CAMPUR ADUK

Monday, July 22, 2024

THE FIFTH ESTATE

Malam yang gelap bertabur bintang di langit gitu. Setelah nonton Tv yang acara musik, ya seperti biasa sih....Budi duduk santai di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. 

"Baca cerpen saja!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Cerita dibuka pada tahun 2010, dengan dirilisnya Log Perang Afghanistan. Kemudian kembali ke tahun 2007, di mana jurnalis Daniel Domscheit-Berg bertemu jurnalis Australia Julian Assange untuk pertama kalinya, di Chaos Communication Congress di Berlin. Minat Daniel dalam aktivisme online telah membawanya ke Assange, dengan siapa dia berkorespondensi melalui email. Mereka mulai bekerja sama di WikiLeaks, ya sebuah situs web yang ditujukan untuk merilis informasi yang dirahasiakan dari publik sambil mempertahankan anonimitas untuk sumbernya. Target utama pertama mereka adalah bank swasta Swiss, Julius Baer, yang memiliki Kepulauan Cayman cabang telah terlibat dalam kegiatan ilegal. Meskipun Baer mengajukan gugatan dan memperoleh perintah, hakim membubarkan perintah, memungkinkan Julian dan Daniel untuk merebut kembali nama domain. Ketika kepercayaan diri mereka meningkat, keduanya mendorong maju dalam menerbitkan informasi selama tiga tahun ke depan, termasuk rahasia tentang Scientology, mengungkapkan akun email Sarah Palin, dan daftar keanggotaan Partai Nasional Inggris. 

Awalnya Daniel senang mengubah dunia, memandang WikiLeaks sebagai perusahaan yang mulia dan Assange sebagai mentor. Namun, hubungan antara keduanya menjadi tegang dari waktu ke waktu. Daniel kehilangan pekerjaannya dan masalah muncul dalam hubungannya, terutama tentang kebocoran keanggotaan BNP, yang juga mengungkapkan alamat orang-orang yang terlibat, dan menyebabkan beberapa kehilangan pekerjaan. Assange secara terbuka mengolok-olok kekhawatiran Daniel tentang masalah ini, menyiratkan bahwa hidupnya sendiri lebih meresahkan. Sikap dan tindakan kasar Assange, seperti meninggalkan Daniel di rumah orang tuanya setelah menerima undangan makan malam mereka, hanya semakin memperdalam ketegangan. Di sepanjang film diselingi kilas balik yang mengisyaratkan masa kecil Assange yang bermasalah dan keterlibatan dalam sekte yang mencurigakan, dan obsesi Assange dengan WikiLeaks lebih berkaitan dengan trauma masa kanak-kanak daripada keinginan untuk memperbaiki dunia. Daniel mulai takut bahwa Assange mungkin lebih dekat dengan seorang penipu daripada seorang mentor. Dia juga memperhatikan bahwa Assange terus-menerus memberikan cerita berbeda tentang mengapa rambutnya putih. Assange pada awalnya memberi tahu Daniel bahwa WikiLeaks memiliki ratusan pekerja, tetapi Daniel kemudian mengetahui bahwa Daniel dan Assange adalah satu-satunya anggota. Yang paling penting bagi Daniel, Assange sering mengklaim bahwa melindungi sumber adalah tujuan nomor satu situs web. Namun, Daniel mulai curiga bahwa Assange hanya peduli untuk melindungi sumber sehingga orang akan maju dan Assange sebenarnya tidak peduli siapa yang dirugikan oleh situs web tersebut, meskipun Assange mengklaim bahwa kerugian yang dapat ditimbulkan oleh situs web tersebut sebanding dengan kebaikan yang dihasilkan oleh kebocoran tersebut. Daniel'

Ketegangan memuncak ketika Bradley Manning (kemudian dikenal sebagai Chelsea Manning) membocorkan ratusan ribu dokumen ke WikiLeaks, termasuk vidio "Pembunuhan Jaminan" dari serangan udara di Baghdad. Catatan Perang Afghanistan dan Irak, dan 250.000 Kabel Diplomatik AS. Assange ingin segera membocorkan dokumen, tetapi Daniel bersikeras agar mereka meninjau dokumen terlebih dahulu. Belakangan, beberapa surat kabar besar setuju untuk bekerja sama dengan WikiLeaks dalam merilis dokumen sambil memutar WikiLeaks secara positif. Namun, baik Daniel dan surat kabar mengharuskan nama-nama dalam dokumen disunting baik untuk melindungi sumber dan untuk membantu dalam putaran media, yang Assange dengan enggan setuju. Daniel menyadari bahwa Assange tidak berniat untuk menepati janji ini dan sedang mempersiapkan seorang tangan kanan untuk menggantikan Daniel. Surat kabar merilis dokumen yang telah diedit. Media dan kegemparan publik yang dihasilkan memaksa informan untuk melarikan diri dari negara tempat tinggal mereka dan banyak diplomat AS mengundurkan diri. Namun, sebelum Assange dapat melangkah lebih jauh,

