Budi duduk di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan gorengan.
"Nyanyi apa ya?" kata Budi.
Budi berpikir dengan baik, ya mengambil gitar di samping kursi.
"Tema kopi saja. Ya ikutan acara Tv atau iklan di Tv tentang kopi. Kopi..pi..pi...pi...," kata Budi.
Ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik Budi gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi berjudul 'Kopi Hitam' :
***
Budi selesai menyanyikan, ya berhenti main gitar.
"Kata orang-orang. Kopi buatan cewek yang di cintai. Enak benar rasanya. Aku masih jomlo, ya jadi belum merasakan kopi buatan cewek yang menyukai aku," kata Budi.
Ya gitar di taruh di samping kursi gitu sama Budi.
"Emmm. Main ke rumah Eko saja!" kata Budi.
Budi menghabiskan kopi dan gorengan gitu. Budi masuk ke dalam rumah, ya sambil membawa piring dan gelas yang telah di gunakan untuk di cuci di belakang gitu. Di belakang, ya Budi mencuci piring dan gelas dengan baik sampai bersih dan di taruh di rak piring gitu. Budi keluar dari rumahnya, ya segera naik motor yang di parkirkan di depan rumahnya dan di bawa dengan baik tuh motor menuju rumah Eko.
Ya sedangkan...Eko duduk di depan rumahnya sedang baca salah satu cerpen yang menarik di bukunya, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan.
Isi cerita yang di baca Eko :
Kampung halaman Teen Titans, ya Jump City, diserang oleh ninja Jepang bernama Saico-Tek. Mereka menangkapnya dan menemukan Saico-Tek dikirim oleh seorang pria bernama "Brushogun" sebelum dia menghilang secara misterius setelah memicu penyiram api menara. Selanjutnya, Titans menuju ke Tokyo, Jepang, untuk mencari tuannya. Setelah tiba di sana, setelah mengatasi kendala bahasa dan melawan reptil raksasa seperti Gorgo, para Titan bertemu dengan pasukan pertahanan supernatural Tokyo—Pasukan Tokyo—yang dipimpin oleh Komandan Uehara Daizo. Saat ditanyai tentang Brushogun, Daizo mengklaim bahwa Brushogun tidak lebih dari legenda urban. Karena tidak ada penjahat untuk dikejar, para Titan memutuskan untuk menikmati Tokyo.
Robin dan Starfire mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain sampai Robin mulai fokus pada Brushogun lagi dan menyatakan bahwa mereka tidak bisa lebih dari pahlawan, membuat Starfire kesal. Menyelidiki sendirian, Robin diserang oleh Saico-Tek dan akhirnya memukul ninja itu ke tanah. Saat Saico-Tek tidak bangkit, Robin ditangkap oleh Daizo karena membunuhnya. Di tempat lain, Starfire didekati dan dihibur oleh seorang gadis kecil, yang membantu mengatasi depresinya dan membuatnya menyadari bahwa meskipun sebelumnya Robin keberatan, perasaan romantis mereka satu sama lain memang benar-benar saling menguntungkan.
Saat itu, Walikota Tokyo mengumumkan penangkapan Robin dan memerintahkan agar Teen Titans lainnya harus menyerahkan diri atau meninggalkan Tokyo. Starfire memanggil Titan lain, tetapi saat mereka mencoba untuk berkumpul kembali, Brushogun mengirimkan antek-anteknya untuk menghancurkan Titan. Sementara itu, saat Robin dipindahkan ke fasilitas yang lebih aman, secarik kertas bertuliskan "Brushogun" masuk ke dalam mobil lapis baja yang membawanya dan meledak, membebaskannya. Robin mengkooptasi identitas perampok Shinjuku untuk mengumpulkan informasi bahwa Brushogun sebenarnya nyata. Dia akhirnya ditemukan oleh Pasukan Tokyo, yang mengarah ke pengejaran mobil. Robin dikepung saat Starfire datang untuk menyelamatkannya dan membawanya ke kuil (di mana mereka mencoba untuk berciuman lagi sampai tiba-tiba diganggu oleh Cyborg, dan kedatangan Beast Boy). Di sana, Raven menceritakan dari sebuah buku yang dia temukan bahwa Brushogun adalah seorang seniman yang bermimpi untuk menghidupkan gambar kesayangannya menggunakan sihir gelap. Mantra itu akhirnya berbalik melawan seniman muda itu, dan dia diubah menjadi Brushogun, makhluk kertas dan tinta yang mampu menghidupkan kreasi apa pun yang dapat dia bayangkan, sampai dia tiba-tiba menghilang. Robin menyadari bahwa dia tidak membunuh Saico-Tek karena dia adalah makhluk pembuat tinta, dan dia dijebak agar terlihat seperti penjahat.
The Titans melacak Brushogun ke pabrik penerbitan buku komik, di mana mereka menemukan Brushogun terhubung ke mesin cetak terkutuk yang memanfaatkan kekuatannya untuk menciptakan musuh yang dihadapi para Titan. Dia mengungkapkan bahwa dia telah mengirim Saico-Tek pertama ke para Titan untuk memanggil mereka ke Tokyo, untuk menghentikan pelaku sebenarnya yang telah memperbudaknya. Pelakunya terungkap sebagai Daizo, yang menggunakan kekuatan Brushogun untuk menciptakan Pasukan Tokyo dan monster yang mereka tangkap untuk mendapatkan reputasi sebagai pahlawan.
Daizo mampir ke Titans dan memaksa Brushogun untuk membuat pasukan minion tinta animasi. Pertempuran massal pun terjadi, yang berpuncak pada Robin menghadapi Daizo. Dengan tidak ada pilihan untuk melarikan diri, Daizo melompat ke reservoir tinta pers, mengambil kendali sihir Brushogun dan mengubah dirinya menjadi massa tinta dan mesin yang sangat besar, dengan Brushogun di tengahnya. Saat Titan lain melawan makhluk yang dilemparkan Daizo ke arah mereka, Robin membebaskan Brushogun, menyebabkan Daizo kehilangan kendali atas kekuatannya dan meledak. Brushogun mati dengan damai di pelukan Robin, menghilangkan kekuatannya dan mengalahkan Daizo. Dengan berakhirnya pertempuran, Robin dan Starfire akhirnya mengakui perasaan mereka dan berbagi ciuman nyata pertama mereka.
Kemudian, dengan nama Robin dibersihkan dan Daizo dikirim ke penjara, para Titan dianugerahi medali kehormatan oleh walikota dan warga Tokyo atas tindakan heroik mereka. Robin dan Starfire berpegangan tangan, mengonfirmasi bahwa mereka telah menjadi pasangan resmi. Beast Boy bertanya kepada Robin apakah mereka harus pulang, tetapi Robin mengizinkan para Titan untuk tinggal di Tokyo sedikit lebih lama untuk menikmati liburan yang layak. Beast Boy mengatakan bahwa dia ingin pergi ke Meksiko untuk liburan mereka berikutnya, menyebabkan Raven menamparnya.
Saat kredit akhir diputar, Titans menyanyikan versi terjemahan dari lagu tema Jepang mereka untuk merayakan kekalahan Daizo dan upacara penghargaan mereka.
***
Eko selesai baca buku, ya buku di taruh di meja. Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.
"Dunia ini," kata Budi.
"Ada apa dengan dunia ini?" kata Eko.
"Antara kaya dan miskin hidup ini," kata Budi.
"Memang hidup ini antara kaya dan miskin," kata Eko.
"Cerita di Tv. Tentang sisi orang miskin, ya berjuang dalam menjalankan hidup ini dengan penuh keprihatinan dari keadaan dirinya....miskin, ya tetap berjalan di jalan kebaikan. Ya keadaan miskin kalau berpikir pendek, ya mencuri dan menipu. Sisi lain, ya orang kaya, ya cerita tentang kekayaan yang di dapatkan dari usahanya yang baik. Ya buruknya sih orang kaya yang lupa diri, ya haus dengan kekayaan....jadinya seperti berita di Tv lah..main tipu-tipu, ya korupsi gitu," kata Budi.
"Hidup ini. Antara baik dan buruk kelakuan manusia. Maka itu....hukum ada di muka Bumi ini, ya untuk mengatur manusia. Ya melanggar aturan, ya harus di hukum berdasarkan hukum yang di buat dan di sepakatin bersama," kata Eko.
"Memang di dunia ini harus ada hukum. Karena manusia, ya bisa bertindak semaunya....seperti Setan, ya melakukan keburukan ini dan itu yang dampaknya ke manusia yang lain," kata Budi.
"Hukum di tegakkan dengan baik berdasarkan orang-orang yang bekerja di bidang hukum. Ya tetap saja dalam menjalankan hidup ini, ya harus berhati-hati. Kita tidak tahu, ya manusia yang mana kesambet Setan dan melakukan keburukan ini dan itu," kata Eko.
"Hidup ini. Tetap harus berhati-hati dalam menjalankan hidup ini. Karena kita tidak tahu....manusia yang mana kesambet Setan dan melakukan keburukan ini dan itu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment