Konon dahulu kala ketika kehidupan manusia belum tercipta. Tinggallah Mahadewa dalam istananya yang terletak di puncak suatu gunung. Mahadewa bermaksud mengundang semua binatang untuk datang ke istananya pada perayaan tahun baru. Lalu Mahadewa pun memerintahkan angin untuk menyebarkan undangan itu kepada semua binatang yang ada. Keesokan paginya, sehari sebelum tahun baru undangan itu pun sudah sampai ke semua binatang. Para binatang pun berkasak-kusuk membicarakannya. Isi undangan itu sebagai berikut:
“Pada tahun baru besok tepatnya di pagi hari tanggal 1, Mahadewa bermaksud memilih 12 ekor binatang yang menghadap paling cepat ke istananya. Sebagai hadiahnya, di setiap tahunnya Mahadewa akan menobatkan mereka sebagai ‘Jenderal’ secara bergiliran sesuai urutan kedatangannya. Salam kasih sayang. Tertanda Mahadewa.”
Semua binatang menyambut kabar itu dengan gembira. Mereka pun berlomba-lomba ingin menjadi binatang yang paling awal datang menghadap Mahadewa di istananya. Namun, ternyata ada seekor binatang yang belum mendengar kabar itu yaitu si kucing yang sukanya tidur bermalas-malasan. Ketika si tikus tetangganya sedang memberitahukan kabar itu kepada keluarganya tanpa sengaja si kucing mendengarnya, namun dia kurang begitu jelas mendengar tentang tanggal berapa harus datang ke istana Mahadewa. Maka Kucing pun bergegas menemui si tikus.
“Ngeong... Hai, tikus. Ngomong-ngomong undangan ke istana Mahadewa itu tahun baru tanggal berapa, ya? Aku juga ingin menjadi salah satu jenderalnya,” kata kucing.
Tikus yang sudah terkenal karena kelicikannya itu pun berbohong kepada kucing,“Oh, itu? Kita harus datang pada pagi hari di tanggal 2 tahun baru besok.”
“Terima kasih tikus. Kamu memang teman yang baik. Ngeong...” kata si kucing.
”Kalau begitu aku akan berangkat pada tanggal satu malam saja.”
Lalu si kucing meninggalkan tikus kembali pulang dan tidur lagi di rumahnya.
“Hihihiii... Dasar kucing bodoh! Dikibulin kok gak tahu!” kata tikus dalam hati.
Sementara itu para binatang lainnya masih sibuk membicarakan kabar itu dengan bersemangat. Semua ingin menjadi jenderal. Karena hari itu tanggal 31 Desember, maka malam itu mereka semua tidur lebih cepat dari biasanya. Mereka ingin besok bangun pagi lebih awal agar bisa segera berangkat ke istana Mahadewa dan menjadi binatang yang pertama kali datang. Namun karena merasa jalannya lambat, si sapi memutuskan untuk tidak tidur dan berjalan perlahan-lahan berangkat ke istana Mahadewa di malam itu juga.
“Mungkin dengan begini besok pagi aku akan jadi yang nomor satu. Moo... moo...” begitu pikir si sapi sambil terus berjalan perlahan-lahan.
Si tikus yang mengetahui rencana si sapi, dengan liciknya segera meloncat ke atas punggung sapi tanpa sepengetahuan si sapi.
“Hmm... Alangkah enaknya tanpa harus capek berjalan dan bersusah-payah, besok pagi aku bisa sampai di istana Mahadewa paling awal. Hihihiii...” kata tikus dalam hati sambil tiduran di atas punggung si sapi.
Sementara itu saat menjelang subuh, para binatang yang lain sudah mulai terbangun dari tidurnya. Mereka pun segera berangkat menuju ke istana Mahadewa. Ada si anjing, monyet, harimau, ular, kelinci, ayam, domba, kuda dan binatang-binatang lainnya. Mereka semua berlarian berusaha menjadi yang paling awal datangnya. Akhirnya pagi hari di awal tahun pun tiba. Semburat merah sinar matahari menghias langit di ufuk timur. Dari kejauhan terlihat bayangan siluet hitam besar membelakangi cahaya matahari. Semakin lama bayangan itu semakin jelas terlihat mendekati istana Mahadewa. Dan ternyata itu adalah bayangan dari si sapi. Maka Mahadewa pun memutuskan yang datang paling awal adalah... “Tikus!” kata Mahadewa.
Si sapi terperanjat karena satu langkah sebelum masuk ke istana Mahadewa tiba-tiba si tikus terlebih dulu meloncat mendahuluinya. Si sapi sangat marah kepada si tikus karena merasa telah dicurangi. Sapi merasa sangat kecewa dan menangis. Lalu beberapa saat kemudian muncullah binatang-binatang lainnya datang susul-menyusul menghadap Mahadewa. Dan, tibalah waktu diumumkannya siapa saja binatang yang termasuk dalam daftar 12 besar.
“Baiklah, sekarang waktunya aku umumkan siapa saja yang berhak menjadi jenderal di setiap tahunnya,” kata Mahadewa dengan tersenyum bahagia,”Untuk nomor satu dimenangkan oleh tikus. Selanjutnya sapi, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, domba, monyet, ayam, anjing dan babi hutan.
Demikian keputusan ini ditetapkan dengan seadil-adilnya. Selamat tahun baru dan semoga keberkahan selalu menaungi kalian semua.”
“Selamat tahun baru juga Mahadewa,” jawab semua binatang yang hadir.
Kemudian, mereka pun merayakan tahun baru bersama-sama. Mereka dijamu dengan berbagai makanan dan minuman yang lezat-lezat. Mereka berpesta ria sambil menyanyi dan menari. Kucing yang baru menyadari kalau dirinya telah ditipu oleh si tikus segera menyusul ke istana Mahadewa. Dan, betapa kecewanya si kucing begitu mengetahui 12 jenderal itu sudah diputuskan dan tidak bisa diganggu gugat. Apalagi mengetahui kalau urutan nomor satu diduduki oleh si tikus.
“Tikuuusss...!!! Dimana kamu? Ngeooonnnggg...!!!” teriak kucing dengan wajah memerah marah,”Aku akan menangkapmu! Aku akan memakanmu! Ngeooonnnggg...!!!”
Si tikus pun lari terbirit-birit dikejar oleh si kucing yang marah besar karena telah dibohonginya. Sejak saat itu sampai sekarang dendam si kucing terhadap si tikus tidak pernah padam. Setiap kali melihat si tikus, kucing selalu mengejar dan berusaha menangkapnya. Dan sejak saat itu pula di setiap tahunnya dimulailah penanggalan dengan era 12 shio binatang yaitu shio tikus, sapi, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, domba, monyet, ayam, anjing dan babi hutan.
***
Reni selesai baca bukunya.
"Ini buku ceritanya memang bagus sih. Di tulis dari buku, ya asal cerita dari Jepang, ya Asal Kucing Mengejar Tikus. Tapi cerita tentang 12 shio binatang kayanya asalnya dari China. Jadi mana yang benar ya?" kata Reni.
Reni terus berpikir dengan baik dan berkata "Aku cuma pembaca yang baik. Mana tahu asal usulnya cerita yang paling bener," kata Reni.
Reni menutup bukunya dan di taruh di meja dengan baik. Tiba-tiba Reni teringat dengan omongan gurunya yang mengajarkan Bahasa Indonesia "Ada kesamaan dalam cerita."
Reni paham dengan cerita yang di bacanya dengan baik yaitu ada kesamaan dalam cerita.
No comments:
Post a Comment