CAMPUR ADUK

Thursday, July 22, 2021

KUCING BERSEPATU BOT

Amar di ruang tengah, ya selesai nonton film kartun di Tv. Amar mengambil buku di meja, ya buku yang Amar pinjam dari temannya Irwan. Amar membaca buku tersebut dengan baik.

Isi buku yang di baca Amar :

Di sebuah tempat bernama Provence, tinggalah seorang pemilik penggilingan padi. Ia memiliki tiga anak laki-laki. Sebelum ia meninggal, ia mewariskan penggilingannya untuk putra sulungnya, seekor keledai untuk putra kedua, dan seekor kucing untuk putra bungsunya.

“Kedua kakakku akan hidup enak dengan warisan itu,sedangkan aku? Aku pasti akan hidup susah dengan seekor kucing yang tak berguna ini,” gerutu si bungsu, kesal.

“Oh tuanku, janganlah kau bersedih. Aku janji, aku akan berguna untukmu. Percayalah kepadaku,” kata si kucing, menghibur si bungsu.

“Terserah kau saja, yang pasti jangan sampai kau menyusahkanku!” seru si bungsu, memperingatkan kucingnya.

“Tentu saja, tuanku. Aku akan berguna jika kau mau memberiku sebuah karung dan sepasang sepatu bot. Kau pasti akan senang nantinya,” ujar Si kucing.

“Baiklah, aku akan menuruti keinginan konyolmu itu,” gerutu si bungsu, lalu pergi untuk membeli sepatu bot dan sebuah karung.

Beberapa saat kemudian, si kucing sudah mengenakan sepatu botnya sambil membawa karung. Setelah pamit dengan tuannya, ia menuju ke sebuah bukit rumput. Dia meletakkan dedaunan segar di dalam karung dan membiarkan karung itu terbuka. Ia lalu bersembunyi di sebuah semak-semak. Tak lama kemudian, seekor kelinci muncul. Olala, kelinci itu masuk ke dalam karung rumput itu. Dengan perasaan gembira, kucing itu segera mengikat karung itu, kemudian pergi membawanya ke istana.

“Yang Mulia, saya membawakan sebuah hadiah dari tuanku, Marquis de Carabas. Semoga engkau menyukainya,” ucap si kucing sambil memberikan hasil tangkapannya.

Raja pun sangat senang mendapatkan hadiah itu. Hal tersebut berlangsung selama satu minggu. Kucing itu selalu membawa hasil tangkapan untuk raja. Ia juga selalu mengatakan bahwa hadiah itu adalah pemberian tuannya yang bernama Marquis de Carabas. Tentu saja raja merasa gembira.

“Izinkan aku untuk menemui tuanmu besok. Aku sangat penasaran dengan tuanmu yang bernama Marquis de Carabas itu. Aku pun ingin mengucapkan terima kasih atas hadiahnya. Aku akan mengajak putriku ikut denganku,” ujar raja kepada kucing.

Si kucing pun sangat senang. Ia tak menyangka jika rencananya akan berhasil. Ia sudah tidak sabar menunggu esok hari. Ia ingin segera melihat wajah bahagia tuannya. Wah, ia kucing yang baik, bukan?. Keesokan paginya, si kucing membangunkan si bungsu. Namun, si bungsu masih tidur dengan pulas. Ia juga masih enggan membuka matanya,

“Ayolah, tuanku! Cepat bangun! Kalau tidak, kau pasti akan terlambat!” seru si kucing.

Si bungsu tetap tidak mau membuka matanya. Rupanya, hari ini raja akan datang mengunjungi tuan si kucing. Si kucing pun tidak menyerah begitu saja untuk membawa tuannya. Dengan susah payah, ia menyeret tuannya keluar. Tak lama kemudian, mereka berdua sampai di tepi danau. Si bungsu terkejut mendapati kucingnya membawanya ke tepi danau. Tak hanya itu, si kucing juga menyuruhnya untuk melepaskan pakaiannya dan melompat ke dalam air.

“Bila kau mendengar suara kereta kuda, berteriaklah dan mencepuk-cepuk. Berpura-puralah kau tidak bisa berenang,” perintah si kucing.

Si bungsu pun melakukan semuanya, meskipun ia sendiri masih sangat bingung.

“Tolong, tuanku Marquis de Carabas tenggelam!” seru si kucing.

Raja yang mendengar teriakan si kucing, langsung memerintahkan pelayannya untuk menolong si bungsu. Kemudian, si bungsu mendapatkan baju ganti yang sangat bagus. Raja pun mempersilakannya untuk naik ke kereta kuda. Olala, raja terlihat sangat senang karena akhirnya ia bertemu dengan Marquis de Cara-bas.

Putri raja pun tak kalah senang. Sepertinya ia terpesona dengan Marquis de Carabas. Setelah lama berbincang-bincang, raja memutuskan untuk membawa Marquis de Carabas ke istananya. Ia lalu menceritakan semua perbuatan si kucing.

“Kucingku sengaja merencanakan semuanya agar aku bisa tinggal di istana. Sungguh, ia sangat baik,” batin si bungsu.

Beberapa hari kemudian, raja menikahkan putrinya dengan si bungsu. Alangkah bahagianya si bungsu. Ia pun sangat berterima kasih kepada si kucing. Sementara itu, kedua kakak si bungsu turut berbahagia atas kesuksesan adik mereka menjadi seorang pangeran.

***

Amar berhenti membaca bukunya.

"Cerita yang bagus, ya asal cerita asalnya dari Prancis di tulis di buku," kata Amar.

Amar membaca hikmah dari cerita Kucing Bersepatu Bot "Sayangilah binatang. Agar binatang itu juga menyayangi kita. Membuat teman selalu bahagia itu menyenangkan. Jadi berbuatlah kebaikan dengan agar temanmu senang!"

Amar memahami hikmah dari cerita yang baru ia baca. Amar menutup buku.

"Belajar ah. Dengan belajar aku menjadi anak yang pintar," kata Amar.

Amar membawa beranjak dari duduknya di ruang tengah, ya membawa bukunya. Amar ke kamarnya untuk belajarlah, ya mengulas pelajaran yang telah di berikan padanya di bangku sekolah sama guru.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK