Budi duduk di bawah pohon rindang, ya di pinggir pantai.
"Baca buku ah!" kata Budi.
Budi mengambil buku di dalam tas, ya buku di buka dengan baik, ya terpilih dengan baik cerpen yang ingin di baca. Terpilihlah salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tahun 1988, Dottie Hinson menghadiri pembukaan pameran All-American Girls Professional Baseball League di Baseball Hall of Fame. Dia melihat banyak mantan rekan satu tim dan teman-temannya, mendorong kilas balik ke tahun 1943.
Ketika Perang Dunia II mengancam untuk menutup Major League Baseball, pemilik Chicago Cubs Walter Harvey membujuk sesama pemiliknya untuk membiayai liga wanita. Ira Lowenstein ditugaskan. Scout Ernie Capadino menghadiri pertandingan softball liga industri di Oregon dan menyukai apa yang dia lihat di Dottie, penangkap produk susu lokal. Dia bahagia dengan hidupnya sambil menunggu suaminya Bob kembali dari perang. Adik perempuannya Kit, bagaimanapun, sangat ingin pergi dan membuat sesuatu dari dirinya sendiri. Capadino tidak terkesan dengan pukulan Kit dan menolak untuk mengevaluasi lemparannya, tetapi setuju untuk membawanya jika dia berubah pikiran. Dottie setuju demi adiknya.
Dottie dan Kit melakukan perjalanan ke Harvey Field di Chicago untuk uji coba. Mereka bertemu penari taksi Mae "All the Way Mae" Mordabito dan sahabatnya, penjaga Doris Murphy, pemain sayap kanan yang berbicara lembut Evelyn Gardner, pemain kiri buta huruf Shirley Baker, pitcher/shortstop dan mantan ratu kecantikan Miss Georgia Ellen Sue Gotlander, kiri lapangan / pelempar bantuan Betty "Spaghetti" Horn, baseperson kedua Marla Hooch, baseperson pertama Helen Haley, dan Alice "Skeeter" Gaspers yang percaya takhayul. Mereka dan lima lainnya dipilih untuk membentuk Rockford Peaches, sementara 48 lainnya membentuk Racine Belles, Kenosha Comets, dan South Bend Blue Sox.
The Peaches dikelola oleh mantan bintang Cubs slugger Jimmy Dugan, seorang pecandu alkohol sinis. Dia awalnya memperlakukan semuanya sebagai lelucon, memaksa Dottie untuk mengambil alih sebagai pemimpin di lapangan untuk sebagian besar bagian awal musim. Dugan juga kasar terhadap para pemainnya. Tim melakukan perjalanan dengan anak nakal Evelyn yang manja, Stillwell dan pendamping tim yang terluka, Miss Cuthburt. Dengan fotografer majalah Life di tribun, Lowenstein memohon para pemain untuk melakukan sesuatu yang spektakuler, karena liga telah menarik sedikit perhatian. Dottie menurut, menangkap bola yang muncul di belakang home plate saat melakukan split. Foto yang dihasilkan membuat sampul majalah. Kampanye publisitas menarik lebih banyak orang ke permainan bola, tetapi pemiliknya tetap tidak yakin.
Rekan satu tim terikat. Marla menikahi seorang pria bernama Nelson yang dia temui di jalan raya yang ramai dan meninggalkan tim, Mae mengajari Shirley membaca, dan Evelyn menulis lagu tim. Saat Dottie menjadi wajah liga, Kit menjadi kesal dan persaingan saudara kandung mereka meningkat, mengakibatkan perdagangan Kit ke Racine Belles.
The Peaches mengakhiri musim dengan rekor liga terbaik, lolos ke World Series. Jimmy memberi Betty sebuah telegram yang memberitahukan bahwa suaminya terbunuh dalam aksi di Teater Pasifik. Karena sedih, dia meninggalkan tim. Malam itu, Dottie menerima kejutan ketika Bob muncul, telah terluka dan diberhentikan dari Angkatan Darat. Jimmy mengetahui bahwa Dottie akan pulang bersama Bob. Tidak dapat membujuknya untuk bermain di World Series, dia mengatakan kepadanya bahwa dia akan menyesali keputusannya.
The Peaches menghadapi Belles di World Series, yang berlangsung tujuh pertandingan penuh. Dottie bergabung kembali dengan Peaches untuk game ketujuh, sementara Kit adalah pitcher awal untuk Belles. Dengan Belles memimpin dengan lari di urutan kesembilan, Dottie melaju dengan lampu hijau. Kit putus asa, tetapi mendapat kesempatan kedua ketika dia datang untuk memukul dengan dua out di bagian bawah kesembilan. Dia mendapat pukulan dan mengabaikan tanda pelatih base ketiga untuk berhenti, mencetak kemenangan dengan menjatuhkan adiknya di piring dan mencabut bola dari tangan Dottie.
Kerumunan yang terjual habis meyakinkan Harvey untuk memberikan Lowenstein dukungan pemilik. Setelah pertandingan, para suster berdamai sebelum Dottie pergi bersama Bob.
Saat ini, Dottie dipersatukan kembali dengan pemain lain, termasuk Kit, serta Capadina dan Lowenstein, tetapi dia mengetahui dari Stillwell yang lebih tua bahwa Evelyn sudah mati. Bob dan Dugan dinyatakan mati juga. Persik yang masih hidup menyanyikan lagu tim Evelyn dan berpose untuk foto. Ya mereka bermain bisbol di Doubleday Field.
***
Budi selesai baca bukunya, ya buku di taruh di dalam tas. Budi mengeluarkan makan berupa roti murah meriah dari dalam tas dan juga minuman gelas gitu, ya di nikmati dengan baik makan dan minuman. Eko ke tempat Budi yang sedang duduk di bawah pohon rindang di pinggir pantai. Eko duduk di sebelah Budi. Ya Budi membagikan makan dan minumannya sama Eko. Keduanya menikmati makanan dan minuman.
"Ngomong-ngomong," kata Budi.
"Apa Budi?" kata Eko.
"Manusia dengan kemampuannya, ya berusaha dengan baik untuk berhasil dari usahanya, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya kebanyakan manusia, ya berusaha dengan kepintaraannya untuk berhasil, ya sukses dari apa yang di usaha kan," kata Eko.
"Yono," kata Budi.
Tiba-tiba Budi menyebut nama orang, ya 'Yono', ya Eko mendengarkan omongan Budi jadi aneh.
"Yono. Apa Doyok?" kata Eko.
"Ya Yono," kata Budi.
"Yono ini siapa ya? Kalau Doyok, ya artis pelawak, ya temannya Kadir gitu," kata Eko.
"Yono. Pelawak," kata Budi.
"Aku tidak kenal," kata Eko.
"Tak kenal maka tak sayang. Maka aku jelaskan tentang Yono, ya pemenang lomba Stan Up Comedy, ya acara Tv," kata Budi.
"Oooo Yono yang mirip Doyok. Kurus ceking, ya laku gitu. Penampilannya menjual," kata Eko.
"Ternyata dari tadi Eko tahu yang aku omomgin siapa Yono itu? Kebiasaan Eko becanda," kata Budi.
"Becanda kan tidak ada yang melarang," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ya iyalah aku tahu. Yono. Pelawak. Manusia yang berusaha dengan baik, ya dengan usahanya, ya jadi sukses di bidangnya. Tampangnya lucu gitu," kata Eko.
"Yono itu manusia. Tapi mirip belalang kayu panjang," kata Budi.
"Belalang yang mahal. Kaya film Kamen Rider Black, ya belalang yang mahal," kata Eko.
"Memang Yono mahal. Juara Stan Up Comedy. Kualitas itu tidak pernah bohong. Kaya iklan produk barang gitu," kata Budi.
"Emmmm," kata Budi.
"Sekedar bagan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Ya memang sekedar bagan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Kalau begitu main catur saja!" kata Budi.
Budi mengeluarkan papan catur dari dalam tas.
"OK. Main catur!" kata Eko.
Papan catur di taruh di tanah berpasir putih, ya sama Budi. Ya Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur.
"Maunya aku itu. Di lautan ada Dinosaurus," kata Budi.
"Maunya Budi. Maunya anak kecil. Dinosaurus. Padahal makhluk itu, ya adanya di film lah," kata Eko.
"Ingin melihat yang beda aja gitu di laut gitu," kata Budi.
"Yang ada Budi?" kata Eko.
"Yang ada cuma kepiting, biawak dan juga ikan kecil yang bermain dengan teman-temannya, ya kaya cerita film tentang ikan laut gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau ngomongin urusan cinta," kata Budi.
"Terus," kata Eko.
"Cewek yang pernah nolak cowok. Ketika ceweknya sadar, ya ternyata cowok yang pernah di tolak itu, ya cowok benar-benar baik. Berarti cewek itu menyesal dari perbuatannya, ya menolak cowok, ya kan Eko?" kata Budi.
"Ya iyalah. Menyesal. Sesuai omongan Budi," kata Eko.
"Dasar cewek. Kadang begini. Kadang begitu," kata Budi.
"Kadang yang terbaik itu, ya selevel dengan cewek itu dengan tujuannya, ya biasanya cewek itu, ya seperti di umpamakan makan makanan gitu, ya punya selera sesuai apa yang mau di makan setiap hari. Berarti cewek itu punya tipe cowok yang sesuai dengan keinginannya," kata Eko.
"Sesuai keinginan cewek. Maunya," kata Budi.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko, ya main catur dengan baik gitu.
No comments:
Post a Comment