Budi duduk ruang tengah, ya sedang nonton Tv yang acaranya film tema misteri, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita film misteri yang di tonton Budi :
Shakira dikenal sebagai penari pole-dance di sebuah klub. Kekasih Shakir, James, tiba-tiba pergi dan hanya berjanji akan sehidup semati. Shakira pun berjanji menanti James kembali. Namun naas bagi Shakira, ia menyaksikan pembunuhan seorang wanita yang dilakukan sekelompok anak muda. Mereka adalah Kevin, Trixie dan Gerry. Ketiganya dibantu seorang dokter sakit jiwa, mengambil organ tubuh korban mereka. Ya, mereka adalah bagian dari mafia perdagangan jual beli organ tubuh manusia.
Shakira tewas di tangan kawanan mafia. Jantung Shakira diambil, jasadnya dibuang ke kolam lumpur. Kebetulan, ada seorang perempuan korban kecelakaan tengah koma. Monica namanya. Berkat jantung Shakira, nyawa Monica terselamatkan. Degup jantung di tubuh Monica, juga membuat jasad Shakira bangkit dari lumpur pembuangan. Shakira menyimpan dendam terhadap pembunuhnya. Shakira menuntut balas. Korban berjatuhan, warga pun gempar. Kolam lumpur (tempat jasad Shakira dibuang) menjadi tempat pembantaian. Sejak itulah muncul julukan hantu lumpur dari para warga yang menyaksikan teror tanpa henti. Setelah seluruh pelaku pembunuhan tewas mengenaskan, roh Shakira masih gentayangan. Shakira memenuhi janjinya menunggu James, sang kekasih.
***
Budi selesai nonton Tv dan Tv telah di matikan dengan remot gitu. Budi, ya pindah duduknya dari ruang tengah ke depan rumah, ya sambil membawa piring yang ada singkong rebus dan gelas yang masih ada kopi lah. Di depan rumah, ya gelas dan piring di taruh di meja gitu dan Budi duduk dengan baik gitu.
Di Jerman abad pertengahan, ya sekelompok Ksatria Teutonik membantai sebuah desa yang dianggap sebagai pemuja setan dan mengubur tubuh mereka di bawah tanah, membangun katedral Gotik di atas kuburan massal sebagai sarana untuk menampung kejahatan setan di dalamnya.
Saat ini, pustakawan baru katedral, Evan, tiba untuk hari pertamanya bekerja. Dia bertemu Lisa, ya seorang seniman yang mengawasi restorasi lukisan dinding gereja yang rumit, yang memperkenalkannya kepada Uskup yang bermuka masam dan Pastor Gus yang baik hati. Uskup memperingatkan Evan untuk tidak memasuki gereja, ya karena ketidakstabilan mereka.
Lisa mulai merestorasi lukisan dinding di ruang bawah tanah, ketika dia menemukan kompartemen tersembunyi berisi perkamen misterius yang memuat sesuatu yang menyerupai skema arsitektur. Evan menyelundupkan perkamen itu keluar dari gereja di bawah hidung Uskup yang mencurigakan, dan pulang bersama Lisa. Terikat karena ketertarikan bersama pada seni dan arsitektur abad pertengahan, keduanya mulai bercinta, ketika Evan tiba-tiba menyadari dan menemukan teks Latin tersembunyi di perkamen yang mengacu pada "batu bermata tujuh".
Saat Evan menjelajahi katakombe untuk menemukan batu tersebut, Gus dan Lisa mengalami penglihatan paranormal yang aneh. Sementara itu, Uskup menemukan perkamen itu dan mulai mempelajarinya dengan cermat. Saat mencari di ruang bawah tanah, Evan menemukan batu di ruang bawah tanah yang tersembunyi; segel yang tertanam di tanah di atas salib. Evan berhasil membuka segelnya, memperlihatkan kehampaan hitam yang luas dan tak berujung. Cahaya biru memancar dari lubang dan memperlihatkan sebuah karung. Evan membuka karung itu, dan tangannya dipegang dari dalam sebelum dia pingsan. Ketika dia sadar, karung dan tangannya hilang, dan pergelangan tangannya berdarah. Evan menutup lubang dan sakristan masuk untuk mencari penyusup. Evan menjatuhkannya dan melarikan diri, menjadi pucat dan berdarah. Kehilangan kendali atas tangannya, dia mengeluarkan jantungnya yang masih berdetak dan menggigitnya.
Di rumah, Lisa mengalami mimpi tentang lubang yang tidak tertutup rapat dan atrium luas yang dipenuhi lilin. Bangun dan menunggu kembalinya Evan, dia diserang oleh setan berkepala kambing dan melarikan diri ketakutan. Sekembalinya ke rumah, sakristan mulai mengalami gejala yang sama seperti Evan.
Keesokan harinya, Lisa pergi ke kantor Evan, di mana dia bertingkah aneh. Dia mencoba melakukan pelecehan seksual terhadapnya dan dia melarikan diri, terkejut dan ngeri. Evan juga mengancam putri sakristan, Lotte, yang sebelumnya ramah padanya. Evan dan sakristan menjadi semakin berantakan dan kasar. Lotte melarikan diri dari apartemennya ketika dia melihat ayahnya (yang sedang dalam proses menganiaya Lotte) tercermin sebagai setan mirip kera. Setelah mendapat kejelasan, sakristan bergegas ke bilik pengakuan dosa, dan memberi tahu Pastor Gus bahwa dia kerasukan setan dan takut kehilangan kendali. Yang membuat Gus ngeri, dia bergegas ke ruang bawah tanah dan bunuh diri dengan jackhammer, memohon pengampunan sebelum dia mati.
Kematiannya tampaknya memicu mekanisme keamanan yang menyebabkan gereja ditutup rapat, sehingga menjebak semua orang di dalamnya. Di antara penghuninya adalah sekelompok anak sekolah yang sedang melakukan karyawisata, seorang pengantin wanita yang sedang mengambil foto pernikahan, sepasang suami istri lanjut usia, dan sepasang pengendara motor remaja yang suka bertengkar. Penghuninya mulai mengalami penglihatan yang semakin rumit dan mematikan. Pengantin wanita melihat bayangannya menua dengan cepat, dan dalam kegilaannya merobek kulit wajahnya sendiri. Salah satu anak sekolah melihat temannya berubah menjadi kembarannya sebelum dibunuh. Remaja itu melihat pacarnya dalam pelukan gargoyle. Saat penghuninya mencoba mencari jalan keluar, Gus menghadapi Uskup yang menyendiri, dan menemukannya di atap dengan tumpukan perkamen gaib dan skema untuk gereja. Dia mengungkapkan bahwa dia bermaksud membiarkan kejahatan di dalam membunuh penghuninya sebelum dilepaskan ke dunia yang dia lihat sebagai dunia yang penuh dosa dan rusak, sebelum secara tidak sengaja jatuh ke dalam kematiannya.
Mereka yang berada di dalam mulai mati berbondong-bondong; pasangan remaja tersebut berhasil menggali bagian lantai yang tipis dan turun ke bawah gereja, hanya untuk tanpa sadar memasuki terowongan kereta bawah tanah dan diserang serta dibunuh. Sakristan hidup kembali sebagai hantu dan kerasukan sepenuhnya, mulai membunuh guru sekolah. Di sebuah klub malam di kota, Lotte merasakan ada yang tidak beres dan bergegas kembali ke gereja, menggunakan jalan rahasia di saluran air untuk masuk ke dalam. Sementara itu, Lisa mengalami kesurupan dan berjalan ke ruang bawah tanah, menemukan dirinya berada di atrium cahaya lilin yang sama dengan mimpinya. Dikelilingi oleh hantu korban gereja yang meneriakkan penistaan agama, dia berbaring di atas altar dan diperkosa oleh Evan, yang sekarang sepenuhnya berubah menjadi iblis berkepala kambing.
Saat mencari di kantor Uskup, Gus menemukan catatan kuno yang menceritakan penciptaan gereja. Lotte masuk, dan melihat seseorang yang mirip dengannya dalam ukiran kayu yang menggambarkan pembantaian tersebut (yang tersirat adalah dia di kehidupan lampau). Tiba-tiba dibanjiri kenangan dari berabad-abad sebelumnya, dia mengungkapkan bahwa arsitek gereja dibiarkan mati di dalam gereja yang dia bangun, dan bahwa tubuhnya berisi mekanisme penghancuran diri untuk seluruh bangunan. Gus menyuruh Lotte untuk melarikan diri, dan dia berjalan melewati ruang bawah tanah dan ke aula kapel saat mayat korban pembantaian yang dikuburkan di bawah gereja pada awal cerita, ya perlahan mulai muncul. Gus mencapai altar, dan menemukan tumpukan besar mayat yang dihidupkan kembali muncul dari tanah, membentuk kepala iblis. Sebelum kekuatan jahat dapat dibebaskan sepenuhnya, Gus menemukan tubuh mumi sang arsitek tersembunyi di bawah lantai, dan mengaktifkan mekanisme penghancuran diri. Bangunan itu runtuh, menewaskan semua orang di dalamnya, termasuk Gus, Lisa dan Evan. Hanya Lotte yang lolos.
Beberapa waktu kemudian, Lotte kembali ke reruntuhan gereja dengan membawa bunga. Sebuah truk yang lewat membuka segel batu itu dan membukanya. Saat dia mendengar suara kuda berlari, cahaya biru memancar dari dalam, sama seperti saat Evan pertama kali membukanya, dan dia tersenyum penuh teka-teki.
"Hidup daerah di pantai menenangkan, ya kan Eko?" kata Budi.
"Bermain air laut dan memancing. Memang menyenangkan hidup di daerah pantai," kata Eko.
"Jadi nelayan demi hidup ini, ya cukup kan Eko?" kata Budi.
"Cukuplah jadi nelayan demi hidup. Ya nelayan pekerjaan yang baik, ya roda penggerak ekonomi dengan baik," kata Eko.
"Roda penggerak ekonomi," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu, ya aku mau cerita!" kata Budi.
"Budi mau cerita. Silakan Budi bercerita dengan baik, ya aku mendengarkan cerita Budi dengan baik seperti mendengarkan sandiwara radio!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Budi berada di atas sampan, ya sedang memancing di laut. Keadaan tenang sih. Hasil dari memancing, ya Budi telah berhasil mendapatkan 3 ekor ikan yang besar-besar gitu. Pancing bergerak, ya Budi segera menggulung tali pancing, ya dan pancingan di mainkan dengan baik. Ikan berontak gitu. Usaha Budi berhasil dengan baik, ya dapat ikan yang besar gitu.
"Berhenti memancing. Hasilnya, ya empat ikan yang besar-besar sudah cukup," kata Budi.
Budi mendayung sampan sampai kepinggir pantai gitu. Sampai di pinggir pantai, ya Budi membawa ikan dan pancingan gitu. Dengan berjalan santai dengan baik menuju rumahnya. Ketika Budi melewati rumah Eko. Ya Eko sedang membuat sesuatu. Jadi Budi mampir ke rumah Eko.
"Assalamualaikum," kata Budi.
"Waalaikumsalam," kata jawab Eko.
"Eko sedang sibuk buat apa?" kata Budi.
"Aku lagi sibut membuat motor yang di gunakan di laut gitu," kata Eko.
"Jetski," kata Budi.
"Mirip seperti Jetski, ya tapi Budi bisa lihat sendiri terbuat dari kayu dan mesinnya dari motor bekas gitu," kata Eko.
Budi melihat benda yang di buah Eko.
"Iya sih terbuat dari kayu dan juga mesinnya motor bekas gitu," kata Budi.
"Apa yang ku buat ini jadi, ya aku segera memainkannya di laut dengan baik," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ngomong-ngomong Budi. Habis mancing di laut, ya terlihat Budi bawa pancingan dan ikan," kata Eko.
"Iya habis mancing. Dapat ikannya juga lumayan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu aku permisi pulang. Assalamualaikum," kata Budi.
"Waalaikumsalam," kata Eko.
Budi berjalan menuju rumahnya dengan baik gitu. Eko terus membuat Jetski gitu. Sampai di rumah, ya Budi mengolah ikan dengan baik, ya sampai matang dan di makan dengan baik ikan gitu.
"Enaknya ikan," kata Budi.
Budi terus menikmati makan sampai kenyang gitu. Setelah itu, ya Budi duduk santai di depan rumah sambil baca buku yang menarik ceritanya sambil minum kopi gitu. Eko yang telah selesai urusan kerjaannya, ya main ke rumah Budi gitu. Sampai di rumah Budi, ya Eko berkata "Asalamualaikum."
"Waalaikumsalam," kata Budi.
Eko duduk dengan baik. Budi berhenti baca buku dan di taruh di bawah meja.
"Eko gimana buat Jetskinnya?" kata Budi.
"Berjalan dengan lancar, ya proses pembuatannya berhari-hari. Ya akhirnya besok sudah bisa di mainkan!" kata Eko.
"Jadi besok sudah bisa di mainkan toh!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kenapa Eko ingin membuat Jetski?" kata Budi.
"Ya karena. Aku melihat tontonan di Tv, ya orang-orang senang main Jetski. Aku tertarik, ya jadi membuatnya dengan bahan seadanyanya gitu," kata Eko.
"Oooo karena nonton Tv, ya jadi Eko ingin membuat Jetski toh!" kata Budi.
"Jika kaya itu, ya membeli Jetski," kata Eko.
"Memang kalau kaya itu, ya tinggal beli saja Jetski. Jadi mudah hidup ini!" kata Budi.
"Kaya mudah ini dan itu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main catur Budi!" kata Eko.
"Oke. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu. Ya cerita di buat, ya esok hari gitu.
Budi dan Eko berada di pinggir pantai.
"Waktunya main Jekski," kata Eko.
"Iya," kata Budi.
Eko mulai main Jekski dengan baik, ya bergantian dengan Budi. Keduanya happy gitu.
***
Ya Budi selesai menceritakan berkata. "Begitulah ceritanya!"
"Bagus cerita!" kata Eko.
"Sekedar cerita!" kata Budi.
"Sebuah keinginan bermain seperti orang kaya. Jadi membuat Jetski dengan alakadarnya," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Apa yang buat berhasil dengan baik? Ya jadinya happy!" kata Eko.
"Happy!" kata Budi.
"Yaaaa kalau begitu. Main catur saja!" kata Eko.
"Oke. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh di bawah meja. Eko dan Budi menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment