Setelah nonton Tv yang acaranya sepak bola yang bagus banget gitu, ya Budi duduk di depan rumahnya, ya menikmati minum kopi dan makan rebus gitu.
"Emmmm. Baca buku!" kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Di negeri mistis, seorang pemuda tampan bernama Ilias memulai pencarian, meninggalkan keluarganya di rumah surganya menuju hutan belantara yang diselimuti kabut. Dia menerima busur ajaib dari ayahnya untuk menandai perjalanannya menuju kedewasaan. Ilias memasuki negeri asing di mana suku-suku kecil di teror oleh makhluk mirip manusia serigala, bertindak di bawah perintah Ocron, seorang wanita jahat bertopeng telanjang. Saat dalam keadaan terbius, Ocron melihat seorang pemuda tak berwajah dengan busur ajaib yang berani menyerangnya. Ocron mengirim pelayan manusia serigala untuk mencari pria itu.
Beberapa saat kemudian, sekelompok perampok Ocron mencoba mencuri busur dan menangkap Ilias. Tapi mereka digagalkan ketika seorang pria kasar berpakaian kulit binatang melompat untuk menyelamatkannya, memukuli para perampok dan memaksa mereka melarikan diri. Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Mace, seorang penjahat nomaden. Setelah mengagumi busur ajaib pria yang lebih muda, Mace bekerja sama dengannya dalam misinya untuk menyingkirkan tanah kejahatan. Dia memengaruhi pemecatan urusan manusia, tetapi segera keduanya berteman cepat. Mace mengungkapkan bahwa dia membenci orang tetapi peduli pada hewan dan ikatan dengan banyak spesies. Dalam contoh penghinaan ini, saat berlatih dengan busur, Mace membunuh seorang pemburu secara acak, dan dia serta Ilias mencuri permainan orang yang sekarat itu.
Selanjutnya, Ocron mengirim Fado, pemimpin manusia serigala brutalnya, untuk menangkap Ilias dan busur ajaib. Ilias dan Mace berhenti di malam hari untuk beristirahat dan makan bersama suku kecil di gua dan menawarkan mereka hewan segar sebagai hadiah. Ilias mengenali seorang gadis muda dari suku yang terlihat di awal perjalanan, dan keduanya pergi bersama. Tiba-tiba, penyerang bertopeng membunuh gadis itu dan menculik Ilias, mencuri busurnya. Mace melacak mereka ke kamp dan menyelamatkan teman mudanya dalam pertarungan panjang dan berdarah.
Di sarang Ocron, Fado dibakar di piring panas raksasa sebagai hukuman karena gagal menangkap busur ajaib. Ocron memanggil Zora Agung, roh yang bersemayam di tubuh serigala putih. Dia menawarkan dirinya, tubuh dan jiwanya, kepada Zora jika dia bisa membunuh Ilias.
Setelah menemukan orang yang bertanggung jawab atas semua ini, Ilias menyatakan bahwa dia akan menghukum Ocron atas kejahatan jahatnya atas tanah dan mendorong Mace untuk bergabung dengannya. Mace menolak, mengatakan bahwa dia dan Ocron menjauhi satu sama lain, karena dia terlalu kuat untuk dilawan. Mace setuju untuk mengawal Ilias sampai ke pantai, dari mana dia harus berlayar ke benteng Ocron. Di tengah jalan, ratusan anak panah kecil menyerang mereka berdua. Satu anak panah mengenai lengan Ilias, segera pecah menjadi bisul yang mengerikan. Mace berlayar bersamanya di sepanjang pantai ke tempat di mana tanaman unik tumbuh yang akan menyembuhkan penyakit panah beracunnya. Meninggalkan temannya di atas kapal, Mace melompat ke darat dan segera bertempur dengan zombie yang aneh dan kemudian bertempur dengan dirinya sendiri. Mace memenangkan pertarungan, dan kembarannya terungkap sebagai Zora, yang menghilang setelah kembali ke bentuk humanoidnya.
Tanaman itu bekerja, dan Ilias pulih kembali. Tapi Ilias menjadi kecewa dan memutuskan untuk berlayar pulang, memohon pada Mace untuk pergi bersamanya. Mace menolak dan juga menolak untuk mengambil alih kepemilikan busur ajaib itu. Tidak lama setelah mereka berpisah, Mace diserang oleh sekelompok makhluk aneh yang tertutup sarang laba-laba. Mereka mengikatnya ke salib kayu dan menginterogasinya tentang keberadaan Ilias. Mace menolak untuk bekerja sama. Ilias menyelamatkan Mace dari monster dengan busur dan anak panah ajaibnya. Tapi Mace yang tertawan jatuh dari tebing dan ke laut selama penyelamatan. Lumba-lumba super cerdas menggigit tali yang mengikat Mace ke salib dan dia hanyut ke darat, hampir tidak sadarkan diri. Ilias datang dan memberi tahu Mace bahwa dia telah berubah pikiran dan memutuskan untuk kembali bersama temannya dan mengalahkan Ocron.
Malam itu, Ilias ditangkap dan disedot ke dalam sarang yang dihuni oleh monster bawah tanah. Saat Mace mengikuti, dia terpaksa melawan beberapa dari mereka sambil mengejar Ilias. Menjelajah lebih jauh ke dalam gua, Mace menemukan Ilias, tergantung terbalik dengan kepala terpenggal. Zora mengirimkan kepala Ilias yang terpenggal ke Ocron dan busur ajaib. Mace menyalakan tumpukan kayu pemakaman untuk temannya yang telah meninggal. Roh Ilias berbicara kepada Mace di dalam pikirannya dan menyuruhnya untuk mengurapi dirinya sendiri dengan abu. Ini akan meneruskan kekuatan yang diberikan Cronos kepada Ilias, dan busur ajaib akan menjadi milik Mace.
Keesokan paginya, Mace menghadapkan Ocron di sarangnya dan busur itu tiba-tiba terbang dari tangannya, dan ke tangannya. Dia menghadapi semua manusia serigala Ocron yang masih hidup, menembak mereka dengan panah ajaibnya dari haluan. Mace menembakkan panah ajaib ke Ocron, yang menembus topengnya, memperlihatkan wajah hantu yang sangat jelek di atas tubuhnya yang halus dan nubile. Saat Ocron mati, mayatnya berubah menjadi serigala, yang lari ke hutan belantara bersama serigala putih Zora. Adegan terakhir membuat Mace, sendirian lagi, berjalan ke alam liar untuk melanjutkan pencarian Ilias untuk membersihkan tanah kejahatan.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Ternyata. Eko belum datang," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
"Baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik banget gitu. Berita yang di baca Budi, ya berita pemerintahan sampai berita artis, ya jadi di baca dengan baik tuh berita di koran. Yaaaaa cukup lama sih, ya Budi baca koran. Eko datang ke rumah Budi, ya di parkirkan motornya di depan rumah Budi gitu. Karena ada Eko, ya Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di meja. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini di nikmati dengan baik, ya kan Budi?" kata Eko.
Eko mengambil sepotong singkong rebus di piring, ya di makan dengan baik singkong rebus gitu.
"Memang hidup ini di nikmati dengan baik, ya keadaan kita. Sederhana!" kata Budi.
"Sederhana. Tepat banget gitu," kata Eko.
Eko telah memakan dengan baik satu potong singkong rebus, ya mengambil satu potong rebus lagi di piring dan di makan dengan baik gitu.
"Ngomong-ngomong Eko. Acara Tv, ya tentang olahraga sepak bola. Bagus, ya kan pertandingan sepak bolanya. Ya antara lawan ini dan itu?" kata Budi.
"Ya aku nonton dengan baik acara Tv tentang sepak bola, ya jadi setuju dengan Budi. Bagus!!!" kata Eko.
Eko mengambil aqua gelas di bawah meja, ya tepatnya di dalam dus gitu. Eko minum aqua gelas dengan baik gitu. Budi memang menyiapkan satu dus aqua gelas di taruh di bawah meja, ya untuk tamu gitu.
"Kalau masih kecil, ya masih anak-anak ketika masih sekolah SD. Ya ada sih cita-cita ingin jadi pemain bola dengan tujuan masa depan yang baik. Maka itu, ya kita sering main sepak bola dengan teman-teman, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya aku ingat sih kalau diingatkan tentang aku dan Budi, ya main sepak bola masa anak-anak, ya masih sekolah SD. Kalau urusan keinginan Budi ingin jadi pemain sepak bola, ya aku lupa gitu," kata Eko.
Eko menaruh gelas aqua di meja.
"Ayo lah Eko diinget gitu!" kata Budi.
"Baiklah aku inget dengan baik!" kata Eko.
Eko berpikir cukup lama, ya mengenang masa lalu dengan baik. Budi menunggu dengan baik. Eko akhirnya teringat ketika Budi dan Eko, ya duduk istirahat di lapangan sepak bola setelah bermain, ya Budi memang punya keinginan jadi pemain sepak bola.
Eko berkata "Iya aku mengingatnya dengan baik. Budi pernah berkata "Ingin jadi pemain sepak bola". Tapi itukan keinginan masa kecil. Masa sekarang, ya Budi telah dewasa karena keadaan milih jalan jadi buruh".
"Karena keadaan. Keinginan kan bisa berubah, ya kan Eko?" kata Budi.
"Keadaan mengubah segalanya," kata Eko.
"Kalau ada waktu, ya kita tetap bermain sepak bola. Jadi tetap sama, ya suka sepak bola," kata Budi.
"Yaaaa kalau ada waktu luang, ya main sepak bola," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ngomong-ngomong Budi, ya gimana pendapat Budi dengan acara Tv Indonesia's Got Talent gitu?" Eko.
"Ya bagus sih acara Tv itu," kata Budi.
"Bagus toh. Pasti alasannya seperti biasakan Budi tentang acara Tv. Roda penggerak ekonomi," kata Eko.
"Ya memang alasannya tetap sama tentang acara Tv. Roda penggerak ekonomi. Yang buat acara Tv, ya orang-orang pinter di bidangnya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Oooiya Eko. Apa pendapat Eko tentang sesuatu?" kata Budi.
"Sesuatu apa?" kata Eko.
"Domba yang tersesat," kata Budi.
"Domba yang tersesat itu, ya realita tentang domba itu memang tersesat atau sebuah perumpaan tentang hidup ini?" kata Eko.
"Perumpaan," kata Budi.
"Perumpaan. Jadi domba itu, ya di umpamakan adalah manusia. Kata-kata selanjutnya, ya yang tersesat berarti mungkin pola pikir dan tingkah laku yang salah gitu," kata Eko.
"Bener sih Eko," kata Budi.
"Ya pendapat ku, ya hidup ini ujian manusia yang menjalankan hidup ini. Mungkin terjadi jika menjalankan hidup ini, ya manusia bisa salah dari pola pikirnya dan juga tingkah lakunya salah. Ada faktor-faktor yang menyebabkannya terjadi kesalahan, ya bisa karena kebodohan diri sendiri atau manusia lain. Maka yang dapat menolong, ya orang baik yang mengerti dan memahami ilmu agama. Seperti menyelamatkan saudara seagama yang tersesat karena dirinya bodoh atau orang lain membodohkan," kata Eko.
"Pendapat Eko bener sih. Untuk menyelamat manusia dari kesalahan, ya harus orang baik dan paham ilmu agama," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Obrolan ini, ya versi kita kan Eko?" kata Budi.
"Memang versi kita!" kata Eko.
"Ya mungkin akan jadi berbeda karena jika orang lain yang menjelaskan tentang perumpaan domba yang tersesat dan juga beragama Kristen," kata Budi.
"Domba yang tersesat itu, ya memang ajaran agama Kristen. Sedangkan kita ini, ya agama Islam, ya kan Budi?" kata Eko.
"Iya kita agama Islam," kata Budi.
Budi dan Eko terus main kartu remi dengan baik.
"Saling menasehati antara teman dengan tujuan tetap di jalan baik," kata Eko.
"Omongan itu, ya biasa di omongin guru ngaji," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi main kartu remi dengan baik banget gitu.
No comments:
Post a Comment