Daniel kemudian berbicara dengan seorang reporter dari The Guardian, dan keduanya khawatir bahwa memberikan Assange platform sebesar itu adalah sebuah kesalahan. Reporter itu memberi tahu Daniel bahwa meskipun Assange mungkin tidak dapat dipercaya, dia telah melakukan hal yang baik dengan mengungkap transaksi rahasia di pemerintahan dan dunia bisnis dan berusaha melindungi sumber. Daniel juga mengungkapkan alasan sebenarnya dari warna rambut Assange—bahwa itu adalah kebiasaan dari sekte yang dia ikuti di Australia—dan melaporkan bahwa dia pernah secara tidak sengaja menemukan Assange mewarnainya dengan warna itu.

Cerita berakhir, terungkap bahwa WikiLeaks terus membocorkan informasi (dengan Assange tersirat telah mendapatkan kembali situs atau membangunnya kembali), dan dokumen Manning dirilis tanpa redaksi. Daniel telah menulis sebuah buku tentang keterlibatannya dengan organisasi yang menjadi dasar film ini, dan Assange mengancam akan menuntut pembalasan. Assange terbukti tinggal di kedutaan Ekuador di London untuk menghindari penangkapan atas surat perintah yang beredar untuk dugaan kejahatan seks. Dalam sebuah wawancara, dia mencela dua film WikiLeaks yang akan datang, dengan menyatakan bahwa mereka secara faktual tidak akurat (sebagian didasarkan pada buku Daniel). Dia memberi tahu pemirsa bahwa individu adalah apa yang ditakuti pemerintah dan mengklaim bahwa mempekerjakan Daniel adalah satu-satunya kesalahan yang dia buat.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi gitu. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Di meja ada mainan mobil di taruh di atas buku gambar gitu. 

"Emmm," kata Budi. 

"Hidup ini...tetap sama saja!" kata Eko. 

"Iya...sih....Eko. Hidup ini...tetap sama saja!" kata Budi. 

Eko mengambil sepotong singkong rebus di piring, ya singkong rebus di makan dengan baik gitu. 

"Berdasarkan berita di Tv. Manusia tetap merencanakan demi baik tujuan hidupnya demi masa depan yang diinginkan," kata Eko. 

"Rencana manusia!" kata Budi. 

"Kaya dan kaya, ya jauh dari kemiskinan," kata Eko. 

"Demi kaya dan kaya, ya jauh dari kemiskinan. Persaingan sengit demi masa depan yang baik," kata Budi. 

"Yaaa memang persaingan sengit banget," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Sampai cerita mencapai keinginan sih, ya berkaitan dengan kedudukan ini dan itu. Jika ada yang mundur dari kedudukan. Yaaa berarti ada yang harus menggantikan dengan baik gitu. Tujuan manusia yang duduk dengan jabatan tinggi, ya tercapai dengan baik keinginannya gitu," kata Eko.

"Harapan sesuai dengan kenyataan mendapat kedudukan yang diinginkan," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi.

"Yaaa seperti biasa hidup ini. Cewek demi hidup ini...tetap menyukai cowok yang sukses dan kaya," kata Eko. 

"Realitanya memang begitu sih," kata Budi. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko selesai makan sepotong singkong rebus, ya mengambil aqua gelas di meja dan di minum dengan baik. 

"Masih terlihat kan Budi, ya perilaku manusia untuk mencapai apa yang diinginkan?" kata Eko. 

"Masih terlihat sih. Seperti biasa sih. Perilaku manusia...baik dan buruk...untuk mendapatkan apa yang diinginkan?" kata Budi. 

"Baik dan buruk," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko menaruh aqua gelas di meja gitu dan Eko mengambil mobil mainan gitu. 

"Budi buat mainan mobil balap dari kardus," kata Eko. 

"Memang aku buat mainan mobil balap dari kardus," kata Budi. 

"Idenya dari film...Budi buat mainan mobil balap. Yaaa mobil balap yang paling fenomenal....Lightning McQueen," kata Eko. 

"Memang sih mobil balap yang paling fenomenal.....Lightning McQueen, yaaa berdasarkan film gitu," kata Budi. 

"Keren mobil balap ini. Aku suka gitu!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Nilai kreatifitas Budi...buat mobil balap mainan dari kardus," kata Eko. 

"Memang nilai kreatifitas," kata Budi. 

"Ada kemauan pasti membuat sesuatu yang di sukai, ya kan Budi?" kata Eko. 

Eko menaruh mobil balap mainan di meja gitu. 

"Iya ada kemauan pasti bisa membuat sesuatu yang di sukai," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko mengambil buku gambar di meja. 

"Di buku gambar ini....apa yang di gambar Budi ya? Apa mungkin Budi gambar lagi cewek-cewek cantik di buku gambar gitu?" kata Eko. 

"Buka saja buku gambar yang di pegang Eko! Yaaa Eko akan tahu sendiri apa yang aku gambar di buku gambar?" kata Budi. 

"Okey. Aku buka buku gambar!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko membuka buku gambar dengan baik gitu. Di buku gambar ada gambar-gambar Budi sih, ya dari gambar Bisma, Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula, Sadewa, Dropadi, Duryodana, dan Sengkuni. 

"Budi buat gambar tokoh-tokoh Mahabharata di buku gambar," kata Eko. 

"Iya...aku buat gambar di buku gambar....tokoh-tokoh Mahabharata," kata Budi. 

"Ternyata di buku gambar ada cewek cantik yang di gambar Budi," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Dropadi!!!" kata Eko. 

"Sebenarnya Eko..berharap aku membuat gambar cewek cantik lebih dari satu gitu?" kata Budi. 

"Yaaa sih...harapan aku sih...Budi gambar cewek cantik lebih dari satu," kata Eko. 

"Kalau di gambar banyak cewek. Eko pasti berkata dengan bahasa Jepang...Kawaii," kata Budi. 

"Yaaa aku akan berkata...Kawaii," kata Eko. 

"Yaaa dari pada gambar banyak cewek di buku gambar. Lebih baik menggambar cewek yang di sukai dengan baik," kata Budi. 

"Cewek yang di sukai kan Tasya. Berarti Budi buat gambar Tasya, ya Budi?" kata Eko. 

"Iya...aku buat gambar Tasya di buku gambar, ya di buku gambar di taruh di kamar dengan baik," kata Budi. 

"Di hati dan di pikiran hanya ada dia yang di cintai dengan baik, ya maka gambarnya di buat dengan baik di buku gambar gitu," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Idenya buat gambar dari acara Tv, ya kan Budi?" kata Eko. 

"Iya...idenya dari acaraTv. Kartun!" kata Budi. 

"Kartun. Pada hal di acara Tv....ada film dan sinetron Mahabharata," kata Eko. 

"Memang sih...acara Tv...ada film dan sinetron Mahabharata. Yaaa aku kan tertarik pada kartun, ya jadi aku gambar deh....tokoh-tokoh Mahabharata," kata Budi. 

"Okey. Budi suka kartun. Seperti kebiasaan anak-anak yang suka nonton kartun. Happy-happy nonton acara Tv..kartun!" kata Eko. 

"Ya iyalah nonton kartun acara Tv...happy-happy!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Cerita Mahabharata bagus kan Budi?" kata Eko. 

"Iya memang cerita Mahabharata bagus!" kata Budi. 

"Bagus gambar yang di buat Budi!" kata Eko. 

"Terima kasih Eko pujiannya!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

Eko menutup buku gambar dan buku gambar di taruh di meja gitu. 

"Acara Tv.....berkaitan ini dan itu, ya budaya termasuk sih jadi masih berkaitan dengan ekonomi," kata Eko. 

"Realitanya memang begitu sih. Acara Tv berkaitan dengan ekonomi dan ekonomi demi hidup ini!" kata Budi. 

"Roda ekonomi di gerakkan manusia dengan baik demi hidup ini," kata Eko. 

"Roda ekonomi," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Yaaa kalau begitu sih. Main permainan Digimon Adventure saja Budi!" kata Eko.

"Oke. Main permainan Digimon Adventure!" kata Budi.

Budi mengambil permainan dari bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan Digimon Adventure dengan baik gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK