Setelah nonton Tv yang acara musik dangdut yang bagus banget gitu, ya Budi duduk santai di depan rumahnya, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Asha tinggal bersama putranya Vinu merawat ibunya yang sakit, yang kemudian meninggal. Asha adalah seorang guru sekolah dan mengelola keuangan rumahnya seorang diri. Vinu telah menyelesaikan B.Pharm. dan telah mencari pekerjaan selama hampir dua tahun, tetapi sia-sia. Tak kuasa menahan perjuangan menganggur, Vinu melanjutkan kebiasaan merokok dan minumnya. Asha terkuras secara mental dan fisik dalam upaya membuat Vinu mencari pekerjaan.
Vinu mulai merasa ada orang lain yang tinggal di rumahnya. Awalnya, dia berasumsi bahwa ibunya yang mencoba menunjukkan kemarahannya padanya, tetapi kemudian yakin bahwa sebenarnya ada orang lain. Sama seperti teman dan kerabatnya, ibu Vinu juga berpikir ada yang tidak beres dengannya dan membawanya ke konselor. Vinu, bagaimanapun, tidak bekerja sama dengan konselor. Sementara Asha mulai menyadari bahwa perasaan Vinu tentang kehadiran orang lain di rumah itu benar, konselor belajar tentang sejarah masa lalu rumah tempat ibu dan anak itu tinggal. Di rumah yang sama, beberapa tahun lalu, dua orang gantung diri karena tidak bisa mentolerir perasaan kehadiran orang lain. Dia juga menemukan bahwa keduanya mengalami kemunduran emosional karena alasan yang berbeda di masanya.
Belakangan, baik Asha maupun Vinu terjebak di dalam rumah di tengah kejadian mengerikan. Mereka pada akhirnya tidak yakin dengan sifat sebenarnya dari apa yang terjadi di rumah tersebut, tetapi memutuskan untuk berdamai dan mengosongkan rumah tersebut.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motornya di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Kalau begitu aku bercerita pake wayang," kata Budi.
"Aku jadi penonton yang baik dari pertunjukkan wayangnya Budi," kata Eko.
"Judul ceritanya 'Tali Pocong Perawan 2'.....," kata Budi, ya sambil mengambil wayang di bawah meja, ya di dalam kardus gitu.
"Cerita misteri," kata Eko.
Budi memainkan wayang dengan baik, ya bercerita dengan baik gitu. Wayang terbuat dari kardus, ya kreatif gitu. Eko menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik sambil menikmati minum aqua gelas dan singkong rebus.
Isi cerita yang di ceritakan Budi pake wayang :
Di rumah, Tania adalah gadis tertutup dan pemalu yang hidup dalam tekanan sang Ibu yang membenci dirinya sejak kecil, ya karena sakit hati pada suaminya yang kasar gitu. Di kantor, Tania adalah gadis pemalu yang sibuk memendam perasaan cintanya yang menggebu-gebu pada Jordy, atasannya. Tania hanya bisa menggigit jari dan bermimpi saat rekan kerjanya, ya Grace, lebih berani mendekati Jordy. Hingga suatu hari, ya Janet, tetangganya, memberikan ide pada Tania agar menggunakan Tali Pocong Perawan untuk memikat Jordy. Tania nekad mengambil tali pocong itu dari lubang kubur seorang gadis perawan yang baru saja meninggal, ya Chika. Ya Chika meninggal karena melompat dari gedung rumah rusun karena Bapaknya galah seperti anjing nyalak untuk mengikuti mau Bapak itu, ya menikah dengan orang kaya demi kebaikan Chika. Tania yang mendapatkan Tali Pocong Perawan, ya di bakar dan di telan untuk membuka aura kecantikan Tania. Ya Tania menunjukan pesona kecantikannya dengan baik dan kepintaraannya. Grace yang sering memojokkan Tania, ya jadinya Tania berani melawan gitu. Grace merasa Tania berubah, ya mencari tahu tentang Tania. Ketika di periksa ke rumah Tania. Padahal Tania lagi di teror Pocong yang ingin di minta Tali Pocong di kembalikan gitu. Semua orang dekat dengan Tania, ya di kendalikan Pocong dengan baik gitu. Tania ketakutan banget gitu. Grace mati ketakutan karena Pocong, ya tertusuk paku di dinding gitu. Tania dan Ibunya berusaha melarikan diri dari rumahnya, ya karena di teror Pocong gitu. Jordy memang ke rumah Tania karena di telpon Grace untuk membuktikan sesuatu gitu. Jordy menyelamatkan Tania dan Ibunya dari teror Pocong, ya di bawa ke rumah Jordy gitu. Di rumah Jordy, ya Tania masih di teror Pocong. Ya Pocong mengendalikan tubuh Ibunya sambil memegang pisau untuk memotong urat nadinya gitu. Jorny berusaha menyelamatkan Ibunya Tania, ya dengan menusukkan pisau di dadanya gitu. Tania akhirnya menyuruh Pocong Chika mengambil Tali Pocong yang ada di dalam tubuh Tania, ya demi menyelamatkan Jordy dan juga Ibunya. Pocong Tania mengambil Tali Pocong dengan memasukkan tangannya Ibunya Tania yang di rasukin gitu. Setelah Tali Pocong di dapatkan gitu, ya Ibunya Tania sadar gitu dan menyuruh Tania untuk mengembalikan Tali Pocong tersebut ke pemiliknya. Tania bergegas untuk mengembalikan Tali Pocong ke kuburannya Chika gitu. Jordy di suruh Ibunya untuk menolong Tania. Sampai di kuburan, ya Tania mengikatkan Tali Pocong pada mayat Chika gitu. Sontak tanah bergetar gitu. Tania panik gitu. Jordy menyelamatkan Tania dengan baik. Setelah urusan tersebut selesai. Hubungan Tania dan Jordy jadi baik. Urusan kerjaan selesai, ya Jordy ingin mengajak Tania makan malam gitu. Tania sedang ada urusan kerjaan menawarkan kerja sama telponan dengan kelain gitu, ya ternyata kelain itu, ya hantu Grace muncul sekejab menteror Tania gitu.
***
Budi selesai bercerita dengan wayang, ya wayang di taruh di bawah meja, ya tepatnya di dalam kardus gitu.
"Cerita yang bagus," kata Eko, ya sambil bertepuk tangan gitu.
"Ya aku sekedar bercerita pake wayang saja. Dunia ini ada yang lebih baik bercerita pake wayang dari pada aku, ya aku sih sekedar permainan saja. Ya lulusan SMA. Yang lebih baik itu, ya orang-orang yang menggeluti pekerjaan jadi dalang, ya di bayar dengan baik. Seni dan budaya, ya jadi roda penggerak ekonomi," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu. Main kartu remi saja!" kata Eko.
"Okey main kartu remi gitu!" kata Budi.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu.
"Hidup ini. Kalau kesalahan sendiri bisa di terima. Kalau kesalahan orang lain, ya tidak di terima gitu. Menunggu kata maaf itu, ya bisa cepat bisa juga lama, ya tergantung persoalaannya besar atau kecil," kata Budi.
"Ya begitulah hidup ini," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Cukup lama Eko dan Budi main kartu remi. Abdul datang ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Eko dan Budi. Jadi ketiganya main kartu remi dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment