"Eko," kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
"Apa?" kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya kopi di minum dengan baik lah.
"Aku ingin tanggapan Eko tentang sesuatu," kata Budi.
Budi pun menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Sesuatu apa?" kata Eko.
Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Hidup ini penuh orang baik apa orang buruk?" kata Budi.
"Gimana ya? Di bilang banyak baik, tapi kejahatan masih ada. Kalau di bilang buruk, ya yang menjalankan agama dengan baik dengan tujuan baik, ya ada," kata Eko.
"Pastinya Eko!" kata Budi.
"Pastinya. Lebih baik sih baik saja!" kata Eko.
"Baik. Karena kita ini termasuk orang-orang baik, ya kan Eko?" kata Budi.
"Realitanya memang begitu. Kita ini orang-orang baik," kata Eko.
Eko mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan bakwan goreng.
"Orang buruk tetap saja ada di antara kita, ya hidup di lingkungan bermasyarakat," kata Budi.
Budi mengambil tahu isi di piring dan di makan dengan baik.
"Ya realitanya memang begitu. Tapi kita di ajarkan ilmu agama. Ya tidak boleh berburuk sangka sama orang-orang yang ada di lingkungan masyarakat," kata Eko.
"Memang kita di ajarkan ilmu agama tidak boleh berburuk sangka pada orang-orang yang ada di lingkungan masyarakat. Tapi kalau kenyataannya seperti contoh : tong sampah saja di taruh di depan rumah, ya bisa hilang," kata Budi.
"Tong sampah di taruh di depan rumah bisa hilang. Berarti ada pencuri dong," kata Eko.
"Ya di lingkungan masyarakat, ya ada pencuri. Ahli pembohong untuk menutupi kelakukannya di hadapan masyarakat," kata Budi.
Budi selesai makan tahu isi satu buah, ya mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik.
"Hal kecil saja bisa hilang gimana hal yang besar. Kaya berita Tv tentang korupsi ini dan itu. Susah hidup di dunia ini, ya hidup di antara ahli-ahli pembohong menutupi kelakukannya di hadapan masyarakat," kata Eko.
Eko selesai makan bakwan goreng, ya mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik. Budi menaruh gelas berisi kopi di meja lah.
"Hidup antara baik dan buruk. Mau di kata apa lagi?" kata Budi.
Eko menaruh gelas berisi kopi di meja lah.
"Memang hidup ini antara baik dan buruk," kata Eko menegaskan omongan Budi.
"Banyak cerita-cerita tentang keburukan manusia yang hidup di muka bumi ini. Maka itu kita yang di ajarkan dengan baik ilmu agama, ya tetap harus berjalan di muka bumi ini dengan jalan kebaikkan," kata Budi.
"Terus berjalan di jalan kebaikkan di muka bumi ini dengan tujuan demi kebaikan bersama," kata Eko.
"Emmmmm," kata Budi.
"Ngomong-ngomong. RT daerah sini. Masih mencari info ini dan itu dengan tujuannya mengikuti perintah orang-orang pejabat pemerintahan yang ini dan itu. Dengan tujuan ini dan itu?" kata Eko.
"Kaya masih sih," kata Budi.
"Kalau begitu sistem masih berjalan dengan baik demi masyarakat dan juga kepentingan orang-orang yang duduk di pemerintahan, ya pejabat," kata Eko.
"Ya...begitu lah," kata Budi.
"Sekedar obrolan lulusan SMA saja," kata Eko.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA," Budi.
"Main catur saja!" kata Eko.
"Ok...main catur saja!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur lah. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah.
No comments:
Post a Comment