CAMPUR ADUK

Thursday, November 17, 2022

THE EXPRESS : THE ERNIE DAVIS STORY

Budi dan Eko duduk di bawah pohon rindang di pinggir pantai. Keduanya menikmati keadaan pantai, ya sambil menikmati minum gelas yang murah meriah dan roti yang murah meriah, ya terjangkau dengan baik keuangan keduanya gitu. 

"Ngomong urusan cinta. Kalau cewek kecewa sama cowoknya, ya karena kelakuan cowoknya. Maka cewek mencari cowok yang lain gitu, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Cowok cadangan," kata Eko. 

"Cowok cadangan. Atau cinta cadangan. Seperti ban serep saja," kata Budi. 

"Ya cowok kecewa dengan ceweknya, ya pengalihan urusan cinta, ya cewek cadangan," kata Eko. 

"Berarti sama aja," kata Budi. 

"Hidup ini. Pilih-pilih dalam urusan cinta. Sebelum pernikahan itu di jalankan dengan baik," kata Eko. 

"Mencari yang terbaik demi menjalankan hidup ini," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Kalau tidak dapet pengganti, ya baik gitu. Tetap pada cinta yang ada. Walau pait di jalankan. Hidup dengan orang yang katanya bisa berubah kepribadiannya demi cinta, ya ternyata tobatnya hanya kebohongan saja," kata Budi. 

"Maka banyak kata orang, ya tobat itu susah. Karena tidak bisa sadar dari kesalahannya dan mengulang lagi kesalahannya," kata Eko. 

"Biasanya orang - orang jauh dari ilmu agama. Kadang agama adalah topeng yang di gunakan untuk orang - orang menutup keburukannya, ya pura - pura gitu baik padahal aslinya buruk," kata Budi. 

"Hidup ini antara baik dan buruk, ya perilaku manusia. Dari yang kaya sampai miskin. Dari yang tua dan juga muda," kata Eko. 

"Sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Maka itu. Aku selalu berkata "Apa bisa mendengarkan Roh manusia yang merasa dirinya tahu ilmu ini dan itu, ya sampai mendapatkan kedudukan dari cara baik dan buruk?"...," kata Budi. 

"Roh tahu apa yang di sembunyikan manusia, ya baik dan buruk? Roh mencatat amal baik dan amal buruk untuk pengadilan di hari akhir," kata Eko. 

"Manusia tetap manusia," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Ya hidup ini cuma satu kali hidup saja. Jadi lebih baik berjalan di jalan kebaikan," kata Budi. 

"Omongan Budi benar!. Kalau begitu. Aku mancing saja!" kata Eko. 

"Aku tetap di sini saja. Ya baca buku saja!" kata Budi. 

Ya Eko mengambil alat pancingan dan segera ke tempat yang baik untuk memancing gitu. Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Ernie Davis adalah seorang Afrika-Amerika muda yang tumbuh di Pennsylvania bersama pamannya Will Davis Jr. pada akhir 1940-an. Davis tinggal bersama keluarga besarnya, termasuk kakeknya, Willie 'Pops' Davis, yang membimbing dan mendidiknya. Ibu Davis, Marie Davis akhirnya kembali ke kediaman mereka untuk memberi tahu keluarga bahwa dia telah menikah lagi dan sekarang mampu membesarkan Ernie di rumahnya sendiri di Elmira, New York. Setelah pindah ke Elmira, Davis mendaftar di Small Fry Football League dan unggul di lapangan sebagai bek lari.

Beberapa tahun kemudian, pelatih kepala sepak bola Universitas Syracuse Ben Schwartzwalder mencari jalan untuk mengatasi ketidakhadiran Jim Brown, pemain yang lulus menyelesaikan musim senior All-American-nya. Schwartzwalder terkesan dengan Davis setelah melihat cuplikan dirinya bermain untuk Elmira Free Academy dan membawa timnya ke kejuaraan negara bagian. Schwartzwalder meyakinkan Brown untuk menemaninya dalam kunjungan perekrutan untuk melihat Davis dan keluarganya dengan harapan dapat memikatnya untuk berkomitmen pada Syracuse. Setelah kunjungan mereka, Davis memutuskan untuk mendaftar di Syracuse dan menolak upaya perekrutan dari perguruan tinggi lain.

Pada awal musim sepak bola perguruan tinggi 1959, Davis segera bermain untuk tim universitas, untuk memimpin Syracuse meraih kemenangan atas beberapa tim sepak bola perguruan tinggi. Setelah Syracuse mengalahkan UCLA untuk mengakhiri musim reguler tanpa terkalahkan, tim memutuskan berdasarkan pilihan untuk memainkan Texas Longhorns peringkat ke-2 di Cotton Bowl Classic. Sebelum pertandingan, pejabat universitas menerima surat ancaman serangan kepada Davis jika dia bermain, tetapi baik Schwartzwalder dan Davis menentang ancaman tersebut. Selama pertandingan pada 1 Januari 1960, Davis dengan berani mencoba memimpin timnya menuju kemenangan tetapi terhambat oleh cedera kaki dan wasit yang bias. Menjelang akhir pertandingan, Davis mencetak gol penting untuk mempertahankan keunggulan Syracuse. Pertarungan diakhiri dengan kemenangan untuk Syracuse, dan kejuaraan nasional pertamanya. Setelah pertandingan, perjamuan diadakan untuk kedua tim,

Pada tahun 1961, Davis melanjutkan untuk memenangkan Piala Heisman setelah musim seniornya di perguruan tinggi. Dia kemudian menjadi atlet profesional di National Football League dan menandatangani kontrak dengan Cleveland Browns. Namun, setelah serangkaian masalah kesehatan, Davis dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes medis. Selama sesi latihan rutin, pemilik tim Art Modell memberi tahu Davis bahwa dia tidak dapat bermain musim depan karena kondisinya. Selanjutnya, Davis mengadakan konferensi pers dan mengumumkan bahwa dia telah didiagnosis menderita leukemia. Tidak lagi bisa bermain, Schwartzwalder meminta Davis untuk menemaninya dalam perjalanan perekrutan, untuk berbicara dengan prospek yang sangat berharga Floyd Little, yang menunjukkan kekagumannya terhadap Davis seperti sebelumnya dengan Jim Brown. Cleveland Browns menghormati Ernie dengan mengizinkannya mengenakan seragam dan bergabung dengan tim sambil berlari sebelum pertandingan yang disiarkan televisi. Sebelum pertandingan, Schwartzwalder bertemu Davis dan mengatakan kepadanya bahwa Little telah memutuskan untuk bermain di Syracuse.

Epilog film menampilkan serangkaian grafik yang menyatakan bahwa Davis meninggal pada 18 Mei 1963 pada usia 23 tahun; sementara dalam belasungkawa, Presiden Kennedy mengungkapkan simpati atas karakter baik Davis sebagai warga negara dan seorang atlet.

***

Budi selesai baca bukunya, ya buku di taruh di dalam tas.

"Mancing saja," kata Budi. 

Budi pun mengambil alat pancingnya, ya untuk memancing gitu. Budi mencari tempat terbaik untuk memancing. Eko memancing dari tadi, ya telah dapet ikan, ya berkat usaha yang diiringi doa. Budi mulai memancing dengan baik, ya harapannya dapet ikan lah. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK