Setelah nonton Tv di ruang tengah yang acara film yang adanya cerita laga gitu. Budi duduk santai di depan rumahnya , ya sedang membaca cerpen yang ceritanya menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
Isi cerita yang baca Budi :
Di sebuah universitas di Amerika Serikat tempatnya mengajar arkeologi, Jones kedatangan dua agen intelijen tentara. Keduanya memberitahu bahwa Abner Ravenwood, bekas mentor Jones sedang dicari-cari kawanan Nazi yang sedang berusaha mendapatkan ilmu gaib. Ravenwood adalah orang yang paling ahli tentang sebuah kota kuno bernama Tanis yang ada di Mesir. Kota ini ditemukan kembali oleh para Nazi, dan dipercaya sebagai tempat firaun Shishaq menyembunyikan Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant), sebuah peti yang dibuat orang Israel untuk menyimpan sisa naskah Sepuluh Perintah Allah. Menurut Jones, para Nazi mencari Ravenwood karena dia memiliki kepala Tongkat Ra, sebuah artefak penting yang memberitahu lokasi Tabut saat ini. Menurut legenda, kepala tongkat ini akan menunjukkan tempat dari Well of Souls, tempat penyimpanan Tabut, bila sinar matahari difokuskan ke miniatur kota itu pada waktu yang tepat. Rekan Jones, Marcus Brody, ya menjelaskan lagi bahwa kekuatan legendaris dari Tabut itu bisa membuat tentara manapun tak terkalahkan.
Jones terbang ke Nepal, ya dan menemukan kalau Ravenwood sudah mati, dan kepala tongkat yang sekarang dipakai seperti sebuah medali, ternyata dimiliki Marion yang anak perempuan Ravenwood sekaligus mantan kekasih Indy. Kedai minum yang dimiliki Marion diserang para Nazi, di bawah pimpinan agen Nazi bernama Toht. Pertarungan terjadi dan kedai minum terbakar rata dengan tanah. Toht menggenggam medali yang panas membara hingga ukiran salah satu sisi medali tercetak di telapak tangannya. Namun medali tersebut berhasil direbut Jones dan Marion. Mereka berdua pergi ke Kairo untuk bertemu dengan Sallah, ya orang Mesir sekaligus penggali yang handal. Sallah tahu tempat para Nazi berada. Dengan bantuan Belloq, dan sebuah replika dari kepala tongkat Ra, kawanan Nazi sedang menggali Tabut. Di sebuah pasar di Kairo, pasukan Nazi menculik Marion dan membuat Jones mengira dia sudah mati. Malam itu, Sallah dan Jones memecahkan sandi dalam ukiran yang ada di dua sisi kepala tongkat milik Ravenwood, dan mereka mengetahui panjang tongkat yang dibutuhkan. Mereka sadar bahwa para Nazi hanya berpedoman pada salah satu sisi ukiran kepala tongkat yang tercetak di telapak tangan Toht yang terluka. Akibatnya, tongkat yang dimiliki para Nazi terlalu panjang, dan tentara Jerman menggali di tempat yang salah.
Indy menyusup ke lokasi penggalian, dan masuk ke ruang peta. Di ruang peta disimpan sebuah model skala dari kota Tanis. Sallah hampir ketahuan dan tertangkap, tetapi Indy berhasil mengetahui lokasinya dari tongkat dan medali. Jones juga mengetahui Marion masih hidup tetapi masih berada di tangan penculik. Jones dan Sallah bersama sebuah tim kecil menggali di tempat yang benar. Setelah beberapa jam, mereka berhasil menembus atap dari Well of Souls yang terkubur. Jones diturunkan ke lantai kuil dan menemui banyak sekali ular beracun yang sangat dua takuti. Setelah Jones dan Sallah mengeluarkan Tabut dari kuil, Belloq dan para Nazi muncul dan merampasnya. Marion dibuang ke Well of Souls bersama Jones, dan mereka di kurung di dalamnya. Namun mereka berhasil kabur, dan keluar tepat waktu untuk menemui bahwa Tabut itu akan dipindahkan melalui pesawat ke Berlin. Setelah selesai bertarung, pesawat dihancurkan oleh Jones. Tabut itu dibawa dengan sebuah truk ke Kairo untuk selanjutnya dikapalkan ke Berlin. Setelah mencuri seekor kuda, Jones mengejar konvoi yang menjaga truk, dan akhirnya berhasil mengambil kendali truk berisi Tabut. Malam itu, Jones dan Marion meninggalkan Sallah untuk menjaga Tabut di atas kapal bernama Bantu Wind yang berlayar menuju Inggris.
Pagi hari berikutnya, sebuah kapal selam U-Boat di bawah komando Belloq dan perwira Nazi bernama Dietrich menghentikan kapal dan merebut Tabut itu. Namun Jones diam-diam masuk ke kapal selam, dan mengikuti mereka hingga di sebuah pulau terpencil. Mereka ternyata berniat untuk mencoba kekuatan dari Tabut itu sebelum diserahkan kepada Adolf Hitler. Jones mengancam untuk menghancur Tabut itu dengan sebuah peluncur roket, dan meminta agar Marion dilepaskan. Belloq sadar Indy hanya menggertak. Sama halnya seperti Belloq, Indy juga seorang arkeolog yang ingin melihat Tabut itu dibuka. Jones menyerah dan diikat bersama Marion. Sementara Belloq melakukan ritual untuk membuka Tabut. Dari dalam Tabut muncul sesuatu yang tidak terduga, ya membunuh semua yang melihatnya. Marion dan Jones berhasil selamat gitu dari kejadian mengerikan gitu.
Setelah itu. Ya sekembalinya di Washington D.C. Ya dua agen intelijen memberitahu Jones bahwa "para ahli" sedang meneliti Tabut itu. Sebenarnya, Tabut itu sudah disegel di dalam sebuah kotak kayu, dan disimpan di gudang pemerintah yang dipenuhi kotak-kotak serupa yang tak terhitung jumlahnya.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik gitu, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu.
"Seni bela diri," kata Budi.
"Maksud omongan Budi, ya silat?" kata Eko.
"Iya," kata Budi.
"Belajar silat seperti biasanya kan untuk membela diri jika ada orang buruk menyerang gitu atau untuk menolong orang yang terkena dari tindak orang buruk atau untuk nilai kesehatan, ya silat itu. Bukan untuk gagahan hebat seni bela diri untuk menindas yang lemah," kata Eko.
"Baik dan buruk," kata Budi.
"Iya baik dan buruk. Hidup ini," kata Eko.
"Ya andai," kata Budi.
"Jadi Budi ingin bercerita, ya permainan seandainya. Permainan Budi?" kata Eko.
"Iya," kata Budi.
"Kalau begitu sih. Silakan Budi bercerita dan aku jadi pendengar yang baik, ya seperti biasanya!" kata Eko.
"Baiklah aku bercerita. Begini ceritanya. Iko dan Ario dari kecil belajar bela diri silat dengan guru Wiro di sebuah desa terpencil, ya belajar silatnya keduanya sampai dewasa gitu. Iko dan Ario telah mahir silat, ya telah menjadi pemuda yang gagah gitu. Guru Wiro menyuruh Iko dan Ario, ya latih tanding gitu. Dari pertarungan keduanya yang sengit banget gitu. Iko hampir kalah dari Ario. Keadaan di ubah dengan baik, ya sama Iko dengan kegigihan dengan baik dan mengalahkan Ario. Ya Ario kesal karena kalah dari Iko gitu. Iko terus berlatih dengan baik, ya bimbingan gurunya gitu. Sedangkan Ario, ya masih kesal kalah dari Iko. Ario memutuskan pergi dari perguruan. Guru Wiro, ya membiarkan Ario pergi, ya mencari apa yang iya cari?. Ario berjalan dengan baik menuju sebuah pegunungan. Sampai di sebuah goa, ya Ario melatih dirinya dengan baik, ya lebih keras gitu. Iko terus bersama dengan guru Wiro, ya sampai guru wafat gitu. Iko bersedih karena guru Wiro meninggal gitu. Iko pun tetap di perguruan dengan baik gitu. Sampai ada dua anak bernama Budi dan Eko. Ya Eko, ya anak yatim piatu dan ingin belajar ilmu bela diri silat. Budi, ya anak orang kaya gitu. Budi suka dengan bela diri silat, ya demi melindungi diri jadi berguru dengan guru Iko gitu. Budi dan Eko didik dengan guru Iko dengan baik banget gitu, ya sampai keduanya mahir ilmu silat. Eko dan Budi belajar dari anak-anak sampai remaja, ya jadi mahir ilmu bela diri silat gitu. Suatu hari, ya Ario datang keperguruan gitu untuk bertarung dengan Iko. Pertarungan Ario dan Iko sangat sengit banget. Sampai keduanya mengeluarkan ilmu tenaga dalam masing-masing. Tabrakan tenaga dalam, ya sangat hebat banget gitu. Bentuk tubuh Ario yang berotot karena di latih dengan sangat keras bertahun-tahun dan meditasi dengan baik untuk meningkatkan tenaga dalam baik gitu. Ario mengeluarkan tenaga dalam yang luar biasa banget dan mengalahkan Iko gitu. Ario yang telah mengalahkan Iko, ya pergi gitu Ario. Iko sekarat gitu. Budi dan Eko, ya telah selesai dari mancing dan segera pulang ke pondok perguruan. Keduanya, ya kaget melihat keadaan pondok perguruan hancur gitu. Budi dan Eko mencari guru Iko, ya karena khawatir gitu. Ternyata guru Iko, ya sekarat dari pertarungan. Budi dan Eko merawat guru Iko dengan baik, ya di usahakan untuk sembuh gitu. Guru Iko menjelaskan siapa yang telah membuat dirinya terluka dalam pertarungan? Ario teman seperguruan guru Iko. Ario telah pergi setelah mengalahkan guru Iko. Budi dan Eko, ya di nasehatin dengan baik gitu Iko, ya agar tidak bales dendam sama Ario. Ya Budi dan Eko mengerti dari nasehat guru Iko dengan baik. Sampai guru Iko tidak bisa sembuh juga dari luka dalamnya dan akhirnya meninggal dunia. Budi dan Eko bersedih karena guru Iko meninggal gitu. Setelah guru Iko meninggal, ya Budi dan Eko berlatih bela diri dengan baik gitu. Sampai keduanya latih tanding dan yang menang adalah Eko. Ya keduanya tetap jadi teman baik, ya terus bersama dengan baik sampai meninggalkan pondok perguruan, ya pergi ke kota untuk mencari pengalaman hidup gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Ya sekedar cerita. Bahan obrolan lulusan SMA. Dunia ini masih banyak yang lebih baik, ya bercerita dari pada aku. Yang baik itu sinetron dan film," kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ceritanya yang di ceritakan Budi, ya tentang pertemanan," kata Eko.
"Pertemanan itu, ya harus di jaga dengan baik," kata Budi.
"Tetap jadi teman baik. Walau ada ujian dari permasalahan gitu," kata Eko.
"Jangan karena permasalahan, ya pertemanan jadi putus, ya jadi musuh gitu," kata Budi.
"Jangan jadi musuh, ya tidak baik. Memutus tali persaudaraan gitu," kata Eko.
"Teman adalah saudara," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu. Main kartu remi saja!" kata Budi.
"Okey main kartu remi!" kata Eko.
Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan di bagi dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik, ya permainan cangkulan gitu.
"Berlatih seni bela diri, ya silat, ya bisa diiringi dengan musik tradisional, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya memang bisa lah, ya berlatih seni bela diri, ya silat diiringi musik tradisional. Malahan telah di terapkan dengan baik. Tujuannya jadi nilai daya tarik yang baik," kata Eko.
"Kalau mengikuti zaman sekarang, ya ragam musik ini dan itu, ya berkembang dengan baik. Maka bisa juga di terapkan seni bela diri silat, ya diiringi musik ini dan itu, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya bisa lah di terapkan dengan baik," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko terus main kartu remi dengan baik banget gitu.
No comments:
Post a Comment