Bunga pun di sadarkan dari lamunan panjangnya oleh Dinda. Lalu Bunga pun memeluk Dinda.
"Ia telah pergi...untuk selamanya," kata Bunga.
"Ikhlaskan jalan...dia untuk selamanya. Bunga kamu harus kuat menghadapi kenyataan hidup ini. Demi buah hati mu yang paling berharga," nasehat Dinda.
"Iya...aku..ikhlas kepergian kekasih ku yang tercinta...untuk tidur selama-lamanya," kata Bunga.
Bunga tenang dan melepaskan pelukannya pada Dinda. Arsat yang telah tidur selamanya di tempat tidurnya di urus keluarga untuk di makamkan secepatnya.
***
Dono pun berhenti menulis di buku tulisnya.
"Kenapa aku menulis tentang Bunga...ya?" kata Dono.
"Kenapa...kamu berhenti...menulis di buku...Don?" tanya Kasino yang sambil main game on line di Hpnya
"Aku....bimbang saja," jawab Dono.
"Bimbang....kenapa? Oh...mungkin omongan kamu tadi....iya...Don. Aku...mengerti. Kenapa kamu...mengangkat nama Bunga...dalam tulisanmu dibuku tulis itu? Paling...karena melihat tontonan di Tv seorang Bunga yang kehilangan kekasihnya. Sama sih kedudukannya dengan mu...Don, kehilangan kekasih. Tetapi...bedanya. Bunga..itu lebih beruntung...karena telah menjalankan hidupnya dengan kekasihnya itu dan mendapatkan cinta yang berharga, ya anak. Sedangkan diri...mu...Don, tidak dapet apa pun dari orang yang kamu cintai, ya keburu meninggal di usia muda," penjelasan Kasino, ya sambil main game on line.
"Benar kamu, Kasino. Ya...lebih baik aku berhenti menulis saja," kata Dono.
"Terserah...kamu, Don. Yang menjalankan...kamu, Don," kata Kasino, sambil main game on line.
Dono pun beranjak dari duduknya di ruang tamu dan meninggalkan buku tulisnya dengan pena di geletakkan begitu saja di meja. Indro yang asik nonton Tv, ya Dono duduk bersama Indro untuk nonton Tv yang acaranya sinetron cinta.
"Rasa itu timbul membuat ku gelisah. Tanda tanya banyak dan ingin bertanya. Kenyataannya aku hanya diam saja dan berharap ia yang datang dan berkata tentang cinta," celoteh Dono.
"Don...ngomong apa....Don, ya sedikit aneh saja?" tanya Indro.
"Aku...hanya...menggunakan data kepribadian cewek untuk melanjutkan cerita aku. Apa tanggapan kamu....Indro?" kata Dono.
"Tanggapan ku. Dari kata-kata yang kamu ucapkan...sih. Agak ribet urusan cinta. Perasaan itu timbul, ya memang bingung sih karena bisa iya atau tidak menyukainya. Selanjutnya....bener penuh dengan tanda tanya karena kalau cewek ingin menyatakan duluan...pasti malunya yang timbul. Ketika cewek itu diam saja, kadang ia berharap orang yang di sukainya...berkata duluan menyatakan cinta. Jadi.....sesuailah...memahami kepribadian cewek," kata Indro.
"Apakah...aku harus...lebih jauh meneliti tentang kepribadian cewek...ya," kata Dono.
"Biasa...aja...Don. Gak perlulah di teliti. Cewek itu lumrah...sifat kepribadiannya. Ya...biasa mengikuti...Ibunya yang mendidiknya dengan baik," saran Indro.
"Oh..begitu. Ya...sudahlah. Nanti aja aku lanjutin nulisnya di buku tulis, tapi aku pikir baik-baik. Ah lupakan saja. Aku cerita, tema yang lain," kata Dono.
Dono pun kembali asik nonton Tv begitu dengan Indro. Kasino pun mengakhiri main game on line di Hpnya dan segera beranjak dari duduknya dari ruang tamu ke ruang tengah, ya ingin nonton Tv bersama Dono dan Indro.
"Terlihat...aura yang terpancar dari tubuh gadis tersebut. Beriak tapi mempesona. Sungguh cantik dan cantik setiap ia menggerak tubuhnya dengan gaun cantik yang ia pakai," celoteh Dono.
"Don....memuji, atau puitis?" kata Kasino.
"Menurutmu?" kata Dono.
"Munurut...kamu, Indro?" tanya Kasino.
"Iya, puitis yang memuji....seorang cewek sih. Tuh...artis di sinetron..yang kita tonton," kata Indro.
"Jadi...benar..puitis yang memuji, tetap aja ganjil?" kata Kasino.
"Cuma...sekedar aja, Kasino," kata Dono.
"Sekedar bicara. Ok. Tidak ada masalah," kata Kasino.
Dono pun diam, begitu juga Kasino dan Indro ya....diam. Jadinya ketiganya asik menonton Tv yang acaranya sinetron.
No comments:
Post a Comment