Petruk terus berpikir di ruang tamu. Bagong dan Gareng, ya sedang nonton debat Pilkada dengan baik. Bagong pun pindah duduknya ke ruang tamu dan duduk di sebelah Petruk.
"Petruk....lagi mikir apa kaya orang mubeng gitu?" Bagong bertanya.
"Ini aku ingin bercerita sih," kata Petruk.
"Ooooo cuma ingin bercerita seperti biasanya di tulis di Blog," kata Bagong.
"Ya....iya lah di Blog. Emangnya di mana lagi?!" kata Petruk.
"Kan ceritanya bisa di kirim kan ke koran, ya media yang lain," kata Bagong.
"Memang iya, tetapi lebih baik mengikuti zaman sekarang kan. Jadi lebih mudah di Blog sendiri," kata Petruk.
"Iya deh aku mengerti. Ooooo iya Petruk. Depat Pilkada di Tv berjalan baik. Paling masalahnya tentang nyoblosnya gitu. Ya seperti biasa tentang Golput, jadi bahan omongan saja?!" kata Bagong.
"Ooooo itu. Aku netral aja!" kata Petruk.
"Sama aja golongan putih, ya tidak memilih," kata Bagong.
"Alasan aku netral sih karena aku memang aku belajar tentang Ilmu Pemerintahan, tapi aku tidak duduk di Pemerintahan, kaya orang-orang yang tergila-gila duduk di Pemerintahan. Swasta lah kerjaan ku. Maka itu aku pindah dari satu kota ke kota lain. Jadi aku tidak bisa memilih di daerah aku. Itu alasan pertama. Sedang alasan yang ke dua, ya....kalau aku meninggal karena penyakit jadinya Golput alias netral kan," penjelasan Petruk.
"Ke dua alasan sih bisa di terima dengan baik untuk mu Petruk. Hasil dari Pilkada paling bisa di analisa dengan baik, ya kan Petruk," kata Bagong.
"Memang iya sih bisa di analisa dengan baik karena punya Ilmunya," kata Petruk.
"Berarti bagaimana dengan orang-orang yang Golput yang lainnya?!" kata Bagong.
"Data yang ada saja. Kalau data yang ada dapat memenangkan calon kepala daerah, ya sudah cukup. Sedangkan data yang bermasalah ini dan itu di tulis dan jelaskan dengan baik. Di bidang ke Ilmuan sudah tahu....beberapa gejala terjadinya Golput itu alias netral," kata Petruk.
"Iya juga ya. Salah satunya, ya Petruk telah menjelaskan dengan baik. Jadi telah di periksa oleh orang pinter di bidang ke Ilmuannya toh," kata Bagong.
"Banyak orang pinter yang bisa mengalisa dengan baik tentang data ini dan itu, ya kebanyakan juga tidak duduk di Pemerintahan. Padahal banyak orang yang duduk di Pemerintahan satu keluarga gitu. Alasannya kaya turun menurun lewat jalan sistem kerja Pemerintahan," kata Petruk.
"Data itu sih memang banyak di lapangan. Bapak pegawai negeri, ya anaknya pegawai negeri....selanjutnya cucunya jadi pegawai negeri," kata Bagong.
"Sebenarnya seperti itu tidak ada masalah, asalkan mampu saja," kata Petruk.
"Harus mampu toh. Tapi ada kan data masa lalu tentang orang-orang bermasalah duduk di Pemerintahan?!" kata Bagong.
"Data itu sih ada dan juga tuh orang-orang tersebut bertahan di Pemerintahan. Tapi aku tidak peduli itu semuanya. Aku swasta ini dan jalannya halal lagi," kata Petruk.
"Bener omonganmu Petruk, ya bukan urusan kita itu mah. Ya sudahlah aku nonton Tv aja!" kata Bagong.
"Iya," kata Petruk.
Petruk masih berpikir panjang jadi nulis atau tidak ya?!. Bagong, ya ke ruang tengah untuk nonton Tv.
"Aku tulis saja. Ceritanya seperti biasa aja!" kata Petruk.
Petruk pun mulai mengetik di leptopnya dengan baik.
"Gareng, gimana acara debat Pilkadanya?!" kata Bagong.
"Berjalan dengan baik," kata Gareng.
"Berjalan dengan baik toh," kata Bagong.
"Tambahan. Bagus penyelenggaraan debat Pilkadanya," pujian Gareng.
"Pujian toh," kata Bagong.
Bagong dan Petruk terus menonton Tv dengan santai banget. Keadaan lingkungan sih, ya masih hujan rintik-rintik gitu. Petruk berhenti mengetik di leptopnya dan berkata "Cuma sekedar cerita ini dan itu dari sudut aku saja!"
Petruk, ya kembali mengetik lagi karena ada ide cerita yang harus di ketik di leptopnya. Petruk terus mengetik dengan baik, ya sampai selesai. Baru setelah itu main game di leptop. Gareng dan Bagong tetap nonton Tv dengan santai banget.
No comments:
Post a Comment