Halo sahabat KCH, ini adalah cerita pertama saya disini. Kalau ada kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi. Kejadian ini terjadi di tahun 2008 dan saya alami dengan beberapa teman saya sebut saja Ari, Reno, Saidi, BunBun, Chika, Indah dan Elisa. Kejadian ini bermula ketika Elisa dan putrinya di teror hantu perempuan menyerupai kuntilanak ketika mereka cuma berdua dirumah karena suami elisa sedang dinas ke luar kota. Pada malam mereka berdua itu elisa dan putrinya sudah tidur nyenyak.
Tapi kemudian elisa terbangun karena ada suara-suara diruang tamu yang dekat dengan kamarnya dan ketika dia bangun keluar dari kamar dia terkejut karena ada sosok kuntilanak yang jelas berdiri di dekat pintu rumahnya. Sontak elisa pun masuk ke kamar dan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an dan tidak lama kemudian kuntilanak itu menghilang. Esoknya elisa menceritakan kejadian itu kepada chika, indah, saidi, bunbun dan meminta mereka untuk bermalam di rumahnya sampai suaminya pulang.
Karena yang lain takut akhirnya bunbun mengajak saya, ari dan reno untuk ikut bermalam di rumah elisa. Akhirnya kita sepakat dan setelah habis sholat maghrib kami semua bertolak ke rumah elisa. Ketika sampai di rumah elisa kita santai di ruang tamu sambil mendengar cerita elisa tentang kejadian semalam dan tak terasa jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Elisa dan putrinya, chika, indah tidur di kamar elisa, sedangkan saya, ari, reno, saidi dan bunbun tidur di ruang tamu tapi kami tidak langsung tidur karena tugas kami adalah berjaga-jaga.
Hawa di rumah elisa mulai berubah, angin membuat pohon jambu di depan rumah elisa bergoyang dan ketika jam 12 malam ke atas kejadian yang tidak di harapkan terjadi. Sosok kuntilanak yang menggangu elisa semalam muncul di depan pintu rumah elisa yang terbuka sendiri dengan kencangnya. Sontak saya dan teman-teman yang di ruang tamu terkejut dan bengong. Tapi 1-2 menit kemudian kami sudah sadar dan menguasai diri. Saya menyuruh elisa, chika, indah dan putrinya tetap di kamar dan membaca ayat suci Al Qur’an.
Sedangkan saya dan teman yang lain di komando oleh ari yang memang menguasai ilmu agama yang kuat. Mulai membacakan ayat suci Al Qur’an untuk mengusir kuntilanak tersebut, alhamdulillah tidak lama kemudian kuntilanak itu hilang. Kemudian ari mengeluarkan 3 botol besar air mineral yang sudah di bacakan surah yasin di seluruh sudut rumah elisa dan malam itupun keadaan normal sampai subuh karena kami memang tidak tidur untuk berjaga-jaga kalau kuntilanak itu datang lagi. Karena penasaran kenapa kuntilanak itu mengganggu elisa padahal sebelumnya tidak pernah ada kejadian, kami pun sepakat untuk menanyakan itu kepada kyai yang juga guru dari ari.
Setelah sampai di rumah elisa, kemudian beliau berdoa dan mendekati pagar rumah elisa dan mengambil tanah di sekitar pagar. Lalu beliau menjelaskan bahwa di pagar rumah elisa sudah ditaburi “Tanah Kuburan” oleh seseorang dan ternyata orang yang menaburkan tanah kuburan itu adalah tetangga seberang rumah elisa, kami pun langsung menuju rumah orang tersebut dan minta penjelasan.
Akhirnya orang itu mengaku dan mengatakan bahwa dia melakukan hal tersebut karena iri dengan kehidupan elisa dan suaminya yang semakin bagus rezekinya. Awalnya kami mau melaporkan kejadian itu ke polisi tapi atas saran pak kyai akhirnya terjadi kesepakatan kekeluargaan di saksikan oleh ketua RT setempat, alhamdulillah kejadian teror kuntilanak tersebut tidak pernah terjadi lagi.
Tapi kemudian elisa terbangun karena ada suara-suara diruang tamu yang dekat dengan kamarnya dan ketika dia bangun keluar dari kamar dia terkejut karena ada sosok kuntilanak yang jelas berdiri di dekat pintu rumahnya. Sontak elisa pun masuk ke kamar dan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an dan tidak lama kemudian kuntilanak itu menghilang. Esoknya elisa menceritakan kejadian itu kepada chika, indah, saidi, bunbun dan meminta mereka untuk bermalam di rumahnya sampai suaminya pulang.
Karena yang lain takut akhirnya bunbun mengajak saya, ari dan reno untuk ikut bermalam di rumah elisa. Akhirnya kita sepakat dan setelah habis sholat maghrib kami semua bertolak ke rumah elisa. Ketika sampai di rumah elisa kita santai di ruang tamu sambil mendengar cerita elisa tentang kejadian semalam dan tak terasa jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Elisa dan putrinya, chika, indah tidur di kamar elisa, sedangkan saya, ari, reno, saidi dan bunbun tidur di ruang tamu tapi kami tidak langsung tidur karena tugas kami adalah berjaga-jaga.
Hawa di rumah elisa mulai berubah, angin membuat pohon jambu di depan rumah elisa bergoyang dan ketika jam 12 malam ke atas kejadian yang tidak di harapkan terjadi. Sosok kuntilanak yang menggangu elisa semalam muncul di depan pintu rumah elisa yang terbuka sendiri dengan kencangnya. Sontak saya dan teman-teman yang di ruang tamu terkejut dan bengong. Tapi 1-2 menit kemudian kami sudah sadar dan menguasai diri. Saya menyuruh elisa, chika, indah dan putrinya tetap di kamar dan membaca ayat suci Al Qur’an.
Sedangkan saya dan teman yang lain di komando oleh ari yang memang menguasai ilmu agama yang kuat. Mulai membacakan ayat suci Al Qur’an untuk mengusir kuntilanak tersebut, alhamdulillah tidak lama kemudian kuntilanak itu hilang. Kemudian ari mengeluarkan 3 botol besar air mineral yang sudah di bacakan surah yasin di seluruh sudut rumah elisa dan malam itupun keadaan normal sampai subuh karena kami memang tidak tidur untuk berjaga-jaga kalau kuntilanak itu datang lagi. Karena penasaran kenapa kuntilanak itu mengganggu elisa padahal sebelumnya tidak pernah ada kejadian, kami pun sepakat untuk menanyakan itu kepada kyai yang juga guru dari ari.
Setelah sampai di rumah elisa, kemudian beliau berdoa dan mendekati pagar rumah elisa dan mengambil tanah di sekitar pagar. Lalu beliau menjelaskan bahwa di pagar rumah elisa sudah ditaburi “Tanah Kuburan” oleh seseorang dan ternyata orang yang menaburkan tanah kuburan itu adalah tetangga seberang rumah elisa, kami pun langsung menuju rumah orang tersebut dan minta penjelasan.
Akhirnya orang itu mengaku dan mengatakan bahwa dia melakukan hal tersebut karena iri dengan kehidupan elisa dan suaminya yang semakin bagus rezekinya. Awalnya kami mau melaporkan kejadian itu ke polisi tapi atas saran pak kyai akhirnya terjadi kesepakatan kekeluargaan di saksikan oleh ketua RT setempat, alhamdulillah kejadian teror kuntilanak tersebut tidak pernah terjadi lagi.
No comments:
Post a Comment