Setelah nonton acara Tv di ruang tengah dengan acara yang bagus, ya Take Me Out Indonesia. Budi duduk santai di depan rumahnya, ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Siddharth "Sid" Mehra adalah seorang mahasiswa yang sangat malas dan ceroboh berusia awal dua puluhan yang tinggal di Mumbai yang tidak tahu apa yang ingin dia kejar. Dia benci kuliah dan kreativitas serta bakat fotografinya sering diabaikan dan diabaikan. Dia hampir tidak terjaga di malam hari untuk belajar untuk ujian akhir dan memaksa dirinya untuk tidur. Ayahnya Ram Mehra adalah seorang pengusaha kaya raya yang ingin dia berprestasi sedangkan ibunya Sarita Mehra adalah seorang ibu rumah tangga yang memanjakannya.
Sid keluar dari ujian akhir lebih awal, merasa kurang tidur dan tidak aman karena kurangnya arah dalam hidup dibandingkan dengan teman-temannya. Di pesta perpisahan kampusnya, Sid bertemu dan berteman dengan Aisha Banerjee, seorang calon penulis yang baru saja pindah dari kampung halamannya di Kolkata. Dengan bantuan Sid, Aisha menyewa sebuah flat di sebuah apartemen kecil dan mendapatkan pekerjaan di Mumbai Beat, ya sebuah perusahaan majalah keren yang dijalankan oleh pemimpin redaksi Kabir Choudhary.
Ketika hasil ujian akhir tiba, Sid mengetahui bahwa dia gagal sementara teman sekelas dan temannya yang lain lulus, menunda kelulusannya setidaknya satu tahun lagi. Dia melampiaskan rasa frustrasinya pada teman-temannya dan pergi. Di rumahnya, Sid marah pada orang tuanya dan akhirnya buru-buru meninggalkan rumah setelah ledakan hebat. Aisha mengizinkannya untuk sementara tinggal di apartemennya tetapi menemukan dia tidak terorganisir dan ceroboh dengan rumahnya. Suatu malam, dia kehilangan kesabaran dan memarahi dia karena ketidakmampuannya untuk menjaga dirinya sendiri. Sid mengaku padanya bahwa dia sekarang menyadari ketergantungannya pada kekayaan ayahnya, memotivasi dia untuk mencari pekerjaan sendiri.
Aisha membantu Sid mendapatkan pekerjaan magang fotografi di Mumbai Beat. Magang memotivasi Sid untuk lebih bertanggung jawab dan produktif, dan dia mulai membantu pekerjaan rumah. Dia akhirnya dipekerjakan penuh waktu di Mumbai Beat dan menerima gaji pertamanya. Dia segera pergi mengunjungi ayahnya di kantornya untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan untuk menunjukkan gajinya, membuat keduanya berdamai dengan air mata. Aisha berkencan beberapa kali dengan Kabir, tetapi menyadari bahwa mereka memiliki sedikit kesamaan dan bahwa dia telah mengembangkan perasaan untuk Sid. Aisha patah hati mengetahui bahwa Sid pindah kembali dengan keluarganya dan menyerang dia, menyebabkan Sid pergi tanpa menyadari perasaan Aisha padanya.
Sehari setelah Sid pindah kembali ke rumah keluarganya, dia menerima edisi terbaru Mumbai Beat, yang berisi foto-fotonya serta artikel Aisha tentang kehidupannya di Mumbai dan cinta untuk orang yang tidak disebutkan namanya. Menyadari bahwa artikel tersebut adalah tentang perasaannya terhadapnya, Sid segera bergegas dari mobilnya melewati hujan menuju pinggir laut tempat Aisha berada. Dia mengaku cintanya dan mereka berdua berpelukan.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motornya di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Saran," kata Budi.
"Ada apa dengan kata itu?" kata Eko.
"Saran yang baik yang sering di berikan pada orang-orang yang bijak untuk orang-orang yang ingin memperbaiki diri atau menggapai sesuatu yang diinginkan," kata Budi.
"Ya bener sih. Omongan Budi!" kata Eko.
"Aku mau cerita. Ya cerita cinta," kata Budi.
"Ya kalau Budi mau cerita, ya silakan bercerita. Aku jadi pendengar yang baik, ya seperti mendengarkan sandiwara di radio!" kata Eko.
"Begini ceritanya. Aulia cewek yang baik yang tinggal di sebuah rumah susun. Ibunya Aulia milih jadi janda dari pada terus-terusan di sakiti suaminya, ya bisa di bilang KDRT. Aulia didik dengan baik sama Ibunya sampai lulus kuliah dan kerja di perusahaan gitu. Padahal Ibunya Aulia hanya kerjaannya pedagang pakaian, ya nyewa tempat sebuah ruko di pasar gitu. Aulia menjalankan kehidupannya dengan baik, ya kerja dengan baik di perusahaan gitu. Ridwan yang penampilan muda, ya ganteng dan keren. Ridwan pemilik perusahaan, ya Bos yang baik pada semua anak buahnya gitu. Aulia suka dengan Ridwan, ya tapi malu jadi cuma di pendem dalam hati saja kebiasaan cewek suka sama cowok yang di sukai gitu. Dara cewek cantik yang kerja di perusahaan Ridwan. Dara menyukai Ridwan gitu dan ingin jadian, ya maka itu Dara berusaha dengan baik jadi pegawai terbaik di kantor. Usaha Dara dekat dengan Ridwan di jalankan dengan baik banget gitu, ya sampai bisa jalan bareng dengan Ridwan. Ya awalnya sih, ya cara Dara nebeng mobil Ridwan gitu. Padahal Ridwan masih ada urusan kerja dengan temannya, ya mau tidak mau mengantar Dara menyantar pulang ke rumahnya. Cewek cantik yang penuh pesona, ya punya cara terbaik untuk dekat dengan cowok yang di sukai. Di kantor, ya Dara jadi bahan obrolan pegawai karena dekat dengan Bos perusahaan Ridwan. Aulia yang memendam rasa sukanya pada Ridwan, ya hanya bisa diam saja gitu. Dalam hati Aulia berkata "Andai aku lebih berani untuk dekat dengan cowok yang aku sukai. Mungkin aku bisa bersamanya". Dara terus dekat dengan Ridwan gitu. Aulia makin kesal gitu. Ridwan sampai-sampai memberikan hadiah khusus untuk Dara pada hari ulang tahunnya gitu. Aulia pun ingin sekali dekat dan mendapatkan Ridwan gitu, ya maka itu belajar dengan Dewi Persik, ya tetangga Aulia sebelah rumah susun. Dewi Persik yang pengalaman meluluhkan hati cowok gitu. Aulia di berikan wejangan yang baik sama Dewi Persik. Penampilan Aulia yang polos, ya jadi berani berpenampilan dengan tujuan mata cowok tertuju padanya dan kemungkinan berkata dalam celetukan "Cantik". Kalau tidak bicara, ya diam, ya di sembunyikan dalam hati kebiasaan cowok juga berkata "Cantik", ya memandang cewek cantik gitu. Aulia menjadi cewek yang cantik parpurna untuk bersaing dengan Dara. Ridwan terkesan dengan perubahannya Aulia gitu, ya waw cantik gitu. Aulia senang dirinya lebih berani berpenampilan berkat Dewi Persik gitu. Aulia pun menunjukkan kemampuannya dengan baik menjadi pegawai terbaik, ya bisa dekat dengan Ridwan. Dara jadi tersaingi banget dengan kerja Aulia gitu. Perselisihan terjadi antara Aulia dan Dara gitu. Dara jadi lebih sering jalan bareng dengan Ridwan karena pendekatannya luar biasa gitu gitu. Aulia kesal karena dirinya kalah gitu demi mendapatkan Ridwan. Aulia curhat sama Ibunya tentang cowok yang di sukai, ya Ridwan. Ibunya memberikan nasehat yang baik untuk Aulia, yaitu fokus dalam kerjaan saja. Aulia pun meminta nasehat dari seorang pemuda guru ngaji tetangga Aulia di rumah susun. Pemuda itu bernama Budi. Ya Budi memberikan masukan dengan baik sama Aulia untuk urusan jodoh baik, ya meminta petunjuk pada Tuhan dengan ibadah yang baik. Aulia membimbing dirinya dengan baik, ya dengan fokus kerja dengan baik dan urusan jodoh dengan cara ibadah yang baik, ya berserah diri pada Tuhan gitu. Sebenarnya sih Ridwan sudah suka dengan Aulia dari pertama kerja di kantornya. Ridwan tidak berani untuk menyatakan suka sama Aulia, ya cuma jadi Bos baik sama Aulia dan pegawai lainnya gitu. Ridwan pun akhirnya berani menyatakan sukanya pada Aulia gitu. Dara tidak di sukai Ridwan, ya hanya sekedar saja gitu. Ridwan dan Aulia telah resmi jadian jadi sering jalan bareng gitu. Aulia senang karena hidupnya bisa mendapatkan hal-hal yang baik berkat nasehat dari Ibunya, Dewi Persik, dan guru ngaji Budi. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus banget!" kata Eko.
"Ya sekedar cerita saja. Dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya film dan sinetron gitu," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Saran orang-orang yang baik. Jadi apa yang diinginkan bisa di dapatkan dengan baik," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Urusan mendapatkan cowok ganteng, keren dan kaya. Persaingan antara cewek-cewek cantik dengan pesona kecantikannya," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Kalau begitu. Main kartu remi saja!" kata Eko.
"Okey main kartu remi!" kata Budi.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu
No comments:
Post a Comment