CAMPUR ADUK

Saturday, December 3, 2022

TROUBLE WITH THE CURVE

Budi duduk di  bawah pohon rindang di pinggir pantai.

"Baca buku ah!" kata Budi.

Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu.

Isi cerpen yang di baca Budi :

Tugas terakhir pramuka bisbol Atlanta Braves Gus Lobel adalah mengintai, membuktikan nilainya bagi organisasi. Dia dipandang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan dalam game, terutama analisis statistik tingkat lanjut. Bos dan temannya Pete tidak ingin melepaskannya, tetapi bersaing dengan eksekutif junior yang ambisius Phillip Sanderson, bersaing untuk posisi manajer umum yang merasa Gus sebagai penghalang.

Pete mencurigai Gus menyembunyikan masalah kesehatannya, jadi, di belakang punggungnya, Pete menghubungi putri Gus, Mickey, seorang pengacara gila kerja yang mengejar kemitraan di perusahaannya, untuk bergabung dengan ayahnya dalam perjalanan kepanduan ke Karolina utara. Gus akan meninjau prospek teratas Bo Gentry, yang statistik mencoloknya membuatnya menjadi pilihan draf teratas.

Mickey menyadari penglihatan Gus rusak, jadi dia secara aktif membantu menutupi kekurangannya. Sepanjang jalan, dia terhubung kembali dengan mantan pemain yang pernah dia bina, Johnny "The Flame" Flanagan, sekarang menjadi pramuka untuk Boston Red Sox, yang tertarik dengan Mickey. Red Sox memiliki pilihan teratas dalam draf, tepat di depan Braves, dan Johnny juga mengintai Bo Gentry.

Mickey bertanya kepada Gus mengapa dia meninggalkannya dengan seorang paman yang hampir tidak dia kenal sejak kecil setelah ibunya meninggal. Dia menjelaskan bahwa, dalam perjalanan pengintaian, seorang penganiaya anak mendekatinya. Gus mencegah apa pun terjadi, hampir memukuli pria itu sampai mati. Setelah itu, dia merasa selalu berada di jalan sebagai pramuka berarti dia tidak bisa melindungi Mickey dengan baik. Dia mengatakan kepadanya menjauhkannya lebih buruk, menyalahkannya atas rantai panjang hubungan buruknya dengan calon pelamar. Dia kemudian pergi, meninggalkan Gus frustrasi.

Saat Gus dan Mickey menonton Bo bermain dengan pramuka lain yang hadir, mereka menggunakan pendengaran Gus dan penglihatan Mickey untuk memeriksanya. Melihat masalah dengan kemampuannya untuk memukul bola melengkung, Gus menyarankan Johnny untuk meneruskan Bo dalam draf tanpa menjelaskan alasannya, dan Johnny menuruti nasihatnya. Namun, ketika dia memberikan nasihat yang sama kepada manajemen Pete dan Braves, Phillip tidak setuju, menunjukkan analisis statistiknya sebagai bukti bahwa Bo harus disusun. Dia menggandakan dengan mempertaruhkan karirnya pada keputusan untuk menandatangani Bo, memimpin manajer umum Braves Vince untuk merekrutnya. Ketika Johnny mengetahui kepindahan itu, dia salah percaya bahwa Gus dan Mickey mengkhianati dia untuk mengizinkan Braves merekrut Bo dan pergi dengan marah.

Setelah pertengkaran lain, Gus meninggalkan Mickey di hotel. Sambil menunggu perjalanan kembali ke kehidupannya, dia mendengar seorang pelempar melempar ke luar kamarnya dan menyadari bahwa dia berbakat hanya dari suaranya. Dia mendekati pemuda itu, Rigoberto, dan menjadi sukarelawan untuk menangkapnya. Setelah melihat dia melempar beberapa bola lengkung, dia menyadari dia adalah prospek bisbol jadi dia menelepon Pete, yang dengan enggan setuju untuk mengajaknya menghadiri uji coba di Atlanta.

Kembali ke kantor Braves, Vince dan Phillip mengkritik Gus atas evaluasinya terhadap Bo. Pete menyela untuk memberi tahu mereka bahwa Mickey telah membawa Rigo ke lapangan. Saat Bo berlatih memukul, Phillip mengolok-olok Gus dan Mickey karena membawa Rigo, seorang yang tidak dikenal. Bo ingat Rigo menjual kacang di pertandingan sekolah menengah, dan juga mengejeknya. Terlepas dari itu, Mickey bersikeras mereka mengizinkan Rigo untuk melempar. Dia melempar beberapa bola cepat, yang Bo berulang kali meleset, lalu Mickey memintanya untuk melempar lekukannya, dan sekali lagi Bo tidak dapat menyambung dengan bola dalam tiga percobaan berturut-turut. Gus dengan penuh kemenangan menyatakan bahwa dia memiliki masalah dengan bola lengkung, mengapa dia menentang mengontraknya. Semua orang menyadari bahwa mereka salah tentang Bo dan Gus.

Manajemen melanjutkan pertemuan mereka, berniat untuk menandatangani Rigo. Saat Pete bertanya siapa yang bisa mewakili Rigo, Gus langsung menyarankan Mickey bisa menjadi agen olahraga Rigo, karena latar belakang hukum dan pengetahuannya tentang permainan tersebut. Ketika Phillip membuat komentar sinis lagi kepada Gus, Vince memecatnya dan menawarkan perpanjangan kontrak kepada Gus. Mickey kemudian mendapat tawaran kemitraan dari perusahaannya. Di luar stadion, Mickey dan Gus menemukan Johnny sedang menunggu. Mickey mendekatinya dan mereka berciuman sementara Gus menyalakan cerutu dan pergi.

***

Budi selesai baca bukunya, ya buku di taruh di dalam tas. Eko menghampiri Budi yang duduk di bawah pohon rindang di pinggir pantai.

"Ngomong-ngomong. Keadaan pantai bagus kan Budi?" kata Eko.

"Iya," kata Budi.

"Dia tercipta untuk ku," kata Eko.

Budi terkejut omongan Eko, ya Budi berkata "Eko. Tumben. Berkata seperti itu?"

"Karena tiba-tiba terpikirkan Purnama. Jadi aku berkata secara sepontan saja. Dia tercipta untuk ku," kata Eko.

"Urusan kisah cinta. Kalau hubungan cowok dan cewek baik, ya pastinya berkatanya seperti Eko. Dia tercipta untuk ku. Ya aku masih jomlo yang senang saja kisah cinta yang baik gitu," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

"Kalau permainan seandainya," kata Budi.

"Permainan Budi. Permainan seandainya," kata Eko.

"Nama tokohnya siapa ya? Agus Salim saja!" kata Budi.

"Agus Salim itu, ya nama teman Budi yang tinggal di daerah di jalan Samratulagi gang bukit, kota Bandar Lampung. Dekat mesjid LDII?" kata Eko.

"Ya Agus Salim teman aku sih. Nama Agus Salim, ya namanya di pakai dalam cerita yang aku buat," kata Budi.

"Terus!!!" kata Eko.

"Ya cerita sederhana gitu. Cerita orang miskin gitu. Agus Salim terlahir dari keluarga miskin. Agus Salim tidak patah arang untuk mengubah nasif hidupnya. Walau hanya sampai sekolah tingkat SMP saja, ya Agus Salim, ya mampu orang tua menyekolahkan anaknya. Agus Salim berteman dengan Eko yang kerjaannya usaha jualan tekwan gitu. Agus Salim mencoba peruntungannya dengan jualan tekwan bekerja sama dengan Eko yang membangun usaha tekwan. Setiap hari Agus Salim berjualan tekwan dengan berkeliling mendorong gerobak tekwan. Usaha yang keras dengan diiringi doa yang baik, ya usaha Agus Salim berjalan dengan baik jualan tekwan. Hasil jualan tekwan di berikan pada Ibunya Agus Salim. Sang Ibu senang uang dari anaknya yang berusaha keras jualan tekwan. Agus Salim berjualan tekwan, ya bertemu dengan teman-teman SD sampai SMP. Ya pada beli jualan tekwannya Agus Salim. Terkadang Agus Salim, ya iri dengan teman-temannya yang melanjutkan sekolah tingkat SMA dan berkata "Andai aku terlahir dari keluarga kaya, ya pastinya aku melanjutkan sekolah tingkat SMA. Masa depan ku bisa lebih baik dari pada jadi penjual tekwan. Demi hidup ini jalan yang aku pilih jadi penjual tekwan, ya aku jalanin dengan ikhlas". Agus Salim terus berjuang dengan jalan usahanya jualan tekwan. Nama hidup urusan dagang, ya ada kala pasang, ya ada kala surut. Usaha jualan tekwan Eko, ya mengalami kendala dari daya beli masyarakat. Agus Salim sudah pasrah dengan keadaan, ya nasif orang miskin. Eko tidak mau kalah dari keadaan. Eko terus dengan jualan tekwannya. Agus Salim jadinya terus berjualan tekwan. Seorang pemuda bernama Budi lulusan SMA, ya kerjaan buruh di perusahaan, ya membeli tekwan Agus Salim. Budi pun bertanya pada Agus Salim tentang jualan tekwannya gitu. Ya Agus Salim menjelaskan apa adanya tentang jualan tekwannya. Budi pun dengan baik, ya mempromosiin makan yang enak, ya tekwan sama teman-temannya lulusan SMA, ya dari teman kerja sampai kuliah. Semenjak di promosiin lewat mulut ke mulut, ya jualan Agus Salim lancar. Usaha Eko jualan lancar juga gitu. Agus Salim terus menjalankan kerjaannya dengan baik," kata Budi.

"Cerita yang bagus," kata Eko.

"Emmm," kata Budi.

"Ceritanya sebatas jualan tekwan saja, ya tokoh utama?" kata Eko.

"Ya sebenarnya. Kalau realita kehidupan, ya tidak sebatas jualan tekwan saja. Dari pengalaman jualan tekwan, ya Agus Salim membangun usaha sendiri. Silih berganti usaha di pengaruhi dengan daya beli masyarakat. Sampai menemukan kerjaan yang baik, ya bisa di bilang sopir angkot. Agus Salim sudah bener-bener dewasa dan juga menikah dengan cewek cantik, ya sederajat dengan Agus Salim. Cewek namanya, ya biasa nama artis siapa ya?" kata Budi.

"Artis yang pernah main sinetron saja, ya namanya di gunakan!" kata Eko.

"Ya pilihannya sih. Putri saja!" kata Budi.

"Boleh juga nama ceweknya Putri," kata Eko.

"Agus Salim menjalankan kehidupan kisah cinta berumah tangga dengan Putri, ya berjalan dengan baik. Agus Salim belajar dari pengalaman hidup, ya bertanggungjawab dengan baik demi orang yang di cintai, ya merima keadaan Agus Salim. Putri cewek yang baik dan setia pada Agus Salim. Kata Agus Salim "Dia tercipta untuk ku"...," kata Budi.

"Cerita yang bener-bener sederhana," kata Eko.

"Dunia ini masih banyak yang lebih baik bercerita dari pada aku. Ya film dan sinetron lebih baik," kata Budi.

"Aku paham omongan Budi," kata Eko.

"Permainan seandainya selesai!" kata Budi

"Emmm," kata Eko.

"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi.

"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.

"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.

"Ok. Main catur saja!" kata Eko.

Budi mengambil papan catur di dalam tas, ya papan catur di taruh di tanah berpasir putih. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK