CAMPUR ADUK

Saturday, February 29, 2020

SANTAI DI RUMAH

Dono lagi asik santai di halaman belakang, ya sambil baca buku. Indro, ya nemenin Dono duduk di halaman belakang, ya sambil baca artikel di jaringan internet pake Hpnya.

"Artis dan Artis," celoteh Indro.

Dono pun mengentikan baca bukunya dan di taruh di meja, lalu membuka toples dan mengambil keripik pisang. Dono, ya menikmati makan keripik pisang. 

"Artis lagi dan lagi," celoteh Indro.

Dono pun minum, teh anget untuk menghilangkan rasa seret di tenggorokannya. Indro pun selesai juga baca artikelnya di Hpnya.

"Enak...ya Don, jadi artis?" kata Indro.

"Jadi..artis. Ya ada enaknya dan juga tidak enaknya," kata Dono.

"Jadi dua toh pokok permasalahannya. Kalau enak jadi artis?" kata Indro.

"Enaknya jadi artis. Saat artis itu berdiri di atas panggung, contohnya penyanyi. Ia menunjukkan pesona dirinya dengan penampilan yang cantik banget, bagaikan burung merak yang sedang menunjukkan keindahan dari bulunya cantik," kata Dono.

"Indah di pandang mata karena melihat pesona kecantikan yang menajubkan dan akhirnya yang menonton pun bersorak sorai sambil bertepuk tangan tanda kagum. Gimana dengan gak enaknya....Don?" kata Indro.

"Gak...enaknya. Ya...artis tersebut kembali menjadi dirinya sendiri seperti burung kecil yang tidak ada nilai harganya dan kadang keluar kata-kata dari mulutnya 'Aku letih banget mengejar karir sampai puncak, terkadang aku kecewa dengan hasilnya....tidak sesuai kenyataan'," kata Dono.

"Jadi hidup jadi artis....penuh dengan panggung sandiwara," kata Indro.

"Iya, tepat sekali Indro. Panggung sandiwara. Peran yang terus di mainkan jika jadi artis, sesuai lakon yang ia mainkan," tegas Dono.

"Kadang...lebih baik jadi orang biasa-biasa aja dari pada jadi artis," kata Indro.

"Seperti itulah...pilihan," tegas Dono.

Indro pun mengambil keripik pisang di toples dan segera memakannya. Dono pun kembali membaca bukunya. Indro, ya minum teh anget untuk menghilangkan rasa seret makan keripik pisang. Kasino, ya selesai membereskan tanaman di pot dan duduk bersama Dono dan Indro. Ya Indro pun segera main game di Hpnya. Kasino, segera menuangkan tekok kecil yang berisi teh yang masih anget ke gelas dan segera di minumnya teh anget.

"Segernya," kata Kasino.

Kasino pun mengambil keripik di toples dan segera di makannya.

"Oh..iya. Dono, Indro...hari minggu....cuma di rumah aja. Gak ada kegiatan yang lain?" kata Kasino.

Dono, ya menghentikan baca bukunya dan berkata "Gak ada kegiatanlah".

Indro pun menghentikan main gamenya di Hpnya dan berkata "Gak ada kegiataan gitu. Cuma seperti ini, kebiasaan di rumah".

Kasino pun minum teh angetnya.

"Jadi..gak ada rencana kemana gitu?" kata Kasino.

"Rencana...main kemana? Kalau ke pantai di daerah sini. Ah sudah biasa. Harusnya luar biasa gitu," kata Indro.

"Kalau...mau luar biasa. Kenapa gak ke pulau Natuna atau ke pulau Subaru. Kan di sana pantainya bagus banget," saran Dono.

"Kejauhan..itu Don. Sekalian aja ke pulau Sabang, di Aceh," kata Indro.

"Wah...wah...wah. Berarti..tidak ada rencana kemana-mana...ini mah. Ya udahlah. Jalanin kebiasaan setiap hari di rumah," kata Kasino.

"Setuju," kata Dono dan Indro bersamaan.

Dono, ya kembali baca bukunya dan Indro, ya kembali main game di Hpnya. Kasino, ya beranjak dari duduk bersama Dono dan Indro dan masuk ke dalam rumah, ya ke ruang tengah untuk menonton Tv. Kasino pun memilih chanel Tv yang menarik gitu dan chanel yang di pilih Kasino adalah RRI, yang sedang menayangkan lagu-lagu yang menarik. Dengan santai Kasino menikmati tontonan di Tv, di hari minggu yang tenang banget banget.

NGOBROL BIASA!!!

Surya, ya sedang asik duduk di kafe sambil minum jus jeruk. Tora dateng kafe sih setelah urusannya selesai dengan Istrinya.

"Surya....maaf telat," kata Tora sambil duduk bersama Surya.

"Iya, aku maafkan," kata Surya.

Tora pun mesen minuman sama pelayan kafe yaitu jus alpukat. Pelayan kafe, ya segera menyediakan pesanan dengan cepat. Ya di tunggu sih dateng juga minuman jus alpulkat dan di taruh di meja oleh pelayan kafe.

"Terima kasih," kata Tora.

"Iya, silakan menikmati," kata pelayan kafe.

Pelayan kafe, kembali ke posisinya menunggu pesanan dari pengunjung yang dateng di kafe.

"Dita...mana?" tanya Tora.

"Paling kerjaanya belanja di mall. Biasa...cewek...belanja lama, banyak milih ini dan itu," kata Surya.

"Oh...begitu," saut Tora.

***

Dita yang di omongin Tora dan Surya, ya lagi asik milih baju gitu di mall dan akhirnya bersin.

"Aku...flu, atau ada yang ngomongin aku. Biasanya...sih. Tora dan Surya..nie," kata Dita yang berprasangka.

Dita pun meneruskan memilih bajunya yang ingin ia beli.

***

"Oh...Surya, hari ini jadi suting....acara malam malam di Net?" tanya Tora.

"Jadi...lah. Udah di kontrak ngisi acara," kata Surya.

"Tema...apa yang di angkat hari ini?" tanya Tora.

"Biasalah. Keadaan kita gini, bercerita saja!!!!" kata Surya.

"Oh...iya, ngomong-ngomong. Dari tadi minum jus terus. Kapan makannya?" kata Tora.

"Oh...iya aku lupa pesan. Tapi yang bayar kamu, Tora," kata Surya.

"Kok aku, kamu yang ngundang main di kafe jadi aku yang harus bayar," kata Tora.

"Becanda. Tetap aku yang bayar," kata Surya.

"Kalau gitu aku suka," kata Tora.

Surya dan Tora memesan makan sama pelayan kafe, ya makan yang di pilih ayam bakar gitu. Segera secepat mungkin pelayan kafe, ya menyajikannya. 

"Oh...iya, acara pencarian bakat masih terus ada di Tv...kaya lancar-lancar saja...ya Surya," kata Tora.

"Lancarlah...masih banyak peminatnya, untuk mengubah nasif dari bukan siapa-siapa menjadi sesuatu yang luar biasa alias artis yang populer," kata Surya.

"Iya juga. Berarti banyak yang dateng ke Jakarta untuk mencari peruntungan jadi orang sukses," kata Tora.

"Banyak yang dateng ke Jakarta. Maka itu, pertumbuhan ekonomi di Jakarta pesat...jadilah kota metropolitan. Banyak memberikan harapan masa depan yang lebih baik. Beda dengan kota yang lain. Kuncinya itu media berkembang pesat di Jakarta....jadi daya tarik," penjelasan Surya.

"Bener kamu, Surya. Medialah kunci...sukses di kota Jakarta, memberikan satu harapan untuk menjadi orang sukses," kata Tora.

Pelayan kafe dateng, ya menyajikan makan pesan. 

"Terima kasih," kata Tora.

"Iya, silakan di makan," kata pelayan kafe.

Pelayan kafe pun kembali ke tempatnya lagi untuk menunggu pengunjung yang pesan gitu. Tora dan Surya segera menyantap makanan.

"Enak," kata Tora.

"Enak...banget," kata Surya.

Surya dan Tora, terus asik makan. Dita, ya selesai juga dari beli baju di mall, ya buru-buru dateng ke kafe. Terlihat oleh Dita, ya Tora dan Surya asik makan gitu. Segera Dita masuk ke dalam kafe. 

"Tora, Surya...maaf telat," kata Dita sambil duduk di sebelah Surya.

"Telat banget," kata Surya.

"Benar-benar telat," kata Tora.

"Maaf...deh," kata Dita kembali.

"Iya, di maafkan," saut Surya dan Tora bersamaan.

Dita pun memesab minum ke pelayan kafe, ya jus jeruk gitu. Segera pelayan kafe menyiapkan pesanan gitu. 

"Oh..iya, ngobrol tentang apa kalian berdua?" tanya Dita.

"Apa..ya?" kata Surya.

"Apa...ya?" kata Tora.

Pesanan pun dateng dan di taruh di meja oleh pelayan kafe.

"Terima kasih," kata Tora.

"Kok...Tora yang ngomong. Harusnya aku. Terima kasih," kata Dita.

"Iya, silakan," kata pelayan kafe.

Tora dan Surya selesai makan dan berkata bersamaan "Kenyang". Gita, ya lagi asik minum jus jeruknya.

"Tora, ayo kita ke studio untuk suting, acara malam malam!" kata Surya.

"Ayo!!!" kata Tora.

Tora dan Surya beranjak dari tempat duduk untuk membayar makanan di kasir. 

"Tunggu...aku belum selesai," kata Dita yang masih minum jus jeruknya.

"Cepetan!!!" kata Surya.

"Cepetan!!!!" kata Tora.

"Iya," saut Dita.

Dita selesai minum jus jeruknya. Surya telah membayar semuanya makan dan minuman di kasir. Ya segera keluar dari kafe Surya dan Tora. Dita, ya ngekor dari belakang. Ketiganya, jalan bersama akhirnya menuju studio Tv untuk kerja, mengisi acara Tv....malam malam.

Friday, February 28, 2020

BILY DAN TEMAN

Bily, ya lagi asik duduk di taman sambil menikmati pemandangan sekitar. Rafi mendatengi Bily, ya langsung berkata "Woy....kok duduk di sini, ngapa gak ke dalem?"

"Lagi...asik lihat keadaan lingkungan," kata Bily.

"Lingkungan," saut Rafi.

Dengan seksama Rafi melihat keadaan lingkungan, dimana terlihat manusia yang sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Rafi, kalau semua manusia di kota ini...terinfeksi...virus mematikan, kaya film-film gitu. Dampak pada ekonomi di kota ini bagaimana, ya?" tanya Bily.

"Terinfeksi virus mematikan, terkena pada manusia dan dampak ekonomi pada kota ini?" Ya....lumpuhlah...ekonomi kota ini, karena yang menggerakkan sektor ekonomi modern dan tradisional adalah manusia," kata Rafi.

"Wah....hancur deh," kata Bily.

"Ya...memang hancurlah," tegas Rafi.

"Ya sudahlah ngobrol di sini dan santai di sini. Ayo masuk ke dalem yuk!" kata Bily.

"Dari tadi...diajak ke dalem," kata Rafi.

Rafi dan Bily pun beranjak dari duduk di taman, ya berjalan menuju sebuah gedung. Sampailah di dalam ruangan. Ya Bily duduk sendirian di dalam gedung sambil nonton vidio lucu di Youtobe pada Hpnya. Rafi sedang ngobrol dengan Slavina, ya urusan pribadi biasalah rumah tangga.

Kevin masuk ruangan tersebut dan melihat Bily sedang asik nonton Youtobe pada Hpnya.

"Hey, teman asik...sendirian nih!" kata Kevin.

"Kamu, Kevin. Iya, abisnya...nunggu Rafi selesai dulu urusannya dengan Slavina," kata Bily sambil menghentikan tontonannya di Hpnya.

"Main, tik tok yuk. Ya tujuannya asik-asik aja gitu," saran Kevin.

"Boleh juga...main tik tok," kata Bily.

Bily dan Kevin pun, ya sepakat main tik tok, ya pake Hpnya Bily. Setelah itu Bily dan Kevin menonton hasilnya dari rekaman di Hpnya Bily.

"Boleh...juga hasilnya," kata Kevin.

"Lucu....juga," kata Bily.

"Astaga...aku ada urusan yang lain, Bily..ngobrolnya udahan ya. Ada urusan penting. Biasa..urusan pribadi," kata Kevin.

"Iya," kata Bily.

Kevin, ya meninggalkan Bily lagi sendirian di ruangan tersebut. Bily pun membagikan hasil dari main tik toknya, ya ke teman-temannya dengan tujuannya tanggapan dari teman-teman gitu. Wal hasil, banyak komentar yang....lumayan asik gitu lebih tepatnya tujuannya becandaan gitu. Bily pun tertawa sendiri membaca komentar tersebut, ya perasaan dirinya senang banget. Tiba-tiba, Bily teringat dengan almarhum Kakaknya, Olga. Bily yang tadinya perasaannya bahagia, jadi sedih. 

"Tidak..ada yang tahu umur manusia itu berapa lama untuk bisa hidup di dunia ini, hanya Tuhan yang tahu," celoteh Bily.

Bily pun menghilangkan kesedihannya dengan main game di Hpnya, ya on line. Rafi pun selesai dengan urusan dengan Slavina, ya segera menghampiri Bily.

"Bily, ayo...kita kerja!" kata Rafi.

"Ayo!!!" saut Bily, ya segera menghentikan main game di Hpnya.

Bily dan Rafi yang sepakat, ya keluar dari ruangan tersebut, dan menuju ruangan lain untuk mengisi acara di Tv, ya suting gitu. Rafi menunjukkan kebolehannya sebagai host yang handal begitu dengan Bily. Tema yang di angkat dalam acara Tv pun mulai jadi lebih menarik lagi sampai-sampai semuanya jadi heboh banget karena di obrolin Bily dan Rafi beserta bintang tamu.

Waktu pun berjalan sesuai dengan rencananya, ya suting acara Tv pun selesai juga. Bily dan Rafi kembali duduk santai di ruangan. Karena Rafi masih ada urusan, ya sibuk dengan Slavina, biasalah ngobrol panjang dengan penuh keasikan. Bily pun kembali asik nonton Tv on line di Hpnya untuk memeriksa hasil dari suting hari ini.

"Hasilnya bagus. Tema yang angkat juga menarik," kata Bily.

Bily pun menghentikan nonton Tvnya di Hpnya, karena teringat urusan penting di rumah. Saat berpapasan dengan Rafi, ya Bily berkata "Rafi...balik pulang!"

"Iya, hati-hati di jalan!" kata Rafi.

Bily pun terus berjalan keluar gedung. Rafi dan Slavina mengakhiri pembicaraan keduanya, ya suting acara Tv dengan acara di bawakan keduanya. Bily pun masuk mobilnya dan segera di bawa dengan baik. Memang sih keadaan kota Jakarta, padat merayap gitu. Tetap saja Bily santai bawa mobilnya dan sampai juga di rumah.

Bily pun biasa di rumah memperhatikan Ibu tercinta karena itulah yang paling penting buat diri Bily, ya setelah urusan kerjaan suting di Tv. Sampai akhirnya duduk di sendirian di kamarnya, ya main PS 4 untuk menghabiskan waktunya di rumah dengan penuh kebahagian.

Thursday, February 27, 2020

JALAN KEHIDUPAN

Kadir sedang asik duduk di pinggir pantai sambil memandang langit. Doyok, ya mendekati Kadir yang sedang asik duduk gitu.

"Kadir," kata Doyok.

"Kamu, Doyok," saut Kadir.

Doyok pun menikmati pemandangan pantai yang indah bersama Kadir.

"Diseberang lautan ada apa ya, Yok?" tanya Kadir.

"Pulaulah," jawab Doyok.

"Pulau, berarti sebuah negara atau kerajaan...ya di pulau seberang...ya, Yok," kata Kadir.

"Iya, kali," saut Doyok.

"Kalau...kita tinggal di pulau seberang sana hidup kita lebih baik dari pada hidup di sini," kata Kadir.

"Mungkin juga. Tapi, banyak kabar di seberang sana banyak peraturannya. Nama juga negara lain," kata Doyok.

"Banyak...peraturan ini dan itu. Wah hidup nambah sulitlah...gak bebas seperti burung terbang," kata Kadir.

"Nama..juga hidup di zaman sekarang. Banyak peraturan yang mengatur manusia, agar aman dan disiplin," kata Doyok.

"Kayanya lebih baik zaman dulu, ya. Kalau kita pergi ke seberang sana dengan kapal, ya memang sih lama. Ketika sampai di sana kita cuma beradaptasi dengan lingkungan sudah jadi warga di pulau tersebut. Kalau sekarang sih mustahil. Karena peraturan ini dan itu.....jadinya ribet," kata Kadir.

"Omongan kamu, Kadir ada benernya...lebih baik...hidup di zaman dulu dari pada zaman sekarang banyak peraturan. Ya...banyak penyakit yang berkembang di pulau ini dan itu, itu semuakan karena faktor banyaknya populasi manusia," kata Doyok.

"Iya..juga, ya banyak penyakit yang berkembang. Padahal banyak orang meninggal....kan karena kerusakan sistem tubuh akibat apa yang di minum dan makan sampai apa yang ia kerjakan?!" kata Kadir.

"Takdir manusia itu yang lahir, hanya manusia itu sendiri yang menentukan," kata Doyok.

"Bener juga omongan kamu, Doyok. Sudahlah...nyantai di sini, pulang yuk!" kata Kadir.

"Ayok!!!" saut Doyok.

Kadir dan Doyok pun bangun dari duduknya di pasir putih. Berjalan keduanya, ya menuju rumah. 

"Yok, ngelaut gak hari ini?" tanya Kadir.

"Enggaklah. Aku ada kerjaan. Biasalah....pacaran dengan Iyem," kata Doyok.

"Oh...begitu," saut Kadir.

Kadir dan Doyok, ya sampai di rumah. Doyok segera berbenah diri untuk pergi ke rumah Iyem. Kadir sibuk mengerjakan memperbaiki jaring ikan yang rusak. 

"Kadir, aku pergi...kencan dulu," kata Doyok.

"Iya," saut Kadir.

Doyok dengan santai berjalan menuju rumah Iyem, untuk pacaran gitu. Kadir, ya tetap sibuk membenarkan jaring ikan.

"Enak juga, ya hidup...jadi orang kaya," celoteh Kadir.

Kadir tetap serius memperbaiki jaring ikan, ya sampai selesai. Hari terlihat, ya sore gitu. Kadir pun ingin pergi memancing. Doyok pulang dari urusannya pacaran dengan Iyem.

"Kadir..mau kemana?" tanya Doyok.

"Mau...mancing. Suntuk di rumah," kata Kadir.

"Gak..usah mancing, lebih baik ikut aku...nonton acara dangdutan di kampung sebelah," kata Doyok.

"Dangdutan di kampung sebelah, jauh itu mah...Yok. Pake apa kita ke sana?" kata Kadir.

"Nebeng truk, yang lewat kesana," kata Doyok.

"Ok, boleh juga," saut Kadir.

Kadir dan Doyok, ya berangkat menuju kampung sebelah untuk nonton dangdutan. Ya apa di omongin Doyok bener, jadi nebeng truk yang lewat daerah sini menuju kampung sebelah. Selang berapa saat sampai juga di tempat untuk nonton dangdutan.

Doyok dan Kadir, ya menonton di antara penonton yang menonton gitu. Biduan yang menyanyi panggung sih, penyanyi kampung yang sudah terkenal gitu....Elvi dan Dorce. Semua orang terbawa suasana lagu-lagu yang bagus di nyanyikan biduan.

"Bagus...ya Doyok...acara dangdutannya," kata Kadir.

"Iya," saut Doyok.

Doyok dan Kadir, ya terus menonton dangdutan sampai larut malam banget. Usai sih acara dandutannya. Doyok dan Kadir ingin pulang, karena gak ada kendaraan menuju arah pulang ke rumah, ya terpaksa numpang tidur di rumahnya Tile, ya teman Doyok dan Kadir.

Tile, ya mempersilakan Doyok dan Kadir untuk menginap satu hari di rumahnya.

"Doyok perlu gak kita lapor RT, kalau kita tinggal di rumah Tile," kata Kadir.

"Sebenarnya peraturan sih, ya harus lapor RT gitu, kalau warga yang asing tinggal di salah satu warga di sini. Tapi biarin...lah, cuma tegoran. Ngantuk gak usah di bahas lagi," kata Doyok.

"Iya," saut Kadir.

Kadir dan Doyok pun segera tidur dengan tenang. Esok paginya. Ya Doyok dan Kadir pamitan gitu sama Tile untuk pulang ke rumahnya. Saat Doyok dan Kadir lewat rumahnya RT, ya ada orangnya sih. Pak RT menunjukkan sikap tidak suka sama Doyok dan Kadir, ya gak dianggaplah sama Doyok dan Kadir...jadi terus berjalan keluar dari kampung tersebut, ya nyari tebengan mobil yang menuju rumah sih. Doyok dan Kadir naik mobil truk lagi menuju rumahnya. Selang berapa saat, ya sampai di daerah rumahnya. 

Doyok dan Kadir, ya berjalan menuju rumahnya. Sampai di rumah.

"Doyok, ngelaut gak hari ini?" tanya Kadir.

"Iya, nanti sore aja. Capek. Mau istirahat," kata Doyok.

"Oh...gitu," saut Kadir.

Doyok pun tidur di kamarnya. Sedangkan Kadir, ya sibuk membereskan rumah.

"Enaknya jadi orang kaya, Ah cuma harapan saja...kenyataan hidup tetap miskin. Sebenarnya, ya gak miskinlah. Makan minum cukup dan tempat tinggal juga aman, ya tidak takut di usir pemilik tanah...kaya orang-orang tinggal di kota. Oh..iya, cuma miskin keadaan....saja," celoteh Kadir.

Kadir pun terus mengerjakan ini dan itu, ya sampai waktu pun telah sore. Doyok pun sudah siap untuk ngelaut, ya begitu juga dengan Kadir. Keduanya pergi kelaut denga sanpan tradisional tidak pake motor, karena mesin motor lagi rusak..jadi pake dayung dan layar yang di tiup angin laut. Doyok dan Kadir berada di tengah lautan. Keduanya bekerja sama untuk menjaring ikan. Sampai akhirnya sampan penuh ikan, ya Doyok dan Kadir segera mendayung sampan sampai ke pantai.

"Hari..ini kita dapet ikan banyak," kata Doyok.

"Iya, keberuntungan hari ini," kata Kadir.

Kadir dan Doyok pun membawa ikan ke rumah, ya segera di olah jadi ikan asin. Baru ikan asin jadi di jual gitu. Kadir pun berhasil memperbaiki mesin motor, ya jadinya kalau melaut gak capek-capek mendayung lagi. Hasil penjualan ikan asin, ya lumayan. Doyok membagi uang hasil penjualan ikan asin ke Kadir dengan sama rata.

"Aku...kaya. Berkat usaha aku," kata Kadir.

"Iya, kita kaya Kadir. Kalau kemarin kita miskin, ya ada masalah ini dan itu. Dengan sabar kita berusaha menghadapi ujian, ya pada akhirnya kaya lagi," kata Doyok.

"Hidup.....roda berputar. Hari ini kaya, esok miskin. Hari ini miskin esok kaya. Siklus kehidupan. Harus di jalanin dengan penuh tanggungjawab," kata Kadir.

"Benar omongan kamu Kadir," saut Doyok.

Doyok dan Kadir terus bekerja sama dengan baik memenuhi hidup mereka berdua hanya sebagai nelayan saja.

ATENG SI PENDEKAR KATEK

Siang hari yang tenang, Ateng sedang asik tiduran di bawah pohon yang rindang. Udara bertiup sepoy-sepoy membuat keadaan jadi sejuk banget. Buah jambu kelutuk yang matang berwarna kuning, jatuh karena di tiup udara cukup kencang sih.

Jambu kelutuk yang membentur tanah bersuara "Plukk", Ateng bangun dari tidur-tidurannya. Segera Ateng mencari buah kelutuk itu. Di cari-cari, ya ketemu jambu kelutuk yang masak, segera Ateng mengambilnya dan menghusap-usap dibajunya, di makan.

"Manis buah jambu ini," kata Ateng.

Ateng pun segera menghabiskan buah jambu kelutuk. Lalu melihat pohon jambu kelutuk dengan seksama.

"Wah banyak buah yang masak," kata Ateng.

Ateng yang betubuh kecil alias kate karena memang kodar dirinya, ya di terima dengan baik sih oleh Ateng. Segera Ateng melompat dengan teknik silatnya untuk mengambil buah jambu kelutuk yang mateng berwarna kuning.

Ateng yang dapet banyak buah jambu kelutuk yang mateng, ya meninggalkan tempat tersebut. Dengan santai Ateng berjalan, ya sambil makan buah kelutuk. Saat melewati aliran sungai, ada gadis yang di gangu oleh dua orang laki-laki. Ya Ateng mau menolong gadis tersebut, tapi keburu di tolong dengan seorang laki-laki tinggi. Ateng mengenal laki-laki tersebut berkata "Iskah".

Ateng ya duduk aja di bawah pohon pisang sambil makan jambu kelutuknya. Iskah, ya bertarung habis-habisan melawan dua penjahat gitu. Ya menang Iskah, karena mengerahkan ilmunya yang hebat sampe tuh dua penjahat tungganglanggang dari situ. Gadis yang di tolong Iskah, ya berterima kasih gitu. Iskah biasa aja, karena niat baik. Gadis itu pun pergi meninggalkan Iskah. Ateng pun menghampiri Iskah.

"Iskah...jambu," kata Ateng.

"Engak Ateng. Ateng.....ngapain di sini?" kata Iskah.

"Lihat...Iskah bertarung tadi, Seru banget...Iskah mengalah...dua penjahat tengil," kata Ateng.

"Kenapa kamu tidak bantu aku?" kata Iskah.

"Iskah...hebat...bisa ngalahkan dua penjahat itu, ya jadi gak usah di tolong," kata Ateng.

"Iya...benar juga sih. Aku hebat mengalahkan dua penjahat tengil," kata Iskah.

"Ayo kita pulang ke padepokan!" kata Ateng.

"Ayo!!!" saut Iskah.

Ateng dan Iskah pun berjalan menuju padepokan dengan santai keduanya. Sampai di padepokan ternyata padepokan hancur gitu. Ateng dan Iskah menolong teman-temannya seperguruan yang tergeletak di tanah semuanya. Ada temannya Ateng dan Iskah, ya sekarat gitu....jadi tanya siapa yang menyerang padepokan.

Sebelum meninggal temannya Ateng dan Iskah terucap satu kata "Darto". 

"Darto. Mengkhianatin...perguruan ini," kata Ateng.

"Tuh...orang harus bayar semua kejahatannya pada perguruan," kata Iskah.

Ateng dan Iskah, membereskan mayat teman-temannya untuk di makam baik-baik. Esok harinya. Ateng dan Iskah, ya meninggalkan padepokan untuk mencari Darto. Dari satu desa ke desa, Ateng dan Iskah mencari Darto dengan bertanya pada warga. Wal hasil tidak ada petunjuk. Sampai suatu ketika. Terjadi keributan di warung makan. Ada 6 orang mengkroyok satu orang, ya pemuda gitu jadi pertarungan yang tidak seimbang. Maka itu Ateng dan Iskah menolong pemuda tersebut karena terlihat baik dari perangainya, walau ya sedikit tingkahnya gila.

Pertarungan jadi sengit banget, pada akhirnya yang menang adalah Ateng, Iskah dan juga pemuda. Setelah para penjahat tungganglanggang dari situ, baru deh Ateng dan Iskah berkenalan dengan pemuda, ya sedikit gila.

Ternyata namanya Wiro Sableng. Ya Wiro pun tahu, nama orang yang menolongnya Ateng dan Iskah. Wiro pun ingin membantu Ateng dan Iskah untuk menemukan orang yang telah menghancurkan perguruan. Jadi kesepakatan terjadi. Ateng, Iskah dan Wiro...pun berjalan bersama untuk mencari Darto. Sambil bertanya dengan warga yang di temui, akhirnya di ketahuilah keberadaan Darto. Segeralah Ateng dan kawan-kawan bergegas ke sebuah kaki bukit, ya sebuah padepokan tempat berkumpul para penjahat. Di depan padepokan ada penjaga yang menghadang Ateng dan kawan-kawan untuk masuk ke dalam untuk menemui Darto. Apa boleh buat?! Ya Ateng dan kawan-kawan menghajar para penjaga padepokan dan akhirnya keluar semua orang-orang yang ada di dalam perguruan, ya termasuk Darto.

Pertarungan terus berlangsung sampai satu demi satu tumbang. Ateng pun akhirnya bertarung dengan Darto. Dengan sengitnya Ateng mengeluarkan jurus-jurus silatnya, ya sama dengan Darto. Ateng behasil mengalahkan Darto sampai tersungkur di tanah.

Ateng mau membunuh Darto dengan jurus silatnya untuk membales kematian teman-temannya.

"Ampun...Ateng," permohonan Darto.

Ateng menghentikan serangannya ke Darto.

"Aku...tidak berniat membunuh teman-teman, tapi aku adalah....guru di perguruan ini," kata Darto sambil menyerang Ateng.

Ateng terkena serangan Darto.

"Dasar pengkhianat," kata Ateng.

"Aku...ingin jadi pendekar terhebat di negeri, maka itu aku berpura-pura jadi murid di perguruan yang di bangun oleh Kakeknya Iskah. Dengan sabar aku menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan perguruan. Hal hasil aku berhasil," kata Darto yang sombong.

"Selama....ini..itu niat kamu," kata Ateng sambil menahan sakitnya.

Darto pun mulai menyerang Ateng. Tapi di tolong oleh Iskah dan Wiro. Ternyata Darto mengerahkan ilmu yang hebat banget sampai Iskah dan Wiro, kalah banget.

"Jadi...cuma segini, kemampuan kamu,..Iskah yang akan mewariskan perguruan yang telah aku hancurkan. Dan...siapa kamu, aku tidak kenal?" kata Darto.

"Sombong...benar!!!" kata Iskah.

"Emang sombong kamu itu. Kenalkan aku....Wiro Sableng," katanya. 

"Wiro...Sableng, pantes gila," kata Darto.

Wiro pun bangkit dari keadaannya, ya menyerang Darto dengan jurus-jurus andalannya. Darto bisa mengimbangi serangan Wiro. Sampai-sampai Wiro mengeluarkan pukulan matahari yang di lancarkan ke Darto, ya Darto pun mengeluarkan telapak kelabang beracun ke Wiro. 

Terjadi benturan yang hebat ketika kedua kekuatan itu berbenturan dan hasil Darto yang menang. Wiro memuntahkan darah. Iskah, ya...ingin menghajar Darto maka itu menyerangnya denga jurus-jurus hebat yang selama ini di sembunyikan Iskah. Darto mulai kewalahan menghadapi Iskah, maka itu Darto mengeluarkan tapak kelabang beracunnya. Ya Ishak pun mengeluarkan tapak bisa ular cobra. Benturan kekuatan keduanya sangat hebat banget. Darto meningkatka kekuatannya, ya Ishak juga. Tiba-tiba Darto terpental.

"Aku kalah....sama Ishak," kata Darto yang berusaha bangun dari keadaannya.

"Aku...membantu..Ishak..demi menghancurkan....kamu," kata Ateng.

"Ternyata...kamu, Ateng..menyalurkan tenaga dalem di belakangnya Ishak untuk meningkatkan serangan tenaga dalem Ishak. Kalau begitu...aku akan menghancurkan kalian bertiga," kata Darto.

"Siapa takut," jawab Ateng, Iskah dan juga Wiro.

Darto mengeluarkan sebuah kerisnya.

"Waduh...keris pusaka...mau di pake Darto," kata Iskah.

"Kacau..ini..mah," kata Ateng.

"Aku, yang menghadapinya pake...kapak maut nagageni 212," kata Wiro.

Wiro pun mulai mengerahkan tenaga dalemnya untuk melancarkan jurus pamungkasnya. Kapak pun di lempar ke Darto, ya Darto pun mengeluarkan tenaga dalam yang hebat sambil melempar kerisnya.

Benturan kekuatan kedua senjata pusaka sangat dasyat banget banget. Darto mengerahkan semua tenaga dalemnya untuk mengalahkan Wiro. Ya Wiro pun mengerahkan seluruh tenaga dalem dengan semangat yang berapi-api dan akhirnya mengalahkan Darto dengan kapak maut nagageni 212 tertancap di kepalanya Darto. Sedangkan keris pun jatuh ke tanah.

"Aku...kalah," kata terakhir Darto.

Darto pun meninggal dunia, ya kapak di cabut Wiro dan di simpan.

"Kita bales dendam ini benar gak sih?" tanya Ateng.

"Sebenarnya...bales dendam sih salah, ya....tapi kalau para penjahat tidak di berantas maka makin merajalela kejahatan di mana-mana," kata Iskah.

"Oh..begitu," saut Ateng.

"Sudah...mengalahkan banyak orang dan sampai terjadi pembunuhan masih bertanya kaya anak kecil," kata Ateng.

"Aku...memang anak kecil," saut Ateng.

"Ateng-Ateng...tubuh..mu kecil, kaya anak kecil. Tapi pikiran kamu..itu dewasa," kata Iskah.

"Cuma...becanda," kata Ateng.

"Becanda, orang katek bisa becanda juga," kata Wiro sambil tertawa.

"Ayo..kita tinggalkan tempat sini!" kata Iskah.

"Ayo," jawab Ateng dan Wiro bersamaan.

Iskah, Ateng dan Wiro meninggalkan tempat tersebut, tapi sebelum pergi....ya Ateng mengambil keris pusaka yang curi Darto. Saat di desa, ya Wiro bepisah dengan Ateng dan Iskah karena harus mencari tujuan yang lain. Iskah dan Ateng terus melanjutkan perjalanannya sampai ke padepokan dan di akhir cerita.....padepokan pun di bangun lagi oleh Iskah sebagai guru besar di perguruan. Ya Ateng jadi wakilnya Iskah untuk mengajar murid-murid yang belajar silat.

Wednesday, February 26, 2020

MEMBANTU TEMAN

Doyok sedang asik duduk di pinggir warung di pinggir jalan, ya tutup sih. Otoy, ya nemenin Doyok gitu.

"Ngapain kita di sini Doyok?" kata Otoy.

"Lihat....rumah di sana ada cewek cantiknya," kata Doyok.

"Mana-mana," saut Otoy.

"Disana!" kata Doyok sambil menunjuk rumah yang ada cewek cantiknya.

Otoy melihat dengan seksama, ya ternyata ada cewek cantik gitu.

"Iya...cantik ceweknya, anak orang kaya," kata Otoy.

"Memang anak orang kaya. Ya....ada pacarnya dateng ke rumah itu. Gak seru," kata Doyok.

"Iya, ada pacarnya. Gak seru," saut Otoy.

Ali Oncom menghentikan laju motornya, ya berhenti tepat di depan Otoy dan Doyok yang sedang asik duduk melihat lingkungan sekitar.

"Doyok, Otoy...lagi ngapain di sini beduan. Kaya orang pacaran," kata Ali Oncom.

"Lagi...asik lihat cewek cantik di rumah itu," kata Doyok sambil tangannya menunjuk ke arah rumah ada cewek cantiknya.

Ali Oncom melihat cewek cantik di yang di tunjunkan Doyok.

"Waw...cantik banget, bahenol," kata Ali Oncom.

Ali Oncom, ya biasa bertindak ingin godain cewek cantik tersebut. Otoy dan Doyok menghalangi Ali Oncom.

"Ali...jangan kesana. Ada pacarnya. Jangan cari perkara," saran Doyok.

"Benar...omongan Doyok. Jangan cari perkara," kata Otoy.

Ali Oncom melihat dengan seksama lagi, ya ternyata ada pacarnya.

"Andai saja gak ada pacarnya. Aku...mulai deh pendekatannya," kata Ali Oncom.

"Bukan...kamu..aja Ali yang mau sama cewek cantik itu. Aku juga," kata Otoy.

"Bagaimana dengan kamu....Doyok?" tanya Ali Oncom.

"Ya...ingin mendapatkan cewek cantik itulah," kata Doyok.

"Udahlah..jangan bahas cewek cantik itu. Lebih baik kita bahas kerjaan," kata Otoy.

"Kerja...apa ya?" kata Doyok.

"Kalau...aku sih modal motor...aku, ya sudah kerja jadi tukang ojek pangkalan atau...yang tren sekarang ojek on line," kata Ali Oncom.

"Enak..juga, Ali punya motor bisa ngojek. Aku....gak punya apa-apa?" kata Doyok.

"Aku...sih, ya bisalah jadi nyopir angkot..gitu di tempat Pak Teguh. Walau, hasilnya pas-pasan," kata Otoy.

"Kalian...berdua udah dapet kerjaan. Gimana...dengan aku," kata Doyok.

"Saran...aku ya, Doyok. Lebih baik jadi pengemis aja di pinggir jalan. Cepet dapet duit," kata Ali Oncom.

"Bener..itu saran Ali. Doyok, ngemis aja!" kata Otoy.

"Kalian..berdua kalau ngasih...saran yang bener donk. Malah di suruh jadi pengemis. Memang ia sih, kerjaannya pengemis berpura-pura demi dapet uang. Tapi...masalahnya peraturan sekarang ini pengemis dan gelandangan apa lagi tukang parkir liar, ya di tangkep sapol PP dan Polisi. Uang dapet gak seberapa, aku di penjara," kata Doyok.

"Kalau..Doyok..di penjara. Repot juga," saut Otoy.

"Iya..juga, kalau Doyok di penjara...repot juga. Ah..solusi yang lain..untuk Doyok. Ya paling cuma dagang aja!" kata Ali Oncom.

"Dagang, saran yang bagus tuh," saut Otoy.

"Masalahnya..modal dagangnya?" kata Doyok dengan terus terang.

"Sebagai..teman aku bantu deh," kata Ali Oncom.

"Aku..bantu....juga...urunannya," kata Otoy.

"Masalahnya...lagi..dagangnya di mana?" tanya Doyok.

"Di depan rumah, kosan kamu!" kata Ali Oncom tegas.

"Depan rumah," saut Doyok.

"Bener...depan rumah!" kata Otoy.

"Ok, gak ada masalah," kata Doyok.

Obrolan ketiganya pun selesai dengan kesepakatan. Doyok dan Otoy, ya naik motor Ali Oncom. Segera Ali Oncom membawa motornya dengan baik ke rumah kos-kosannya Doyok. Sampai di rumah Doyok. Ali Oncom, Otoy dan Doyok mulai buat warung kecil-kecilan di depan rumah kos-kosan Doyok dengan modal ya minim banget.

Doyok pun bersemangat dagang gitu setiap hari. Satu minggu berlalu. Otoy dan Ali Oncom, ya main ke rumah kos-kosannya Doyok.

"Gimana jualan kamu Doyok?" tanya Ali Oncom.

"Lumayan...hasilnya. Pas...pasan segala-segalanya," kata Doyok.

"Berarti...ada hasil donk," kata Otoy.

"Iya," saut Doyok.

"Kalau...begitu urusan kita semua selesai donk, karena sudah punya pekerjaan tetap masing-masing," kata Ali Oncom.

"Yo,i," saut Doyok dan Otoy bersamaan.

Saat asik ngobrol. Ada..cewek cantik lewat rumah gitu, keluar dari mobil mewah. Doyok, Otoy dan Ali Oncom...asik memandangin cewek cantik tersebut. Eeee...keluar pacarnya dari mobil mewah tersebut, gendut dan gayanya kaya bos gitu.

"Wah..gak seru, cewek itu sudah punya pacar," kata Doyok.

"Iya..gak..seru, kalau udah punya pacar...cewek itu," saut Otoy.

"Memang gak seru. Tapi masalahnya tuh..cewek mau sama pacarnya yang gendut itu, ya," kata Ali Oncom.

"Biasa...cewek zaman..sekarang. Modal cantik dapetin...cowok tajir agar hidupnya gak susah," kata Doyok.

"Bener...itu apa yang di omongin Doyok," saut Otoy.

"Enak..jadi orang kaya, bisa dapet cewek cantik," kata Ali Oncom.

"Bener..omongan mu, Ali. Enak jadi orang kaya, bisa dapet cewek cantik," saut Otoy.

"Iya...enak jadi orang kaya, bisa dapet cewek cantik. Gak..seperti kita ini. Miskin dan juga jomlo," kata Doyok.

"Kita, loe kali...Doyok...yang jomlo. Kalau aku ada pacarlah," kata Ali Oncom.

"Kalau aku..sudah punya bini," saut Otoy.

"Maaf deh. Aku...yang jomlo sendirian. Sudahlah jangan di bahas lagi. Aku mau jualan!" kata Doyok.

"O...iya, aku ada orderan," kata Ali Oncom.

"Aku...juga..lagi target setoran hari ini," kata Otoy.

Otoy dan Ali Oncom, ya meninggalkan kos-kosan Doyok untuk mengerjakan pekerjaan yang di jalankan keduanya. Doyok, ya dengan sabar menunggu warga sekitar yang membeli di warungnya.

Tuesday, February 25, 2020

BAHAS KABAR BURUK DAN KABAR BAIK

Bagong sedang asik baca koran yang ia beli dari loker koran langganan, ya sambil menikmati kopi dan singkong rebus di teras rumah. Petruk yang selesai menyapu halaman depan rumah dan sudah memasukkan sampah yang di kemas di plastik dan di masukkan ke tong sampah. Petruk pun mencuci tangannya pake sabun dan di bilas dengan air daru keran, baru deh duduk bersama Bagong. Petruk, ya mengambil gelas kopi Bagong dan berkata "Bagi...kopinya Gong, haus!"

"Iya," saut Bagong asik baca koran.

Petruk, menghilangkan rasa hausnya dengan minum kopi dan juga rasa capeknya menyapu halaman depan dengan duduk santai. Bagong pun selesai juga baca koran dan menaruh koran di meja, ya Bagong segera makan singkong rebus.

Petruk, ya mengambil korannya yang di taruh di meja oleh Bagong. Dengan seksama Petruk membaca koran yang berita utamanya tentang banjir.

"Kabar buruk," celoteh Petruk.

Bagong, ya mendengar sih omongan Petruk tapi tidak di gubris karena asik makan singkong rebus dan minum kopi. Petruk pun terus membaca ke topik yang lain tentang sepak bola bahwa Indonesia menang dalam pertandingan sepak bola melawan Thailand.

"Kabar baik...dari dunia olahraga," celoteh Petruk.

Bagong, ya mendengar omongan Petruk sih tapi tidak di gubris lagi karena asik makan singkong rebus dan minum kopi. Petruk pun selesai baca koran dan di taruh koran di atas meja.

"Bagong...apa pendapat..kamu tentang berita banjir yang di beritakan koran?" tanya Petruk.

"Kabar buruk sih, ya sesuai omongan kamu.....Petruk. Ya kalau pendapat aku...sih. Kurangnya menjaga lingkungan saja. Dari hal sampah di buang sembarang tempat, ketika hujan...ya sampah tersebut menyumbat saluran air. Gorong-gorong yang tertutup, ya alasannya sih agar tidak mencium bau busuk dari gorong-gorong tersebut, tapi ketika hujan deras yang curah hujannya tinggi banget dan air yang harus di buang ke gorong-gorong ternyata saluran kecil untuk di lalui air yang volumenya besar...ya akhirnya tergenang semuanya.....alias banjir deh. Yang terakhir sih kebanyakan orang-orang tinggal di kawasan dekat aliran sungai, ketika volume air sungai naik kesana kesini tidak bisa tertampung di aliran sungai karena hujan yang lebat banget jadinya banjir deh," penjelasan Bagong.

"Kurangnya...menjaga lingkungan dan kurangnya memperhatikan saluran air....di buat lancar agar tidak menimbulkan banjir," kata Petruk.

"Manusia...itu yang berbuat, ya pasti manusia itu sendiri yang kena akibat dari apa yang di kerjakan?! Hukum sebab akibat," kata Bagong.

"Sebab akibat. Benar kamu...Bagong. Oh ya...Bagong apa pendapat..kamu tentang Indonesia menang dalam pertandingan sepak bola melawan Thailand?" kata Petruk.

"Kabar baik sih, ya sesuai dengan omongan kamu....Petruk. Pendapat aku sih....bagus sih, itu semua itu berkat usaha yang keras dari tim sepak bola Indonesia yang mati-matian...untuk mengalahkan Thailand demi jadi juara. Ya...mengharumkan nama Indonesia dalam pertandingan sepak bola," penjelasan Bagong.

"Bagus toh. Usaha...yang keras. Benar kamu.....Bagong," kata Petruk.

Gareng, ya baru pulang dari rumah Pak RT dan memarkirkan motornya di depan rumah. Gareng pun duduk bersama Bagong dan Petruk. Segera Gareng mengambil singkong rebus di piring, ya segera memakannya.

"Bagong....buang sampah sekarang, motornya udah dateng tuh!" perintah Petruk.

"Iya, kalau untuk menjaga lingkungan agar bersih...ya tidak boleh males...kan," kata Bagong.

"Benar...sekali," saut Petruk dan Gareng bersamaan.

Bagong pun segera mengambil sampah di dalam tong yang sudah di kemas dengan baik gitu dalam wadah plastik, ya segera di bawa ke penampungan sampah...ya cukup jauh maka itu pake motor. Bagong pun membawa motornya dengan baik sampai ke tempat penampungan sampah, ya segera sampah yang di bawa Bagong di taruh baik di penanpungan sampah. 

"Selesai...juga kerjaan hari ini," kata Bagong.

Bagong pun segera pulang dengan membawa motornya dengan baik. 

Sunday, February 23, 2020

EMAIL DARI TEMAN

Dono lagi asik duduk di ruang tamu, ya lagi baca email di leptopnya dari temannya dengan penuh keseriusan. Kasino, ya sedang duduk santai sambil baca buku. Indro nonton berita di ruang tengah, ya berkaitan dengan politik. Saat iklan, Indro meninggalkan tontonannya, ya duduk bersama Dono dan Kasinbo di ruang tamu.

"Don...apa tanggapan kamu tentang politik dinasti?" tanya Indro.

"Dinasti. Turun menurun. Istilah Bapak mewariskan keanaknya. Ya gak ada masalah sih. Kalau sanggup duduk di pemerintahan," kata Dono.

"Kalau menurut mu Kasino?" tanya Indro.

Kasino, ya menghentikan baca bukunya dan berkata "Ya...gak ada masalahlah, politik dinasti. Di persilakan aja. Biar perpolitikan di Indonesia jadi menarik dalam merebutkan kursi di jabatan di pemerintahan. Ya gak...Don!".

"Yo, i. Zaman now, yang terpenting pinter dan mampu berkuasa apalagi masih muda. Semangat masa mudanya lebih berapi-api dalam menjalankan roda pemerintahan," kata Dono.

"Iya, juga...ya. Tapi, bagaimana...orang sudah lama berkecimpung di politik....gak bisa naik karena di kalahkan generasi yang muda?" kata Indro.

"Itu sih. Gak ada masalah banget. Ya terpenting dalam politik mampu memanipulasi suara di masyarakat dengan cara baik, kadang cara yang menurut orang buruk...ya sebenarnya gak juga sih. Ya politik uang. Contohnya begini. Aku terjun politik. Punya anggaran dana yang cukup banyak sih, lalu aku membentuk organisasi kemasyarakatan seperti partai politik strukturnya, tapi generasi muda direkrut semua untuk aku jadi pemimpin di daerah, jadinya sih Independen...sih. Waktunya pemilu. Masa aku ya...aku kerahkan untuk memilih aku. Politik uangnya jadi bersih, tidak kotor...karena aku membangun organisasi muda mudi di masyarakatkan, mereka ada kerjaan. Bukan tujuan untuk aku jadi pemimpin saja tapi mengarahkan ke bidang-bidang aku akan bangun dengan kebijaksanaan aku. Bidang tersebut berjalan baik dan aku jadi pemimpin terpilih, ya tinggal penyesuaian aja. Aku tidak meninggalkan apa yang aku bangun, jadi semua generasi muda yang ikut aku....ya kerja semuanya," penjelasan Dono.

"Gimana...menurut kamu, Kasino...contoh yang di berikan Dono?" tanya Indro.

"Pemikiran, yang idialis untuk seorang pemimpin. Tapi memang benar sih cara itu lebih baik. Karena di lingkungan kita sendiri....ada pergerakan politik, ya di biayai oleh, ya mantan pejabat yang lalu....untuk menggeser pejabat yang sekarang. Ya haus kekuasaan gitu," kata Kasino.

"Berarti....tidak ada masalah toh. Ya terpenting pandai menyusun strategi toh untuk jadi pemenang di pemilu di daerah," kata Indro.

"Yo,i...," saut Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, ya kembali fokus membaca email di leptopnya.Ya Kasino pun kembali baca bukunya. Indro pun ingin tahu apa yang di baca Dono di emailnya?. Saat Indro membaca baik-baik emailnya Dono, ya terkejut dan berkata "Politik semuanya Don!"

"Iya, kiriman dari teman. Aku meminta dari teman, untuk memberitahu aku pergerakan di daerah. Ya tujuannya aku tidak terjebak permainan politik di zaman now lagi, yang ambisius untuk duduk jadi pejabat di pemerintahan daerah sampai pusat," penjelasan Dono.

"Ada...bagusnya..Don. Jaga-jaga....agar tidak terjebak...oleh permainan politik yang buruk," saut Kasino, yang menghentikan baca bukunya.

"Ada...benar juga omongan Kasino. Kita ini generasi muda, yang tidak ingin terjun di politik. Tapi tahu bagaimana berpolitik yang baik ? Dan Juga tahu...juga mencari informasi yang baik dan benar di masyarakat yang sedang berpolitik," kata Indro.

"Tepat banget omongan...Indro," kata Kasino.

"Pinter....kamu..Indro," pujian Dono.

"Ya...sudahlah, gak usah dibahas lagi. Aku mau nonton Tv lagi!" kata Indro.

"Iya...sana!" saut Kasino.

"Iya," saut Dono.

Indro pun langsung pindah duduk bersama Dono dan Kasino di ruang tamu ke ruang tengah untuk nonton Tv, ya berita gitu. Kasino, ya asik baca buku lagi dan Dono, ya selesai baca email dari temannya segera nulis di Blognya dengan penuh keseriusan.

Saturday, February 22, 2020

SENI BUDAYA

Indro selesai juga memasak, ya segera membawa sepiring tahu goreng ke ruang tamu dan segera di taruh di meja. Dono lagi asik nonton Tv on line dari Hpnya. Indro, ya mendekati Dono untuk melihat apa yang di tonton Dono?.

"Sinden....," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

"Tumben...nonton...perlombaan sinden!" kata Indro.

"Ya...nyari suasana aja yang menyenangkan....gitu," kata Dono.

"Oh...begitu," kata Indro.

Indro pun makan tahu goreng, ya Dono ikut juga makan tahu goreng dan menghentikan nonton Tv on line di Hpnya. Kasino baru selesai urusannya dengan Selfi, biasalah lari pagi keliling komplek sekalian pacaran gitu...gaya anak muda zaman now, sehat dan cinta. Sampai di depan rumah Kasino ya mengucap salam "Asalamualaikum".

"Waalaikumsalam," jawab Dono dan Indro bersamaan.

Kasino pun menaruh gelas es jus buah di dalam plastik ke meja.

"Don..., Indro...es jus buah!" kata Kasino.

"Es...jus buah," kata Indro yang antusias.

"Iya," kata Dono.

Indro dan Dono, ya mengambil es jus buah dari dalam plastik dan segera di minumnya.

"Segarnya," kata Indro.

"Iya, segar," kata Dono.

"Tahu...goreng," kata Kasino, ya sambil mengambil tahu goreng di piring dan segera memakannya.

"Kasino...gimana lari paginya dengan Selfi?" tanya Indro.

"Ya...asik-asik...aja gitu," kata Kasino.

"Oh...asik...toh," saut Indro.

Dono, asik lagi nonton Tv on line, ya acaranya perlombaan sinden.

"Don...nonton apa?" tanya Kasino.

"Sinden," jawab Dono.

"Oh...sinden. Tapi...kok...aneh hari ini Don, nonton acara sinden?" saut Kasino.

"Ya....suasana..hari..ini, aku memilih...nonton acara sinden. Tujuannya....memahami seni budaya saja," penjelasan Dono.

"Oh...begitu toh," saut Kasino.

Kasino pun minum es jus buahnya.

"Kasino, mau pendapat...kamu tentang cewek?" kata Indro.

"Pendapat aku tentang cewek, apa itu?" kata Kasino.

"Kalau cewek jomblo....lebih menunjukkan dirinya gitu. Maksudnya gerak geriknya, agar di terima sama cowok yang di sukai cewek jomlo?" kata Indro.

"Ya....memang iyalah. Dari pola cewek itu bicara ke cowok, menatap ke cowok, espresi...wajahnya dan paling utama sih mulai deh...lebih agresif gitu...mau nempel sama cowok, ya dengan alasan gak sengaja atau sengaja alias modus," penjelasan Kasino.

"Bener...omongan....Kasino. Modus...nya cewek agar bisa jadi sama cowok yang di sukai," saut Dono yang tegas, ya sambil nonton Tv on line di Hp.

"Kalau...itu bener..cewek yang di temui aku kemarin, ya ada gejalanya...sama yang di omongin Kasino. Wah modus. Untung saja...aku tipe setia sama pacar, jadi tidak masuk perangkap cewek tersebut. Tapi ada teman aku, yang memanfaatkan keadaan itu. Ya jadinya selingkuh," kata Indro.

"Kalau selingkuh sih gak usah di omongin. Yang pacar bisa selingkuh apalagi yang sudah menikah," kata Kasino yang tegas.

"Ya...udah gak perlu di bahas lagi, lebih baik aku main PS 4," kata Indro.

Indro, ya beranjak dari duduknya bersama Dono, ya ke ruang tengah untuk main PS 4. Kasino pun beranjak juga dari duduk bersama Dono di ruang tamu, ke kebelakang untuk berbenah diri, baru setelah itu main PS 4 bersama Indro. Dono tetap serius mempelajari tontonan yang ia tonton di Hpnya, ya tentang perlombaan sinden.

"Bagus......musik yang mengirinya dan juga olah vokalnya peserta sinden," celoteh Dono.

Dono pun menonton perlombaan sinden, ya sampai selesai baru setelah itu nonton wayang kulit, ya tetap nonton di Tv on line di Hpnya. Dono terus santai di rumah di hari minggu yang tenang banget-banget.

Friday, February 21, 2020

BISA DI BILANG SIH!!!

Dono santai duduk di halaman belakang sambil baca buku tentang kerajaan masa lalu. Kasino asik, main game PS 4  sendirian di ruang tengah. Indro selesai masak di dapur, ya segera duduk bersama Dono di halaman belakang sambil membawa bakwan goreng yang masih anget.

"Makan...Don!" kata Indro sambil menaruh piring yang berisi bakwan goreng di meja.

"Iya," kata Dono.

Dono pun menaruh bukunya di meja dan mengambil bakwan goreng, ya segera di makan. Indro mengambil buku yang di baca Dono, ya dari atas meja. Dengan seksama Indro membaca buku tentang kerajaan. Dono, ya menikmati bakwan goreng.

"Enak, Indro....bakwan goreng buatan kamu.," pujian Dono.

"Iya, terima kasih Don," saut Indro yang masih asik baca buku tentang kerajaan.

Dono mulai seret makan bakwan goreng, ya segera berlari menuju kulkas berada. Ya segera Dono mengambil minuman teh botol di dalam kulkas dan meminumnya. 

"Segernya," kata Dono.

Dono pun kembali ke halaman belakang, ya dengan membawa teh botol...dua gitu. Saat Indro haus, ya Dono memberikan satu botol yang di bawanya. Indro segera meminum teh botol tersebut.

"Seger," kata Indro.

Dono, ya menaruh botol minumnya di meja dan segera mengambil bakwan goreng di piring. Saat Dono mau memakan bakwan goreng. Kucing kesayangan Indro, ya dateng mendekati Dono. Tanpa pikir panjang sih, Dono memotong bakwan goreng jadi dua dan segera di berikan ke Kucing. 

"Bagi-bagi...makan," kata Dono.

Kucing yang makan bakwan goreng di lantai dengan serius banget, nama juga binatang.

"Don," kata Indro.

Dono yang asik makan bakwan goreng, ya saut "Apa?".

"Berita...tentang kerajaan masih ada apa tidak?" tanya Indro.

"Gak...ada lagi, karena berita tentang kerajaannya...sudah habis untuk di bahas. Kalau....sinetronnya masih...ada. Sinetron Kembalinya Raden Kian Santang," kata Dono.

"Apa pendapat mu dengan Sinetron Kembalinya Raden Kian Santang?" tanya Indro.

"Bagus...aja sih," jawab Dono.

"Bagus toh. Oh...iya Don. Agama..bisa di bilang kerajaan Tuhan?" kata Indro.

"Ya...benar sih. Agama bisa di bilang kerajaan Tuhan. Maka itu banyak Agama yang berkembang di Indonesia ini....terus menggalakkan dakwahnya untuk menunjukkan kebenaran Agama masing-masing. Tetap...aja ada benturan dari beda Agama. Maka itu Agama di Indonesia di atur dalam Undang-Undang....agar tidak terjadi benturan....pemahaman. Kalau, jadi benturan pemahaman yang kacau, maka akan tersulutlah api peperangan. Jadilah perang Agama atau juga di sebut perang Kerajaan Ketuhanan dengan bawa bendera masing-masing sesuai Agama yang dianut," penjelasan Dono.

"Wah...kacau. Kalau sampai perang Agama. Jadinya neraka kehidupan," kata Indro.

"Maka..itu pentingnya pertahanan di dalam negeri di kuatkan. Ya militerlah...yang bergerak untuk menentramkan semua itu. Tujuannya...jangan sampai terjadi perang di dalam negeri," kata Dono.

"Bener....kamu, Don. Militer harus kuat berdasarkan komando dari pemimpin yang memegang kemiliteran...agar menjaga stabilitas keamanan di dalam mau pun dari luar. Bisa...aja. Pemahaman...dari luar atau asing, bisa aja pemicu...peperangan di dalam negeri..ya kan Don?" kata Indro.

"Ya...bisalah. Karena paling di khawatirkan itu. Pemahaman dari luar tersebut, ya ngomporin agar terjadi perang di dalam negeri. Maka itu pentingnya disini.....saling menghormati Agama, Suku dan lain sebagainya....agar tidak memicu....peperangan. Hidup jadi...damai deh," kata Dono.

"Kalau...tenangkan. Bisa santai baca buku, ya sambil makan bakwan goreng," kata Indro.

"Benar seratus persen," kata Dono.

Indro pun kembali membaca buku, ya tentang kerajaan. Dono asik makan bakwan goreng dan juga baca buku lain, ya komik. Kasino, tetap asik main game PS 4 di ruang tengah.

Wednesday, February 19, 2020

TIDAK ADA YANG BERUBAH

Dono asik duduk di ruang tamu, ya sambil minum teh anget. Indro yang selesai nonton Tv, acaranya berita gitu segera Tv di matikan pake remot. Jadi Indro pindah duduknya ke ruang tamu.

"Sistem pemerintahan di Indonesia....gak perubahan...ya!" kata Indro.

"Ya...iyalah gak ada perubahanlah....dari dulu sampe sekarang. Walau...berganti-ganti Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota....tetap...begitu aja. Struktur sistem pemerintahannya cuma gitu-gitu aja. Gak ada perkembangan. Monoton," kata Dono.

"Padahal...ada Undang-Undang...baru yang lagi di godok, agar segera di terapkan," kata Indro.

"Itu...mah biasa..biasa...buat Undang-Undang..ini dan itu para elit pemerintahan. Nanti juga yang paling banyak melanggar mereka sendiri yang buat," kata Dono.

"Kok....begitu?" tanya Indro.

"Undang-Undang di buat untuk di langgar. Karena awalnya gak ada Undang-Undang, lebih tepatnya peraturan. Kebanyakan sih rakyat kecil tidak terlalu banyak tahu peraturan yang dibuat, ya lebih banyak terjebak keadaan ini dan itu," kata Dono.

"Wah...kacau itu...mah kalau rakyat kecil kejebak peraturan yang di buat elit pemerintahan, karena tidak peraturan atau Undang-Undang..itu telah buat...." kata Indro.

"Kenyataannya seperti itu. Kadang penegak hukum ada yang sewenang-wenang....dalam menegak hukum, berdasarkan peraturan yang ada," kata Dono.

"Bener-bener....kebelinger," kata Indro.

"Ya...begitulah adanya," saut Dono.

Indro pun beranjak lagi duduknya bersama Dono.

"Mau...kemana...Indro?" tanya Dono.

"Mau....masak...nasi goreng laper," kata Indro.

"Ooooo," saut Dono.

Indro pun ke dapur, ya segera mengambil bahan-bahan di kulkas dan segera deh di buat nasi goreng. Dono, ya tetap asik minum teh angetnya. Kasino pun baru pulang dari urusan kerjaannya.

"Asalamualsikum," salam Kasino.

"Waalaikumsalam," saut Kasino.

Kasino, ya duduk sih di ruang tamu sambil menaruh plastik kresek berwarna putih berisi gorengan.

"Don...gorengan," kata Kasino.

"Iya," saut Dono.

Kasino, ya mengambil bakwan di dalam plastik kresek....segera di makannya. Dono pun menaruh gelas tehnya di meja dan mengambil tahu isi di dalam plastik kresek dan segera memakannya.

"Emmmm....enak," kata Dono

Kasino beranjak dari duduk dengan Dono di ruang tamu, ya ke kamar sih untuk berbenah diri. Indro pun selesai membuat nasi goreng, ya segera menyantapnya di meja makan dengan penuh kenikmatan. Dono, ya terus makan gorengan sambil minum teh anget. Kasino yang selesai berbenah diri, ya menyetel Tv di ruang tengah dan segera mencari chenel Tv....yang acaranya menarik. Kasino akhirnya memutuskan untuk nonton wayang orang. Dengan asik Kasino menonton...wayang orang..di Tv.

Dono pun menyelesaikan makan gorengannya dan minum teh anget, jadi membawa plastik berisi gorengan ke ruang tengah....dan di taruh di meja dekat...Kasino. Dono pun membawa gelasnya tehnya ke kebelakang untuk di cuci bersih.

Selesai mencuci gelas. Dono melihat wajan...ada nasi goreng.

"Indro, masak...nasi gorennya banyak...ya?" tanya Dono dengan suara keras.

"Iya, sengaja masak banyak nasi gorengnya," kata Indro dengan suara keras.

Dono pun segera mengambil piring dan di centongin nasi goreng ke piring. Ya setelah itu Dono, ya makan nasi goreng di meja makan bersama Indro. Ternyata Indro, ya selesai makan nasi goreng dan piringnya segera di cuci bersih di belakang. Baru deh Indro nonton Tv dengan Kasino di ruang tengah, ya acaranya wayang orang.

Dono pun selesai juga makan nasi goreng buatan Indro, ya segera di cuci piringnya di belakang. Baru setelah itu, biasalah...duduk bersama Kasino dan Indro di ruang tengah untuk nonton Tv.

"Wayang orangnya belum selesai toh?" kata Dono.

"Jalan...ceritanya panjang dan bagus lagi," kata Kasino.

"Ya...kalau..gitu, gak perlu ganti chanel lain...untuk nonton acara yang lain," kata Dono.

"Gak...usah..ini..aja!" kata Kasino.

"Idem," saut Indro.

"Ok," saut Dono.

Dono, Kasino dan Indro.....ya asik nonton Tv yang acaranya wayang orang.

KENAPA YA?

"Aku terdiam seribu bahasa. Air mata ku mengalir ke pipi ku. Rasa kehilangan itu menggoncang jiwa ku. Aku rapuh dan rapuh banget. Kekasih ku telah tidur selamanya. Diri ini tidak percaya, tapi harus percaya dengan keadaan," kata hati Bunga.

Bunga pun di sadarkan dari lamunan panjangnya oleh Dinda. Lalu Bunga pun memeluk Dinda.

"Ia telah pergi...untuk selamanya," kata Bunga.

"Ikhlaskan jalan...dia untuk selamanya. Bunga kamu harus kuat menghadapi kenyataan hidup ini. Demi buah hati mu yang paling berharga," nasehat Dinda.

"Iya...aku..ikhlas kepergian kekasih ku yang tercinta...untuk tidur selama-lamanya," kata Bunga.

Bunga tenang dan melepaskan pelukannya pada Dinda. Arsat yang telah tidur selamanya di tempat tidurnya di urus keluarga untuk di makamkan secepatnya.

***

Dono pun berhenti menulis di buku tulisnya.

"Kenapa aku menulis tentang Bunga...ya?" kata Dono.

"Kenapa...kamu berhenti...menulis di buku...Don?" tanya Kasino yang sambil main game on line di Hpnya 

"Aku....bimbang saja," jawab Dono.

"Bimbang....kenapa? Oh...mungkin omongan kamu tadi....iya...Don. Aku...mengerti. Kenapa kamu...mengangkat nama Bunga...dalam tulisanmu dibuku tulis itu? Paling...karena melihat tontonan di Tv seorang Bunga yang kehilangan kekasihnya. Sama sih kedudukannya dengan mu...Don, kehilangan kekasih. Tetapi...bedanya. Bunga..itu lebih beruntung...karena telah menjalankan hidupnya dengan kekasihnya itu dan mendapatkan cinta yang berharga, ya anak. Sedangkan diri...mu...Don, tidak dapet apa pun dari orang yang kamu cintai, ya keburu meninggal di usia muda," penjelasan Kasino, ya sambil main game on line.

"Benar  kamu, Kasino. Ya...lebih baik aku berhenti menulis saja," kata Dono.

"Terserah...kamu, Don. Yang menjalankan...kamu, Don," kata Kasino, sambil main game on line.

Dono pun beranjak dari duduknya di ruang tamu dan meninggalkan buku tulisnya dengan pena di geletakkan begitu saja di meja. Indro yang asik nonton Tv, ya Dono duduk bersama Indro untuk nonton Tv yang acaranya sinetron cinta.

"Rasa itu timbul membuat ku gelisah. Tanda tanya banyak dan ingin bertanya. Kenyataannya aku hanya diam saja dan berharap ia yang datang dan berkata tentang cinta," celoteh Dono.

"Don...ngomong apa....Don, ya sedikit aneh saja?" tanya Indro.

"Aku...hanya...menggunakan data kepribadian cewek untuk melanjutkan cerita aku. Apa tanggapan kamu....Indro?" kata Dono.

"Tanggapan ku. Dari kata-kata yang kamu ucapkan...sih. Agak ribet urusan cinta. Perasaan itu timbul, ya memang bingung sih karena bisa iya atau tidak menyukainya. Selanjutnya....bener penuh dengan tanda tanya karena kalau cewek ingin menyatakan duluan...pasti malunya yang timbul. Ketika cewek itu diam saja, kadang ia berharap orang yang di sukainya...berkata duluan menyatakan cinta. Jadi.....sesuailah...memahami kepribadian cewek," kata Indro.

"Apakah...aku harus...lebih jauh meneliti tentang kepribadian cewek...ya," kata Dono.

"Biasa...aja...Don. Gak perlulah di teliti. Cewek itu lumrah...sifat kepribadiannya. Ya...biasa mengikuti...Ibunya yang mendidiknya dengan baik," saran Indro.

"Oh..begitu. Ya...sudahlah. Nanti aja aku lanjutin nulisnya di buku tulis, tapi aku pikir baik-baik. Ah lupakan saja. Aku cerita, tema yang lain," kata Dono.

Dono pun kembali asik nonton Tv begitu dengan Indro. Kasino pun mengakhiri main game on line di Hpnya dan segera beranjak dari duduknya dari ruang tamu ke ruang tengah, ya ingin nonton Tv bersama Dono dan Indro. 

"Terlihat...aura yang terpancar dari tubuh gadis tersebut. Beriak tapi mempesona. Sungguh cantik dan cantik setiap ia menggerak tubuhnya dengan gaun cantik yang ia pakai," celoteh Dono.

"Don....memuji, atau puitis?" kata Kasino.

"Menurutmu?" kata Dono.

"Munurut...kamu, Indro?" tanya Kasino.

"Iya, puitis yang memuji....seorang cewek sih. Tuh...artis di sinetron..yang kita tonton," kata Indro.

"Jadi...benar..puitis yang memuji, tetap aja ganjil?" kata Kasino.

"Cuma...sekedar aja, Kasino," kata Dono.

"Sekedar bicara. Ok. Tidak ada masalah," kata Kasino.

Dono pun diam, begitu juga Kasino dan Indro ya....diam. Jadinya ketiganya asik menonton Tv yang acaranya sinetron.

Monday, February 17, 2020

HOBY MENANAM

Andi dateng ke rumah Om Dono untuk meminta batang pohon murbei yang ada di halaman depan rumah sebagai tanaman biasa aja bagi Om Dono, ya maka itu batang pohon murbei di berikan ke Andi. Dengan perasaan senang Andi membawa batang pohon murbei tersebut ke rumahnya. Segera Andi menanam batang pohon murbei tersebut di pot.

Setiap hari Andi  merawat tanaman murbei, sampai tumbuh dengan bagus-bagusnya. Andi senang dengan tanaman murbei yang ia tanam, jadi Andi mulai memperbanyak tanaman murbei dari satu batang pohon yang ia pinta dari Om Dono.

Dalam satu tahun, Andi sudah memiliki puluhan tanaman murbei di dalam pot, terang saja hoby. Bobo pun main ke rumah Andi. Saat itulah Andi menunjukkan hobynya ke Bobo. Di halaman belakang rumah Andi, ya Bobo melihat tanaman murbei di dalam pot yang tumbuh dengan bagus-bagusnya.

"Andi....hebat kamu membudidayakan tanaman murbei ini!" pujian Bobo.

"Ya...cuma hoby aja," kata Andi.

"Siapa yang mengajarkan kamu menanam murbei?" tanya Bobo.

"Aku...belajar dari jaringan internet, ya tepatnya Youtobe. Tanaman murbei banyak manfaatnya jadi aku tanam deh," kata Andi.

"Oh...begitu," saut Bobo.

Bobo pun memperhatikan tanaman murbei di pot satu persatu. Bobo pun lebih terkesan lagi tanaman murbei tersebut dan berkata "Andi....kenapa tanaman murbei ini di tanamnya agak sedikit berbeda?"

"Tanaman murbei ini...Bobo. Aku sengaja di tanam seperti ini, di bonsai gitu Bobo," kata Andi.

"Bonsai. Seni menanam tanaman....ya?" kata Bobo.

"Iya," saut Andi.

"Berarti..membonsai murbei...tujuannya nilai ekonomis yang tinggi banget," kata Bobo yang hiperbola.

"Ah..Bobo biasa aja ngomongnya. Cuma sekedar hoby," kata Andi yang sedikit malu.

Bobo pun terus memperhatikan tanaman murbei di dalam pot. Eee ternyata ada tanaman murbei yang mulai berbuah.

"Andi...ini tanaman murbei...kamu mau berbuah nih," kata Bobo.

"Iya, kayanya...sudah...waktunya berbuah," kata Andi.

"Andi, aku jadi tertarik ingin menanam murbei. Jadi aku minta batang pohon murbeinya...untuk aku tanam di rumah, caranya sama seperti kamu," kata Bobo.

"Boleh...kok Bobo. Aku beri satu pot tanaman murbeinya...ya," kata Andi.

"Kan...aku cuma minta satu batang pohon murbei. Bukannya satu pot tanaman murbei yang sudah jadi," kata Bobo.

"Kita...kan teman, jadi aku beri satu pot tanaman murbei untuk kamu. Awalnya...juga tanaman murbei ini....hanya satu batang yang aku pinta dari Om Dono. Aku menamamnya dengan baik, jadi puluhan deh," kata Andi.

"Awalnya satu batang, jadinya puluhan. Hebat....kamu Andi. Hoby yang hebat. Kalau begitu aku terima satu pot ini," kata Bobo.

"Tapi ingat Bobo. Di rawat baik-baik!" kata Andi yang tegas.

"Beres itu mah," kata Bobo.

Bobo pun pamit pulang, ya di persilakan Andi. Dengan senangnya Bobo membawa satu pot tanaman murbei. Selang berapa saat, ada orang yang bertamu ke rumah Andi. Ya..Andi tidak kenal orang yang bertamu ke rumahnya itu. Niat orang bertamu tersebut, eeeee ternyata ingin membeli tanaman murbeinya Andi. Sebenarnya Andi sedikit terkejut sih...karena ada orang yang ingin membeli tanaman murbeinya. Andi berpikir dengan cerdasnya kalau urusan nilai ekonomis. Jadi Andi menjual tanaman murbei, malahan yang di beli adalah bonsai tanaman murbei. Orang yang membeli tanaman murbei pun meninggalkan rumahnya Andi. Ya Andi pun senang dengan mengipas-ngipas uang...hasil penjualan tanaman murbei dan berkata "Laris manis. Hoby....ternyata menguntungkan".

Andi pun menyimpan uang dengan baik, hasil penjualan tanaman murbeinya dan segera merawat tanaman murbei di pot, yang lagi di buat bonsai lagi.

Bobo pun sampai di rumahnya, ya biasa pot tanaman murbei di taruh di teras rumah. Ibu melihat Bobo menaruh pot tanaman murbei, ya di biarkan saja. Semenjak itu juga, ya Bobo...selalu merawat tanaman murbei di pot sampai berbuah dan menikmati buah murbei yang enak. Kadang Ibu...memetik daun murbei, yang kata orang-orang bermanfaat untuk mengobati ini dan itu. Bobo pun senang dengan tanaman murbei, yang banyak manfaatnya.

Saturday, February 15, 2020

SAMA AJA!!!

Bagong duduk di pinggir toko yang tutup, ya bersama Petruk. Begong melihat keadaan sekitar dengan baik.

"Pembangunan lagi dan lagi di daerah sini," kata Bagong.

"Nama...juga orang punya uang. Ya bangun pertokoaanlah. Nantinya di sewain," kata Petruk.

"Banyak uang...ya, orang yang bangun pertokoan itu," kata Bagong.

"Iyalah. Kabarnya mantan pejabat. Asetnya yang tidak bergerak sekarang di gerakkan, tanah..itu yang di bangun pertokoan. Itu semua....di jalankan jenis usaha itu, karena banyak anak....banyak tuntutan. Apalagi...anaknya sudah berkeluarga, ya tuntutannya warisan orangtua. Masih hidup sudah di tuntut warisan sama anaknya apalagi....matinya," cerita Petruk.

"Bener-bener hidup....jadi kaya...tujuannya untuk keluarganya...yang haus kekayaan untuk hidup enak alias gak mau susah. Oh iya...mantan pejabat tersebut...pernah terdengar korupsinya gak?" kata Bagong.

"Ya...ada sih kabar isunya di masyarakat tentang mantan pejabat tersebut, yang membangun kariernya era Presiden Soeharto. Tapi...kan semua hanya sekedar isu saja. Sampai sekarang....mantan pejabat tersebut terus aja jalan hidupnya ya...gak ada masalah tuh. Namanya juga isu, bisa benar...bisa salahnya," kata Petruk menjelaskan semuanya.

"Oh..begitu," saut Bagong.

Gareng pun melihat Bagong dan Petruk yang duduk di depan toko yang tutup, ya di hampiri. Motor pun berhenti, ya Gareng memanggil Bagong dan Petruk untuk ikut pulang bersamanya. Ya Bagong dan Petruk....ikut Gareng untuk pulang ke rumah.

Gareng pun membawa motor dengan baik dengan dua penumpang di belangnya, Bagong dan Petruk. Selang berapa saat sampai di rumah. Ya Bagong duduk santai di teras rumah dan melihat sekeliling lingkungan. Gareng masih ada ke perluan jadinya, ya pergi dengan membawa motornya menuju tujuannya. Petruk, ya nemanin sih Bagong duduk di teras depan.

"Wah...ada yang bangun rumah ya," kata Bagong yang iseng bicara aja.

"Kan dari...kemarin Pak Karto lagi bangun rumahnya," kata Petruk.

"Iya...sih. Aku tahu. Tapi bangunan rumah Pak Karto itu gak berubah.....tetap seperti gubuk derita aja," kata Bagong.

"Namanya..juga Pak Karto itu orang miskin. Ya otomatis membangun rumahnya ala kadarnya," kata Petruk yang menegaskan.

"Ia...sih..aku tahu. Pak Karto...orang miskin. Tapi Pak Karto itu...banyak anak, jadi banyak masalah," kata Bagong.

"Bagong....nama juga manusia. Kaya...aja di ribetin masalah anak ini dan itu, apalagi...miskin," kata Petruk.

"Ya...sudahlah. Jangan di bahas lagi. Kedudukannya sama....kerjaannya buat anak. Banyak anak....banyak tuntutan, yang pada akhirnya banyak...masalah," kata Bagong.

"Iya...iya...iya," saut Petruk.

Bagong dan Petruk, ya mengakhiri pembicaraan di teras depan. Saat mau masuk rumah. Gareng pulang dari urusan kerjaannya dengan membawa durian.

"Ayo...kita makan durian!" kata Gareng.

"Ayo," saut Bagong dan Petruk bersamaan.

Bagong, Gareng dan Petruk masuk rumah untuk menikmati makan durian yang enak banget.

KEMPING

Malam yang tenang sekali. Dono melihat pemandangan langit yang bertabur bintang. Dono pun menulis di buku tulisnya "Aku Cinta Alam Sekitar", lalu kertas pun di sobek dan di buatlah pesawat kertas. Dono pun melempar pesawat kertas dengan sekuat tenaga. Terbanglah pesawat tersebut di bawa oleh aliran udara.

Indro yang selesai membuat minuman yang hangat, ya di bawa ke tempat Dono yang sedang duduk sambil memandang langit yang cerah. 

"Kopi....Don," kata Indro memberikan cankir yang berisi kopi panas ke Dono.

"Iya," kata Dono sambil mengambil cangkir yang berisi kopi dari tangan Indro.

Dono dan Indro pun minum kopi yang masih panas untuk menghangatkan tubuh, ya memang keadaan dingin karena kemping di atas bukit.

"Tenang...ya Don.....disini," kata Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono dan Indro pun terus minum kopi yang panas, ya sambil memandang langit cerah bertabur bintang. Kasino keluar dari tenda dan mengambil cangkit dan menuangkan tekok yang berisi kopi.

"Baunya...harum," kata Kasino.

Kasino pun meminum kopi yang panas itu, ya pelan-pelanlah.

"Enak...kopi ini. Tubuh ku juga hangat," kata Kasino.

Kasino pun bergerak menuju Dono dan Indro, ya sedang duduk santai sambil memandang langit yang cerah bertabur bintang dengan di temanin secangkir kopi yang panas.

"Don, Indro...gak ada sinyal di sini. Aku...tidak bisa main game on line," kata Kasino sambil duduk bersama Dono dan Indro.

"Kan.....jauh dari kota, ya wajar aja gak ada sinyal," kata Dono.

"Iya...sih," saut Kasino.

"Hidup...ini tenang...ya," kata Indro.

"Iya, jauh dari keberisikkan dunia...ini. Yang memberitakan ini dan itu. Padahal kenyataannya.....disini, serasa ingin hidup ratusan tahun," kata Dono.

"Iya....benar...kamu...Don. Banyak penyakit ini dan itu yang berkembang karena faktor ini dan itu. Tapi ketika kita kemping di atas bukit. Kenyataan alam..ini benar-benar indah dan tenang," kata Kasino.

"Ya....lebih tenang lagi, tidak di recokin...urusan perasaan berkaitan dengan cewek. Hidup lebih tenang di sini," kata Indro.

"Gak...salah..kamu Indro..punya ide...kemping. Untuk menghilangkan kepenatan hidup saja," kata Dono.

"Ide..itu cuma muncul saja dan kita menjalankan dan akhirnya menikmati ketenangan," kata Indro.

"Ini...lah...hidup yang benar. Terbebas....dari hal-hal yang membuat kita harus terbebanin keadaan karena demi ini dan itu," kata Kasino.

"Ya...nama juga hidup...di kota. Ya...banyak hal yang ini dan itu, ya banyak repotnya," saut Indro.

"Benar sekali," kata Dono dan Kasino bersamaan.

Dono, Kasino dan Indro terus menikmati malam yang tenang sambil minum kopi yang panas untuk menghangatkan tubuh mereka bertiga. Sampai waktu terlalu larut, ya ketiganya istirahat di dalam tenda dengan penuh ketenangan.

Thursday, February 13, 2020

DEWI BUNGA

Indro menemukan sebuah amplop di atas meja saat ia santai di ruang tamu untuk menikmati minum kopi. Ya Indro ingin membuka amplop tersebut dan segera mengambilnya di meja. Dono, ya biasa selesai urusannya mengetik di leptop dan keluar kamarnya dan melihat Indro yang sedang mengambil amplop di meja. Dono pun, ya duduk bersama Indro.

Indro perlahan-lahan membuka amplop dan ada selembar kertas yang ingin di bacanya. Kasino, ya selesai urusan main game on line di teras depan untuk santai gitu....dan masuk ke dalam rumah, ya duduk bersama Dono dan Indro.

Indro pun membaca isi kertas tersebut dengan seksama. Tiba-tiba tulisan di dalam kertas tersebut adalah mantra pemindah waktu. Ya lingkaran energi melingkari.....Dono, Kasino dan Indro...dengan sekejap ketiganya sudah di tengah hutan.

"Kenapa kita ada di hutan?" kata Dono.

Kasino memperhatikan sekeliling benar-benar hutan dan berkata "Hutan...belantara gimana bisa kita berada di sini?"

"Jangan-jangan....karena aku membaca tulisan di kertas ini," kata Indro.

"Coba aku lihat," kata Dono.

"Iya...aku...ingin lihat juga," kata Kasino.

Dono dan Kasino melihat tulisan di kertas.

"Kacau....ini mantra pemindah waktu," kata Dono.

"Sudah nasi jadi bubur, ya kita harus menyelesaikan misi untuk kembali pulang ke rumah!" kata Kasino.

"Berdasarkan tulisan di kertas, kita harus mencari Bunga Teratai Emas!" kata Dono.

"Bunga Teratai Emas, bunga langka. Ayo kita cari agar cepat pulang," kata Indro.

"Ayo!!!" saut Kasino.

"Ayo!!!! juga....!!!!" saut Dono.

Dono, Kasino dan Indro pun sepakat untuk mencari Bunga Teratai Emas.  Ketiga bekerja sama yang baik saat berjalan menyelusuri hutan belantara. Sampai akhirnya ketiganya menemukan jalan setapak yang di gunakan manusia. Dengan mengikuti jalan setapak itu, Dono, Kasino dan Indro sampai juga di sebuah padepokan silat. 

Seorang guru tua banget gitu sedang berlatih ilmu silatnya dan ketika guru tersebut mengerahkan kemampuan tenaga dalamnya muncul Bunga Teratai Emas yang terbang di atas kepalanya.

Dono, Kasino dan Indro...tidak sengaja melihat Bunga Teratai Emas tersebut dan berkeinginan untuk mengambilnya....agar bisa kembali ke rumah. Ya...ternyata Dono, Kasino dan Indro di tangkap oleh penjaga padepokan dengan tuduhan penyusup. Dono, Kasino dan Indro di hadapkan ke guru padepokan silat.

Di hadapkan sang guru. Dono berkata jujur banget, tujuannya Bunga Teratai Emas. Guru padepokan, ya marah sih...cuma gertak sambel aja. Guru tersebut....ya menyuruh Dono, Kasino dan Indro untuk mengambil Bunga Teratai Emas dari tangan sang guru silat.

Dono, Kasino dan Indro....dengan tidak sungkan-sungkan bertarung dengan guru silat. Ketiganya menyatukan kombinasi jurus silat, ya berdasarkan asal usul ketiganya. Dono terus mengerahkan jurus macannya ke guru silat demi mendapatkan Bunga Teratai Emas. Kasino mengerahkan jurus ular ke guru silat, ya demi mendapatkan Bunga Teratai Emas. Indro, ya mengerahkan jurus kera untuk mendapatkan Bunga Teratai Emas dari tangan guru silat.

Usaha ketiganya, bisa di bilang bisa mendesak guru silat tersebut. Ketika guru silat mengerahkan jurus silatnya dengan perpaduan tenaga dalam yang luar biasa dan guru berkata "Jurus pukulan naga".

Dono, Kasino dan Indro pun menghindari serangan tersebut agar tidak terluka. Saat ada celah. Dengang jurus kera melompat dan langsung mengambil Bunga Teratai Emas yang melayang di udara, karena penjagaan si guru lengah....saat mengerahkan jurus andalannya uang hebat itu.

"Aku berhasil," kata Indro yang mendapatkan Bunga Teratai Emas.

Guru silat ya....tidak ingin di bilang kalah begitu saja, karena malu dengan muritnya yang menonton pertarungan tersebut...jadi sang guru silat langsung bergerak cepat ke Indro dan segera merampas Bunga Teratai Emas. Tapi Dono dan Kasino tidak tinggal diam, ta segera menghadang si guru silat agar tidak mengambil Bunga Teratai Emas yang sudah di pegang Indro. Guru silat terus saja menyerang dan berhasil menendang Bunga Teratai Emas.

Ya Bunga Teratai Emas....terpental jauh. Dono, Kasino dan Indro mengejar Bunga Teratai Emas dan juga guru silat. Bunga Teratai Emas, eeeee mencelok di tangan seorang gadi cantik yang sedang berjalan menuju rumahnya.

"Bunganya ada di tangan gadis cantik itu," kata Dono.

"Iya," saut Kasino dan Indro bersamaan.

"Apa jangan...takdirnya Bunga Teratai Emas....tersebut di tangan gadis cantik itu," kata guru silat.

Dono, Kasino dan Indro....ya mendekati gadis tersebut....begitu juga dengan guru silat. Dono dan kawan-kawan meminta baik-baik Bunga Teratai Emas tersebut. Sang gadis cantik yang baik memberikan Bunga Teratai Emas ke Dono dan kawan-kawan. Ya guru silat mengakui kekalahannya.

Dono dan kawan-kawan senang mendapatkan Bunga Teratai Emas, tapi ternyata Bunga Teratai Emas tidak mempengaruhi keadaan ketiganya untuk kembali ke rumah. Dono, Kasino dan Indro ya pusing jadinya. 

Indro pun kesempatan untuk berkenalan dengan gadis cantik tersebut dan akhirnya tahu....siapa nama gadis cantik tersebut "Dewi Bunga".

"Dewi...Bunga, jangan-jangan..kamu pemilik...Bunga Teratai Emas yang sebenarnya," kata Dono.

"Maksudnya apa Don?" kata tanya Indro.

"Bener...juga omongan Dono, jangan-jangan....ini takdir Dewi Bunga...mendapatkan Bunga Teratai Emas," kata Kasino.

"Menurut...kalian berdua benar, ya sudahlah Bunga Teratai Emas....telah menemukan tuan yang baru," kata guru silat.

Dono pun memberikan Bunga Teratai Emas ke Dewi Bunga.Ya terjadilah sesuatu Dono dan kawan-kawan, ya lingkaran energi muncul dan langsung mengembalikan ketiganya ke rumah. Guru silat ya terkejut sih melihat tiga pemuda yang jago silat menghilang begitu saja, tapi tidak di ambil pusing....malahan mengangkat murit baru yang takdirnya memiliki Bunga Teratai Emas. Ya Dewi Bunga, ya dengan senang hati menjadi murit guru silat.

Dono, Kasino dan Indro...ya senanglah berada di rumah. Seperti biasa menjalankan aktivitas seperti biasanya.

***

Indro selesai mengetik cerita di Blognya Dono, ya untuk menghilangkan kejenuhannya. Dono, ya membaca ketikan Indro.

"Bagus...ceritanya," pujian Dono.

"Terima kasih...Don," saut Indro.

Dono pun segera mempublikasikan tulisan tersebut. 

"Beres....," kata Dono.

Dono pun mematikan leptopnya. Kasino yang asik nonton vidio musik dangdut, Lesti yang terbaru  di Hpnya dan berkata "Bagus banget".

"Kasino nonton apa?" tanya Indro.

"Vidio musik dangdut, Lesti yang terbaru" kata Kasino.

"Oh.....vidio musik dangdut, Lesti yang terbaru...ya menurut aku...sih bagus penampilan Lesti yang cantik dan anggun, kaya Dewi Bunga," pujian Indro.

"Pujian...yang hebat, Indro....ke Lesti penyanyi dangdut," saut Dono.

"Omongan kamu...Indro, benarlah...Lesti yang cantik dan anggun, kaya Dewi Bunga," kata Kasino yang sepakat dengan omongan Indro.

Kasino pun selesai nonton vidio musik, ya kembali main game on line di Hpnya. Dono, ya ke kamarnya untuk menaruh leptop di meja belajarnya dan setelah itu baca buku kesukaannya, ya sambil tiduran di tempat tidur. Indro, bergerak dari ruang tamu ke ruang tengah dan segera menyetel Tv dan memilih chenel yang ada musik dangdutnya dan yang terpilih adalah chenel JTv. Indro pun dengan asik nonton musik dangdut.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK