Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Hidup ini," kata Budi.
"Memang hidup ini," kata Eko.
"Hidup ini kebanyakan manusia di butakan segalanya," kata Budi.
"Memang di butakan segalanya. Maka itu di bilang melihat, ya tapi buta. Di bilang mendengar, ya tapi tuli," kata Eko.
"Berjalan di jalan baik bisa dengan cara baik. Malah memilih jalan buruk yang merugikan orang lain," kata Budi.
"Contoh omongan Budi. Dua orang yang saling tetanggaan. Dua-duanya orang miskin. Yang orang pertama belajar agama untuk berjalan di jalan kebaikan. Yang orang kedua tidak belajar agama, ya berpura-pura dalam menjalankan hidup. Yang orang kedua itu bersiasat mencuri tetangga apa pun dan di sembunyikan dengan cara baik. Yang orang kedua juga mencuri pada di rumah orang pertama juga. Permainan dari yang orang kedua terus berlangsung dengan baik. Ketika waktunya, ya di usir dari tempat tinggalnya di tanah orang. Orang pertama, ya tidak bisa di usir. Sedang orang kedua di usir dengan baik, ya meninggalkan tempat tersebut. Tapi hidupnya tetap miskin orang kedua sampai mati tidak ada kata sadar," kata Eko.
"Contoh yang di omongin Eko. Contoh kenyataan di lingkungan. Cerita orang yang kedua, ya miskin yang kerjaan mencuri sampai menipu dengan cara apa pun demi hidup ini," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Orang pertama itu jalan yang baik karena belajar ilmu agama untuk berjalan di jalan kebaikan," kata Budi.
"Tujuan agama adalah manusia di bimbing dengan baik, ya berjalan di jalan kebaikan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Tinggalnya di tanah orang, ya numpang gitu," kata Eko.
"Memang tinggalnya di tanah orang, ya numpang," kata Budi.
"Tinggal di tanah orang, ya numpang. Bisa saja buat usaha demi hidup ini," kata Eko.
"Memang bisa tinggal di tanah orang, ya numpang bikin usaha. Kenyataan itu, ya iri hatinya dari orang kaya sampai orang miskin," kata Budi.
"Nama juga manusia. Tidak luput dari penyakit hati. Demi hidup ini tetap di usahakan dengan baik, ya jalan usaha di jalan baik," kata Eko.
"Usaha yang di jalankan bisa berjalan dengan baik, ya bisa keluar dari kondisi kemiskinan," kata Budi.
"Hidup harus berjuang dengan baik, ya keluar dari kemiskinan, ya jadi orang mampu," kata Eko.
"Jalan itu, ya pasang surut," kata Budi.
"Memang jalan mendapatkan rezeki di usahakan dengan cara baik, ya pasang surut," kata Eko.
"Kalau begitu aku bercerita pake wayang. Ya sekedar cerita!" kata Budi.
"Aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi mengambil wayang yang di taruh di kursi. Wayang di mainkan Budi dengan baik dan bercerita dengan baik gitu. Eko menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik.
Isi cerita yang di ceritakan Budi :
Pada November 1988, Vinny Pazienza meninju Roger Mayweather untuk gelar Kelas Welter Ringan Dunia WBC. Dia datang terlambat ke penimbangan, karena dia telah mengendarai sepeda stasioner untuk mencapai batas berat. Berat akhir Vinny adalah 140 pon, yang membuatnya memenuhi syarat untuk bertarung.
Alih-alih beristirahat untuk pertarungan, Vinny menghabiskan malam di kasino. Keesokan harinya, dia kalah dari Mayweather. Pada satu titik selama pertarungan, Vinny dipukul setelah bel. Manajer tinjunya, Lou Duva, ya menyebabkan keributan dengan mengejar Mayweather, tetapi akibatnya dipukul. Setelah pertandingan, Duva memberi tahu media bahwa Vinny harus pensiun dari tinju. Ini membuat marah ayah Vinny, Angelo (yang menjabat sebagai pelatihnya), dan dia menghadapi Duva. Dalam argumen berikutnya, Vinny mengumumkan bahwa dia ingin pertarungan lain, dan mempekerjakan Kevin Rooney sebagai pelatihnya.
Angelo menerima konfirmasi bahwa Vinny telah diberikan pertarungan gelar melawan Gilbert Dele. Vinny memenangkan pertarungan melalui technical knockout, yang menjadikannya juara Kelas Menengah Ringan Dunia WBA. Beberapa hari kemudian, Angelo memberi tahu Vinny bahwa dia akan melawan petinju Panama Roberto Duran Vinny senang, dan masuk ke mobil bersama temannya Jimmy untuk minum kopi. Di tengah perjalanan, mereka ditabrak oleh mobil yang melaju. Jimmy menderita luka ringan, tapi Vinny menderita cedera leher kritis. Saat dia sadar kembali di rumah sakit, dokter memberi tahu dia bahwa dia mungkin tidak akan pernah bisa berjalan lagi, dan pasti tidak akan pernah bertarung lagi. Dia menawarkan peluang Vinny yang lebih baik untuk berjalan dengan melakukan fusi tulang belakang. Meskipun ini akan menjamin dia bisa berjalan lagi, itu akan membatasi gerakan di lehernya. Dengan demikian, tinju akan keluar dari pertanyaan. Melawan rekomendasi dokternya, Vinny memilih untuk di pasangi Halo, perangkat medis di mana penjepit logam melingkar disekrup ke tengkorak di empat titik, dan disangga dengan empat batang logam. Ini akan memungkinkan dia untuk mendapatkan kembali gerakan di lehernya, yang memungkinkan dia untuk bertinju lagi. Terlepas dari optimisme Vinny, anggapan itu ditolak oleh Rooney.
Tidak mematuhi saran dokternya, Vinny mulai berolahraga di ruang bawah tanahnya. Dia memberitahu Rooney, yang setuju untuk membantunya. Angelo akhirnya menangkap mereka, dan menendang Kevin keluar rumah.
Enam bulan setelah kecelakaan itu, Vinny siap untuk menghilangkan lingkaran cahaya itu. Dia memilih untuk menahan rasa sakit karena sekrup dilepas tanpa minum obat penenang.
Dalam pertandingan comeback-nya, dipastikan bahwa Vinny akan bertarung melawan Durán. Pertarungan diadakan di Las Vegas, pada tahun 1990. Dalam enam ronde pertama, Vinny dikalahkan oleh Durán. Lalu tiba-tiba — terinspirasi oleh kegigihannya sendiri — Vinny mendaratkan pukulan bagus di akhir pertarungan. Vinny akhirnya menang, melalui keputusan mayoritas 12 ronde ( 114 -114, 115 -113, 115 -113 ).
Vinny diwawancarai oleh seorang jurnalis. Dia bertanya kepadanya tentang kebohongan terbesar yang pernah diceritakannya sebagai seorang petinju. Vinny terdiam, lalu mengatakan kebohongan terbesarnya adalah, "Tidak sesederhana itu".
***
Budi cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai juga. Eko memuji pertunjukkan wayangnya Budi, ya begitu juga dengan ceritanya bagus gitu. Budi menaruh wayang di kursi kosong.
"Manusia berusaha dengan baik untuk mencapai tujuan yang cita-cita kan. Terkadang apa yang di cita-cita tidak bisa di capai dengan baik," kata Budi.
"Pertarungan hidup ini. Menang mendapatkan apa yang diinginkan. Kalah tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Tapi kalah bukan arti kata menyerah, ya bisa berjuang lagi, ya belajar dari kesalahan. Ketika waktunya tepat, ya membayar kekalahan dan akhirnya menang," kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.
No comments:
Post a Comment