Malam yang gelap bertabur bintang di langit, ya bulan ada di langit gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya tempat-tempat wisata yang ada di Jawa Barat di chenel TVRI gitu, ya seperti biasa sih....Budi duduk santai di depan rumahnya sedang baca cerpen sambil minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tahun 1938, seorang anak jalanan muda menyaksikan pembantaian sekelompok mafia di tangan Flattop dan Itchy, dua penjahat yang dibayar oleh Alphonse "Big Boy" Caprice, yang meninggalkan pesan penuh lubang peluru untuk detektif polisi Dick Tracy. Setelah menangkap Kid dalam aksi pencurian kecil-kecilan dan menyelamatkannya dari gelandangan yang mengancam, Tracy untuk sementara mengadopsinya dengan bantuan pacarnya, Tess Trueheart.
Sementara itu, Big Boy memaksa mafia saingannya Lips Manlis untuk menandatangani akta kepemilikan Club Ritz, lalu membunuh Lips dengan mantel semen dan mencuri pacarnya, penyanyi seksi Breathless Mahoney. Setelah menginterogasi Flattop, Itchy, dan rekan sejawatnya Mumbles, Tracy menangkap Big Boy tetapi bukti yang memberatkannya tidak meyakinkan. Big Boy dibebaskan, dan Jaksa Wilayah John Fletcher mengancam pekerjaan Tracy.
Breathless, satu-satunya saksi pembunuhan Lips, tidak mau bersaksi melawan Big Boy dan gagal merayu Tracy. Dia mengikutinya ke klub, di mana Big Boy menyampaikan rencana kepada para penjahat utama kota untuk menyatukan mereka semua di bawah kepemimpinannya. Bos mafia Spud Spaldoni menolak dan dibunuh dengan bom karambol, dan Tracy lolos dengan susah payah. Keesokan harinya, Big Boy dan antek-anteknya menangkap Tracy dan mencoba menyuapnya, tetapi dia menolak mereka. Para penjahat meninggalkan Tracy untuk mati dalam ledakan ketel uap, tetapi dia diselamatkan oleh Kid, yang menerima sertifikat detektif kehormatan.
Fletcher yang korup terungkap berada di saku Big Boy, sementara Breathless mengunjungi Tracy dalam upaya lain untuk merayunya, dan Tess menyaksikan mereka berciuman. "The Blank", sosok misterius tanpa wajah, menggunakan pemain piano klub 88 Keys untuk membawa Big Boy tawaran untuk melenyapkan Tracy demi potongan keuntungan Big Boy. Tracy memimpin penggerebekan yang tampaknya tidak berhasil di Club Ritz, yang sebenarnya merupakan pengalihan untuk menyembunyikan Petugas "Bug" Bailey di dalam dengan alat penyadap rahasia. Mendengarkan kegiatan kriminal Big Boy, Tracy dan polisi hampir memusnahkan organisasi kriminal yang bersatu itu.
Namun, Big Boy menemukan bug tersebut dan memancing Tracy untuk menyergapnya, tetapi Tracy menyelamatkan Bailey dan Blank sendiri menyelamatkannya. Big Boy yang marah menerima tawaran Blank, sementara Tess yang patah hati meninggalkan kota. Karena jatuh cinta pada Tracy, Breathless setuju untuk bersaksi jika dia menyerah pada rayuannya, tetapi Tracy tidak sanggup mengkhianati Tess, yang berubah pikiran dan kembali ke rumah. Tess diculik oleh Blank, yang menaklukkan Tracy dan, dengan bantuan 88 Keys, membunuh Fletcher dan menjebak Tracy yang tidak sadarkan diri.
Dengan Tracy di balik jeruji besi, Big Boy meneror kota dalam gelombang kejahatan yang menguntungkan. Dibawa ke panti asuhan kota, Kid mengadopsi nama "Dick Tracy, Jr." dan bersatu kembali dengan Tracy, yang dilepaskan oleh rekan-rekannya pada Malam Tahun Baru. Menginterogasi Mumbles lagi, Tracy dan polisi mengepung Club Ritz, tempat Blank meninggalkan Tess untuk menjebak Big Boy atas penculikannya. Dalam baku tembak berikutnya, anak buah Big Boy terbunuh sementara Big Boy menyandera Tess dan melarikan diri ke jembatan angkat.
Setelah mengikat Tess ke roda gigi, Big Boy berhadapan dengan Tracy, dan mereka ditodong senjata oleh Blank, yang menawarkan untuk berbagi kota dengan Tracy setelah mereka membunuh Big Boy. Terganggu oleh Junior, Blank ditembak oleh Big Boy sebelum Tracy menjatuhkan Big Boy hingga tewas. Setelah menyelamatkan Tess, Tracy membuka kedok Blank untuk memperlihatkan Breathless yang terluka parah, yang mencium Tracy sebelum meninggal. Kemudian, Tracy melamar Tess tetapi diganggu oleh laporan polisi, dan meninggalkannya dengan cincin itu saat dia dan Junior menanggapi panggilan tersebut.
***
Budi selesai baca cerpen yang menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja, ya Eko melihat dengan baik ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng yang seperti biasa isinya air panas, ya piring ada singkong goreng, yaaa dan mainan mobil truk yang terbuat dari kardus gitu.
"Emmm," kata Budi.
"Budi buat mainan mobil mainan truk dari kardus...lagi?" kata Eko sambil menunjuk mainan mobil truk gitu.
Budi melihat dengan baik, ya apa yang di tunjuk Eko? Ya Budi berkata "Mainan mobil truk...yang kemarin-kemarin aku buat Eko. Yaaa aku tidak buat lagi mainan mobil truk!"
"Mainan mobil truk yang kemarin-kemarin toh yang di buat Budi. Aku kirain...Budi buat mainan mobil truk lagi gitu," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Buat mainan mobil truk lagi tidak ada masalah kan Budi?" kata Eko.
"Ya tidak ada masalah sih buat mainan mobil truk lagi, ya jadinya mobil truknya jadi dua," kata Budi.
"Dua," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Mainan mobil truk tetap mainan," kata Eko.
"Omongan Eko bener sih!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Main permainan ular tangga Budi!" kata Eko.
"Oke. Main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan ular tanga di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Hidup ini tetap sama kan Budi?" kata Eko.
"Ya hidup ini tetap sama sih Eko!" kata Budi.
"Politik Islam," kata Eko.
"Politik Islam pelajaran tingkat Universitas," kata Budi.
"Politik Islam masih di jalankan dengan baik kan Budi?" kata Eko.
"Demi hidup ini, ya politik Islam masih di jalankan dengan baik sih dari masa peradapan kerajaan...sampai masa sekarang pemerintahan NKRI gitu," kata Budi.
"Demokrasi Indonesia tetap di jalankan dengan baik," kata Eko.
"Demokrasi Indonesia...berdasarkan berita Tv...apa pendidikan Universitas, ya Eko?" kata Budi.
"Ya dua-duanya Budi!" kata Eko.
"Dua-duanya gitu," kata Budi.
"Politik Islam terjadi...pro dan kontra di Indonesia yang menjalankan Demokrasi," kata Eko.
"Urusan politik Islam sih...hal wajar sih...pro dan kontra, ya nama juga perbedaan pendapat berdasarkan ini dan itu," kata Budi.
"Tujuannya sih...sama sih...berdasarkan Tuhan, Nabi, pemimpin, dan umat gitu," kata Eko.
"Untuk kebaikan sih...memang sih...tujuannya sama Tuhan, Nabi, pemimpin, dan umat," kata Budi.
"Urusan pemerintahan, ya pemimpin berkaitan dengan politik Islam sih....bekerjasama dengan baik dengan negara-negara Islam yang menjalankan politik Islam dengan baik gitu," kata Eko.
"Satu visi dan misi masih berkaitan dengan politik Islam urusan pemerintahan bekerjasama dengan baik dengan negara-negara Islam...di bidang ini dan itu, ya masih berkaitan dengan ekonomi," kata Budi.
"Roda ekonomi tetap di gerakan dengan baik demi hidup ini," kata Eko.
"Realitanya memang begitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan ular tangga gitu.
No comments:
Post a Comment