Sabtu pagi yang cerah di kediaman Dono di daerah pinggiran kota Jakarta. Dono asik duduk ngetik di ruang tamu lewat Hpnya. Indro pun baru pulang dari urusan kerjaan dan langsung duduk bersama Dono.
"Dono tumben nulis pake Hp. Kemana leptop yang biasa di pakai untuk ngetik?" tanya Indro.
"Saya jual," jawab Dono yang masih asik ngetik di Hpnya.
"Kamu..jual Dono. Sayang banget. Kenapa kamu jual? Kan berguna untuk urusan kerja kamu?" tanya kembali Indro.
Dono menghentikan ngetik di Hpnya langsung di simpan.
"Saya butuh uang saja. Abisnya usaha saya mengalami tekan ekonomi. Karena penurunan penjualan,"cerita Dono.
"Ya........Dono namanya hidup wajar di atas wajar saja di bawah. Sudah kondisinya kan," kata Indro.
"Saya sebernarnya sudah tahu keadaan ekonomi saya. Saya sudah menghitung dari awal puncaknya sampai mengalami penurunan yang luar biasa. Walau saya alternatifkan dengan jenis barang baru. Ternyata tidak mendongraknya. Lalu saya tinjau dari lingkungan masyarakat untuk mengecek tingkat ekonomi mereka dengan proses pendekatan. EEEEE ternyata ketahuan. Setiap warga sekitar masih terjebak dengan ekonomi keluarga," cerita Dono.
"Wah..bener-bener kacau ya...Dono," kata Indro.
"Bener-bener kacau, tapi harus mengambil sikap dalam keadaan ekonomi yang sulit. Bertahan atau gulung tikar," kata Dono.
"Keputusan yang berat banget," kata Indro.
"Yo...i..."
Dono melanjutkan pekerjaannya mengetik lewat Hpnya. Sedangkan Indro dapet telpon yang penting teman kerjanya bernama Nyasmin. Segeralah Indro pergi setelah menyelesaikan telponnya dan meninggalkan Dono yang sibuk mengetiknya.
"Haaaaaa..repot nulis pake Hp," keluhan Dono dengan suara cukup nyaring.
Dono tetap mengetik di Hp. Tiba-tiba Dono yang sedang serius kaget sekali Hpnya berdering. Lalu Dono membuka sms yang masuk. Ternyata Dono dapet pinjeman leptop dari Wulan. Segeralah Dono ke rumah Wulan untuk mengambil leptop. Pas keluar rumah Kasino baru pulang langsung deh Dono minjem motornya.
Dono menggunakan motor Kasino ke rumah Wulan. Singkat waktu sampai di rumah Wulan. Ternyata Wulan sudah di depan rumah sedang main Hpnya.
"Dek.." sapa Dono.
"Dek..dek.... ucapkan salam dulu ke rumah orang punya etika dong. Kaya gak di ajarkan agama ya!" kata Wulan ketus banget.
Dono bingung dengan sikap Wulan yang keras banget hari ini. Dono pun lebih baik menyerah dan mengucap salam "Asalamualaikum warohmatulloh wabarokatu."
"Waalaikum salam warohmatulloh wabarokatu," jawab Wulan.
Lalu Dono mau duduk bangku di teras rumah.
"Siapa yang nyuruh duduk?!" kata Wulan dengan ketus lagi.
Dono pun berpikir sejenak "Ada apa dengan Wulan ya...sampai keras ucapan ini."
Dono pun memutuskan untuk meminta maaf sama Wulan dengan tulus dari hatinya. Ternyata Wulan pun luluh hati yang keras dan begitu juga dengan ucapannya. Dono pun di suruh duduk di bangku teras rumah.
Mulailah Dono berbicara dengan maksud baiknya untuk meminjam leptop sama Wulan. EEeee Wulan marah lagi dan berkata "Tidak boleh."
Dono lebih bingung lagi dengan sikap Wulan yang mengeras lagi. Dono pun mencoba bicara dengan Wulan dengan lebih baik lagi dan tulus banget.
"Dek.. jika...Kak salah tunjukan kesalahan Kakak. Jangan marah gini. Bikin bingung Kakak," kata Dono.
"Kakak..yang ....mulai duluan nie... semuanya," kata Wulan yang mulai marah-marah.
"Maaf..kalau... Kakak salah. Baik ucapan dan perbuatan Kakak yang tidak di sengaja dan sengaja. Sekali lagi maaf. Tapi tunjukkan kesalahan Kakak..... Dekkkk," kata Dono memohon.
"Mau tahu....gak apa ? Kak Dono...telah bermain api. Siapa ini Lesti, Rara, dan Selfi dalam tulisan yang di buat dalam Blog.....?," tanya Wulan.
Dono pun bingung di intrograsi oleh Wulan yang langsung menyalak. Dono pun mau menjawab,tapi melihat wajah Wulan yang marah akhirnya hanya bisa menunduk dan diam. Tapi Wulan mendesak Dono untuk memberikan pernyataan semuanya. Dono pun mengalah dan akhirnya membuka mulut dan bicara "Cuma orang yang Kak Dono yang dikenal saja. Lalu jadi bahan untuk tulisannya saja."
"Cuma itu saja?" tanya Wulan lagi.
"Ya...cuma itu, tapi .........."
"Tapi apa?" Wulan memotong omongan Dono.
"Tapi..memang ia sih...ada kisah di masa lalu dan sekarang yang saling berkaitan saja.Tapi Wulan gak perlu marah kok.... Cuma teman sekarang," penjelasan Dono yang kacau.
"Teman...apa teman. Nanti tahu-tahu masih ada rasa lagi?" kata Wulan menyudutkan Dono.
Dono mulai bingung di dalam dirinya dan kata hatinya bicara "Jujur salah bohong juga salah. Saya juga yang bikin masalah."
Wulan langsung masuk ke dalam rumah. Dono pun mencoba masuk ke rumah, tapi gak jadi lebih baik duduk di teras depan. Dono pun murung banget. Tiba-tiba Wulan keluar dari rumahnya.
"Kenapa gak di kejar untuk menyelesaikan persoalan kita?" kata Wulan.
"Maunya ngejer sih. Tapi....."
"Tapi...apa? Jangan-jangan gak cinta lagi sama Wulan ya. Lebih baik Lesti, Rara, dan Selfi? kata Wulan yang memotong omongan Dono dan di tambahkan langsung menyudutkan.
Dono pun diam sambil berpikir "Susah deh menghadapi Wulan seperti ini. Kaya macan betina banget."
Wulan pun kembali masuk ke dalam rumah lagi. Dono pun mengikuti Wulan masuk ke dalam rumah.
"Kak Dono..ikutan masuk ke dalam rumah juga. Ngikuti Wulan ya."
"Iya. Kalau gak ngikuti kamu masuk rumah untuk di kejar nanti marah lagi. Tapi...ini....."
"Wulan marah-marah sama Kak Dono," Wulan menyambungkan omongan Dono.
"Itu...maksudnya... Dek. Tapi..Kak Dono cuma teman dengan mereka itu saja," kata Dono dengan penuh kejujuran.
"Awas bohong..loe. Wulan cemburu tahu. Kak Dono memberikan perhatikan pada cewek lain harusnya Wulan. Karena Wulan ngeceknya tahu."
Dono pun berpikir "Dari mana Wulan tahu ya."
Wulan pun masuk ke dalam rumah dan Dono ingin ikutan masuk tapi lebih baik duduk di teras depan. Wulan pun keluar dari rumahnya dengan membawa leptop yang dari kamarnya dan di taruh di meja.
"Nih.. leptop ....Kak Dono yang di jual. Wulan beli lagi lewat teman Kak Dono," kata Wulan.
Dono langsung ngecek leptopnya dengan baik.
"Astaga ini leptop... saya," kata Dono.
"Saya dapat infonya dari leptop ini," kata Wulan.
"Wah.....gara-gara saya lupa memindahkan data. Ketahuan lah isi leptop ini," kata Dono.
"Ketahuan...kan. Kak Dono mulai main api. Biasanya Wulan yang di tulis. Tapi cewek lain yang masih ada urusan dengan pribadi Kak Dono," kata Wulan.
"Ya...deh..Kak Dono salah. Jadi minta maaf. Masalah leptop ini Kak Dono pinjem dulu ya," kata Dono.
"Sudahlah..Kak... Wulan membelinya untuk Kak Dono kok. Wulan ikhlas kok untuk Kak Dono," kata Wulan yang menunjukkan niat baiknya.
"Alhamdulilah..... Kalau begitu Kak Dono permisi dulu. Untuk menyelesaikan pekerjaan Kak Dono."
"Iya..hati-hati di jalan."
"Asalamualaikum," salam Dono.
"Waalaikum salam," jawab Wulan.
Dono pun segera pulang ke rumahnya dengan menjalankan motor dengan baik. Di tengah jalan Dono berhenti di pinggir jalan.
"Untung aja punya cewek yang baik banget bisa menerima penjelasan saya. Sebenarnya sih...saya gak selingkuh. Cuma coba-coba. Tapi....lebih baik Wulan. Anaknya baik dan kaya raya. Saya sih tidak mengincar kekayaan orang tuanya. Saya suka sama Wulan karena kebaikan hatinya itu lah yang dapat mengalahkan semua wanita lebih baik dari Wulan dari sisi pencapaian sesuatu untuk masa depan yaitu karir," celoteh Dono yang meratapi keadaan dirinya.
Dono pun mulai menjalankan motornya. Lagi-lagi berhenti di pinggir jalan.
"Wulan lebih baik deng. Saya lupa... Kalau dia lulus S2. Pencapaian untuk masa depan bisa menjadi siapa pun. Tergantung Wulannya," celoteh Dono.
Dono pun menjalankan motornya lagi menuju pulang ke rumahnya.
Karya: No
No comments:
Post a Comment