"Ayah, ibu... aku ingin membasmi para raksasa yang sering mengganggu dan menyusahkan penduduk desa."
"Niatmu sangat tinggi, anakku. Ayahku memberkatimu,” kata kakekku.
“Bawalah kue kibidango ini untuk dibawa dalam perjalanan. Hati-hati, Momotaroo. Jaga dirimu baik-baik,” kata nenek sambil memberikan sekantong kue kibidango buatannya.
Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Momotaroo segera berangkat ke pulau tempat tinggal para raksasa. Di perjalanan Momotaroo bertemu dengan seekor anjing.
“Hai, Momotaro. Ke mana kamu mau pergi? " tanya anjing itu.
"Pergi ke pulau raksasa. Saya ingin membasmi raksasa jahat itu."
"Ah seperti itu. Jika Anda memberi saya kue kibidango Anda membawanya, saya akan ikut dengan Anda," kata anjing itu lagi.
Kemudian Momotaroo memberikan kue kibidango kepada anjing itu. Setelah itu, anjing itu menjadi teman Momotaroo. Mereka melanjutkan perjalanan ke pulau raksasa. Selanjutnya mereka bertemu monyet.
“Hai, Momotaro. Ke mana kamu mau pergi? " tanya monyet.
"Pergi ke pulau raksasa. Saya ingin membasmi raksasa jahat itu."
"Oh, begitu? Jika Anda memberi saya kue kibidangomu Anda. Aku ingin ikut denganmu ke pulau raksasa itu,” kata kera.
Momotaroo juga memberikan kue kibidangonya kepada kera. Monyet itu juga menjadi teman Momotaroo. Mereka melanjutkan perjalanan lagi. Selanjutnya mereka bertemu dengan seekor burung pegar. “Hai, Momotaro. Ke mana kamu mau pergi?" tanya burung pegar.
"Pergi ke pulau raksasa. Saya ingin membasmi raksasa jahat itu."
"Ah seperti itu. Jika Anda ingin memberi saya kue kibidang Anda, saya ingin pergi bersama Anda.” Kemudian Momotaroo memberikan kue kibidango kepada burung pegar. Akhirnya mereka berempat pergi ke pulau raksasa bersama-sama dengan menggunakan perahu. Sesampainya di pulau raksasa, mereka langsung menuju ke desa tempat tinggal raksasa jahat itu. Mereka diam-diam mengawasi gerakan raksasa itu. Setelah situasi memungkinkan mereka menyerang raksasa bersama-sama.
“Ayo kawan, serbuuu…!!!” teriak Momotaroo memberi sinyal menyerang.
Secara bersamaan mereka bergerak untuk menyerang monster tersebut. Monster itu sangat terkejut mendapatkan serangan mendadak. Para raksasa kewalahan menghadapi serangan mereka. Anjing itu segera menggigit pantat monster itu. Monyet itu mencakar punggung raksasa dengan cakarnya yang tajam. Burung pegar mematuk bola mata raksasa itu. Sementara itu, Momotaroo segera menghunus pedang tajamnya. Dengan membabi buta Momotaroo mengamuk, meruntuhkan desa tempat tinggal raksasa jahat itu.
“Aduh sakit!!! Sakiiiittt…!!! Tolonggg…!!! Maafkan aku ... A duh, maafkan saya “!!!” raksasa itu memohon belas kasihan.
"Aku tidak akan memaafkanmu! Kamu harus dihukum!” kata Momotaroo.
"Tolong maafkan saya! Aku berjanji tidak akan mengganggu penduduk desa lagi. Sangat! Tolong maafkan saya!"
Monster itu pun menyerah pada Momotaroo dan teman-temannya. Kemudian Momotaroo menyita semua barang milik raksasa itu dan membawanya kembali ke desanya dengan perahu. Sesampai di desanya, Momotaroo disambut oleh kakek-nenek dan semua penduduk desa. Mereka semua bersukacita karena raksasa jahat telah dikalahkan dan tidak akan mengganggu desa mereka lagi. Akhirnya mereka semua hidup damai dan bahagia selamanya.
***
Nunung selesai membaca bukunya dengan baik dan berkata "Bagus cerita dari asalnya Jepang."
Nunung menutup bukunya dengan baik dan buku di taruh di meja, ya di dalam rumah sih. Buku akan di pulangkan ke perpustakaan keliling, ya agar itu buku di baca anak yang lain...tujuannya sama agar gemar membaca dan juga pintar. Nunung pamit dengan ayah dan ibu untuk bermain dengan teman-teman seumurannya, ya teman sekolahlah. Pokoknya ceritanya kaya cerita anak-anak yang senang bermain dengan teman-teman kaya acara Tv sih.
No comments:
Post a Comment