CAMPUR ADUK

Thursday, December 27, 2018

CINTA BEDA DUNIA

"Rese banget sih jalangkung...gile bener gue ditinggal. Malah gue lupa bawa dompet lagi...argh...sial!" gondok Bayu sembari menendang kaleng yang ada didepannya.

 "Adohhh!" itu suara seorang gadis misterius. "Waduhh kena orang tu....." desis Bayu sambil berjalan cepat pulang ke rumahnya.

Hari ini nasib Bayu terbilang buruk. Belakang ini dia selalu diganggu makluk lain. Tepatnya saat kepergian Mila, pacarnya dulu. Dana sekarang, Bayu harus berjalan sendirian malam-malam karena ditinggal sahabatnya yang bernama Gerald. Katanya mereka habis makan di cafe. Tak tahu kenapa sahabatnya yang bertubuh cungkring itu meninggalkan Bayu. Mungkin sudah takdir kali!

Tak disangka mobil dengan kecepatan tinggi oleh mengarah pada Bayu. Sontak Bayu diam terkujur kaku, bukannya menghindar justru malah diam di tempat. Kaya di sinetron aja deh!. Tapi untunglah takdir baiknya ada, entah angin dari mana bisa-bisa mobil itu berhenti tepat beberapa mili meter di depan Bayu.

"Elo??...." ucap Bayu ketika sosok perempuan yang pernah ia kenal berusaha menghentikan mobilnya.

"Lari lo! Cepet! gue uda nggak kuat nii" ucap gadis itu yang bernama Silvi.

Bayu mengangguk-angguk dan menghindari dari mobil itu. Setelah semuanya baik, barulah Silvi menghentikan mobil gila itu di depan pohon besar.

"Pengemudi edan!" desis Bayu.

Silvi mulai kewalahan kehabisan tenaga. Gadis itu harus kembali ke rumahnya. Saat hendak mau terbang, tenaganya sudah tidak kuat menanggung badannya.

"Gubraakkk!" Silvi jatuh seketika.

Bayu yang melihat hal itu langsung berlari menghampiri Silvi.

"Heiii.....heiii...," ucap Bayu memanggil gadis itu.

Tak ada jawaban dari Silvi. Kali ini Bayu menyentuh wajahnya. Tidak bisa! Hanya bayangan!

"Oh iya, dia kan hantu," desisnya dalam hati.

"Aduhh...," kata Silvi meratapi kepalanya ia setelah sadar.

Silvi dan bayu saling menatap. Sama-sama diam tanpa kata.

"Kok gue deg-degan lagi sih?!" ucap mereka dalam hati.

"Gue mau pulang!" ketus Silvi bangkit dan berjalan meninggalkan Bayu.

"Aneh....dia hantu kan? Tapi kok nggak kelihatan seremnya....ya. Cantik kok dia," desis Bayu dalam hati.

"Woii hantu.....ehh maksudnya wooii manusia....hah dia kan bukan manusia....ehh alien.... astaga jelek banget....ehhh ala keburuu pergi dah dia."

Bayu dan Silvi berpisah di tempat ini. Nasib si pengemudi? Dia selamat kok. Tapi entah kenapa pengemudi itu nggak keluar-keluar. Mabuk kali dia!.

"Silviiii...kenapa muka lo keringetan? habis ngangkat barbel ya?" ucap sepupunya, Mila.

"Tau...ah!" jawab Silvi singkat.

Silvi duduk di atas genteng rumahnya.

"Belagu banget sih tu orang.

Gue pikir gue mau ditolongi siap itu, ehh malah diam kayak patung!" gondok Silvi.

"Lo nolongi siapa, sil?" ternyata Mila membututinya sampai ke genteng rumah.

"Tu la....gue habis nolongin laki-laki itu. Ehh dia malah diem aja nggak bantuin gue balik."

"Cowok itu bisa ngelihat elo, Sil?"

"Hah?! Um....nggak....nggak....ngakkk kok, mil. Gue kan Cuma gadis pemimpi. Haha mana mungkin!" Silvi menunduk memandangi kalung gitarnya.

Sudah lama ia tidak mendengarkan alat musik itu. Pikiran untuk menemui Bayu masih terbesit dalam pikirannya.

"Gue mau cari udara segar! Byee mil.....," ucap Silvi langsung terbang ke arah barat dari rumahnya.

Mila memutuskan untuk diam di rumah.

Setelah sampai di kamar Bayu, Silvi mendapati pemuda itu sudah tidur nyenyak.

"Woi gue pinjem gitar lo ya!" bisik Silvi.

Dengan lihai, Silvi mulai memainkan gitar milik Bayu. Mendengar suara gadis bernyanyi dan alunan musik gitar membuat Bayu terbangun dari tidurnya. Silvi tidak tahu Bayu terbangun, asyik saja ia bernyanyi dengan suaranya.

"Gue mimpi kan?" ucap Bayu sembari menampar-tampar wajahnya.

"Nggak.....gue nggak mimpi. Ini cewek beneran bisa main gitar. Hantu luar biasa dah!" desisnya dalam hati, "Ye...just for you I give you all my heart," Bayu ikutan bernyanyi.

Silvi terdiam.

"Kok berhenti sih.....sini biar gue aja yang maini. Lo yang nyanyi," Bayu duduk di depan kamarnya.

Tepatnya di luar kamar. Bayu mulai memetik gitar itu. Deg...deg itu suara jantung keduanya. Silvi mulai bernyanyi kembali.

"Ehh bukan! salah tuuu..."

"Biarin, ini versi gue kok," Silvi tak mau mengalah.

"Eh nengel, salah itu!"

"Nggak!"

"Salah!"

Silvi diam.

"Ya...ya suka hati lo la," Bayu yanga mengalah.

Akhirnya keduanya tetap melanjutkan permainan musik mereka walaupun terdengar agak ngawur. Biarin yang penting happy! Begitu moto mereka.

"Um...lo uda nggak takut lagi sama gue?" itu pertanyaan yang ditujukan untuk Bayu.

Bayu kewalahan dan kebingungan menjawab pertanyaan Silvi.

"Gue bukan penakut kali," lagak Bayu pura-pura orang paling berani, padahal aslinya....hmm mengharukan!.

"Soryy ya kalau selama ini saudara-saudara gue nakuti elo."

"Ahh gue nggak takut kok."

Cliiiiingggg! Silvi menghilang begitu saja.

"Iyaa.....Iyaaa...gue nyerah...gue penakut....please jangan ilang mendadak gini dong," teriak Bayu ketakutan.

"Tu...kan! Jangan belagu lo!" cengir Silvi.

Bayu dan Silvi sama-sama diam.

"Lo kok nggak mau nakuti manusia?" kali ini Bayu yang bertanya.

"Karena gue....gue.....gue kepingin bisa bersahabat dengan manusia. Segala upaya uda gue lakui, nyatanya manusia masih takut sama gue....."

"Gue mau kok jadi sahabat lo."

"Hah?!"

Bayu mengangguk. Astaga..mimpi apa gadis ini tadi siang. Sampai-sampai pemuda ini dengan mantapnya menyetjuai permohonan Silvi. Silvi menangis terharu.

"Bener lo mau jadi sahabat gue?" ucap Silvi meyakinkan.

Bayu mengangguk. Spontan gadis itu teriak-teriak dan tanpa sengaja ia memeluk Bayu. Tapi tidak bisa! Sebab dia manusia bukan termasuk golongannya.

"Um....maaf..." Silvi menunduk malu.

Ada rasa deg-degan di jantung Bayu saat Silvi tidak sengaja memeluknya. Bukan karena ia takut, tapi entah kenapa Bayu merasa ada kenyamanan bila dekat dengan gadis ini.

Semua kembali hening. Mereka menatapi pohon dan rembulan disana. Sampai akhirnya Bayu memberanikan diri untuk mengenalkan dirinya.

"Gue Bayu. Disini rumah gue."

Silvi tersenyum.

"Gue Silvi. Rumah gue di saaka indah."

"Hantu punya rumah?"

"Lo ngeledek gue?" Bayu tercengir-cengir. "Um.....lo kenapa bisa jadi hantu?"

"Gue ditabrak bay."

Bayu mengeritkan keningnya.

"Lah kok bisa?"

"Ya bisa la!" Silvi menarik nafas panjang.

"Gue kecelakaan, nggak tahu deh siapa yang nabrak.....emh....bay kamu....," belum lagi Silvi selesai bicara, dimas tiba-tiba ke luar dari rumah.

"Bayu? lo ngomong sama siapa tadi?"

Bayu kebingungan. Kalau dia berkata jujur, ya ada sahabatnya ia akan menduga dia yang nggak-nggak. Terpaksa bohong dikit deh.

"Gue habis buat drama, dim. Lo tahu sendiri kan gue orangnya dramatis!" Dimas terpelongo bengong.

"Kenapa sih kawan gue yang satu ini," Dimas menggeleng-gelelengkan kepalanya kepalanya dan pergi mauk rumah.

"Udah...udah...gih sana lo pulang, sil. Entar dicariiin lagi!"

Silvi mengangguk dan tersenyum. Duh melihat senyuman itu Bayu jadi salah tingkah deh.

"Daaa.." ucap Silvi sembari terbang dan meninggalkan Bayu.

"Huh....coba aja satu dunia. Uda gue nikahi tu cewek!" gumamnya.

Bayu kembali masuk dan melanjuti tidurnya.

Keesokan harinya. Di taman sekolah, Bayu melihat sosok gadis yang mirip dengan Silvi. Untuk meyakinkan penglihatannya itu benar atau tidak, Bayu mengucek-kucek matanya.

"Woooiiii...." panggil Bayu.

"Kamu manggil aku?" ucap gadis berambut panjang dan berponi.

"Ehhh bukan, gue manggil cewek yang ada di belakang lo!" tunjuk Bayu.

Tidak ada siapa-siapa disana! Gadis itu menoleh ke belakang.

"Cowok aneh!" ucap gadis itu sembari pergi meninggalkan Bayu.

"Elo tu yang aneh! Uda jelas-jelas ada orang disini!"

"Haaha...haha....haha...rasain lo kan dibilangin cowok aneh!" ledek Silvi.

"Gara-gara elo juga sih! oh ya, lo ngapain di sini. Mau belajar juga? belajar apaan? Ilmu ngilang?"

"Gue minta tolong sama lo, Bay," Silvi mulai bicara serius.

Wajah Bayu yang tadinya adem jadi kelihatan serius kaya nonton film action! "Gue nggak bisa terus gentayangan gini. Gue minta tolong sama lo. Carikan jasad gue.....Please...."

"Hah?!" Bayu terkejut bukan kepalang. Ada rasa takut juga harus melakukan hal konyol itu.

Tapi mau bagaimana lagi, jika Bayu tidak membantu Silvi. Pasti gadis itu tidak akan bahagia di alamnya. Lama Bayu termenung untuk memberikan jawaban sampai akhirnya Silvi menangis di depannya. Tangisannya itu begitu memilukan. Bayu menarik napas panjang.

"Iya.....dimana lo ditabrak?"

"Jalan patuan nagari, jembatan indah."

"Gilaa itu serem banget, sil,"

"Gue temenin, Bay. Please.....," tiba-tiba Silvi bia memegang tangan Bayu.

"Lo....lo...ada apa ini. Kok ...kok....lo bisa nyentuh gue?"

"Gue  juga nggak tahu. Itu nggak penting, lo mau kan nolongin gue? Gue janji kalau lo bisa nemui jasad gue. Gue bahkalan nggak pernah lagi muncul di depan lo."

Bayu diam. Sebenarnya dengan tidak mencari jasad Silvi pun Bayu bahagia bersamanya. Setiap hari bisa melihatnya. Dia sudah terlanjur jatun cinta dengan gadis itu. Walaupun kenyaannya perasaan itu jatuh pada orang yang sudah mati.

"Bay..please...," ucap Silvi terus menangis.

Bayu mengangguk mau.

"Oke entar malam gue bahkalan nyari jasad lo," Silvi tersenyum.

"Kayaknya kawan kita memang sakit deh, Dim," ucap Gerald yang dari memperhatikan Bayu dari kejauhan.

Dimas menggelengkan kepalanya.

Malam hari......"Lo mau kemana Bay?" ucap Dimas.

"Beli nasi goreng!" singkat Bayu langsung pergi dengan motornya. Sesampainya di tempat yang mereka cari.Mata Bayu terus mengamati persimpangan jalan dekat pepohonan hijau.

"Itu jasad lo ya?" tanya Bayu.

Silvi mengangguk dan tersenyum.

"Kuburkan ya, Bay," ujar Silvi.

Negeri juga sih melihat jasadnya Silvi. Tercium bau mayat yang sudah lama, apalagi ditambah luka darah di sekujur tubuhnya. Mau nggak mau Bayu harus menolong gadis itu. Dengan mengendap-endap Bayu membawa jasad Silvi ke pedalaman jembatan indah. Ia gali tanah di sekitar itu. Dan masukkan jasad Silvi. Bayu menaburi bunga 15 bunga mawar putih tanda terimakasih karena sudah mengisi hari kesepiannya. Bayu bernapas lega.....Silvi sudah tenang di alamnya. entah sampai kapan dia tidak bisa bertemu lagi dengan gadis itu.

"Gue jatuh cinta sama lo, Sil," desisnya.

"Apa Bay? Lo suka sama gue?!"

"Allahuakbar..." Bayu terlepas seketika.

"Lo kok bisa muncul, Sil."

"Gue kan mau nganterin lo pulang. Katanya lo takut."

Bayu tercengir. Jantungnya deg-degan saat itu. Silvi maju menghampiri Bayu. Gadis itu kemabali menangis, hari ini hari terakhirnya dia akan melihat laki-laki yang berhasil memikat hatinya.

"Terimakasih lo uda mau nolongi gue Bay."

Astaga, disinilah....disinilah pemuda maco itu ikut menangis masuk dalam kesedihan Silvi. Bayu langsung memeluk Silvi.

"Suatu hari nanti, gue bahkalan hidup dengan dunia yang sama, Sil. Gue sayang sama lo," ucapnya.

"Gue juga sayang sama lo, Bay!" Silvi melepaskan pelukan Bayu. Dengan perasaan sedih, takut, galau, gelisah campur aduk jadi urapan, akhirnya pemuda berwajah polos itu pergi meninggalkan jembatan itu. Disana tempatnya sangat rawan kecelakaan. Banyak pengemudi tewas di tempat karena kecepatan di jalan ini cukup cepat. Alhasil dari arah belakang, mobil sedan menghantam sepeda motor Bayu.

Bayu sempat dilarikan ke rumah sakit. Dimas dan Gerald juga ada disana. Segala upaya untuk menyelamatkan nyawa bayu sia-sia. Jantungnya tidak merespon untuk berdetak. Sampai beberapa jam kemudian, Bayu meninggal dunia.

Di suatu tempat, Bayu bertemu kembali dengan Silvi.

"Kan gue udah bilang, kita bahkan hidup di satu dunia," ucap Bayu.

"Untung aja lo nggak bunuh diri gara-gara kepingin ngejer cinta gue. Ye....kan?"

"Dasar! Kepedean!" Bayu tertawa lepas sedangka Silvi tercengir-cengir kaya kuda habis kejepit. Hiiiikkkkk...mereka hidup hidup bersama satu kelurahan. Bayu juga bertemu dengan mantan pacarnya, Mila. Sekarang Mila justru menjalin asmara dengan laki-laki lain. Ahh bagi Bayu itu tidak masalah! Tahu juga Mila bahagia dengan pasangannya. Begitupun dengannya, dia bahagia dengan Silvi.

Tamat.


Karya: Sanniu Cha Putri.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK