Isi buku yang di baca Adit :
Sore ini, Signor Bruno pergi mengunjungi rumah kawannya, Gianni. Sudah cukup lama mereka tidak bertemu. Mereka pun membicarakan banyak hal, mulai dari cuaca, pangan, hingga keluarga. Mereka saling tertawa dengan riang. Namun, tiba-tiba wajah Signor Bruno terlihat cemas. Gianni menjadi penasaran.
“Signor Bruno, ada apa? Sepertinya kau mengkhawatirkan sesuatu,” tanya Gianni.
“Aku memikirkan cucuku, Mario. Dia anak yang baik, tapi pemalas. Sepanjang hari, ia hanya berbaring di ranjang gantungnya dan tidak mau bekerja sama sekali. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan kepadanya,” ujar Signor.
Gianni berpikir sejenak. Ia lalu memiliki sebuah ide. Ia pun membisikkan idenya ke Signor. Seketika, wajah Signor berubah senang. Ia setuju dengan ide tersebut. Keesokan harinya, Gianni pergi menemui Mario yang sedang tiduran di ranjang gantungnya. Ia menyapa Mario dan memberikan sebuah kertas kusut kepadanya.
“Aku menemukan peta tua ini, tapi sulit untuk dibaca. Sepertinya peta ini menunjukkan bahwa ada 50 keping emas yang terkubur di ladang gersang sebelah sana,” kata Gianni.
Mendengar hal itu, Mario langsung beranjak dari ranjangnya. Ia pergi ke ladang yang gersang dan penuh dengan rumput liar. Gianni lalu menyuruhnya untuk menyingkirkan semua rumput liar, agar bisa menemukan harta itu. Mario pun bergegas ke rumah untuk mengambil peralatan pertanian. Ia membersihkan semua rumput liar itu. Kemudian mencangkuli tanahnya.
Tanah itu menjadi berdebu saat dicangkul. Mario pun menyirami tanah itu dengan air. Melihat ada pupuk kandang, Mario mendapat ide. Ia menyebarkan pupuk kandang itu di ladang, agar tidak ada orang yang bisa mengambil hartanya. Mario sudah menggali seluruh ladang, namun ia sama sekali tidak menemukan emas. Karena kelelahan, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke rumah.
“Mungkin aku tidak membaca peta itu dengan benar. Aku akan pergi selama beberapa hari untuk mencari orang yang dapat membaca peta ini. Jadi, kau tunggulah kabar dariku,” kata Gianni tiba-tiba.
Mario pun menunggu untuk waktu yang cukup lama. Hampir satu bulan lebih ia menunggu. Akhirnya, Gianni datang. Ia meminta Mario untuk ke ladang bersama dengan kakeknya, Signor. Alangkah terkejutnya Mario ketika melihat ladangnya sudah tertutup oleh deretan daun selada.
“Ini semua berkat kerja kerasmu yang telah membersihkan, menyiram, memupuk, dan menggali. Aku hanya menaburkan benih saja bersama kakekmu,” kata Gianni.
“Harga semua selada ini adalah 50 keping emas,” timpal Signor sambil tertawa.
Mario pun baru menyadari, bahwa 50 keping emas itu ternyata bisa ia dapatkan jika ia mau bekerja keras. Sejak saat itu, ia tidak malas lagi.
***
Adit berhenti baca bukunya.
"Cerita yang bagus asal dari Italia, ya di tulis di buku," kata Adit.
Adit membaca pesan moral yang di tulis di buku "Jangan menjadi anak yang malas, ya. Bekerja keraslah dan belajar yang rajin agar kamu memperoleh apa yang kamu inginkan."
Adit memahami pesan moral yang di tulis di buku. Adit menutup bukunya dan buku di taruh di meja.
"Belajar ah!" kata Adit.
Adit masuk ke kamarnya untuk belajar, ya mengulang pelajaran yang di berikan guru di bangku sekolah agar diri Adit jadi pintar berkat dari usahanya.
No comments:
Post a Comment