Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang baca cerpen yang ceritanya menarik gitu, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
James "Jimmy" Tong adalah seorang sopir taksi yang terkenal karena kecepatan dan kemampuannya membawa pelanggannya ke mana saja dalam waktu paling singkat. Reputasinya memberinya pekerjaan sebagai sopir pribadi Clark Devlin yang misterius namun kaya. Jimmy tidak begitu tahu apa pekerjaan bos barunya, tetapi sifat ramah Devlin, sikapnya yang tenang, dan kesediaannya untuk memberikan nasihat kepada Jimmy memenangkan hati Jimmy dan keduanya menjadi teman. Apa yang Jimmy tidak sadari adalah bahwa Devlin adalah mata-mata rahasia dan agen pemerintah yang menyamar, dan ketika upaya untuk membunuh Devlin dengan bom mobil membuatnya koma, Jimmy berakhir dengan catatan kasus terbaru Devlin dan jam tangan khusus yang mengendalikan Devlin. tuksedo yang tidak biasa.
Tuxedo adalah gadget yang mampu memberikan kemampuan khusus kepada pemakainya (termasuk seni bela diri, kecepatan, kemampuan menari, dan berbagai akrobatik) yang harus digunakan Jimmy untuk menghentikan organisasi kriminal yang bertanggung jawab atas percobaan pembunuhan Devlin. Kelompok tersebut adalah organisasi teroris yang menyamar sebagai sebuah perusahaan bernama Banning Corporation dan dipimpin oleh Dietrich Banning yang terkenal kejam dan kejam. Tujuannya adalah untuk mengambil alih pasokan air minum global, dimulai dengan meracuni reservoir utama Amerika dengan menggunakan water strider yang dimodifikasi secara genetik serangga. Burung layang-layang air ini memiliki bakteri yang dapat menyebar dari orang ke orang, menyebabkan dehidrasi parah. Secara kebetulan, Jimmy bergabung dengan seorang ilmuwan jenius dengan cita-cita kerja lapangan, Delilah "Del" Blaine. Blaine benar-benar baru dalam pekerjaan lapangan dan senang bisa bertugas bersama Devlin, hanya untuk dibuat bingung oleh Jimmy saat dia menyamar sebagai Devlin, mengandalkan kemampuan khusus tuksedo untuk mengimbangi kurangnya keterampilan dan pelatihan.
Pada awalnya, Blaine menganggap Jimmy aneh dan menyebalkan, dan kemudian menjadi penipu ketika peniruan identitas Jimmy akhirnya terungkap. Dia menyita tuksedo pinjamannya dan mencoba menghentikan Dietrich Banning yang jahat sendirian dengan berpura-pura ingin menjadi pengkhianat bagi Banning Corporation. Sementara itu, Jimmy siap untuk menyerah dan kembali ke kehidupannya sebagai sopir taksi, tapi saat mengemasi barang-barangnya dia menemukan bahwa Devlin sendiri yang memesan setelan kedua untuk Jimmy, percaya bahwa Jimmy juga bisa menjadi agen yang hebat. Dengan menggunakan setelan barunya, Jimmy mengalahkan penjahat tersebut, ya Melarang, dengan memasukkan sebatang rokok ke mulut Blaine. Tuksedo Banning secara otomatis memaksanya mengeluarkan korek api dan menyalakan rokoknya. Saat Blaine (secara lucu) menghisap rokok yang menyala, Jimmy mulai meninju Banning. Saat pertarungan, Jimmy melempar gelas berisi ratu water striders ke mulut Banning. Dia kemudian terinfeksi bakteri dari water strider. Pelaut air lainnya yang tersisa menyerang Banning dan dia kemudian mati seketika.
Sebagai kompensasi atas perannya dalam menjatuhkan Banning, organisasi tersebut menggunakan sumber dayanya untuk mengatur operasi agar Jimmy akhirnya dapat bertemu gadis impiannya. Namun, bingung dengan instruksi bertentangan Blaine dan Devlin yang sekarang sudah pulih tentang bagaimana harus bertindak, Jimmy hanya berhasil membuat gadis itu khawatir untuk mengancam akan memukulnya, sehingga operasinya dibatalkan. Menasihati Jimmy setelahnya, Blaine mengaku merasa sedih karena tidak ada seorang pun yang pernah mencoba melakukan apa yang baru saja dilakukan Jimmy, dan Jimmy memberi tahu Blaine bahwa dia harus berubah dan lebih akomodatif jika dia ingin punya pacar. Merasakan ketertarikan tentatif satu sama lain, mereka pergi untuk membeli kopi bersama.
***
Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan dengan baik motor di depan rumah Budi.
"Budi. Hari main. Apa ya?" kata Eko.
"Catur saja. Biasanya!" kata Budi.
"Catur. Gimana? Ular tangga," kata Eko.
"Ya memang biasa juga main ular tangga. Ya ganti-ganti permainan gitu. Tapi kenapa hari ini, ya main ular tangga?" kata Budi.
"Kenapanya?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Apa Budi nonton acara Tv yang menyangkan tentang kuis, ya permainan. Satu, ya Arisan yang bawa acara Surya. Ya yang kedua, ya Bus Jutawan yang bawa acara Baim?" kata Eko.
"Ya gimana ya?" kata Budi.
"Nonton apa enggak?" kata Eko.
"OK. Aku nonton. Kenapa gitu?" kata Budi.
"Ada nggak tuh dua acara Tv itu, ya berkaitan dengan ular tangga?" kata Eko.
"Ya ada sih. Film tema horor juga, ya ada berkaitan dengan ular tangga," kata Budi.
"Jadi kenapa hari ini main ular tangga. Karena acara Tv saja!" kata Eko.
"Ooooo begitu toh!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Memang sih. Dua acara Tv itu, ya bagus gitu!" kata Budi.
"Realita dari penilaian kita sebagai penonton yang baik!" kata Eko.
"Penilaian penonton yang baik!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Eko dan Budi main ular tangga dengan baik gitu.
"Kalau di buat cerita. Menarik juga sih, ya kaitan salah satu acara Tv dengan kita?" kata Budi, ya berpikir panjang dengan baik gitu.
"Di kaitan dengan kita. Acara Tv?" kata Eko.
"Bus Jutawan. Ya ada permainan ular tangganya gitu," kata Budi.
"Bus Jutawan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Gimana ceritanya?" kata Eko.
"Begini ceritanya. Budi, Eko, Abdul, dan Erwin tinggal di kota Jakarta. Keempatnya, ya sedang duduk santai di depan rumah Budi. Eko, Erwin dan Budi, ya sedang main ular tangga. Abdul yang lagi masalah, ya urusan hutang jadi, ya untuk menenangkan diri dengan ngumpul bersama teman-temannya dan main gitar dan bernyanyi dengan baik gitu. Eko, Erwin, dan Budi, ya ikut bernyanyi sambil main ular tangga dengan baik gitu. Baim Wong, ya artis terkenal dan mengadakan acara Tv, ya Bus Jutawan di daerah tempat tinggal Budi dan teman-teman gitu. Baim Wong, ya mencari orang-orang yang ingin main di acara Tv yang bawanya gitu. Baim Wong, ya menemukan empat cowok yang sedang ngumpul gitu, ya di tawarkan main gitu. Jadi yang main itu, ya Abdul dan Budi gitu. Permainan, ya di mainkan dengan baik, ya di pandu Baim Wong, sebagai pembawa acara yang baik gitu. Sampai acara selesai, ya ceritanya di buat singkat gitu. Yang menang adalah Abdul. Ya Abdul mendapat hadiah dari acara Tv yang di bawakan Baim Wong. Uang tersebut di bayarkan hutang sana dan sini, ya jadi Abdul tenang keadaan dirinya. Baim dapat rumor tentang Abdul gitu, ya dari informasi terpercaya, ya anak-anak di lingkungan gitu. Setelah acara Tv selesai, ya uang hadiah itu ada yang di berikan untuk membelikan makan, ya untuk anak yang mengaji dan juga uang di berikan ke pengurus mesjid untuk urusan amal baik. Baim tidak salah milih orang yang di ajak main di acara Tv-nya, ya Abdul, ya orang baik berdasarkan rumornya. Begitu ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Dunia ini. Ada yang lebih baik bercerita dari pada aku. Yang lebih baik itu, ya acara Tv, ya roda penggerak ekonomi," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Budi buat cerita, ya mengambil sisi baik dari kebiasaan Abdul dengan anak-anak mesjid. Yang tahu itu, ya hanya teman saja!" kata Eko.
"Ya begitulah cerita yang aku buat," kata Budi.
"Ya sudah lah. Hanya sebatas bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sebatas bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi terus main ular tangga dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment