Suatu hari, seorang raja sedang bercanda ria dengan para pengawalnya. Raja bercanda tentang penyihir berhidung besar. Penyihir yang mendengar candaan raja merasa tersinggung. Akhirnya, dia mengutuk raja.
“Raja, suatu hari nanti kau akan memiliki anak berhidung besar,” kata penyihir.
Kutukan itu pun terbukti. Beberapa bulan kemudian, ratu melahirkan seorang bayi. Bayi itu memiliki hidung besar dan diberi nama Pangeran Andre. Supaya Pangeran Andre tidak malu, raja meminta bantuan kepada para pembantunya. Raja meminta para pembantunya mengajarkan pada putranya kalau hidung besar adalah hidung yang bagus. Sebaliknya, hidung kecil adalah hidung yang tidak bagus.
Ketika Pangeran Andre sudah dewasa, raja menjodohkan putranya dengan Putri Rosebud. Pangeran Andre dan rombongan segera pergi ke istana Putri Rosebud untuk melamarnya. Selama perjalanan, banyak orang tertawa ketika melihat hidung Pangeran Andre. Pangeran Andre pun merasa heran.
“Kenapa mereka menertawakan hidungku?” tanya Pangeran Andre.
“Mereka iri dengan hidung Tuan. Sebab hidung mereka kecil dan tidak normal,” jawab pembantunya.
Akhirnya, Pangeran Andre sampai di istana Putri Rosebud. Sesampainya di sana, raja dan semua pengurus kerajaan tertawa melihat hidung Pangeran Andre.
“Kenapa mereka menertawakan aku? Bukankah hidung mereka yang tidak normal?” pikir Pangeran Andre kebingungan.
Putri Rosebud datang. Pangeran hendak mencium tangan sang Putri. Namun, pangeran tidak bisa karena terhalang hidungnya yang besar. Akhirnya dia sadar, “Ternyata hidungku yang tidak normal,” kata pangeran. Setelah berkata seperti itu, tiba-tiba hidung pangeran mengecil dan kembali berukuran normal. Ternyata, kutukan penyihir akan hilang jika Pangeran Andre mau mengakui keanehan hidungnya.
***
Yesi berhenti membaca bukunya.
"Cerita yang bagus, ya asalnya Perancis," kata Yesi.
Yesi melanjutkan baca bukunya, ya pesan moral yang di tulis di buku dengan baik yaitu kepribadian Ikhlas. Kita harus menerima kekurangan orang lain. karena setiap manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kekurangan orang lain jangan dijadikan bahan untuk mengejek.
Yesi memahami semua apa yang ia baca dengan baik, ya buku di tutup dengan baik karena selesai membaca buku. Yesi menaruh buku di meja, ya begitu saja sih dan segera keluar dari kamarnya ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama ayah dan ibu. Acara yang di tonton dengan baik, ya musik gitu....Mikrofon Impian. Yesi bersama kedua orang tuanya, ya menonton acara yang bagus itu dengan baik.
No comments:
Post a Comment