CAMPUR ADUK

Thursday, March 9, 2023

WONDER WOMAN 1984

Eko duduk di depan rumahnya sedang baca salah satu cerpen yang menarik di bukunya, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan. 

Isi cerita yang di baca Eko :

Diana muda ikut serta dalam perlombaan atletik di Themyscira melawan Amazon yang lebih tua. Setelah jatuh dari kudanya karena melihat lawan-lawannya ke belakang, Diana mengambil jalan pintas, tetapi melewatkan pos pemeriksaan. Antiope mengeluarkannya dari perlombaan dan menjelaskan bahwa apa pun yang berharga harus diperoleh dengan jujur.

Pada tahun 1984, Diana bekerja di Smithsonian Institution, Washington, D. C. sembari diam-diam melakukan tindakan kepahlawanan sebagai Wonder Woman. Pegawai museum baru bernama Barbara Ann Minerva, geolog dan kriptozoolog yang pemalu, hampir tidak terlihat oleh rekan kerjanya dan membuat Diana iri. Kemudian, FBI meminta museum untuk mengidentifikasi barang antik yang dicuri dari perampokan yang baru-baru ini digagalkan Wonder Woman. Barbara dan Diana melihat satu barang yang kemudian diidentifikasi sebagai Dreamstone berisi prasasti berbahasa Latin yang diklaim dapat mengabulkan satu permintaan.

Barbara berharap menjadi seperti Diana, tetapi memperoleh kekuatan super yang sama, sementara Diana tanpa sadar berharap kekasihnya yang telah meninggal Steve Trevor masih hidup, sehingga membangkitkannya dalam tubuh pria lain. Diana dan pria itu dipertemukan kembali di acara gala Smithsonian. Pengusaha Maxwell "Max Lord" Lorenzano yang gagal menipu Barbara dan mencuri Dreamstone dengan berharap menggunakan kekuatannya untuk menyelamatkan perusahaan minyaknya yang bangkrut. Dia ingin "menjadi" batu itu dan mendapatkan kekuatan pengabul keinginannya, sehingga menjadi sosok kaya dan berkuasa yang menciptakan kekacauan dan kehancuran saat kekuatannya memicu ketidakstabilan di seluruh dunia.

Barbara, Diana, dan Steve menemukan bahwa Dreamstone diciptakan oleh Dolos/Mendacius, dewa kenakalan, yang juga dikenal sebagai Duke of Deception. Dreamstone mengabulkan keinginan pengguna sambil menuntut tumbal kecuali mereka melepaskan keinginan atau menghancurkan batu itu. Meskipun kekuatan Diana dan sifat kemanusiaan Barbara berkurang, keduanya tidak mau melepaskan keinginan mereka. Mengetahui dari Presiden Amerika Seriokat tentang sistem satelit yang menyiarkan sinyal secara global, Max yang kekuatannya menyebabkan keadaan tubuhnya memburuk berencana mengabulkan keinginan secara global untuk mencuri kekuatan hidup dari pemirsa dan memulihkan kesehatannya. Diana dan Steve menghadapinya di Gedung Putih, tetapi Barbara, yang sekarang bersekutu dengan Max, mengkhianati Diana dan mengalahkannya dan melarikan diri dengan Max di Marine One. Steve meyakinkan Diana untuk melepaskan keinginannya dan membiarkan dia pergi, memulihkan kekuatannya, serta mendapatkan kemampuan untuk terbang.

Diana yang mengenakan baju besi prajurit Amazon milik Asteria terbang ke markas satelit dan sekali lagi melawan Barbara yang telah berubah menjadi Macan tutul humanoid setelah berharap menjadi pemangsa puncak. Setelah pertandingan yang brutal, Diana mencampakkan Barbara ke danau dan menyetrumnya, lalu menariknya keluar. Dia berhadap-hadapan dengan Max dan menggunakan Tali Kebenaran untuk berkomunikasi dengan dunia melalui dia dan membujuk semua orang untuk meninggalkan keinginan mereka. Dia kemudian menunjukkan penglihatan Max tentang masa kecilnya yang tidak bahagia dan putranya, Alistair, yang dengan panik mencari ayahnya di tengah kekacauan. Max meninggalkan keinginannya dan bersatu kembali dengan Alistair dan Barbara kembali normal. Beberapa waktu kemudian di musim dingin, Diana bertemu dengan pria yang tubuhnya dimiliki Steve. Asteria terungkap diam-diam hidup di antara manusia.

***

Eko selesai baca buku, ya buku di taruh di bawah meja. Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Budi duduk dengan baik, ya dekat Eko.

"Eko," kata Budi.

"Apa?" kata Eko.

"Aku punya cerita. Ya sekedar cerita, ya obrolan lulusan SMA!" kata Budi.

"Ya cerita saja. Seperti biasanya gitu!" kata Eko.

"Ada seorang pemuda yang beragama Islam, ya mendatangi rumah agama lain, ya agama Kristen. Pemuda itu sering mendengarkan kotbah dari pendeta di gereja, ya tujuannya pendeta membimbing pengikut Kristen, ya untuk tetap menyakini ajaran Kristen dan berjalan di jalan kebaikan berdasarkan ketentuan ajaran Kristen gitu. Pendeta itu melihat pemuda yang sering ke gereja dan mendengarkan kotbahnya. Pendeta itu ingin tahu siapa pemuda itu?. Pendeta itu ngobrol dengan pemuda. Pendeta itu kaget banget ternyata pemuda itu beragama Islam tapi sering ke gereja untuk mendengarkan kotbahnya. Pendeta pun beranggapan mungkin pemuda itu, ya ingin masuk ajaran Kristen. Kalau masuk, ya pendeta senang banget pemuda itu masuk. Ternyata....pemuda itu tidak ingin masuk ajaran Kristen, ya hanya ingin saja mendengarkan kotbah pendeta di gereja. Pendeta tetap berharap pemuda baik itu masuk ajaran Kristen, ya tujuan baiknya jadi saudara seiman. Pemuda itu, ya tidak ingin masuk Kristen. Ya pendeta itu, ya tidak masalah sih karena pemuda itu, ya tidak ingin masuk Kristen. Semenjak itu, ya pemuda itu tidak dateng ke gereja untuk mendengarkan pendeta itu kotbah gitu. Pendeta mencari pemuda itu sampai ke rumahnya. Ternyata pemuda itu, ya telah pergi ke kota lain, ya urusan kerjaan gitu. Pendeta pun seperti biasa khotbah di gereja demi membimbing para pengikut Kristen. Pendeta itu senang karena ada satu orang di ajaran agama lain, ya agama Islam mendengarkan kotbahnya dengan baik. Begitu lah ceritanya," kata Budi.

"Cerita yang bagus," kata Eko.

"Emmmm," kata Budi.

"Apa tujuannya sebenarnya pemuda itu, ya Budi?" kata Eko.

"Tujuannya pemuda itu, ya sebenarnya membuktikan apa yang ia cari gitu. Setelah ia dapatkan ia pergi," kata Budi.

"Sebuah kebenaran, ya Budi?" kata Eko.

"Bisa di bilang begitu sih. Kebenaran!!!" kata Budi.

"Kebenaran apa Budi?" kata Eko.

"Yakini saja, ya agama yang di pilih dan di jalanin dengan baik. Toleransi telah berjalan dengan baik," kata Budi.

"Saling menghormati antara agama yang satu dengan lain," kata Eko.

"Main catur saja Eko!" kata Budi.

"OK. Main catur!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik gitu. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK