CAMPUR ADUK

Friday, October 27, 2023

DON 2

Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang baca cerpen yang ceritanya menarik banget, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

Isi cerpen yang di baca Budi :

Lima tahun setelah peristiwa Don, ya para bos kartel narkoba Eropa bertemu untuk membahas Don, yang membahayakan bisnis mereka dengan menurunkan harga. Mereka memutuskan bahwa dia harus mati. Tinggal di Thailand selama lima tahun terakhir, Don pergi ke pemukiman terpencil untuk mengambil kiriman kokain. Dia terpojok oleh rekan-rekannya sendiri yang mengungkapkan bahwa mereka ditawari kesepakatan oleh orang Eropa agar kokain mereka dari Asia dibuka untuk dijual di Eropa. Don keluar dengan membunuh semua anak buahnya dan menghancurkan seluruh pemukiman. Dia kembali ke Malaysia, menyerahkan diri kepada Inspektur Malik dan Roma, yang telah bergabung dengan Interpol. Dia dijatuhi hukuman mati dan dikirim ke penjara, di mana dia bertemu saingan lamanya Vardhaan.

Vardhaan mencoba membalas dendam pada Don karena memenjarakannya tetapi setuju untuk bekerja sama dengannya ketika Don menawarinya kesempatan untuk melarikan diri. Don dan Vardhaan akhirnya kabur dengan meracuni narapidana lainnya. Di Zurich, Don bertemu rekan tepercaya Ayesha, dan mereka mengambil rekaman dari loker rahasia yang kuncinya dimiliki Vardhaan. Ini menunjukkan JK Diwan, wakil presiden DZB (Deutsche Zentral Bank) percetakan Euro menyuap Singhania untuk membunuh James Werden, pilihan awal presiden bank tersebut sehingga atasan Diwan, Fabian Kohl, akan mendapatkan pekerjaan itu. Singhania dibunuh oleh Vardhaan lima tahun sebelumnya. Don memeras Diwan agar memberinya cetak biru bank sehingga dia bisa mencuri pelat cetaknya. Diwan memberinya cetak biru palsu dan mempekerjakan Abdul Jabbar, seorang pembunuh mematikan.

Don lolos dan menyuap Jabbar agar bekerja untuknya. Karena tidak ada pilihan lain, Diwan memberinya cetak biru aslinya. Roma dan Malik tiba di Berlin dan tidak berhasil menginterogasi Diwan sementara Don dan timnya melakukan perampokan bank. Setelah mencuri pelat cetak, Don dikhianati oleh Vardhaan dan Jabbar tetapi, setelah mengantisipasi hal ini, kabur. Anggota tim lainnya, Sameer, memanggil polisi ke Don dan dia ditangkap. Don memeras Diwan agar memberinya kekebalan Jerman dengan imbalan menghapus bukti keterlibatannya dalam pembunuhan James Warden. Dia bernegosiasi dengan polisi Jerman dan Interpol mengenai penyerahan pelat dan cakram berisi rincian dunia bawah tanah Eropa dengan imbalan keselamatan para sandera dan menjinakkan bom di bank.

Don dan Roma mencapai Vardhaan setelah pertempuran berdarah dengan premannya dan menemukan diri mereka dalam kebuntuan. Meskipun diperintahkan oleh Vardhaan dan Jabbar - dan Don sendiri - Roma tidak dapat membunuh Don dan ditembak oleh Jabbar sebagai balasannya; dia masih memiliki perasaan padanya, meskipun dia membunuh saudara laki-lakinya dan tunangannya lima tahun sebelumnya, dan juga tidak ingin melakukannya secara ilegal. Don menaklukkan Vardhaan dan membunuh Jabbar. Dia memperoleh surat kekebalannya dan menyerahkan piring dan cakramnya sesuai kesepakatan, sementara juga membawa Roma ke ambulans. Kemudian, Don meledakkan bom yang ditanam di mobil Diwan, membunuh Diwan dan tampaknya menghancurkan pelat yang diambilnya.

Dalam adegan terakhir, terungkap bahwa Don masih memiliki pelat mata uang; barang-barang yang menurut polisi hancur akibat ledakan itu palsu. Sameer sebenarnya setia kepada Don; memberi tahu polisi adalah bagian dari rencana. Disk yang diserahkan Don sebenarnya berisi nama kartel narkoba Eropa. Setelah terungkap, Kohl segera ditangkap, dan DZB terpaksa menggantikannya. Don menjadi raja dunia bawah tanah Eropa.

***
Selesai baca cerpen, ya Budi baca cerpen yang lain dengan judul Rival Cinta. 

Isi cerpen yang di baca Budi :

Budi seorang pendekar yang hebat gitu. Banyak orang-orang di tolong Budi dari rakyat kecil sampai Putri Kerajaan. Budi sering melatih dirinya di tempat tinggalnya yang berada di tengah hutan. Ya di hutan banyak hewan buas. Budi sering bertarung dengan hewan buas untuk melatih kemampuannya. 

Suatu hari Budi sedang berjalan di hutan untuk berburu kijang dengan menggunakan panahnya. Budi melihat kijang, ya segera berusaha dengan baik untuk memanah kijang tersebut sampai dapat gitu. Usaha Budi berhasil, ya panah Budi mengenai kijang. Saat Budi mau mengambil kijang yang tergeletak tidak berdaya karena panah Budi yang mematikan tersebut. Seekor harimau yang besar, ya mau mengambil kijang tersebut. Budi harus bertarung dengan harimau. Pertarungan Budi dengan hewan buas, ya sangat sengit banget. Ya pada akhirnya Budi menang dan membunuh harimau dengan memengal kepalanya dengan pedang gitu. 

Budi pulang ke rumahnya sambil bawa kijang gitu. Selfi, ya Putri Kerajaan yang pernah di tolong Budi gitu, ya ketika melintasi hutan dan di serang gerombolan penjahat gitu. Selfi sekarang ke tempat Budi. Ternyata Selfi masih di incar sama penjahat gitu. Untung saja Budi menolong Selfi dari teriakan Selfi meminta pertolongan gitu. Budi bertarung dengan penjahat bertopeng dan sampai penjahat bertopeng pingsan di pukul Budi. Alangkah kagetnya Budi melihat penjahat bertopeng tersebut ternyata Tasya. Ya Tasya temannya Budi dalam melatih beladiri ketika pertemuan tidak di sengaja di hutan. Budi meminta Selfi untuk membawa Tasya ke rumahnya gitu dan juga meminta pengampunan gitu. Selfi menerima permintaan Budi. Ya karena Selfi pernah di tolong Budi, ya jadi suka dan ingin menikah dengan Budi gitu.

Di rumah Budi, ya Tasya yang pingsan di baringkan di tempat tidur. Ketika sadar dari keadaannya di intrograsi sama Selfi, ya siapa Tasya dan kenapa ingin membunuh diri Selfi?. Tasya menceritakan tentang dirinya dengan baik, ya dirinya seorang yang yatim piatu dan ingin celakai orang-orang jahat. Tasya di tolong sama seorang yang baik yang bernama Topeng Hitam. Ya Topeng Hitam mengajarkan Tasya ilmu bela diri, ya lebih cenderung membunuh gitu. Jadi Tasya ikut dengan baik, ya perintah Topeng Hitam. 

Selfi memahami cerita Tasya, ya ternyata Tasya ikut dalam serikat gelap yang kerjaannya, mencuri, merampok, menipu dan membunuh. Selfi merasa menang dari Tasya karena gagal membunuh dirinya, ya jadi merekrut Tasya jadi anak buahnya. Tasya mengikuti perintah Selfi, ya jadi anak buahnya. Tasya yang mulai baikkan dari keadaannya, ya mandi bareng di kolam pemandian gitu.

Di pemandian, ya Tasya dan Selfi bicara tentang Budi. Ya apakah Tasya suka dengan Budi apa tidak?. Ternyata Tasya menyukai Budi. Sebenarnya Selfi suka Budi, ya ingin menikah gitu. Selfi menyatakan pada Tasya rival dalam merebutkan perhatian Budi. Setelah mandi. Tasya dan Selfi, ya mulai ingin mengambil hati Budi dengan urusan makan sampai pendekatan ini dan itu. Ya Budi seperti cowok lugu, ya tidak peka kalau Tasya dan Selfi gerak geriknya ingin dekat Budi, ya ingin di pilih sama Budi gitu.
Esok harinya. Selfi kembali kekerajaan bersama anak buahnya. Sebelum pergi, ya Tasya mencium pipi Budi. Selfi melihat Tasya berani menciup pipi Budi. Ya jadi Selfi ingin mencium pipi Budi karena tidak ingin di kalah Tasya demi merebut hati Budi. Karena siapa yang menang dalam pertarungan Selfi dan Tasya, ya menikah dengan Budi?. Selfi berada di dalam kereta kuda dan pengawal kerajaan yang membawanya tidak mau berhenti, ya terus jalan kereta kuda menuju kerajaan gitu. 

Budi masih bingung "Kenapa Tasya menciup pipinya?". Budi mengabaikan tentang Tasya menciup pipinya. Budi pun seperti biasa melatih dirinya dengan baik dan juga berburu di hutan dengan baik, ya bentuk pelatihan juga.

***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

"Main ke rumah Eko saja!" kata Budi. 

Budi berajak dari tempat duduknya, ya membawa piring yang masih ada singkongnya dan gelas telah habis kopinya gitu, ya ke dapur gitu. Sampai di dapur, ya piring di taruh di meja, ya di tutup tudung saji. Gelas, ya di cuci dengan baik dan di taruh di rak piring gitu. Budi ke kamarnya, ya untuk mengambil jaket gitu. Ya jaket setelah di pakai, ya Budi segera keluar dari kamarnya menuju depan rumahnya dan segera naik motor dan di bawa dengan baik motor menuju rumah Eko. Sedangkan Eko di rumahnya, ya sedang duduk santai di depan rumahnya, ya sambil menyanyi sebuah lagu dan main gitar dengan baik gitu. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Eko :

"Wo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-yaWo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-ya
Bukan aku tak tertarikDengan kata rayuanmuSaat matamu melirikAku jadi suka padamu
Tiap kali kau bermanjaGemetar rasa di dadaIngin kubisikkan cintaTapi hati ini malu jadinya
Engkau masih anak sekolah, satu SMABelum tepat waktu 'tuk begitu-beginiAnak sekolah datang kembaliDua atau tiga tahun lagi
Wo-wo-ah-ya, ya-yaWo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-ya
Bukan aku tak tertarikDengan kata rayuanmuSaat matamu melirikAku jadi suka padamu
Tiap kali kau bermanjaGemetar rasa di dadaIngin kubisikkan cintaTapi hati ini malu jadinya
Engkau masih anak sekolah, satu SMABelum tepat waktu 'tuk begitu-beginiAnak sekolah datang kembaliDua atau tiga tahun lagi
Wo-wo-ah-ya, ya-yaWo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-ya
Ingin kubisikkan cintaTapi hati ini malu jadinya
Engkau masih anak sekolah, satu SMABelum tepat waktu 'tuk begitu-beginiAnak sekolah datang kembaliDua atau tiga tahun lagi
Engkau masih anak sekolah, satu SMABelum tepat waktu 'tuk begitu-beginiAnak sekolah datang kembaliDua atau tiga tahun lagi
Wo-wo-ah-ya, ya-yaWo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-ya
Wo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-yaWo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-ya
Wo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-yaWo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-ya
Wo-wo-wo-woAh-ya-ya-ya-ya, ya-yaWo-wo-wo-woAh-ya-ya..."

***
Eko selesai menyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan di taruh di samping kursi. Eko menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu. Budi sampai di rumah Eko, ya motor di parkirkan di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko. 

"Hidup ini," kata Budi. 

"Yaaa memang hidup ini ada apa?" kata Eko. 

"Yaaa tetap sama hidup ini. Antara baik dan buruk," kata Budi. 

"Ya realitanya begitu. Hidup ini antara baik dan buruk, ya perilaku manusia yang tinggal di Lampung. Ya provinsi lain pun, ya antara baik dan buruk juga," kata Eko. 

"Yang baik sih tidak masalah karena berjalan di jalan kebaikan bersama, ya sesuai dengan ajaran agama yang di yakini masing-masing. Yang buruk ini, Ya membuat kerugian ini dan itu, ya pada orang-orang yang berjalan kebaikan," kata Budi. 

"Orang-orang buruk berpura-pura dalam menjalankan hidup ini, ya untuk menutupi kebaikan dengan cara citra yang baik. Topeng yang sering kita omongin. Jadi harus berhati-hati dalam pergaulan apa pun," kata Eko. 

"Iya harus. Berhati-hati menjalankan hidup ini. Karena ada yang pandai berpura-pura, ya pake topeng menjalankan hidup ini," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Yaaa harapannya. Orang-orang buruk itu, ya di tangkap polisi!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Keadaan kita, ya menikmati hidup ini dengan sederhana saja!" kata Budi. 

"Sederhana!" kata Eko. 

"Yang menikmati hidup berlebihan, ya sampai puas. Orang-orang kaya!" kata Budi. 

"Orang kaya lebih menikmati hidup ini dari pada orang miskin," kata Eko. 

"Orang kaya di bagi dua. Berdasarkan data pergaulan. Yang kaya baik, ya pastinya dermawan. Ya kaya buruk, ya sombong ingin menunjukkan harta dengan baik, ya ingin di sanjung orang-orang," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Abdul datang ke rumah Eko, ya memarkirkan dengan baik motor di depan rumah Eko. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Eko dan Budi. 

"Abdul gimana keadaan pasar?" kata Budi. 

"Yaaa ceritanya tetap sama. Antara baik dan buruk. Antara paham agama dan tidak sesuai agama masing-masing," kata Abdul. 

"Yaaa realita hidup ini. Pasti antara ini dan itu," kata Eko. 

"Hati-hati dalam menjalankan hidup!" kata Budi. 

"Iya harus hati-hati!" kata Abdul. 

"Karena sudah ngumpul. Lebih baik nonton sepak bola saja!" kata Eko. 

"Di Tv, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Pastinya di Tv lah. Nonton sepak bola. Emangnya nonton ke stadion," kata Abdul. 

Eko mengambil benda di bawah meja, ya di taruh di meja, ya benda tersebut. 

"Benda apaan ini Eko?" kata Budi. 

"Kayanya sih. Alat buatan Eko," kata Abdul. 

"Benda ini proyektor. Ya memang buatan aku. Kalau beli, ya harganya tidak perlu di omongin lah!" kata Eko. 

"Oooo proyektor," kata Budi. 

"Proyektor," kata Abdul. 

"Program Tv sudah sudah ada di sistem. Jadi tinggal di hidup kan saja!" kata Eko. 

Eko menghidupkan proyektor dengan baik, ya sinar proyektor di arahkan ke dinding rumah Eko yang berwarna putih gitu, ya jadi gambar terlihat dengan baik sama ketiganya. Eko mengeset chenel Tv yang menayangkan sepak bola. 

"Lumayan hasil gambarnya. Proyektor buatan Eko," kata Budi. 

"Kaya Tv yang besar, ya nonton sepak bola pake proyektor buatan Eko," kata Abdul. 

"Emmm," kata Eko. 

"Eko. Kreatif!" kata Budi. 

"Orang pinter itu. Pasti kreatif!" kata Abdul. 

"Ada waktu senggang. Yaaa di gunakan dengan baik, ya dengan hal baik. Membuat sesuatu yang baik. Kreatif yang di lakukan dengan baik," kata Eko. 

"Aku paham omongan Eko!" kata Budi. 

"Emmm," kata Abdul. 

"Emmm," kata Eko. 

Ketiganya nonton sepak bola dengan baik, ya nobar (nonton bareng) jadinya. Permainan sepak bola, ya bagus. Ketiganya terbawa suasana gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK