Petruk duduk di ruang makan, ya sedang mengetik di leptopnya. Untuk penambahan data-data untuk tulisan Petruk membuka jaringan di internet.
"Jadi berita seperti ini toh. Fakta atau kah sekedar opini belaka saja," kata Petruk.
Petruk mengambil pokok masalahnya dan di susun rapih dalam tulisannya dan di bahas dengan gaya cerita Petruk pada tulisan. Petruk terus mengetik dengan baik di leptopnya. Gareng di ruang tamu sedang baca artikel di jaringan internet di Hp-nya tentang BPJS.
"Ooooo perkembangan ada perubahan dari BPJS. Jaringan internet cepat berubahnya. Kemarin-kemarin banyak masalah ini dan itu. Nama juga bentuk kerjaan yang harus di kerjakan dengan baik, kadang tidak sesuai karena prosedur. Ya itu semua di akibatkan pada gejala masyarakatnya. Kaya dan miskin. Pinter dan bodoh. Sombong dan menunduk kepala alias rendah diri," kata Gareng.
Gareng menghentikan baca artikelnya dan main di game di Hp-nya.
"Hidup itu di nikmati zaman sekarang. Dulu gameboy, ya sekarang Hp banyak gamenya tingggal download saja di aplikasi saja," celoteh Gareng.
Gareng main game di Hp-nya dan game yang di mainkan adalah Digimon
"Menarik game Digimon ini!" celoteh Gareng.
Gareng terus main gamenya. Bagong nonton Tv di ruang tengah, ya biasa menonton acara yang bagus gitu. Saat iklan Bagong pindah duduknya ke ruang makan. Bagong duduk di sebelah Petruk yang sedang mengetik di leptopnya.
"Petruk," kata Bagong.
"Apa?" kata Petruk menghentikan mengetik di leptopnya.
"Sekarang ini digalakkan pendidikan ini dan itu. Padahal ada data di lapangan masih saja orang miskin pendidikannya ala kadarnya sekolah kan," kata Bagong.
"Iya, memang ada gitu. Ya namanya juga orang miskin. Sebenarnya tidak ada orang miskin sih. Ya cuma keadaan saja," kata Petruk.
"Tidak ada orang miskin sebenarnya. Banyak data orang miskin yang ini dan itu di berbagai jaringan media ini dan itu. Di pendidikan saja di jelaskan tentang kemiskinan ini dan itu," kata Bagong.
"Omongan Bagong bener sih, datanya ada tentang kemiskinan ini dan itu. Manusia lupa dasarnya....itu saja," kata Petruk.
"Manusia lupa dasarnya. Maksudnya?!" kata Bagong.
"Orang Papua jawabannya," kata Petruk.
"Orang Papua jawabannya," kata Bagong.
"Orang Papua hidup mereka tidak di sebut miskin. Walau kenyataan tidak berbaju kan. Malahan lebih baik hidup orang Papua dari pada kita. Hidup mereka satu suku satu keluarga saling tolong menolong, ya berbagi makanan jadi tidak ada yang kelaparan gitu," kata Petruk.
"Iya juga ya. Satu suku satu keluarga, ya berbagi makan. Hidup yang enak, nyantai lagi. Sedangkan hidup kita harus bergulat dengan kenyataan hidup demi mencari makan dengan kerja ini dan itu.....lain suku lagi," kata Bagong.
"Paling penting itu satu keluarga. Kalau di dalam suku, kaya di Papua...tidak ada tuh sombong dan kaya karena sama aja," kata Petruk.
"Paling enak itu tidak ada kesombongan dan juga kata kaya. Kalau hidup di kota ini banyak suku. Ya yang kaya sombong, yang miskin merendah dengan tujuannya dapet rezeki dari yang kaya. Semua di lakukan demi hidup. Contoh sederhana seperti ini : aku mengikuti peraturan yang di buat orang kaya, ya Presiden Joko Widodo. Dengan alasan mengikuti peraturan di buatnya...untuk aku bisa makan dan hidup layak saja," kata Bagong.
"Contoh seperti itu boleh juga. Menaikan nama orang kaya, ya demi keselamatan kita agar bisa makan dan hidup layak saja," kata Petruk menegaskan omongan Bagong.
"Hidup memang lebih baik seperti orang Papua dekat dengan alam. Di kota lupa segala-galanya. Kaya dan kaya.....kata-kata itulah selalu di omongin orang-orang yang optimis demi hidup di kota agar tidak jadi gembel alias gelandangan," kata Bagong.
"Ironisnya hidupkan," kata Pertuk.
"Memang ironisnya hidup. Semua karena lupa dasarnya," kata Bagong.
"Jadi hidup cukup sederhana saja di jalankan dengan baik," kata Petruk.
"Memang seharusnya seperti itu. Sederhana saja. Sudah lah ngobrolnya aku nonton Tv lagi!" kata Bagong.
"Iya," kata Petruk.
Petruk melanjutkan mengetik di leptopnya. Bagong, ya ke ruang tengah untuk melanjutkan nonton Tv-nya.
"Acara yang aku tonton tadi sudah habis toh. Sekarang sudah acara berita ini dan itu," kata Bagong.
Bagong, ya tetap asik nonton berita ini dan itu di Tv.
No comments:
Post a Comment