CAMPUR ADUK

Thursday, February 22, 2018

PERI NILA

Bola energi berwarna emas terbang di langit malam seperti kunang-kunang. Saat itu Awin sedang berjalan dan melihat bola energi. Sontak Awin mengejarnya  dengan cepat bola energi sampai ke sebuah rumah tua. Dengan perlahan-lahan Awin masuk ke dalam rumah tua. Bola energi masuk ke dalam sebuah kotak. Awin langsung menutup kotak kecil tersebut.

"Saya bisa kaya dengan makluk di dalamnya," celoteh Awin.

Awin pun membawa kotak kecil di bawa keluar dari rumah tua. Tapi tiba-tiba ada seorang Bapak-Bapak memergokin Awin keluar dari rumah. 

"Kamu...maling...ya?" tanya Bapak-Bapak penjaga rumah.

"Sial...........kayanya kena...batu saya karena ulah saya yang sedikit nakal," gerutu Awin.

Awin diam di tempat. Bapak-Bapak penjaga rumah mendekati Awin. Lalu Awin berpikir pendek.

"Ah...bodok...ah.......yang penting saya kabur," gerutu Awin.

Awin berlari dengan sekuat tenaga.

"Wah....bener...maling," teriak Bapak-Bapak penjaga rumah.

Sontak Bapak-Bapak penjaga rumah mengejar Awin. Lalu Awin membelok di satu gang kecil dan masuk ke dalam rumah yang rimbun dengan pepohonan. 

" kayanya saya aman di sini," celoteh Awin dengan suara kecil.

Bapak-Bapak penjaga rumah mencari Awin kesana-kesini. Tapi hal hasil tidak menemukan Awin.

"Sembunyi ke mana anak itu...," gerutu Bapak-Bapak penjaga rumah.

Bapak-Bapak penjaga rumah langsung pergi ke jalan yang lain. Awin duduk diam sampai ketiduran. Hari pun berganti pagi Awin bangun.

"Loh...saya..ketiduran toh di sini sampai pagi," kata Awin.

Awin bergerak keluar dari taman dan menuju jalan utama. Terlihat orang sekitar sibuk dengan aktivitasnya. Awin dengan santai membawa kotak yang berisi bola energi sampai rumah. Selang berapa saat sampai di kontrakannya. Lalu Awin melihat Ibu pemilik kontrakan sudah setembai di depan pintu rumah kontrakan Awin. 

"Saya..lupa hari ini..........waktu untuk bayaran....uang kontrakan. Tapi saya....belum punya uang. Lebih baik kabur ah. Hidup di kota Jakarta kalau gak ada sanak famili...ya gelandangan deh," kata Awin.

Awin pun berbalik arah menuju  sebuah tempat yang sepi yang cukup jauh dari tempat kontrakannya. Selang berapa lama Awin melihat sebuah gubuk kecil. Dengan perlahan-lahan Awin menuju gubuk kecil di lahan yang tertutup. Tak di sangka dan di duga. Awin melihat ada orang di dalam gubuk. Awin dengan hati-hati mengintip dari balik gubuk.

"Haaaaaaa......mesummmmmmmmmmmmmmmm," kata terkejut Awin.

Awin lupa dan langsung menutup mulut dengan tangan kanan. 

"Siapa yang berteriak..itu...?" kata pria.

"Kacau...warga....," kata wanita.

Awin tetap diam di samping gubuk. Pria dan wanita keluar dari gubuk, lalu pergi dengan cepat meninggalkan tempat tersebut. Awin mendengarkan langkah mereka pergi. Makin lama makin menjauh pria dan wanita dari gubuk. Awin bangun dari persembunyiannya dan melihat pria dan wanita terlihat kacau.

"Bener-bener dunia sudah...rusak. Orang nikah gampang. Eh...malah main yang haram.....lebih banyak di lakukan orang berpikir pendek. Orang gila lebih banyak di dunia ini," gerutu Awin.

Awin langsung duduk di sebuah kursi tua. Lalu membuka kotak berisi bola energi. Tiba-tiba terlihat seekor makluk berwarna emas. Awin mencoba untuk memegang makhuk tersebut. Ternyata sang makluk terbangun dan mencoba untuk terbang. Dengan cepat Awin menangkapnya dengan tangan kanannya.

"Mau...lari kemana?," kata Awin.

"Lepaskan...saya...," kata makluk berwarna emas.

"Haaaaa.., kamu bisa bicara....?," tanya Awin.

"Ia...saya..bisa bicara....cepat lepaskan saya. Nanti saya kabulkan permintaan kamu," kata makluk berwarna emas.

"Beneran.......," kata Awin.

"Iya...," saut makluk berwarna emas.

Awin membuka  tangan kanannya. Makluk berwarna emas langsung duduk diam di tangan Awin.

"Cepat sebutkan permintaan kamu...., tapi cuma...satu.....saja. Karena saya banyak-banyak saya akan di hukum oleh para Dewa," kata makluk berwarna emas.

"Tunggu...dulu...Dewa...apa saya gak salah denger.......?," tanya Awin.

"Ia...Dewa....Saya ini peri. Wujudnya aja kaya kumbang berwarna emas," kata makluk berwarna emas.

"Kalau...begitu...nama kamu siapa?," tanya Awin.

"Peri.....Nila," katanya dengan tegas.

"Nila..toh. Nama saya Awin," katanya dengan lembut sekali.

"Ya..udah....Awin salam..kenal...cepat.......satu permintaan saja," kata Nila.

"Apa...ya.............?  oh...ini saja uang 1 Milyar aja deh," kata Awin.

"Hanya 1 Milyar aja. Sama dengan kontes dangdut yang lagi di perebutkan. Ah..urusan mudah buat kaum seperti...saya mengabulkannya," kata Nila.

Dengan kemampuan sihir Nila memunculkan uang 1 Milyar di dalam koper di atas kursi. Awin pun terkejut dengan kemampuan Nila. 

"Sekarang kamu buka koper itu!," perintah Nila.

"Baik," saut Awin.

Awin pun membuka koper dengan pelan-pelan. Telihat uang 1 Milyar.

"Waaw...kerennnn," kata Awin.

"Saya sudah mengabulkan permintaan  kamu..jadi saya pergi dulu," kata Nila.

"Ya......sampai jumpa lagi Nila," kata Awin.

"Males...bertemu dengan kamu lagi.....," gerutu Nila sambil terbang ke langit berubah menjadi bola energi.

Awin pun menutup kopernya.

"Sekarang...saya..mau ngapain dengan uang ini ya. Begini saja saya nikahin aja Zaskia.......teman kontrakan saya sekalian bayar kontrakan sama Ibu pemilik kontrakan supaya urusan beres. Setelah itu buat usaha kedai makanan," kata Awin.

Awin bergegas  dari gubuk di lahan yang tertutup. Selang berapa saat sampai di kontrakan. Awin segera menyelesaikan urusannya dengan Ibu pemilik kontrakan. Lalu melamar Zaskia. Selang satu minggu Awin dan Zaskia mengadakan pesta pernikahan dan seminggu berikutnya usaha kedai makan Awin di mulai.

Wednesday, February 21, 2018

MENGALAHKAN EGO

Waktu pun berlalu begitu cepat. Acara pengajian pun selesai dengan kebaikan. Awin keluar dari mesjid dengan berjalan kaki menuju rumahnya. Saat sendirian di tengah jalan sambil memandangin bintang di langit. Awin bertemu dengan temannya yang bernama Yitno. Langsung bersalaman keduanya tanda jalan silaturahmi keduanya baik. Lalu  keduanya pun melepaskan jabatan tangannya. Awin dan Yitno pun duduk di sebuah warung yang sudah tutup untuk berbincang.

"Ngomong-ngomong gimana urusan mu dengan Chika?" tanya Yitno.

"Oh.....Chika...sudah lama meninggal," jawab Awin dengan penuh kesenduhan.

"Inalilahi wainailahi rojiun............ saya sebagai teman turut bersedih....kamu kehilangan orang yang kamu sukai," kata Yitno.

"Iya.......saya tahu...umur keputusan Alloh SWT," kata Awin.

"Namanya umur siapa yang tahu? hanya Alloh SWT yang tahu. Jadi Chika meninggal di usia mudakan," kata Yitno.

"Iya.......umur 23 tahun........, di mana ia ingin menikah di usia muda. Tapi kehendak Alloh SWT yang menentukan jawabannya. Ia telah tutup usia," kata Awin.

"Yang sabar.......ya..Awin........ inilah bentuk ujian dalam menjalanin hidup. Apa yang kita inginkan belum tentu bisa kita dapatkan?," kata Yitno.

"Jelas........lah...semua itu. Saya bersabar untuk mencari karier yang baik untuk kelangsungan hidup. Eh.....orang saya sukai telah meninggal dunia. Rasa kehilangan inilah gak ada obatnya. Banyak gadis mencoba untuk masuk ke dalam hati ini  sebagai pengganti yang baik. Tetap tidak bisa," kata Awin.

"Mungkin kamu terlalu cinta," saut Yitno.

"Mungkin juga....tetapi sebenarnya saya sudah mengikhlaskan Chika dari dulu. Saya membuka diri sama seperti dulu ketika Chika masuk ke dalam hati saya. Yaitu mengalahkan ego saya," kata Awin.

"Bener juga......Awin. Kebanyakan gadis tidak bisa mengalahkan ego kamu. Tapi saya pun punya ego juga tetap saja kalah dengan orang yang saya sukai. Padahal kita adalah cowok yang setia. Seperti saya yang setia dengan istri saya bernama Mira dan di karunia buah hati yang cantik jelita bernama Putri," kata Yinto.

"Alhamdulilah........Alloh SWT selalu menyertai kamu Yitno...yang selalu mematuhi perintahnya dan menjauhi larangannya," kata Awin.

"Alhamdulilah hirobil alamin .....Alloh SWT beserta saya," kata Yitno.

Yitno dan Awin pun menghentikan pembicaraan karena hari makin larut sekali. Yitno terus menjauh dari Awin berjalan menuju rumahnya. Sedangkan Awin terus melangkah pasti menuju rumahnya.

KERASNYA PENDIRIAN

Malam begitu larut sekali. Awin duduk dengan santai selesai sholat isya. Lalu seorang Bapak-Bapak menyodorkan tangannya kehadapan Awin. Sontak Awin pun mengulurkan tangannya dan bersalaman. Tak lama melepaskan jabatan tangan.

"Oh ya Win udah ada pasangan ?" tanya Bapak Antok.

"Belum Pak," jawab Awin.

"Ngomong-ngomong umur berapa sekarang?" tanya Bapak Antok.

Awin berpikir sejenak ketika mendengar pertanyaan itu. Tetap saja Awin menjawab dengan tegas "Masuk 33 Pak."

"Oh gak berniat untuk menikah?" tanya kembali Bapak Antok.

"Menikah..........toh, kalau maunya gadisnya saya tolak Pak. Tapi Kalau mau saya baru saya tunjukan kepemimpinan saya yang baik," kata Awin lugas.

"Oh......begitu................ Jadi ke putusan seorang seorang kepemimpinan toh. Kalau gadisnya bener-bener suka..........sama kamu gimana........?" ujar Bapak Antok.

"Ya.........tetap saya tolak......Pak.........," tukas Awin.

"Tolak....juga.......walau gadis itu bener-bener mencintai mu secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi?," tanya Bapak Antok lagi.

"Tetap....di tolak. Karena saya belajar menjadi seorang pemimpin yang komitmen dengan keputusan yang saya buat dan tidak akan goyah walau bentuk ujian apapun?," pernyataan Awin yang tegas.

"Baik...lah...keputusan kamu. Padahal saya mau menawarkan anak saya," kata Bapak Antok.

"Saya...sudah mengerti dari awal pembicaraan. Bapak menawarkan Lisa anak semata wayang Bapak. Tapi tetap saya berpegang teguh dengan pendirian saya. Yaitu menolak keinginan dari seorang gadis, walaupun orang tuanya berniat baik menjodohkannya dengan saya," kata Awin.

"Ok.......kamu orang keras dengan pendirian kamu," kata Bapak Antok.

Bapak Antok beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari mesjid. Awin pindah dari duduk dan bersandar di dinding mesjid. Lalu Andre mendekati Awin.

"Awin...benaran..menolak.....Lisa.........yang cantik jelita......?" tanya Andre.

"Beneran, walau pun sebenarnya saya tahu kalau Lisa menyukai saya," kata Awin.

"Awin kenapa menolak Lisa?" tanya Andre.

"Saya tidak suka," jawab Awin.

"Oh...begitu..... Ada alasan yang lain?" tanya kembali Andre.

"Saya suka bertindak sesuai keinginan saya. Walau gadis yang saya sukai menolak saya. Itu lebih baik dari pada gadis yang menyukai saya dan saya tidak punya perasaan sama sekali dengannya," kata Awin.

"Tapi jalan ini lebih mudah kalau gadisnya mau. Dari pada gadisnya yang menolak kamu," kata Andre.

"Tetap saja saya tidak punya  perasaan sama Lisa," kata Awin.

"Awin zaman now ini lebih baik mengalah untuk urusan gadis. Bukan keras kepala dengan prinsip," kata Andre.

"Terserah kalau di bilang begitu. Tapi namanya pemimpin sekali mengeluarkan keputusan susah untuk di mencabut keputusannya. Karena tujuannya untuk menjadi seorang pemimpin yang bijak dalam menjalankan hidup yang lebih baik," kata Awin.

"Kalau masalah kebijaksanaan saya.......lebih baik bersifat fleksibel......saja agar tidak extrim," kata Andre.

"Oh.....," saut Awin.

Awin dan Andre menghentikan pembicaraan. Duduk dengan santai dan khusuk di mesjid mendengarkan ceramah Ustat Andi yang baru di mulai.

Saturday, February 3, 2018

PUTRI YANG BAIK HATI

Tikus berlari dengan cepat di sebuh kerumunan orang. Telihat Putri di atas panggung yang megah. Memanjat pangung dengan cepat. Lalu sebuah mulut menerkam Tikus.  Dengan cepat Tikus menghindari terkaman dari mulut Kucing.

"Hampir saja," kata Tikus.

"Dasar....sial....... Kamu bisa menghindari serangan saya," kata Kucing.

Kucing menyerang Tikus dengan penuh agresipnya. Cakar yang tajam terus diarahkan oleh Kucing ke Tikus. Menghindar cepatlah Tikus serangan mematikan Kucing. Tikus pun berusaha menjauh dari Kucing. Berlari sekuat tenaga. Lagi-lagi Tikus di serang Kucing Hitam dengan cakar yang mematikan. Dengan tanggap Tikus menghindari serangan Kucing Hitam.

"Sial...saya di buru dua Kucing sekaligus," kata Tikus sambil berlari.

Tikus pun masuk sebuah lubang kecil di balik dinding.

"Akhirnya saya selamat," kata Tikus.

Dua Kucing terus mencoba mengorek-ngorek lubang dengan cakarnya. Tapi Tikus tidak bisa terjangkau oleh dua Kucing.  Lalu dua Kucing mencari cara untuk mencari Tikus. Kucing berlari dengan cepat ke area yang lain. Tikus yang tahu dua Kucing pergi melihat dari balik lubang dinding.

"Saya aman........dari makluk buas...," kata Tikus.

Tikus dengan cepat berlari menuju tuannya. Terlihat Putri sedang duduk di pangung yang megah menunggu giliran menyanyi. Tapi tiba-tiba Kucing Hitam tepat di hadapan Tikus.

"Mau ke mana lagi?," kata Kucing Hitam.

Tikus berusaha untuk mundur. Tetapi di belakangnya ada Kucing lagi.

"Mau lari ke mana lagi?" kata Kucing.

"Sial...saya tidak bisa lari.....," kata Tikus.

Putri pun melihat Tikus kesayangannya. Dengan cepat mengambil Tikus dengan tangannya. 

"Hay binatang lucu......," kata Putri.

Tikus merasa senang selamat dari dua Kucing. Tikus pun mulai merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Terus mengeliat-geliat. Putri melihat binatang piaraannya yang lucu terlihat sakit. Putri sangat khawatir sekali. 

"Saya...harus pergi...dari tuan saya....kayanya kutukan saya mulai berakhir," kata Tikus.

Tikus pun melompat dari tangan Putri jatuh ke lantai pangung yang megah. Tiba-tiba berubahlah Tikus menjadi sosok seorang pangeran yang gagah perkasa. Dua Kucing pun terbengong. Putri pun menjadi sok. Apalagi semua orang di pangung yang besar dan megah. Tikus pun mulai mendekati Putri.

"Saya berterima kasih kamu telah banyak menolong saya.......selama ini," kata Tikus.

"Jadi...kamu...ini....siapa sebenarnya?" tanya Putri.

"Saya adalah seorang pangeran dari kerajaan sihir yang di kutuk oleh penyihir jahat yang ingin mengambil kekuasaan di kerajaan saya," cerita Tikus.

"Bukan kamu ini Ridho kan........," kata Putri.

"Bukan saya bukan Ridho atau Risky," kata Tikus.

"Tapi tampang kamu...sama dengan Ridho dan Risky," kata Putri.

"Saya bernama Richat.....dari Dunia Cermin," katanya.

"Richat.....bukannya Tikus," kata Putri yang masih bingung.

"Saya akan membuktikannya," kata Richat.

Richat mengunakan kemampuan sihirnya membuat orang tidur dalam keadaan berdiri. Lalu Richat menghapus semua ingatan tentang Richat adalah seekor Tikus. Putri melihat kebolehan Richat dengan sihir hebatnya. Putri pun yakin dengan kehebatan Richat. Karena Putri sudah percaya kehebatan sihir Richat. Dengan cepat Richat membangun semua orang. 

"Kita lanjutkan nanti pembicaraan kita," kata Putri.

"Tapi saya ingin berterima kasih karena kamu adalah orang yang paling baik," kata pujian Richat.

"Saya...mau bernyanyi... Masalahnya saya masih kerja," kata Putri.

"Oh...begitu... saya duet dengan kamu...wahai Putri yang cantik," kata Richat.

"Terserah...kamu............," kata Putri.

Putri dan Richat bernyayi berdua di pangung yang megah diiringi dengan arasemen musik yang heboh. Dengan sedikit sihir semua di bikin lebih heboh oleh Richat. Semua orang terkagum-kagum dengan kehebatan sulap Richat. Putri pun senang dengan hubungan baik dengan pangeran. Richat bahagia karena berhasil kembali menjadi manusia dan terbebas dari kutukan penyihir jahat.  

KATA-KATA WULAN

Siang hari yang cukup panas di kota Jakarta. Dono sedang berjalan menuju rumah Mpok Tati. Selang berapa lama sampailah di rumah Mpok Tati di kontrakan kecilnya. Dono hendak mengetuk pintu rumah Mpok Tati. Tapi ternyata Mila anak Mpok Tati membuka pintu rumah. Dengan membawa sebuah bungkusan.

"Mas Dono.......disuruh Ibukan untuk mengantarkan pesanan kue ke rumah Wulan tetangga Mas Dono,"  kata Mila.

"Iya.......," jawab Dono.

Mila langsung menyerahkan bukusan berisi kue ke Dono. Dengan baik Dono menyambutnya.

"Oh...Mila... Mas boleh nanya gak tentang sesuatu masalah Wulan,"  kata Dono.

"Masalah tentang Wulan," saut Mila.

"Kamukan dekat dengan Wulan kan. Apa bener Wulan putus dengan pacarnya sekarang," kata Dono.

"Bener....Mas. Pernyataan Wulan pacarnya selingkuh. Wulan mendapatkan buktinya lewat teman-temannya," kata Mila.

"Oh...begitu," saut Dono dengan berpikir.

"Jangan-jangan Mas Dono...... Suka dengan Wulan," kata Mila.

"Suka bolehlah, tapi mencintainya nanti dulu......," kata Dono yang lugu.

"Siapa bilang cinta.............?" kata Mila.

"Jadi saya gak nyambung toh," kata Dono.

"Iya.....gak nyambung. Tapi itu urusan Mas Dono. Suka atau tidaknya. Cinta atau tidak cinta," kata Mila sedikit ribet.

"Loh suka dan cinta kan bedanya tipis... Kalau urusan hubungan pria dan wanita," kata Dono.

"Bedanya jauh Mas Dono. Dari sebuah kata dan makna pun jauhhhhh....banget," kata Mila.

"Ya..udah...kalau begitu saya mau mengantarkan kue ini," kata Dono.

"Ya...hati-hati di jalan," jawab Mila.

Mila langsung masuk ke dalam rumah. Dono pun berjalan menuju rumah Wulan dengan melewati gang kecil dan sempit. Selang berapa saat sampai di rumah Wulan. Dono pun mengetuk rumah Wulan di barengin dengan salam " Asalamualaikum." Dengan sabar Dono menunggu di teras depan rumah Wulan. Keluarlah sesosok gadis pujaan hatinya. Dono pun terbengong. Lagu cinta pun terngiyang-ngiyang di kepalanya. Wulan pun menjawab " Waalaikum salam." Dono pun kembali ke dunia kenyataan.

"Ada perlu apa Abang Dono ke sini?," tanya Wulan dengan ketus sekali.

"Saya..mau mengantarkan kue," kata Dono.

Dono pun memberikan kue Wulan. Dengan baik Wulan mengambil kue yang di bungkus rapih.

"Masuk....dulu," kata Wulan mempersilakan Dono.

"Ya....," jawab Dono.

Wulan dan Dono masuk ke dalam rumah. Tanpa basa-basi Dono duduk di sofa yang bagus baget. Sedangkan Wulan membawa kue masuk ke ruang tengah dan di taruh di atas meja makan. Wulan pun mengambil uang dari dompetnya. Bergerak Wulan dan duduk di sebelah Dono.

"Abang ini..uang bayaran kuenya," kata Wulan yang mulai lembut.

"Iya," saut sambil mengambi uang dari Wulan.

Dono pun memasukan uang ke dalam saku celananya. Tiba-tiba Wulan pun mulai lebih dekat duduknya dengan Dono. Sontak Dono hanya diam saja.

"Saya suka kamu," kata Wulan.

Dono lebih terkejut lagi dengan omongan Wulan. Hanya diam seribu bahasa Dono. Wulan pun langsung berubah menjauh dari Dono.

"Kalau begitu saya permisi dulu," kata Dono.

"Iya," jawab Wulan.

Dono pun keluar dari rumah Wulan. Dengan segera Wulan menutup pintu rumahnya. Di perjalanan Dono berpikir keras dengan omongan Wulan. Lalu Dono terdiam 100 langkah dari rumah Wulan.

"Bener-bener cewek pandai membohongi perasaannya. Baru putus sudah mencari cowok lain hanya untuk menutupi idialisnya saja," celoteh Dono.

Dono berjalan lagi menuju rumah Mpok Tati. Selang berapa saat sampai di rumah Mpok Tati. Terlihat Mila yang membereskan cucian yang di jemur di halaman depan.

"Mila ini uang dari kuenya," kata Dono.

"Iya..Mas Dono," saut Mila sambil mengambil uang dari Dono.

"Mila ... Saya boleh minta tanggapan Mila tentang sesuatu yang ganjal menurut saya ," kata Dono.

"Boleh.... masalah apa  Mas Dono?" tanya Mila.

"Tadi .....saya bertemu dengan Wulan. Eh di bilang ..... Saya suka kamu," kata Dono.

"Itu mah....Mas Dono jadi pelarian perasaan Wulan. Pengganti pasangan," kata Mila.

"Pelarian dari sebuah perasaan yang bimbang. Jujur atau bohong," kata Dono.

"Mas...Dono...semua cewek...kalau putus dari cowoknya kacau. Apalagi kalau gak punya pasangan lebih kacau lagi. Biasanya tuntutan umur untuk menikah," kata Mila.

"Bingung...ah," saut Dono.

"Ya...bingunglah...orang Wulannya dalam posisi galau," kata Mila.

"Kalau begitu saya permisi dulu," kata Dono.

"Entar...dulu......upahnya kan belum Mila kasih," katanya.

"Oh...iya....," kata Dono.

Mila memberikan upah untuk Dono karena telah membantu mengantarkan pesan kue ke rumah Wulan. Dono dengan senang mengambil uang yang di beri oleh Mila. Walau nilai uang sedikit. Dono tetap bersyukur dengan rezekinya hari ini.  Dono pun pergi meninggalkan rumah Mpok Tati. Dan Mila masuk ke dalam rumah dengan membawa pakaian yang sudah cukup kering. Dengan santainya Dono berjalan menuju mesjid.

"Lebih..baik saya istikharoh...saja.......... Siapa tahu bener omongan Wulan?" celoteh Dono sambil jalan.

Azan pun di kumandangkan. Dono tepat sampai di depan mesjid. Masuklah Dono beserta para warga yang lain ke dalam mesjid untuk melaksanakan sholat asar.

Friday, February 2, 2018

CERITA DONO

Selesai berjualan somai. Dono bergerak menuju di mana Indro berjualan. Dengan berjalan kaki Dono melewati gang-gang kecil di area perumahan yang padat merayap. Tiba-tiba Dono pun terkejut sekali. Melihat Wulan bertengkar dengan pacarnya di pinggir jalan. Dono pun melangkah mundur dan bersembunyi di gelapnya malam. Dengan seksama Dono melihat pertengkaran tersebut yang membuat hati Dono berdebar kencang. Pertengkaran itu pun makin parah. Pacar Wulan ingin menampar Wulan. Dono melihat geram sekali. Tetapi tetap sabar Dono menahan dirinya. Khawatiran Dono pun ada batasnya. Pacarnya Wulan tidak mampu menahan emosinya. Tangan pun mulai ingin benar-benar menampar Wulan.

Dono bertindak selayaknya seorang pahlawan. Lalu di peganglah tangan pacarnya Wulan dengan genggaman yang sangat kuat.

"Jangan main kasar....sama wanita," kata Dono.

"Lepaskan jangan ikut campur," kata pacarnya Wulan.

Dono melepaskan genggaman yang kuat. Wulan pun bersembunyi di balik Dono. Pacar Wulan pun malu dan tidak bisa berkata-kata. Lalu pergilah pacar Wulan dengan membawa mobilnya dengan cepat. 

"Wulan...gak apa-apa?" tanya Dono.

"Jangan ikut campur urusan saya," kata Wulan yang ketus.

Dono pun terkejut pembicaraan Wulan.

"Saya hanya lewat dan ingin mencoba melerai dari pertengkaran kalian di jalan," kata Dono.

Tiba-tiba Wulan menangis. Lalu Dono mencoba ingin memeluk Wulan. Tapi karena teringat kata guru ngajinya " jangan coba memegang wanita yang bukan mukrimnya ....haram hukumnya." Dono pun hanya diam di tempat melihat Wulan yang menangis sambil berjongkok. Dono dengan sabar menunggu Wulan yang bersedih hatinya. Waktu pun berlalu cukup lama. Akhirnya isak tangis Wulan pun berhenti.

"Saya anter pulang," kata Dono.

"Iya...," jawab Wulan.

Dono pun mengantar Wulan pulang ke rumahnya. Dengan berjalan kaki mereka menuju pulang rumah. Ketika persimpangan gang. Dono langsung meminjam motor dengan Kasino. Dengan baiknya Kasino meminjamkan motor bututnya. Dengan segeralah Dono membonceng Wulan. Motor pun di bawa dengan hati-hati sampai rumah Wulan. Selang berapa saat sampai di rumah Wulan.

"Wulan kalau begitu saya pamit dulu...," kata Dono.

Wulan hanya diam. Langsung masuk ke dalam rumah. Dono pun membalik arah motornya dan melaju dengan tenang menuju tempat Indro berjualan. Sesampai di tempat Indro dengan segera Dono memarkirkan motornya.  Setelah itu Dono duduk bersama Indro.

"Indro...gimana jualan mu hari ini?" tanya Dono.

"Lumayan ...lah Dono....," jawab Indro.

"Ngomong-ngomong saya...pesan nasi goreng.....nih. Saya  lapar," kata Dono.

"Beres...Dono....," jawab Indro.

Dengan cepat Indro memasak nasi goreng kesukaan Dono. Dengan santai Dono membuka Hpnya untuk menonton acara di Youtube. 

"Dono nasi gorengnya pedes gak?," tanya Indro.

"Pedes...Indro, oh...ya...telornya campur sama nasi goreng. Maksudnya nasi goreng orak-arik," kata Dono.

"Oh...ya..beres Dono...," jawab Indro.

Dono terus menonton Youtube acara musik. Selang berapa lama nasi goreng pun jadi. Indro langsung menyajikannya di piring di tambah kerupuk, kacang goreng dan acar. 

"Dono...silakan di makan nasi goreng pesanan kamu," kata Indro.

"Iya...," jawab Dono.

Dono langsung mematikan tontonannya dan memasukkan Hp di saku celananya. Dengan lahap Dono menyantap makan malamnya. 

"Emmmm...enak," kata Dono.

"Iya......kan enak. Tetap saja jualan hari........terlihat sepi," kata Indro.

"Sabar Indro.....nama juga usaha," kata Dono.

"Tetap saja banyak saingan ya....Dono," kata Indro.

"Iya...lah Indro. Karena semua orang berusaha untuk mencari hidup. Saya lihat di keliling sini banyak penjual nasi goreng," kata Dono.

"Pesaing... yang sehat," kata Indro.

Dono pun selesai makan nasi gorengnya. Lalu segera mengambil gelas di meja dan air putih yang di tuangkan oleh Indro dari tekok. 

"Terima kasih," kata Dono.

"Iya," jawab Indro.

Dengan pelan-pelan Dono meminum air di gelas sampai habis.

"Alhamdulilah," kata Dono.

Dono menaruh gelas di meja. Indro langsung mengambilnya gelas dan piring kotor. Dengan segera di cuci sampai bersih. Piring dan gelas di taruh di tempat semula.

"Ngomong-ngomong...gimana jualan kamu?," tanya Indro yang duduk bersama Dono.

"Lumayan.........," jawab Dono.

"Indro...cinta itu apa sih?," tanya Dono yang lagi bingung.

"Cinta........adalah hanya ungkapan perasaan saja," jawab Indro.

"Jadi cinta...itu ribet ya," kata Dono.

"Ya....ribet..gak gak ribet.........semuanya alasanya paling utama bukan cintanya. Tapi kesiapan orang menjalankan cintanya. Hidup bukan urusan cinta saja atau perasaan saja. Tapi tanggung jawab penuh dengan komitmen dalam menjalankan hubungan. Siap gak siap harus siap. Kuat gak kuat harus kuat menjalankan semua ujiannya. Maka butuh nilai dari kesabaran dan ikhlas," penjelasan Indro.

"Oh begitu. Saya ingin mencoba mendapatkan cewek yang sudah punya pacarnya, gimana pendapatmu Indro?," tanya Dono.

"Janganlah...Dono....ribet urusannya. Kita tidak tahu cewek itu jujur atau bohong dalam menjalankan hubungannya. Kerapuhannya dasar utama dari iba. Kebanyakan Pria jatuh karena sebuah iba atau nama lainnya adalah ingin menolong atau melindungi. Karena kodrat wanita makluk yang lemah. Tetap saja jangan terjebak dengan keadaan itu.  Apalagi ketika cewek putus dari cowoknya. Ceweknya menyalahkan cowoknya dan cowoknya menyalahkan ceweknya karena hal paling utama  bentuk dari kesetiaan. Tetap saja penuh kebohongan pacaran itu. Janji muluk tidak sesuai dengan keadaan. Ego masing-masing," kata Indro lebih kompleks.

"Kalau...begitu..sih bener. Wulan dan pacarnya..konflik kebodohan mereka," kata Dono.

"Jadi dari tadi kamu memikirkan Wulan dan pacarnya?," tanya Indro.

"Iya..., karena saya melihat Wulan dan pacar bertengkar di jalan," kata Dono.

"Dono........pertengkaran antara dua pasangan itu... di jalan terlalu sering. Karena mereka selalu berpikir pendek. Awalnya manis dengan dasar dan tujuan cewek cepet nikah, tapi sebaliknya cowok mempermainkan perasaannya. Karena kerapuhan cewek. Pada akhirnya keduanya pun salah mengambil keputusan. Cinta adalah kehancuran," kata Indro.

"Ya......bener....., Cinta yang baik ..........adalah sederajat Ilmu dan Harta," kata Dono.

"Ya...iya..lah Dono. Lebih enak menjalankannya. Tidak ada kesenjangan sosial. Saling membangun untuk kelahiran anak," kata Indro.

"Anak........jawaban paling penting.......sebagai cowok yang baik saya ...sadar. Niat saya mau mendekati Wulan saya lupakan," kata Dono.

"Begitu.........kamu...Dono...yang asli. Jangan kaya Nazar atau artis lainnya.......plin-plan dalam mengambil keputusan. Kaya anak kecil tidak punya wibawa atau tangungjawab," kata Indro.

"Kalau itu saya...tahulah...kan cuma...mainan. Kalau beneran mereka sendiri yang terjebak mainan mereka. Pada akhirnya bodoh di piara,"kata Dono.

"Awalnya bohong jadi jujur," kata Indro.

"Ya....udah... Saya mau pamit pulang. Mau istirahat. Besok saya masih kerja..lagi," kata Dono.

"Ya.....," saut Indro.

Dono pun mengeluarkan uang dari dompetnya dan membayar pesanan nasi goreng. Indro pun mengambil uang dari Dono.  Segeralah Dono pergi  dengan motor butut sampai pulang ke rumah.

PIKIRAN YANG POSITIF

Pagi yang cerah di pinggiran jalan perkotaan. Dono sedang berkeliling jualan somai yang di ambil dari Kasino. Tak sengaja melihat Indro lagi asik nonton vidio di Hpnya di bawah pohon seri. Lalu Dono pun menghampiri teman terbaiknya dengan memarkirkan gerobak somainya. Langsung duduk bersama Indro di bawah rindangnya pohon seri.

"Indro kamu asik nonton apa sih?" tanya Dono.

"Perlombaan menyanyi," kata Indro.

"Perlombaan burung berkicau setiap malam," kata Dono.

"Dono...jangan menggunakan kiasan sih dalam pembicaraan," kata Indro.

"Itu kan lumrah.............bener. Karena memang kenyataannya kan burung berkicau atau burung ngoceh," kata Dono.

"Ya....bener...tapi ini nilainya seni dan uang......," kata Indro.

"Loh apa bedanya.....dengan orang jualan burung.......... Kan sama aja dinilai dari suara burung dan nilai jenis burungnya,"  kata Dono.

"Ya...bener............ Tapi bedanya...itu sair lagu atau puisi yang di arasemen musik," kata Indro.

"Ya.....itu sih saya....tahu puisi.........yang bersair dan menghanyutkan pendengarnya.....," kata Dono.

"Tapi tidak semua puisi bisa di jadikan sair lagu," kata Indro.

"Sebenarnya......bisa..tergantung mampu atau tidak menggabungkan sair puisi dengan musik,"  kata Dono.

"Kalau saya pikir panjang...bener sih........ Jadi masalahnya....hanya nilai jual saja. Yang lebih tepatnya.......menghasilkan uang. Kaya pengamen jalanan. Musiknya kemana? lagu kemana? pada hasilnya orang yang mendengarkan memberikan uang," kata Indro.

"Itulah ....yang saya maksud...... seperti burung berkicau........dengan nilai bakat lahir harus di asah menjadi nilai jual tinggi," kata Dono.

"Hebat kamu...Dono mampu menilai...sesuatu dengan perumpamaan Bahasa Indonesia," kata Indro.

"Dono..gitu.....loe," katanya dengan percaya diri.

Dono pun berajak dari duduknya dan mengolenin somai yang di jualnya. Lalu di berikan kepada Indro.

"Dono...saya..gak pesen..... somai jualan kamu?" tanya Indro.

"Kamu memang gak pesen cuma saya laper  belum sarapan jadi sekalian kamu menemani saya makan," kata Dono.

"Terima kasih Dono...yang baik..hati," kata Indro.

"Ya...sama-sama," jawab Dono.

Dono dan Indro asik makan somai di bawah pohon seri. Tiba-tiba dateng seorang gadis cantik ke hadapan Dono dan Indro.

"Bang............beli...somainya," kata Wulan.

"Wulan....mau..beli somai Abang Dono....?" tanya Dono.

"Ya...iya....lah," kata Wulan.

"Dono...lembut...sama orang .....kamu sukai...," kata Indro dengan suara kecil.

"Diam...ah...urusan...saya....jualan tidak ada gunanya dengan cinta," kata Dono dengan suara kecil.

"Ehhhhh...kok malah ngobrol.....cepetan...dilayanin masalahnya saya ada urusan," kata Wulan.

"Iya...iya...," saut Dono.

Dono pun beranjak dari duduknya lalu segera mengolenin somai pesan Wulan. Indro diam seribu bahasa agar tidak menggangu urusan Dono dan Wulan. Somai sudah di bungkus dengan rapih, lalu di bayar oleh Wulan.

"Terima kasih ya....Abang Dono penjual somai," kata Wulan yang lembut sedikit ketus.

"Iya...sama-sama," kata Dono.

Wulan pun pergi dengan membawa sekresek somai langsung masuk ke dalam mobil yang di parkirkan di seberang jalan. Wulan pun membawa mobilnya dengan penuh ke hati-hatian. Dono pun diam dan membisu dengan ulah Wulan. Lalu Indro menepuk pundak Dono.

"Woy bengong...........abis ketemu dengan demenan.........jadi seneng," kata Indro.

"Bukan itu masalahnya Indro.......... Kenapa Wulan membeli somai di sini?. Pada hal saya sudah sering lewat rumahnya kalau berjualan," kata Dono.

"Itu sih cuma perasaan kamu saja. Yang aslinya lumrah....Dono," kata Indro.

"Tetap saja....kalau saya pikir ganjil.........," kata Dono.

"Ganjil dari...tingkah laku dan omongannya....," kata Indro.

"Ya...itu masksudnya..," kata Dono.

"Ya...jelas....saja. Cewek itu lagi singel, walau punya pacar pun belum tentu jadi suami istri. Impian semua cewek cepet menikah agar tidak di cap perawan tua. Mau gak mau.....menjual pesona kecantikannya...yang wah ...weh...woh......," kata penjelasan Indro.

"Bener juga........ Kalau saya pikir.....saya sih masih ada peluang mendapatkan hati Wulan. Tergantung saya mampu atau tidaknya memberikan kesetiaan  dan kenyamanan dalam menjalankan hubungan," kata Dono.

"Itu...kamu mengerti............," kata Indro.

"Ngomong-ngomong kamu masih main Yotube?" tanya Dono.

"Gak...Dono......ngabisin uang," kata Indro.

"Kok.......ngabisin uang....... Bukan Yutobe bisa menghasilkan uang?" tanya Dono.

"Kalau hanya..untuk seneng-senang sih...iya... Kalau mau menghasilkan uang dari Yotube berpikir dua kali. Karena buat chanel TV," kata penjelasan Indro.

"Ya...bener sih........ Tapi saya...main juga...tetap saja sampai sekarang penontonnya sedikit. Kalau di tonton sendiri  sampai sebanyak apapun? sistem perhitungan penontonnya meningkat. Tapi itu juga kalau di masukan untuk mendapatkan uang di tolak sama Yotube. Karena alasannya memanipulasi tontonan dengan sekala waktu pendek," kata Dono yang  runyem.

"Ya..jelas....saja di tolak.......itu sih ...sama aja permainan anak kecil," kata Indro.

"Iya...namanya.....suka dengan hasil kerja kita.....ya....lebih baik di tonton sendirikan......," kata Dono.

"Dono...........yang namanya urusan uang pasti ada tata aturan yang di buat aman. Karena Yotube membuat kebijakan perusaannya bukan untuk di bangun satu hari. Tapi berkelanjutan. Karena semakin banyak yang minat pada Youtube. Semakin nilai saham perusahaan tinggi. Jadi keuntungan Youtube meningkat. Karena itu...dengan nilai kerja sama yang baik  saling menguntungkan  " uang" adalah salah satu pemicu atau daya tarik orang untuk menggunakan segala fasilitas Youtube," kata penjelasan Indro yang ribet.

"Jadi............gara-gara uang....Youtube............orang lebih banyak meluangkan waktunya," kata Dono.

"Ya...iya...lah.......apa bedanya dengan Blog dan Aplikasi. Sama-sama di giurkan dengan nilai daya tarik uang. Apalagi kaya...kita ini penganguran terselubung.....paling banyak kalau di cari di data statistik pertumbuhan ekonomi," kata Indro yang ribet sekali.

"Wah...kalau kata kamu kita ini penganguran terselubung lebih baik saya...jualan somai aja........," kata Dono.

"Iya...juga....ya.....lebih baik saya jualan aja dari pada....ngangur. Nonton video Youtube......ngabisin kuota....... Sama aja ngabisin uang. Pengeluaran banyak...eh..penghasilannya cekak," kata Indro.

"Kan...bener...lebih baik kamu... Indro jualan nasi goreng... Nanti malam saya beli nasi goreng kamu...... Karena jualan saya...sore baru habis," kata Dono.

"Bener juga...saya jualan nasi goreng keliling... Bisa ngambil sama Mang Diman," kata Indro.

Dono membereskan piring somai, lalu beranjak pergi untuk keliling berjualan somai. Indro langsung pergi ke rumah Mang Diman untuk bekerja sama berjualan nasi goreng.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK