Budi duduk di bawah pohon rindang, ya di pinggir pantai.
"Tenangnya di sini," kata Budi.
Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik.
Isi cerita yang di baca Budi :
Phil Weston adalah orang biasa yang harus menanggung persaingan berlebihan ayahnya Buck Weston sepanjang hidupnya; asuhannya telah meninggalkan bekas luka mental yang permanen. Sekarang setengah baya dan menikah, dengan seorang putra muda bernama Sam, Phil menjalankan toko vitamin kecil, ya sementara Buck mengoperasikan jaringan toko perlengkapan olahraga.
Buck adalah pelatih Gladiator, tim sepak bola liga kecil paling sukses di distrik tersebut. Sam ada di tim, tapi yang membuat Phil kesal, Buck menahannya di bangku cadangan, penghinaan yang juga dia alami darinya sebagai seorang anak. Buck akhirnya mentransfer Sam ke Macan, tim terburuk di liga.
Pada pertandingan pertama Sam dengan Macan, pelatih mereka absen. Alih-alih kehilangan, Phil menawarkan untuk melatih mereka, posisi yang dia ambil secara permanen. Namun, terlepas dari upaya terbaiknya, tim tidak membaik. Putus asa, Phil merekrut Mike Ditka, tetangga Buck dan musuh yang dibenci, sebagai asisten pelatih. Tertarik dengan kesempatan untuk mengalahkan Buck, Ditka menerima posisi tersebut. Meski menjalani latihan yang melelahkan, tim terus kalah.
Ditka memperkenalkan Phil kepada dua saudara lelaki Italia yang sangat berbakat bernama Gian Piero dan Massimo, putra seorang tukang daging lokal. Phil meyakinkan paman mereka untuk membiarkan mereka bermain untuk Macan. Mereka memiliki dampak langsung, mencetak gol berulang kali. Kemenangan beruntun yang dihasilkan membuat tim menjadi penantang serius di liga. Setelah akhirnya memenangkan beberapa pertandingan, Phil dan Buck bertaruh, jika Gladiator memenangkan kejuaraan, Phil akan menjual tokonya dan bekerja untuk Buck. Jika Macan menang, Buck memberi Phil kepemilikannya yang berharga, 'Bola Pele', bola sepak yang dipukul oleh pemain terkenal yang ditangkap Phil saat masih kecil dan diambil Buck darinya.
Sementara itu, Ditka juga memperkenalkan Phil pada kopi, yang dengan cepat mengubah dirinya dari seorang ayah yang santun dan peduli, menjadi seorang pelatih yang menjengkelkan, egois, dan terlalu kompetitif, tidak jauh berbeda dengan ayahnya, yang melecehkan anak-anak dan orang tua. Mantra tim menjadi "Kirim bola ke Italia", yang, meskipun efektif, menurunkan semangat tim. Dalam aksi yang sangat kompetitif, Phil mencadangkan Sam untuk seluruh pertandingan semifinal; selanjutnya, sesaat sebelum pertandingan Ditka mengundurkan diri sebagai asisten pelatih karena perilaku Phil yang tidak sportif terhadapnya, anak-anak, dan tim lawan.
Di final, Macan berhadapan dengan Gladiator. Di babak pertama, skornya adalah 2–1 untuk Gladiator. Dalam diskusi dari hati ke hati dengan Sam, Phil menyadari kesalahannya. Dia memberi tahu timnya untuk melakukan kebalikan dari apa yang dia ajarkan kepada mereka. Meski Gladiator mencetak satu gol lagi setelah jeda, Macan tidak putus asa. Phil memberi kiper tes penglihatan dengan kacamata dari penonton. Dari sana, Ambrose mencetak satu gol — menjadikan skor 3–2. Setelah gol lain, skor diikat. Tim bersatu dan menghasilkan penampilan tim yang spektakuler untuk menang 4–3, dengan Sam mencetak gol kemenangan melawan pamannya Bucky (putra Buck dari istri keduanya dan adik tiri Phil, yang lahir tepat pada hari yang sama dengan Sam), menggunakan gerakan yang dia latih saat ayahnya menempatkannya di semifinal.
Phil meminta maaf kepada Ditka atas perilakunya sebelumnya, dan Ditka menerima permintaan maafnya. Menghormati taruhan, Buck mencoba memberi Phil bola, tapi Phil menolak. Berdamai dengan ayahnya, mereka menggabungkan bisnis mereka, menyadari ada lebih banyak kehidupan daripada menang.
Film berakhir dengan versi adaptasi dari iklan "He's Got Balls" yang aslinya diproduksi oleh Buck. Di dalamnya, seluruh tim Tigers muncul, mengumumkan penggabungan toko vitamin Phil—Phil's Pills—dan Toko Alat Olahraga Buck. Tim berteriak, setelah baris "Dia punya bola", "Dan vitamin." Mike Ditka terakhir terlihat menonton dan mengkritik iklan sebelum kredit bergulir.
***
Budi selesai baca bukunya, ya buku di taruh di dalam tas. Eko menghampiri Budi yang sedang duduk bawah pohon rindang di pinggir pantai.
"Nyari jodoh itu. Baiknya suku apa ya Eko?" kata Budi.
"Tumben ngomong tentang nyari jodoh?" kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Ooooo sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
"Suku apa saja boleh. Yang penting itu perilakunya baik," kata Eko.
"Kalau Lampung?" kata Budi.
"Ya hidup ini. Antara baik dan buruk perilakunya," kata Eko.
"Yang baik itu, ya ada teman sih. Aku tahu orangnya dan orang tuanya. Kalau yang buruk perilakunya, ya cerita Daniel yang tinggal di Jalan Samratulagi gang pisang, ya kota Bandar Lampung. Kata Daniel, ya cewek Lampung asli, depan saja baik. Buruknya terlihat dari tingkah lakunya. Dari dulu sampai sekarang tidak berubah, ya sifatnya. Mungkin kutukan tidak bisa berubah, ya egois suku Lampung. Ya orang Lampung asli, ya tahu baik dan buruk sukunya," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Pilih-pilih dengan baik, ya cari jodoh," kata Budi.
"Keputusan ada di Budi!" kata Eko.
"Mungkin suku lain boleh juga sih. Dari urusan pertemanan," kata Budi.
"Suku bangsa juga boleh. Kalau cinta gitu," kata Eko.
"Suka sama suka. Cinta," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Kadang. Cowok sudah suka sama cewek yang di sukai. Orang tua cowok tidak suka. Ya sebaliknya juga gitu," kata Budi.
"Ujian atau memang benar-benar di tolak sama orang tua dari latar belakangnya," kata Eko.
"Biasanya latar belakang sih," kata Budi.
"Kalau di tolak dasar latar belakang. Maka terima saja cewek yang di jodohin orang tua. Biasanya pilihan orang tua, ya lebih baik dari pilihan anak gitu," kata Eko.
"Pilihan orang tua, ya lebih baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di dalam tas.
"Ok. Main catur!" kata Eko.
Papan catur di taruh, ya di taruh tanah berpasir putih sama Budi. Eko dan Budi, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment