Eko dan Budi duduk di teras depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan.
"Sekedar obrolan lulusan SMA saja gitu. Ya enaknya punya istri, ya bisa menyajikan minuman kopi dan makan berupa gorengan gitu," kata Budi.
"Ya sekedar obrolan punya istri toh!!! Ya memang sih, ya kata orang-orang punya istri enak. Istri menyajikan minuman kopi dan makanan gorengan," kata Eko.
"Urusan duit. Istri cepet. Baru gajian, ya uang langsung di ambil istri. Katanya "Untuk beli ini dan itu"...," kata Budi.
"Ya itu sih kalau istrinya yang enggak ada kerjaan. Ya biasa banget kerjaannya beres-beres rumah gitu. Kalau istri punya kerjaan, ya enggak lah seperti omongan Budi," kata Eko.
"Istri kerja, ya malah bantu keuangan rumah tangga dengan baik," kata Budi.
"Ya realitanya begitu. Istri kerja itu memang membantu keuangan rumah tangga," kata Eko.
"Cerita tentang orang - orang yang tinggal istri, ya meninggal dunia. Ya cerita sedih," kata Budi.
"Namanya juga takdir yang di tetapkan Tuhan. Dalam kisah cinta berumah tangga, ya salah satu pasti ada yang meninggal dunia. Kisah cinta yang sedih karena istri meninggal dunia. Ya suami berusaha dengan baik, ya tegar menerima takdir Tuhan," kata Eko.
"Hidup dengan kenangan istri, ya suami yang di tinggal istrinya meninggal dunia," kata Budi.
"Tidak ada yang membuat kopi yang sama persis, ya enaknya buatan istri dan juga makan ini dan itu," kata Eko.
"Demi hidup. Ya Ayah membimbing dan menjaga dengan baik, ya anak-anaknya, ya agar tumbuh dewasa dengan baik. Walau anak-anak tidak dapat lagi belayan kasih sayang Ibu lagi," kata Budi.
"Tanggung jawab seorang Ayah demi anak-anaknya tercinta, ya menjaga dan membimbingnya dengan baik," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
"Kalau begitu. Aku bercerita pake wayang, ya sekedar bercerita gitu!" kata Eko.
"OK. Aku jadi penonton yang baik!" kata Budi.
Eko mengambil wayang yang di taruh di kursi. Ya wayang di mainkan dengan baik sama Eko, ya bercerita dengan baik lah. Budi menonton pertunjukkan wayangnya Eko dengan baik lah.
Isi cerita yang ceritakan Eko :
Saat syuting adaptasi The Princess and the Pea, Barbie mempertanyakan pilihan kreatif sutradara yang aneh yang mengakibatkan dia dipecat. Segera setelah itu, Barbie dicerca di media sosial dan menerima panggilan telepon dari Ken yang putus dengannya. Patah hati dan untuk melepaskan diri dari masalahnya, Barbie pergi berlibur ke Paris untuk mengunjungi bibinya Millicent, seorang perancang busana terhormat. Sementara itu, teman Barbie, Teresa dan Grace, pergi untuk menghadapi Ken di mana terungkap bahwa perpisahan itu benar-benar rekaman oleh saingan Barbie, Raquelle, yang dia buat saat dia sedang membaca naskah. Ken memutuskan untuk bergegas ke Paris untuk mengubah situasi dengan Barbie.
Di Paris, Barbie mengetahui dari perancang busana saingannya, Jacqueline, bahwa Millicent akan gulung tikar. Barbie bertemu Millicent dan asistennya Alice dan diberitahu bahwa bibinya telah kehilangan pekerjaan karena ulasan negatif dan sejak itu menjual bangunan itu ke waralaba restoran yang dikenal sebagai "Hotdogeteria".
Alice membawa Barbie ke loteng dan memberitahunya tentang makhluk ajaib yang konon tinggal di rumah mode. Menempatkan salah satu desain asli Alice di lemari ajaib, Barbie dan Alice menemukan dan membacakan mantra untuk memanggil makhluk ajaib, yang memperkenalkan diri mereka sebagai "Flairies", Shine, Shimmer, dan Glimmer. Terkesan dengan desain Alice, Flairies menggunakan sihir mereka untuk menyempurnakannya dengan kilauan. Karena rumah mode adalah sumber kekuatan Flairies, Barbie dan Alice memutuskan untuk mengadakan peragaan busana yang menampilkan desain baru oleh Alice untuk mengumpulkan uang dan menyelamatkan gedung.
Jacqueline segera mengetahui tentang Flairies dan menculik mereka dan menuntut mereka menambahkan kilau pada desainnya sendiri. Menemukan pakaian membosankan, Flairies memperingatkan Jacqueline bahwa sihir mereka mungkin tidak stabil. Jacqueline mengabaikan mereka dan berencana untuk mengadakan peragaan busana sendiri pada malam yang sama dengan Millicent.
Meskipun Flairies menghilang, Millicent terinspirasi oleh desain Alice dan membantu bekerja di lini untuk peragaan busana. Malamnya, pudel Barbie, Sequin, dan anjing dan kucing Millicent, Jacques dan Jilliana, disiagakan ke lokasi Flairies dengan jejak kilauan. Tiga hewan peliharaan menyelinap ke Jacqueline dan menyelamatkan mereka. Keesokan harinya, Barbie, Alice, dan Millicent terbangun untuk menemukan kilauan ditambahkan ke semua pakaian baru mereka, dan pengaturan yang rumit untuk peragaan busana.
Malam itu, Jacqueline mempersembahkan peragaan busananya, namun, sihir Flairies menjadi bumerang dan pakaian mulai membusuk di landasan. Merasa jijik, penonton pergi dan berduyun-duyun ke Millicent's di seberang jalan. Barbie memodelkan desain baru dalam peragaan busana yang spektakuler. Di akhir, Glimmer menggunakan sihirnya untuk mengubah gaun Barbie, mengungkapkan bakatnya sendiri sebagai seorang desainer. Segera setelah itu, Ken tiba, setelah menghadapi banyak jalan memutar dalam perjalanannya, dan menegaskan kembali cintanya pada Barbie dan menciumnya, dengan Flairies mengubah pakaiannya menjadi setelan baru. Seorang penonton menempatkan pesanan besar untuk potongan-potongan dari barisan, dan pembayarannya cukup bagi Millicent untuk membeli kembali bangunan dari pemilik Hotdogeteria.
Jacqueline yang menyesal, yang menonton peragaan busana, meminta maaf atas tindakannya, yang diterima Millicent dan bahkan setuju untuk bekerja dengannya kapan-kapan. Liliana Roxelle, kritikus mode papan atas Paris, memberi selamat kepada mereka atas pertunjukan yang mengesankan dan mengundang mereka ke pesta. Saat mereka pergi, Barbie didekati oleh perwakilan studio yang mengundangnya untuk mengerjakan film baru sebagai sutradara.
***
Eko cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai juga. Wayang di taruh di kursi kosong sama Eko. Ya Budi memuji pertunjukkan wayangnya Eko, ya begitu juga dengan ceritanya, ya cerita Barbie bagus gitu.
"Perancang busana itu kaya seperti peri dengan kekuatan sihirnya, ya yang membuat penampilan orang yang biasa-biasa, ya tampak keren dan cantik karena pakaian yang di kenakan dengan baik," kata Budi.
"Ya bener sih omongan Budi. Contohnya : orang-orang mengikuti lomba-lomba di acara Tv. Pakaiannya luar biasa keren dan cantik. Ya pinter yang membuat pakaian tersebut, ya perancang busana gitu," kata Eko.
"Apalagi kalau pakaian daerah di buat kreatif mungkin, ya mengikuti tren gitu. Jadinya keren dan cantik," kata Budi.
"Salah satunya kain batik. Di buat model pakaian ini dan itu, ya jadinya keren dan cantik," kata Eko.
"Ya...kalau begitu lebih baik acara selanjutnya, ya main catur!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment