CAMPUR ADUK

Sunday, November 13, 2022

SNOWDEN

Budi duduk di bawah pohon yang rindang, ya sambil menikmati keadaan pantai yang bagus gitu. 

"Baca buku ah!" kata Budi. 

Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik. Di pilih dengan baik, ya cerpen yang ingin di baca Budi dengan baik gitu. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik gitu. 

Isi cerita yang baca Budi :

Pada tahun 2013, ya Edward Snowden mengatur pertemuan rahasia di Hong Kong dengan dokumenter Laura Poitras dan jurnalis Glenn no Greenwald. Mereka membahas pelepasan informasi rahasia yang dimiliki mantan mengenai pengawasan massal ilegal yang dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional (NSA). Poitras kemudian merilis sebuah film dokumenter tentang pertemuan ini berjudul Citizenfour, yang kemudian digunakan dalam sebuah adegan dalam film Snowden. 

Pada tahun 2004, Snowden sedang menjalani pelatihan dasar, setelah mendaftar di Angkatan Darat AS dengan niat untuk masuk ke Pasukan Khusus. Dia akhirnya patah tulang tibia, dan diberitahu bahwa dia akan menerima pelepasan administratif dan bahwa dia dapat melayani negaranya dengan cara lain.

Snowden melamar posisi di Central Intelligence Agency (CIA) dan kemudian menjalani proses penyaringan.Awalnya, jawaban atas pertanyaan penyaringan tidak cukup, tetapi Wakil Direktur Corbin O'Brian memutuskan untuk mengambil kesempatan padanya, mengingat tuntutan waktu yang luar biasa seperti itu. Snowden kemudian dibawa ke "The Hill" di mana dia dididik dan diuji tentang perang siber.  Dia belajar tentang Undang - Undang Pengawasan Intelijen Asing, yang menghindari hak Amandemen Keempat warga AS dengan mengizinkan permintaan surat perintah untuk disetujui oleh panel hakim yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung. Snowden dan rekan-rekannya masing-masing ditugaskan untuk membangun jaringan komunikasi rahasia di kampung halaman mereka, menghapusnya, dan kemudian membangunnya kembali dalam delapan jam atau kurang, dengan waktu rata-rata lima jam. Snowden mengesankan O'Brian ketika dia menyelesaikan latihan dalam 38 menit.

Sementara itu, Snowden bertemu Lindsay Mills melalui situs kencan. Keduanya terikat, meskipun ideologi politiknya sangat kontras. Snowden memperoleh jabatan pertamanya di luar negeri bekerja dengan perlindungan diplomatik di Jenewa pada tahun 2007, membawa Mills bersamanya. Dia bertemu Gabriel Sol, yang memiliki banyak pengalaman dalam pengawasan elektronik. Snowden mulai mempertanyakan implikasi etis dari tugas mereka. Setelah atasannya memutuskan untuk menetapkan target mereka dengan tuduhan DUI untuk memaksa informasi darinya, Snowden mengundurkan diri dari CIA.

Snowden kemudian mengambil posisi dengan NSA di Jepang, awalnya dengan dalih membangun program yang memungkinkan pemerintah untuk membuat cadangan semua data penting dari Timur Tengah dalam keadaan darurat, sebuah program yang ia beri nama "Epic Shelter". Snowden mempelajari praktik yang digunakan NSA dan lembaga pemerintah AS lainnya tidak hanya di Jepang, tetapi di sebagian besar negara yang saat ini bersekutu dengan AS, yang mencakup penanaman malware di berbagai komputer yang mengelola sektor pemerintah, infrastruktur, dan keuangan sehingga, di jika sekutu mana pun berbalik melawan AS, negara itu dapat secara efektif ditutup sebagai pembalasan. Stres yang terkait dengan pekerjaan mengakibatkan berakhirnya hubungannya dengan Mills, yang pindah kembali dengan keluarganya di Maryland. 

Tiga bulan kemudian, Snowden telah meninggalkan jabatannya di NSA dan kembali ke Maryland di mana dia dan Mills melanjutkan hubungan mereka dan dia mengambil posisi sebagai konsultan untuk CIA. Selama perjalanan berburu, O'Brian mengungkapkan operasi di Oahu yang berputar di sekitar serangan balik hacker Cina. Setelah Snowden didiagnosis menderita epilepsi, Mills setuju bahwa dia harus bergabung dengan operasi karena dia percaya lingkungan di Hawaii mungkin bermanfaat bagi kesehatannya. Setelah memulai pekerjaan barunya di "The Tunnel", sebuah bunker bawah tanah Perang Dunia II yang telah dirancang ulang untuk pengawasan elektronik besar-besaran dan SIGINT operasi, Snowden mengetahui bahwa Epic Shelter sebenarnya menyediakan data waktu nyata yang membantu pilot pesawat tak berawak AS dalam meluncurkan serangan mematikan terhadap tersangka teror di Pakistan. 

Snowden akhirnya menjadi kecewa dengan apa yang menjadi bagiannya. Puncaknya adalah Snowden menyelundupkan kartu microSD ke kantornya melalui Runik's Cube, dan memuat semua data yang relevan. Dia kemudian memberi tahu rekan-rekannya bahwa dia merasa sakit dan pergi. Dia menyarankan Mills untuk terbang pulang ke Maryland, setelah itu dia menghubungi Poitras dan Greenwald untuk menjadwalkan pertemuan.

Dengan bantuan jurnalis Ewen MacAskill, informasi tersebut disebarluaskan kepada pers pada tanggal 5 Juni 2013, dengan kebocoran tambahan diterbitkan pada hari-hari berikutnya. Setelah itu, dengan bantuan MacAskill, Greenwald dan Poitras, Snowden diselundupkan keluar dari Hong Kong dengan penerbangan menuju Amerika Latin melalui Rusia. Namun, pemerintah AS mencabut paspornya, memaksanya untuk tetap berada di Moskow tanpa batas waktu. Dia akhirnya diberikan suaka selama tiga tahun, dengan Mills bergabung dengannya di kemudian hari. Snowden melanjutkan aktivitasnya.

***

Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di dalam tas. Budi mengambil minuman botol di dalam tas, ya di minum dengan baik gitu. Eko selesai dari menyelam gitu untuk mencari ikan dengan alat tembakan panah gitu. Eko pun ke tempat Budi duduk di bawah pohon yang rindang. Ya Budi menaruh minuman botol di dalam tas. 

"Hebat Eko dapat ikan," kata Budi

Alat menyelam di taruh tanah berpasir panah dan alat tembakan panah di taruh di tanah berpasir tanah. 

"Aku berusaha dengan baik menyelam di lautan, ya mencari ikan dan akhirnya usaha ku berhasil dapet ikan," kata Eko. 

"Ikannya besar itu. Ikannya mau di buat apa?" kata Budi. 

"Buat ikan bakar saja!" kata Eko. 

"Aku bantuin bakar ikan," kata Budi. 

"Ya," kata Eko. 

Budi dan Eko, ya memasak ikan dengan baik, ya buat ikan bakar gitu. Ya ikan matang, ya di makan dengan baik sama Budi dan Eko. 

"Enak ikannya," kata Budi. 

"Ikan di dapatkan dari usaha. Memang rasanya enak," kata Eko. 

Budi dan Eko, ya menikmati makan ikan bakar dengan baik. 

"Orang-orang yang kerja jadi nelayan. Cerita berita di Tv. Kerja keras untuk mendapatkan ikan," kata Budi. 

"Ya realitanya begitu," kata Eko. 

"Hasilnya pun tidak lah sama setiap hari karena di pengaruh keadaan," kata Budi. 

"Ya kandang hasil banyak dan kadang hasilnya sedikit," kata Eko. 

"Yang di inginkan manusia itu, ya hasilnya banyak terus. Termasuk gaji gitu," kata Budi. 

"Ya karena keadaan. Jadinya inginnya sih gaji gede gitu," kata Eko. 

Eko dan Budi, ya mengambil minuman botol di tas masing-masing gitu. 

"Tetap saja gaji di pemerintahan atau perusahaan, ya telah di sesuai dengan keadaan gaji," kata Budi. 

Budi menaruh botol minuman di taruh di tanah berpasir pantai. Eko, ya menaruh botol minuman di taruh di tanah berpasir pantai gitu. 

"Memang begitu realita tentang gaji di pemerintahan atau perusahaan," kata Eko. 

Eko dan Budi, ya masih menikmati makan ikan bakar. 

"Ada orang-orang yang iri gaji pejabat yang gede dan orang berkedudukan di perusahaan, ya gadinya gede," kata Budi. 

"Nama juga manusia. Hidup ini antara baik dan buruk," kata Eko. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Memang sekedar obrolan lulusan SMA! Ya tidak punya kekuatan apa-apa pun. Cuma dua orang saja," kata Eko. 

"Kalau aku kerja jadi buruh, ya gaji ku di syukurin dengan baik," kata Budi. 

"Aku pun sama. Gaji ku di syukurin dengan baik," kata Eko. 

Ikan bakar, ya habis di makan sama Eko dan Budi. Eko dan Budi, ya minum dengan baik, ya minuman botolan gitu. 

"Hidup di pinggir pantai. Menyenangkan, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Ya begitulah," kata Eko. 

"Kalau begitu aku pulang!" kata Budi. 

"Ya aku pulang juga!" kata Eko. 

"Ke rumah masing-masing!" kata Budi. 

"Memang ke rumah masing-masing" kata Eko. 

Eko dan Budi, ya memasukkan botol minuman ke dalam tas masing-masing. Keduanya beranjak dari duduknya. Eko membawa dengan baik, ya alat menyelamnya dan juga alat tembakan panahan gitu. Budi dan Eko, ya pulang ke rumah masing-masing. 

No comments:

Post a Comment

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK