Setelah sholat tarawih di mesjid. Budi duduk di depan rumahnya, ya sedang baca buku sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Dua tahun setelah menjadi Spider-Man, Peter Parker diasingkan dari minat cintanya Mary Jane Watson dan sahabatnya, Harry Osborn, dan menemukan bahwa Bibi May menghadapi penggusuran. Dia mendapati dirinya menderita kerugian sementara tetapi berulang dari kekuatannya, seringkali dalam situasi yang mengancam jiwa. Harry, yang sekarang menjadi kepala divisi penelitian genetik dan ilmiah Oscorp, mensponsori proyek kekuatan fusi oleh ilmuwan nuklir Otto Octavius, yang berteman dan membimbing Peter. Saat menangani bahan berbahaya, Octavius mengenakan baju zirah lengan tentakel robot yang kuat kecerdasan buatan.
Selama demonstrasi publik yang dihadiri Peter dan Harry, lonjakan listrik menyebabkan reaktor fusi menjadi tidak stabil. Octavius menolak untuk mematikan reaktor, yang menjadi kritis, membunuh istrinya dan membakar chip penghambat yang menghalangi lengan dari sistem sarafnya. Sebagai Spider-Man, Peter berhasil menghentikan eksperimen tersebut. Di rumah sakit, dokter bersiap untuk melepas baju zirah Octavius. Tanpa chip penghambat, lengan menjadi hidup dan membela diri dengan membunuh para dokter. Setelah itu, Octavius berlindung di pelabuhan. Sekarang dirusak oleh AI senjata, dia memutuskan untuk mencoba kembali eksperimennya dan merampok bank untuk mendanainya. The Daily Bugle menjuluki ilmuwan "Doctor Octopus".
Mary Jane bertunangan dengan astronot John Jameson putra editor Bugle J. Jonah Jameson. Peter menderita gangguan emosional atas ketidakmampuannya untuk menyeimbangkan hidupnya, dengan stres yang melucuti kekuatannya sebagai akibatnya. Dia berhenti menjadi Spider-Man, kembali ke kehidupan normalnya, dan berusaha untuk berdamai dengan Mary Jane. Dia juga akhirnya mengakui kepada Bibi May kebenaran tentang kematian Paman Ben. Bibi May memaafkannya, tetapi meningkatnya tingkat kejahatan kota membuat Peter khawatir.
Memerlukan isotop tritium untuk bahan bakar reaktornya, Octavius mengunjungi Harry untuk memintanya. Harry setuju dengan imbalan Spider-Man, yang dia yakini bertanggung jawab atas kematian ayahnya. Dia memberitahu Octavius untuk mencari Peter, yang diyakini Harry berteman dengan Spider-Man, tetapi menyuruhnya untuk tidak menyakiti Peter. Octavius menemukan Peter, menyuruhnya menemukan Spider-Man, dan menangkap Mary Jane. Bahayanya menyebabkan kekuatan Peter kembali, dan dia mengejar Octavius.
Saat mereka bertempur, mereka jatuh ke kereta Subway Kota New York. Octavius menyabotase dan meninggalkan Peter untuk menyelamatkan kereta yang tergelincir, yang dia lakukan dengan kerugian fisik yang besar. Octavius menangkap Peter yang sekarang melemah dan menyerahkannya kepada Harry. Harry bersiap untuk membunuh Spider-Man, hanya untuk terkejut melihat Peter di balik topengnya. Peter meyakinkan Harry untuk mengesampingkan konflik mereka dan mengarahkannya ke sarang Octavius. Mereka bertempur lagi saat reaksi nuklir mulai mengancam kota. Peter mengungkapkan identitasnya dan membujuk Octavius untuk melepaskan mimpinya demi kebaikan yang lebih besar. Octavius memerintahkan tentakel untuk mematuhinya dan mengorbankan dirinya untuk menghancurkan percobaan. Mary Jane melihat identitas Peter yang sebenarnya, yang menurutnya adalah alasan mengapa mereka tidak bisa bersama.
Sementara itu, Harry dikunjungi oleh penglihatan ayahnya di cermin, memohon agar Harry membalas kematiannya, tetapi Harry menolak untuk menyakiti Peter. Marah, Harry menghancurkan cermin, secara tidak sengaja mengungkapkan ruang rahasia yang berisi peralatan Green Goblin ayahnya. Di hari pernikahannya, Mary Jane meninggalkan John di altar dan lari ke apartemen Peter. Setelah mereka berciuman, mereka mendengar sirene polisi, dan Mary Jane mendorongnya untuk membantu sebagai Spider-Man.
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di bawah meja.
"Eko belum dateng juga. Kalau begitu baca koran saja!" kata Budi
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik. Ya cerita berita koran, ya menarik-menarik gitu. Walau sebenarnya koran tidak baru, ya ada beberapa cerita berita koran belum di baca gitu. Budi terus membaca koran dengan baik. Singkat waktu. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Karena Eko sudah dateng, ya Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di meja gitu.
"Ngomong-ngomong Budi. Gimana tentang keadaan Daniel gitu, ya kemarin-kemarin Budi main ke rumah Daniel?" kata Eko.
"Ya keadaan Daniel sih baik-baik saja. Cuma?" kata Budi.
"Cuma apa?" kata Eko.
"Aku merasa di lingkungan sekitar Daniel di jalan Samratulangi gang pisang, ya kelurahan Gedong Air, ya kota Bandar Lampung. Merasa ada sesuatu yang ganjil. Ya pura-pura orang-orang gitu, ya antara orang kaya dan miskin gitu," kata Budi.
"Kalau urusan pura-pura, ya antara orang kaya dan miskin. Ya antara baik dan buruk, ya hidup ini. Siapa yang tahu rahasia hati manusia ini? Ya hanya Tuhan yang tahu!" kata Eko.
"Bener sih omongan Eko sih. Siapa yang tahu rahasia hati manusia? Ya hanya Tuhan yang tahu!" kata Budi.
Eko mengambil koran di meja dan membaca koran, ya ada cerita di koran yang tidak jauh di lingkungan rumah Daniel, ya berada di kelurahan Gedong Air, ya tepatnya di jalan Imam Bonjol. Berita kebakaran gitu.
Ya Eko berkata "Budi. Berita ini. Dekat di lingkungan rumah Daniel kan?"
Koran di taruh di meja dan di tunjukkan berita yang baru di baca Eko pada Budi.
"Aku memang baca berita ini. Tentang kebakaran di jalan Imam Bonjol, ya memang dekat sih dengan lingkungan rumah Daniel gitu," kata Budi.
"Ganjil," kata Eko.
"Ganjil kenapa?" kata Budi.
"Apa Budi merasa was-was gitu?" kata Eko.
"Berdasarkan perasaan ku, ya was-was sih," kata Budi.
"Mungkin keberadaan Budi lagi di cari orang gitu," kata Eko.
"Aku di cari orang. Karena berdasarkan berita di koran. Berarti bentuk firasat buruk apa baik, ya Eko?" kata Budi.
"Menurutku sih. Firasat baik sih!" kata Eko.
"Kalau firasat baik tidak ada masalah. Kalau firasat buruk, ya yang aku khawatirkan gitu. Ada pengawasan dari orang pemerintahan dan wartawan, ya mungkin kalau cerita aku di publikasikan di jaringan internet berdasarkan lokasi ini dan itu," kata Budi.
"Nama hidup ini. Mungkin terjadi sih yang omongin Budi," kata Eko.
"Kemungkinan dan kemungkinan itu, ya bisa terjadi gitu. Jadi ruang gerak ku jadi sempit gitu," kata Budi.
"Sudahlah Budi jangan jadi beban pikiran. Kan cuma sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sih. Cuma sekedar bahan obrolan lulusan SMA. Dari kemungkinan baik dan buruk. Namanya hidup ini!" kata Budi.
"Dunia ini masih banyak lebih buruk yang di publikasikan di jaringan internet, ya berdampak buruk ini dan itu berdasarkan data pendidikan Universitas," kata Eko.
"Memang omongan Eko bener sih. Ya salah satunya contohnya : vidio ini dan itu gitu," kata Budi.
"Tidak perlu di bahas vidio ini dan itu, ya lebih baik main catur saja!" kata Eko
"OK. Main catur!" kata Budi.
Budi mengambil koran di meja, ya di taruh di bawah meja koran. Papan catur di ambil di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Sebenarnya...lingkungan daerah di jalan Imam Bonjol, ya ada buruk berdasarkan data pergaulan gitu sih. Orang itu pernah kerja di pasar gitu. Orang itu, ya perilaku ya pura-pura, ya di khawatirkan gitu. Lokasi tempat tinggalnya yang tepatnya, gang apa ya? Aku lupa. Dan juga itu cerita masa lalu sih, ya kalau sekarang tobat apa enggak? Aku tidak tahu," kata Budi.
"Nama juga manusia. Ada perilaku baik dan buruk. Maka hidup ini, ya harus berhati-hati!" kata Eko.
"Memang harus berhati-hati hidup ini!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Keduanya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment