Budi duduk di depan rumahnya.
"Emmm. Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan di baca dengan baik cerpen yang ceritanya menarik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Dastan, anak Yatim piatu di Kerajaan Persia, ya diadopsi oleh Raja dan kerajaan angkat saudara, Tus dan Garsiv, dan pamannya, Nizam merencanakan menyerang kota suci Alamut, ya mereka mempercayai bahwa kota ini telah menjual senjata kepada musuh Persia. Dastan memimpin serangan kejutan dengan sukses kepada Alamut dan setelah bertarung dia mendapatkan pisau belati. Putri Alamut, Tamina, ditangkap dan setuju untuk menikahi Tus dalam rangka mencapai perdamaian.
Sharaman, raja Persia, mencela Tus, karena menyerang Alamut dan menyarankan bahwa Dastan, daripada Tus, sebaiknya menikahi Tamina, Prince Dastan tanpa mengetahui memberikan hadiah yaitu jubah yang diracuni, diberikan kepada dia dari Tus, kepada ayahnya, yang mati setelah memakainya. Dastan disalahkan untuk pembunuhan rajamelarikan diri dari Alamut dengan putri Tamina. Di perkemahan pertama mereka, Tamina mencoba untuk membunuh pangeran Dastan dan memulihkan belati, Ketika itu Dastan mengetahui bahwa belati uti bisa memutar balik waktu. Ketika perjalanan pertama mereka, mereka berdua mndapati penyelenggara perlombaan burung unta yang kurang jujur dan juga pengusaha yang menolak pajak, Sheik Amar, dan temannya dari Afrika ahli melemparkan pisau bernama Seso. Dastan menawarkan Tamina sebai budak untuk perlengkapan; akan tetapi, Amar mengkhianati Dastan karena dia mengenal Dastan sebagai pembunuh raja, untuk siapa ada hadiah diberikan. Dastan dan Tamina melarikan diri dan pulang ke Persia untuk pemakaman raja Sharaman; disini, Dastan mencoba memujuk pamannya Nizam bahwa dia tidak membunuh ayahnya. Dastan menyadari bahwa Tamina telah mengambil pisau belati itu; akan tetapi, dia melihat bahwa tangan Nizam terbakar. Garsiv dan penjaga kota datang dan mencoba menyerang Dastan dang dia dipaksa harus melarikan diri.
Dastan mendapati Tamina dan memberitahukan bahwa saudara jahat raja, Nizam, adalah pembunuh rajar. Ketika Tamina memberitahukan semuanya tentang belati itu, Dastan menyadari kenapa Nizam menginginkan belati arloji pasir waktu itu: untuk menggunakannnya ulang kembali ke masa mudanya dan tidak menyelamatkan Sharaman dari serangan singa supaya dia bisa menjadi raja sendiri. Dia menciptakan tuduhan palsu bahwa Alamut menjualk senjata kepada musuh Persia supaya dia bisa mendapatkan kota arloji pasir. Akan tetapi, pembukaan arloji pasir akan mengakibatkan apokaliptik badai pasir yang akan menghancurkan dunia. Sementara itu, Nizam mencoba meyakinkan Garsiv dan Tus bahwa Dastan mencoba menggulingakan dan membunuh mereka; akan tetapi dai tidak berhasil, dia akhirnya menyewa Hassansins, grup yang ahli menyerang yang dulu bekerja sebagai pembunuh royalti orang Persia, untuk membunuh Dastan.
Dastan dan Tamina dingakap lagi oleh Sheik Amar dan Seso, mencoba membangun kembali bisnisnya dengan memberi mereka kepada karunia besar. tetapi pada malam itu, ketika semuanya tertidur, Pemimpin Hassansin menyerang kelompok oleh ular berbisa. Banyak dari kelompok mati, akan tetapi Dastan menggunakan belati untuk membunuh semua ular and menyelamatkan semuanya. Besok haninya, Dastan dan Tamina yang disertai oleh kelompok Sheik dan Seso pergi ke tempat suci rahasia di gunung dekat India, dimana mereka akan menyimpan belati itu. Akan tetapi, mereka menemui kelompok yang dipimpin oleh Garsiv. Dastan mengelola membujuk saudaranya bahwa dia tidak besalah, akan tetapi Hassansin datang dang menyerang mereka dan Garziv diserang dengan fatal. Serangan Hassansin, membunuh hampir semua orang dari kelompok, sementara Dastan dan Tamina pegi diam-diam ke tempat suci yang rahasia untuk menyembunyikan belati itu. Tamina mengatakan dia bersedia memberikan hidupnya untuk melindungi belati itu, tetapi Dastan menghentikan dia dan mengatakan bahwa dia tidak bersedia Tamina mati. Mereka berbagi diam dan romantis momen, akan tetapi mereka didapati dan diserang pemimpin Hassansin lyang bisa menmerebut belati dari Tamina. Namun, Dastan dilindingi oleh Garsiv dari Hassansin yang terakhir, Garsiv setelah itu meninggal oleh karena lukanya.
grup kembali ke Alamut untuk mengungkapkan kebenaran tentang Nizam dan belati waktu kepada Tus. Mereka mengetahui bahwa belati telah dikawal oleh Hassansin yang membunh Garsiv. Seso bersuka rela untuk membantu mengalahkan Hassansin dan menyelamatkan belati itu. Dia mengalahkan Hassansin di pertandingan akan tetapi mengakibatkan dirinya luka. Dia juga berhasil melemparkan belati itu ke Dastan sebelum dia menyerah oleh karena lukanya. Dastan menghadapi Tus dan menceritakan bagaimana belati itu berguna dan membunuh dirinya sendiri; Tus memutar balik aktu dan Dastan hidup kembali dan menyadari Dastan tidak besalah. Setelah itu, akan tetapi, Nizam datang dan membunuh Tus, meninggalkan penjaga Hassansin untuk membunuh Dastan. Belati sekali lagi berada di tangan Nizam, tetapi Dastan bisa mengalahakan Hassansin dengan pertolongan Tamina. Nizam pergi ke gua arloji pasir dibawah kota Alamut, juga Dastan dan Tamina mengambil jalan tersembunyi: sebuah terowongan bawah tanah. Setelah pertandingan kecil dengan pemimpin Hassansins, yang dilukai oleh mereka dan dibunuh dengan jatuh kedalam jurang, Dastan dan Tamina berciuman untuk yang pertama kalinya. Mereka menemui Nizam sebelum dia menusuk arloji pasir dengan belati itu, tetapi dia melempar Tamina dan di tepian jurang. Dastan memegang meraih Tamina; mengetahui dia tidak bisa menghentikan Nizam dan menyelamatkan Tamina, Tamina memberitahu Dastan untuk melepaskan dirinya karena ini adalah takdir dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi Dastan tidak rela melepaskan dia. Tamina mengaku dia mencintai Dastan, berharap mereka bisa bersatu, dan melepaskan, menjatuhkan Tamina untuk kematiannya dan mengkorbankan dirinya supaya Nizam dihentikan. Bersedih hati, Dastan melihat kejatuhan Tamina. Didorong untuk bertempur, Dastan berhasil menarik diri dari jurang itu. Nizam menusuk arloji pasir dengan belati, tetapi Dastan merait terus dan membuka belati, daripada mengaktifkannya, menyebabkan arloji pasir mengalir dengan bebas, daripada menghancurkan dunia. Time berulang kembali dimana Dastan menemukan belati, sekarang sepenuhnya menyadari semua yang telah terjadi.
Dastan menghentikan pengeungan kota Alamut, mengungkapkan pengkhianatan Nizam; Nizam menyerang Dastan, tetapi dia dibunuh oleh Tus. Setelah meminta maaf karena menggeladah kota Tamina, Tus menyarankan bahwa mungkin Tamina harus menjadi istri Dastan sebagai tanda yang baik. Pangeran Dastan mengembalikan belati waktu kepada Tamina, yang merubahkan pandangan Tamina kepada Dastan. Kemudian,mereka berdua jalan bersama, dan Dastan dan Tamina melakukan percakapan kecil, di mana Dastan mengisyaratkan pengetahuannya kekuasaan Belati itu dan Tamina mengatakan bahwa ia berharap untuk masa depan bersamanya.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Eko belum dateng. Kalau begitu baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik gitu. Berita di koran, ya ceritanya bagus-bagus jadi menarik di baca gitu. Cukup lama baca koran. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Yaaa Budi berhenti baca koran karena Eko dateng dan koran di taruh Budi di meja. Eko duduk dengan baik dekat Budi.
"Masa lalu," kata Budi.
"Ada apa dengan kata-kata itu?" kata Eko.
"Masa lalu di tanah negeri ini terjadi perang," kata Budi.
"Sejarah," kata Eko.
"Orang-orang yang beragama Hindu, ya ibadah dengan baik berharap untuk terbebas dari keadaan perang," kata Budi.
"Jadi ngomongin orang-orang agama Hindu toh!" kata Eko
"Dewa," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Harapan dari doa yang di panjatkan ajaran Hindu, ya Dewa turun dari langit menghancurkan keburukan dan membuat keadaan jadi baik dan damai gitu," kata Budi.
"Apa mungkin seperti yang di omongin Budi? Kenyataan itu, ya orang-orang baik yang memahami ajaran Hindu untuk bersatu dengan ajaran agama lainnya, ya agar menang dalam perang dan penjajah terusir dari negeri ini," kata Eko.
"Yaaa kenyataan persatuan dan kesatuan demi kemenangan. Perjajah terusir dari negeri ini. Perang berakhir dengan baik. Keadaan jadi damai," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"Oke. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil koran di meja, ya di taruh di bawah meja dan mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
"Perang masa lalu dan masa sekarang berdasarkan berita di media apa pun, ya berbeda banget," kata Budi.
"Bedanya dari teknologi persenjataan," kata Eko.
"Teknologi persenjataan yang luar biasa perkembangannya. Perang di masa sekarang, ya pasti mati konyol," kata Budi.
"Ya iyalah. Mati konyol perang sekarang. Jelas-jelas....perang itu kan dasarnya keegoisan manusia," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ada omongan Ustad keturunan Arab, ya tinggal di Indonesia. Omongan ngomentarin tentang perang. Yaaa perang antara Israel dan Palestina. Ustad itu berkata "Ikut berperang demi mengusir penjajah, ya seperti perang di Indonesia tentang mengusir penjajah". Ada yang menanggapi omongan Ustad itu, ya orang biasa saja, ya berkata seperti ini "Dari pada perang mati konyol. Lebih baik tinggalkan wilayah yang masih terjadi perang. Hidup ini sekali. Lebih baik mencari jalan baik di daerah lain. Dunia ini luas". Dari obrolan dua orang itu, ya aku senang omongan orang biasa aja. Gimana pendapat Eko?" kata Budi.
"Ustad itu mengeluarkan pendapat seperti itu, ya tidak ada masalah sih. Apakah Ustad itu, ya menjalankan omongan, ya jadi ikut berperang?" kata Eko.
"Biasa Ustad tidak ikut berperang, ya cuma ngomong aja. Orang arab tinggal di Indonesia ini, ya nyari makan di tanah negeri Indonesia yang damai," kata Budi.
"Cuma ngomong doang toh!. Yaaa sedangkan omongan orang biasa itu, ya bagus sih. Untuk apa ikut perang. Mati konyol dengan persenjataan teknologi jaman sekarang," kata Eko.
"Kalau perang berakhirkan, ya bisa balik lagi tanah bekas perang. Membangun peradaban manusia," kata Budi.
"Ngomong-ngomong. Budi dapet dari mana omongan Ustad dan orang biasa?" kata Eko.
"Yaaa dari obrolan di jaringan internet," kata Budi.
"Jaringan internet toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment