CAMPUR ADUK

Thursday, July 29, 2021

WILLEM DAN IRENE

Diva selesai bermain dengan temannya di depan rumah. Diva duduk di ruang tamu sambil memegang buku cerita.

"Baca buku," kata Diva.

Diva membuka bukunya dan di baca dengan baik buku tersebut.

Isi buku yang di baca Diva :

Beratus-ratus tahun yang lalu di sebuah desa nelayan bernama Volendam, hiduplah keluarga Jansen dan keluarga Hendrik. Masing-masing memiliki anak berumur sembilan tahun. Keluarga Jansen mempunyai anak perempuan bernama Irene dan keluarga Hendrik mempunyai anak laki-laki bernama Willem. Willem dan Irene adalah anak-anak yang rajin. Willem selalu membantu ayahnya memperbaiki jala yang rusak. Irene selalu membantu ibunya yang berjualan makanan di pinggir pantai. Suatu hari, seperti biasa Willem dan Irene menunggu kepulangan ayah mereka di pinggir dermaga. Satu per satu nelayan pulang, tapi sampai sore belum terlihat tanda-tanda kepulangan ayah mereka.

“Pak, apakah Bapak melihat ayah kami?” tanya Irene pada seorang nelayan.

“Oh, kami melihat ayah kalian menuju ke utara. Katanya, dia mau menangkap ikan tuna lebih banyak lagi,” jawab si nelayan.

Irene menatap langit di utara. Tampak awan mendung bertumpuk. Sepertinya, akan terjadi badai. Irene sangat khawatir.

“Ayah,” isak Irene.

“Jangan khawatir, Irene,” hibur Willem.

“Tapi, bagaimana kalau mereka terjebak badai? Kapalnya bisa terbalik dan tenggelam.”

“Kita bisa menolong ayah kita,” kata Willem. “Bagaimana caranya?” tanya Irene.

“Dengan berdoa,” jawab Willem mantap.

Irene memandang Willem. “Apakah Tuhan akan mendengar doa kita?” tanyanya.

“Ya, Tuhan yang mengendalikan alam. Kita harus berdoa semoga Tuhan mau menghentikan hujan dan membuat laut menjadi tenang,” kata Willem.

Mereka lalu berlutut dan berdoa dengan khusyuk. Tiba-tiba, langit menjadi terang dan angin yang tadinya kencang bertiup lembut. Tidak berapa lama, dari tengah taut nampak sebuah perahu. Ternyata itu memang perahu ayah mereka. Kedua anak itu berseru mengucap syukur. Ternyata, ayah mereka berhasil menangkap seekor ikan tuna yang sangat besar. Belum pernah ada nelayan lain yang pernah menangkap tuna sebesar itu.

Ayah mereka membawa ikan tuna itu ke tempat pelelangan ikan dan terjual dengan harga tinggi. Pemuda yang membeli ikan tuna besar itu ingin makan di rurnah keluarga Hendrik dan Jansen. Hendrik dan Jansen setuju. Di rumah, Willem dan Irene membawa ikan itu ke dapur untuk dibersihkan. Saat mengeluarkan isi perut ikan, mereka menemukan sebuah cincin berlian. Willem dan Irene menyerahkan cincin itu ke. pada si pemuda pembeli ikan. Pemuda itu kagum mengetahui kejujuran kedua anak tersebut.

“Seandainya mereka tidak menyerahkan cincin itu padaku, aku pun tidak akan tahu kalau ada cincin berlian di dalam perut ikan yang kubeli,” batin si pemuda.

Pemuda itu tersenyum pada Willem dan Irene Lalu, ia membuka jubah yang menutupi pakaiannya. Ternyata, pemuda itu adalah pangeran yang sedang menyamar.

“Kalian anak yang jujur,” katanya.

“Karenanya, mulai besok aku akan mengangkat Willem sebagai pengawal pribadiku. Dan Irene, bagaimana kalau kau kuangkat sebagai adikku?”

Sejak saat itu, Willem dan Irene menjadi anggotz kehormatan kerajaan. Berkat kejujuran, mereka bisa hidup mulia.

***

Diva berhenti baca bukunya.

Cerita bagus asal dari Belanda," kata Diva.

Diva membaca pesan moral yang di tulis buku "Jadilah anak yang baik dan jujur. Sebab Tuhan akan memberikan kebaikan yang lebih dari apa yang telah kita lakukan. Kemudian, doakanlah keselamatan kedua orang tua kita." 

Diva memahami pesan moral yang baru ia baca dengan baik. Diva menutup bukunya dan buku di taruh di meja dengan baik.

"Nonton Tv ah!" kata Diva.

Diva ke ruang tengah untuk nonton Tv bersama Abangnya Miki yang sedang asik nonton film Unyil.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK