CAMPUR ADUK

Wednesday, August 9, 2023

GOLMAAL AGAIN

Setelah nonton acara Tv di ruang tengah yang acaranya, ya musik yang bagus banget-banget gitu, ya Budi duduk di depan rumahnya, ya menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. 

"Emmmm. Baca buku saja ah!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Gopal, Madhav, Lucky, Laxman dan Laxman 2 adalah yatim piatu di panti asuhan di Ooty yang dikelola oleh pengusaha Joy Jamnadas. Gopal takut hantu, Lucky bisu dan Laxman memiliki telor. Anak laki-laki menemukan bayi perempuan dan membawanya masuk, menamainya Khushi. Mereka merawatnya dan juga menyadari kemampuan pustakawan Anna untuk melihat hantu dan roh. Suatu hari, ketika Madhav mengerjai dan menakut-nakuti Gopal yang pemalu di sebuah bungalo kosong, perkelahian terjadi di antara anak laki-laki itu. Gopal dihukum, yang mendorong Gopal dan Laxman meninggalkan panti asuhan, dan tak lama kemudian, Madhav, Lucky dan Laxman juga melakukan hal yang sama. Khushi kemudian diadopsi oleh Kolonel Chauhan yang penuh kasih dan istrinya.

Beberapa tahun kemudian, Gopal dan Laxman bekerja untuk Babli Bhai dan Madhav, Lucky dan Laxman bekerja untuk Vasooli Bhai. Grup bersatu kembali setelah mengetahui tentang kematian Jamnadas. Kembali ke panti asuhan setelah 25 tahun, mereka bertemu Kolonel Chauhan, Anna dan Pappi, yatim piatu lain dari panti asuhan yang sering kehilangan ingatan. Mereka bertemu dengan seorang gadis yang mereka anggap sebagai penjaga bungalo, Damini dan mengetahui tentang kematian Khushi. Pada sebuah acara setelah pemakaman Jamnadas, pengusaha Vasu Reddy mengungkapkan bahwa panti asuhan tersebut akan dibongkar dan dipindahkan ke tempat lain dalam rencana untuk membuat gedungnya sendiri. Ketika kelompok tersebut meninggalkan panti asuhan dan kembali, hantu merasuki Laxman dan berbicara dalam bahasa Nama Patekar suara yang membuat Gopal takut. Selanjutnya, hantu tersebut merasuki Madhav dan meminta Vasooli untuk memberi mereka tugas, secara tidak langsung membawa ketiganya kembali ke Ooty. Gopal yang ketakutan memanggil Anna, yang mengungkapkan bahwa ada roh di rumah mereka dan menyarankan dia dan Laxman untuk pindah ke rumah Kolonel Chauhan. Setelah mencapai Ooty, kedua kelompok mulai berkelahi karena marah. Ketiganya mencoba menakut-nakuti Gopal agar meninggalkan rumah, tetapi Gopal kesurupan dan mengalahkan Lucky dan Laxman dengan buruk. Kemudian, Vasu Reddy menugaskan Madhav, Lucky dan Laxman untuk membakar rumah tersebut. Tapi keadaan menjadi serba salah ketika Lucky dirasuki oleh roh dan mulai berbicara, yang membuat kelompok itu ketakutan. Kedua kelompok tersebut kemudian memutuskan untuk pergi, tetapi Anna dan Damini meyakinkan mereka untuk tetap tinggal pada perayaan ulang tahun, dan kelompok tersebut menebus kesalahannya. Keempatnya menemukan bahwa Gopal telah jatuh cinta pada Damini dan memaksanya untuk mengakui perasaannya. Pappi datang dan diperlihatkan bahwa dia tidak dapat melihatnya, mengungkapkan bahwa gadis yang mereka anggap sebagai Damini sebenarnya adalah orang lain yang merupakan hantu, sedangkan Damini yang asli adalah pacar Pappi. Anak laki-laki ketakutan dan mencoba melarikan diri dari rumah bersama Pappi, Babli Bhai dan Vasooli Bhai setelah Damini mengakuinya sendiri. Anna datang dan menghentikan mereka dan menjelaskan kepada mereka bahwa hantu itu tidak lain adalah teman masa kecil mereka Khushi. Babli Bhai dan Vasooli Bhai setelah Damini mengakuinya sendiri. Anna datang dan menghentikan mereka dan menjelaskan kepada mereka bahwa hantu itu tidak lain adalah teman masa kecil mereka Khushi. Babli Bhai dan Vasooli Bhai setelah Damini mengakuinya sendiri. Anna datang dan menghentikan mereka dan menjelaskan kepada mereka bahwa hantu itu tidak lain adalah teman masa kecil mereka Khushi.

Kilas balik yang diriwayatkan oleh Khushi menjelaskan bagaimana pacarnya, Nikhil Surana, seorang pengusaha muda dan keponakan Jamnadas, membunuhnya untuk mendapatkan panti asuhan atas namanya dan menghancurkannya untuk pembangunan sebuah situs. Setelah menghadapinya dan mengancam akan melapor ke polisi, Khushi dicekik sampai mati oleh Nikhil. Dengan bantuan Vasu Reddy, dia berhasil membuktikan pembunuhan itu sebagai kecelakaan. Namun, roh Khushi datang untuk membantu Anna, yang terkejut karena anak laki-laki itu dapat melihat Khushi dan akhirnya membawa mereka ke rumah untuk membantu mendapatkan keadilan bagi Khushi.

Kembali ke masa sekarang, Gopal mengalahkan preman yang dikirim oleh Vasu Reddy sementara anak laki-laki lainnya, yang ingin menjauh dari masalah ini, diyakinkan secara emosional untuk tetap tinggal. Mereka meyakinkan Gopal untuk berhenti mengejar para preman dan kemudian hampir berhasil menakut-nakuti Vasu agar mengakui kebenarannya, tetapi Nikhil datang sebelum mereka bisa dan mengungkapkan bahwa tidak ada bukti untuk membuktikan bahwa dia bersalah. Hal ini menyebabkan perkelahian, di mana Khushi menyerang dan hampir membunuh Nikhil tetapi ditenangkan oleh Anna, dan Vasu meyakinkan Nikhil untuk mengaku. Dengan panti asuhan diselamatkan, roh Khushi berangkat ke surga setelah mengucapkan selamat tinggal kepada anak laki-laki dan Anna.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. 

"Emmm. Eko belum datang juga," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.

"Lebih baik baca koran saja lah!" kata Budi.

Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik banget gitu. Berita-berita tentang ini dan itu, ya ceritanya menarik untuk di baca gitu. Yaaaa cukup lama Budi baca koran. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motornya di depan rumah Budi gitu. Karena ada Eko, ya berhenti baca koran dan koran di taruh di meja. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.

"Bunga di biarkan berkembang dengan baik, ya karena ada yang menilainya dengan baik gitu," kata Budi.

"Kalau bunga di biarkan saja berkembang, ya keburu layu. Lebih baik di petik saja!" kata Eko.

"Inginnya memetik bunga tersebut. Tapi?" kata Budi.

"Tapi apa?" kata Eko.

"Tapi apa daya kemampuan ku, ya seorang bisa memuja bunga yang tak memiliki harta atau kedudukan," kata Budi.

"Ya memang jika punya harta dan kedudukan, ya bisa memetik bunga yang diinginkan dan mampu bersaing dengan pecinta bunga lain yang menilai bunga dengan baik," kata Eko.

"Sadar siapa diri, ya hanya bisa memandang dengan baik bunga cantik nan indah tersebut," kata Budi.

"Sudah cukuplah Budi. Menggunakan gaya pujangga cinta!" kata Eko.

"Kan sekedar bahan obrolan lulusan SMA saja. Menilai bunga yang di sukai!" kata Budi.

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Aku cuma mengikuti alur omongan Budi, ya menilai bunga. Ngomong-ngomong, ya cewek mana yang di nilai Budi ini?" kata Eko.

"Ya cewek cantik itu, ya Miss Universe Indonesia," kata Budi.

"Oooooo berita Tv tentang Miss Universe Indonesia, ya ada cerita masalah gitu," kata Eko.

"Lembaran putih terkadang ternoda. Ya timbullah masalah. Dengan proses yang baik, ya bisa menjadi lembaran putih kembali," kata Budi.

"Kalau urusan berita Tv, ya apa bisa di bilang ujian jika urusan masalah?. Kadang ada urusan promosi dan kontraversi yang di buat dengan baik, ya tujuan ini dan itu," kata Eko.

"Aku mana tahu? Aku cuma penonton!" kata Budi.

"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.

"Bunga cantik perawatannya pasti mahal," kata Budi.

"Ya mahal karena di rawat dengan baik. Sampai-sampai di tangangin dengan baik, ya seorang dokter di bidang kecantikan, ya biasakan Budi?" kata Eko.

"Biasa sih. Cerita berita di Tv, ya tentang dokter kecantikan yang menangani sesuatu dengan baik, ya jadi cantik terawat dengan baik," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Maka itu, ya makin bunga cantik di rawat dengan baik, ya jadi harga mahal. Untuk membelinya, ya maharnya pasti mahal," kata Budi.

"Urusannya ke mahar. Kaya urusan mau di nikahi tuh bunga cantik," kata Eko.

"Diandaikan bolehkan!" kata Budi.

"Ya boleh saja sih. Andai-andai!" Kata Eko.

"Kalau begitu main kartu remi saja!" kata Budi.

"Okey main kartu remi!" kata Eko.

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik kartu remi. Budi dan Eko main kartu remi dengan baik, ya main cangkulan gitu.

"Gimana kalau hidup ini dapet cewek kaya, ya keadaan cowoknya miskin?" kata Budi.

"Ya tidak ada masalah lah, ya cowok miskin dapet cewek kaya. Apalagi tuh cewek pinter dan mandiri banget gitu. Yang penting itu, ya ceweknya mau sama cowoknya," kata Eko.

"Di pikir dengan baik sih. Hidup ini. Cewek kaya, ya lebih milih cowok kaya dari pada cowok miskin. Hidup layak jadi pilihan utama!" kata Budi.

"Ya realita hidup ini," kata Eko.

"Lebih baik sederajat cowok dan ceweknya dari pada beda derajat. Apalagi beda agama, ya jadinya runyem," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Budi dan Eko terus main kartu remi dengan baik gitu.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK