Karena usianya yang masih sangat muda di waaktu itu, dia pun menggunakan hartanya untuk sekedar bersenang-senang dan berfoya-foya. Lambat laun harta kekayaan yang dia miliki pun semakin habis, hanya tersisa beberapa rumah dan beberapa bidang tanah. Untungnya Sinbad mulai menyadari kesalahanya, sebelum semuanya hartanya habis dia pun berniat untuk bekerja dan mulai meninggalkan kehidupan berfoya-foya.
Dia pun menjual semua harta yang dia miliki dan berniat untuk pergi berdagang. Setelah terkumpul uang sebanyak 3000 dirham, dia pun berangkat ke kota basrah. Dari kota basrah…Sinbad ikut berlayar pada sebuah kapal. Sinbad berlayar berhari-hari, singgah dari pulau ke pulau untuk melakukan pertukaran dan jual beli.
Hingga pada suatu hari tibalah Sinbad pada sebuah pulau yang sangat indah, di situ kapten berlabuh, membuang sauh,dan mengeluarkan papan untuk mendarat. Para penumpang yang terdiri dari para pedagang pun turun ke pulau itu. Ada yang mencuci, ada yang memasak, dan ada juga yang sekedar berjalan-jalan melihat pemandangan sekeliling pulau. Dan Sinbad adalah salah satu yang ikut berkeliling. Pulau itu memang sangat indah, butiran pasir putih mengelilingi sekitar pantai, dan pohon-pohon yang hijau tumbuh di atas pulau. Membuat decak kagum bagi tiap orang yang melihatnya.
Tapi belum berapa lama mereka berkeliling, tiba-tiba terdengar kapten kapal berteriak.
“Hai kalian semua…cepat naik ke kapal!! Pulau yang kalian singgahi ini akan segera tenggelam..segera selamatkan diri kalian..!!!," teriak kapten dari atas kapal.
Ternyata benar, pulau yang di singgahi Sinbad itu tiba-tiba bergerak. Semakin lama-semakin tenggelam. Para awak dan penumpang kapal pun berlarian naik ke atas kapal. Mereka membawa sebagian barang berharga yang sempat mereka bawa, sedangkan orang-orang yang jauh dari kapal tak seberuntung mereka.Karena tak sempat menjangkau kapal, mereka pun tenggelam bersama pulau itu.
Ternyata pulau itu bukanlah sebuah pulau seperti yang mereka kira.Tapi pulau itu adalah punggung sebuah ikan paus yang sangat besar, karena lama berdiam hingga terbungkus pasir dan pohon-pohon tumbuh di atasnya. Karena panas api yang di nyalakan para pedagang untuk memasak di atas ikan itu, membuat ikan itu terbangun dan bergerak. Hingga membuat semua yang ada di atasnya ikut tenggelam bersamanya.
Tapi allah berkehendak lain, ketika Sinbad sudah hampir tenggelam…ada papan yang biasa di gunakan untuk mencuci yang hanyut di depanya. Segera dia menjangkau papan itu dan berpegang erat padanya. Sedang kapal yang tadi dia tumpangi telah berlayar menjauh. Sinbad berusaha berteriak memanggil, tapi karena suasana malam yang gelap dan suara gemuruh pulau yang tenggelam membuat suaranya tak dapat di dengar oleh kapten kapal. Akhirnya Sinbad pun mulai mengayuh dengan tanganya, dia terayun ombak ke kanan dan e kiri tanpa daya.Tapi Sinbad masih bersyukur, karena nasibnya lebih beruntung dari pada teman-temanya yang tenggelam karena tak sempat menyelamatkan diri.
Setelah sehari semalam lamanya dia terombang ambing di lautan, akhirnya kerena bantuan angin dan gelombang Sinbad terdampar di sebuah pulau.Sinbad segera merangkak ke pinggir pantai, kakinya telah bengkak dan mati rasa.Terlihat ada bekas gigitan–gigitan ikan di sekitar kakinya. Dengan tenaga yang tersisa, Sinbad terus merangkak mencapai ke atas daratan. Setelah dia sampai di bawah sebuah pohon, Sinbad pun beristirahat di situ. Karena rasa lelah dan tenaga yang terkuras, akhirnya Sinbad pun pingsan di bawah pohon itu. Dia pingsan hampir sehari lamanya, setelah dia sadar…dia pun mencari makanan dan minuman untuk memulihkan tenaganya. Karena kakinya masih bengkak, dia pun berkeliling pulau dengan merangkak dan kadang menyeret kakinya. Untungnya pualau itu di penuhi pohon-pohon yang berbuah lebat.
Jadi Sinbad tak terlalu kesulitan untuk mencari makanan, sedangkan untuk minum Sinbad cukup minum dari air sungai yang mengalir dengan jernih di sekitar pulau. Sinbad hidup dengan keadaan begini selama beberapa hari. Setelah keadaanya pulih, Sinbad pun berjalan berkeliling pulau. Sewaktu dia tiba di pinggir pantai,dia melihat ada seekor kuda yang sangat indah di ikat di pantai itu.
Karena rasa penasaran, Sinbad pun menghampiri kuda itu. Karena terkejut dengan kedatangan Sinbad, kuda itu pun meringkik-ringkik.Tiba-tiba dari kejauhan Sinbad melihat seorang lelaki berlari dengan memukul-mukul perisai besi yang dia bawa dengan pedangnya.Tapi setelah melihat Sinbad yang ada di samping kudanya, pria itu menghentikan perbuatanya dan kemudian menghampiri Sinbad.
“Ku kira tadi tuan adalah kuda laut, maka saya memukul-mukul tampeng dengan pedang untuk mengusirnya.Tapi ternyata tak seperti dugaan saya…kalau boleh tahu, siapakah tuan ini dan bagai mana bisa sampai di tempat ini?” tanya lelaki itu kepada Sinbad.
Lalu Sinbad pun menceritakan keadaan yang telah menimpa dirinya dari awal sampai ahirnya dia sampai di tempat itu.Lelaki itu pun mendengarkan semua cerita Sinbad dengan rasa kagum dan heran dengan apa yang telah di alami Sinbad.
“Masya allah….sungguh maha besar allah yang telah menyelamatkan tuan dari bahaya yang membinasakan itu..," kata lelaki itu.
Lalu lelaki itu pun mulai bercerita, bahwa dia adalah salah satu orang yang tersebar di pulau ini. Dia adalah salah satu pelayan perawat kuda raja mihrajain. Setiap bulan enam pada bulan purnama, dia dan kawan-kawanya datang ke pulau itu dengan membawa kuda-kuda betina terbaik. Lalu kuda-kuda itu akan di ikat di pantai kemudian mereka akan bersembunyi, setelah malam tiba..kuda laut jantan yang gagah dan besar akan keluar dan mendatangi kuda-kuda yang mereka ikat untuk kawin. Setelah kuda laut itu selesai, dia akan berusaha membawa serta kuda betina agar mau ikut bersamanya.Tapi karena posisinya di ikat, tentu saja kuda betina itu hanya bisa meringkik-ringkik saja.
Dan di saat mereka mendengar ringkikan kuda, maka mereka akan berlari menghampiri dengan memukul-mukul tameng dengan pedangnya untuk menakut-nakuti kuda laut agar pergi menjauh.
Dan kuda betina yang telah di kawini oleh kuda laut tadi akan di bawa pulang kembali ke negri mereka dan melahirkan anak kuda yang baik dan berharga sangat mahal. Akhirnya Sinbad pun ikut menumpang kapal dan pergi ke negri mereka. Sinbad pun di hadapkan kepada raja mihrajain dan menceritakan semua kisah yang di alaminya. Raja mihrajain pun terkagum-kagum dan menaruh simpati pada nasib yang menimpa Sinbad. Akhirnya Sinbad pun di angkat oleh raja mihrajain sebagai pengawas pelabuhan, siapa tahu dia bisa bertemu dengan kapal yang membawa barang-barang daganganya.
Sudah hampir satu bulan Sinbad menjadi pengawas pelabuhan,dia hampir putus asa untuk bisa menemukan kapal yang membawanya dulu. Hingga pada suatu hari ada sebuah kapal yang singgah di pelabuhan, seperti biasa Sinbad melakukan tugasnya sebagi pengawas pelabuahn mengecek barang-barang apa saja yang di bawa kapal itu. Sinbad pun menemui kapten kapal untuk menemaninya mengawasi tiap barang yang di keluarkan dari kapal.
“Apakah hanya itu saja? Tak ada lagi barang yang ada di dalam kapal?” tanya Sinbad.
“Tidak…masih ada beberapa barang lagi di dalam kapal.Tapi barang itu adalah milik seorang saudagar yang berlayar bersama kami tapi dia tenggelam karena musibah yang menimpa rombongan kami.Jadi kami bermaksud mengembalikan barang-barang itu pada keluarganya yang ada di bagdad," jawab kapten kapal itu menjelaskan.
“Memangnya siapa nama saudagar yang tenggelam itu?" tanya Sinbad penasaran.
“Namanya adalah Sinbad..," jawab sang kapten.
Mendengar jawaban kapten, Sinbad pun terkejut. Dia pun mulai menyelidik dan memperhatikan wajah si kapten dengan seksama.Ternyata kapten itu adalah pemimpin kapal yang dulu pernah dia naiki.
“Wahai kapten..akulah orang yang tuan maksud..aku lah Sinbad,” kata Sinbad.
“Ah…kau tidak mungkin dia.kau hanya orang yang mengaku-ngaku jadi dirinya setelah mendengar barang berharga yang telah aku ceritakan. Kau hanya orang yang ingin mengembil harta itu tanpa hak..," kata kapten dengan tegas.
Lalu Sinbad pun menjelaskan kisahnya pada si kapten,dari tiap barang apa saja yang dia bawa dikapal, tentang masalahnya dengan si kapten yang hanya di ketahuai dirinya dan kapten untuk meyakinkan si kapten. Setelah mendengar semua cerita dari Sinbad dan melihat wajah Sinbad dengan seksama, akhirnya si kapten pun mengenali Sinbad dan mempercayainya. Lalu si kapten pun mengajak Sinbad masuk ke kapal untuk memeriksa barang-barangnya,dan ternyata barang-barangnya tetap utuh tanpa kurang suatu apapun.
Lalu Sinbad pun mengajak kapten kapal menemui raja dengan membawa barang-barang berharganya sebagai hadiah untuk membalas kebaikan raja.Dan karena Sinbad sangat di percaya dan di sayang oleh raja, raja pun membalas hadiah Sinbad dengan lebih banyak hadiah-hadiah yang sangat berharga. Lalu sinbad pun berpamitan pada raja untuk ikut kembali berlayar, dengan berat hati sang raja pun melepas kepergian Sinbad.
Dalam perjalanan pulang, Sinbad menjual semua barang-barang hadiah dari raja dan mendapatkan untung yang sangat banyak. Hingga Sinbad pulang membawa harta benda yang banyak. Dan ahirnya Sinbad menjadi seorang saudagar kaya dan terkenal di bagdad…
No comments:
Post a Comment