan sikap mandiri dalam hidup mencegahnya untuk berlatih di Sydney. Dia juga mengungkapkan bahwa dia dan Janette telah lama menjalin hubungan terbuka diselingi oleh pertemuan seksual yang tidak ortodoks.
John dan Doc bergabung dengan Dick dan Joe dalam perburuan kanguru biadab yang berlangsung hingga larut malam, yang berpuncak pada Joe yang terlibat baku hantam dengan salah satu kanguru tersebut dan John dengan kikuk menikam yang lain hingga mati. Keempatnya kemudian merusak sebuah pub semak, tempat Dick dan Joe terlibat dalam perkelahian lucu yang berubah menjadi brutal, menyela Doc saat dia menguliahi John yang tidak sadar tentang sifat kekerasan peradaban terlepas dari perangkap filosofis dan materialistisnya. Saat fajar, John kembali ke gubuk Doc, tempat Doc memulai pertemuan homoseksual di antara keduanya.
Merasa jijik, John pergi pagi itu dan kembali ke kota, di mana dua kopernya, yang tertinggal di sebuah hotel setelah dia bertemu Tim, dikembalikan kepadanya oleh Crawford. Setelah membuang satu koper – sebagian besar berisi buku pelajaran, termasuk satu di Plato – dia mengembara melalui padang pasir menuju Sydney, menumpang dengan supir truk jika memungkinkan dan mendapatkan makanan menggunakan senapan yang diberikan kepadanya selama perburuan. Dia akhirnya tiba di halte truk, di mana dia membujuk seorang pengemudi yang dia anggap sedang menuju Sydney untuk memberinya tumpangan. Namun, karena miskomunikasi, John malah kembali ke The Yabba.
Marah dengan Doc dan kesesatannya, John bergegas ke kabinnya yang kosong, berniat menembaknya sekembalinya. Namun, dia diliputi oleh kesepian dan penyesalan, dan mengarahkan senapannya ke dirinya sendiri. Doc datang untuk menyaksikan John menembak dirinya sendiri di kuil, yang dampaknya menimbulkan bekas luka tetapi gagal membunuhnya. John pulih di rumah sakit, dan menandatangani pernyataan dari Crawford yang menjelaskan bahwa percobaan bunuh dirinya adalah sebuah kecelakaan. Beberapa minggu kemudian, Doc membawanya ke stasiun kereta api, di mana mereka diam-diam berdamai satu sama lain. Tidak lagi meremehkan penduduk pedalaman dan lebih percaya diri, John kembali ke Tiboonda untuk memulai tahun ajaran baru.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Eko belum datang juga. Kalau begitu baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik gitu. Berita-berita di koran, ya banyak bagus-bagus ceritanya dari berita luar negeri yang ini dan itu, berita dalam negeri yang ini dan itu, berita olahraga yang ini dan itu, berita kuliner ini dan itu, sampai berita selebritis yang ini dan itu, ya semua berita tersebut bagus-bagus karena yang buat berita-berita koran adalah orang-orang pinter di bidangnya. Cukup lama Budi baca koran. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Yaaa Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di bawah meja. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini masih pilihan manusia yang menjalankan hidup ini, ya kan Eko?" kata Budi.
"Masihlah hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Kuliah, ya pilihan manusia," kata Budi.
"Apa Budi ingin kuliah?" kata Eko.
"Yaaa ada sih ingin kuliah sih dengan tujuan keinginan ku tercapai," kata Budi.
"Memang sih. Banyak manusia dari faktor ekonomi mampu dan tidak mampu, ya ingin kuliah dengan tujuan masa depan yang diinginkan tercapai. Kenyataannya, ya kompetisi sengit banget untuk mencapai masa depan yang baik. Bagi yang berhasil, ya mendapatkan keinginannya dengan baik. Bagi tidak berhasil, ya mencari jalan lain...siapa tahu apa yang diinginkan tercapai?" kata Eko.
"Berhasil atau tidak, ya tergantung dari usaha di jalankan sungguh-sungguh atau tidak?" kata Budi.
"Pilihan manusia yang menjalankan, ya sungguh-sungguh atau tidak? Untuk mencapai masa depan yang diinginkan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini, ya ada orang-orang buruk yang menjatuhkan orang baik dalam usahanya," kata Budi.
"Memang ada sih. Orang-orang buruk menjatuhkan orang baik dalam usahanya. Kalau dalam urusan pendidikan, ya masih bisa di tanganin dengan baik. Sedangkan terjadi pada sektor pekerjaan, ya kekacauan terjadi," kata Eko.
"Ya jadi hidup ini, ya berhati-hati berteman dengan siapa pun?" kata Budi.
"Hati-hati," kata Eko.
"Orang-orang buruk lebih baik di tangkap polisi, ya di penjara," kata Budi
"Memang sih. Lebih baik, ya orang-orang buruk di tangkap polisi, ya di penjara. Polisi yang asli atau polisi Kepolisian Lapor Pak!, ya Budi?" kata Eko.
"Polisi yang asli...Eko. Kalau polisi Kepolisian Lapor Pak!, ya becandaan saja, ya komedi," kata Budi.
"Polisi yang asli!" kata Eko.
"Orang-orang buruk di penjara, ya keadaan ruang lingkup sosial mana pun, ya jadi baik," kata Budi.
"Memang sih, ya orang-orang buruk di penjara, ya keadaan ruang lingkup sosial jadi baik," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Semua dasarnya sih. Jika manusia memahami ilmu agama, ya milih jalan kebaikan demi diri, keluarga dan orang lain. Jika manusia yang tidak memahami ilmu agama, ya buat ulah ini dan itu," kata Budi.
"Agama peranannya penting untuk akhlak manusia dengan tujuan ini dan itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Ya memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Karena keadaan. Aku fokus kerja saja, ya belajar sendiri, ya memahami ilmu-ilmu pendidikan Universitas berdasarkan data-data yang aku kumpulkan dengan baik. Ya aku tidak kuliah dulu," kata Budi.
"Pilihan Budi. Fokus kerja, ya belajar sendiri memahami ilmu-ilmu pendidikan Universitas dan kuliah di tangguhkan Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sedangkan Eko, ya ingin kuliah apa tidak?" kata Budi.
"Ada sih keinginan kuliah. Karena keadaan sama seperti Budi. Ya aku fokus kerja demi hidup ini dan belajar sendiri memahami ilmu-ilmu pendidikan Universitas," kata Eko.
"Eko ada keinginan kuliah sama dengan aku," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan iii ada hantu saja!" kata Eko.
"Ya oke main permainan iii ada hantu," kata Budi.
Budi mengambil permainan iii ada hantu di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan iii ada hantu dengan baik gitu.
"Hidup ini, ya ijazah itu penting. Tanda bukti belajar pendidikan Universitas dan untuk melamar pekerjaannya," kata Budi.
"Yaaa mengikuti perkembangan masa sekarang, ya ijazah penting sih. Kalau masa dulu, ya ijazah tidak penting karena keadaannya tidak mendukung. Urusan kerjaan, ya pada masa dulu...seketemunya kerjaan demi hidup ini," kata Eko.
"Yang pinter mendapatkan keinginannya dengan baik. Masa depan yang baik. Conohnya : orang-orang yang duduk di pemerintahan, ya pejabat," kata Budi.
"Contoh yang tepat Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan iii ada hantu dengan baik gitu.