Budi duduk di teras depan rumah, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan.
"Baca buku ah! Sambil nunggu Eko dateng," kata Budi.
Budi mengambil buku di meja, ya di buka dengan baik buku, ya di pilih cerpen yang ingin di baca. Terpilih salah satu cerpen yang di baca Budi dengan baik.
Isi cerita yang di baca Budi :
Segera setelah peristiwa Casino Royale, James Bond mengemudi dari Danau Garda ke Siena, Italia, dengan Tuan Putih yang ditangkap di bagasi Aston Martin DBS V12-nya. Setelah menghindari pengejar, Bond memberikan White kepada M, yang menginterogasi White mengenai organisasi misterius Quantum. Ketika White menjawab bahwa operasi mereka ada di mana-mana, pengawal M Craig Mitchell tiba-tiba menembak salah satu penjaga dan menyerang M. Bond mengejar Mitchell dan akhirnya membunuhnya ; Putih lolos dalam kebingungan. Mencari flat Mitchell di London, Bond dan M menemukan Mitchell memiliki kontak di Haiti bernama Edmund Slate. Bond mengetahui Slate adalah pembunuh bayaran yang dikirim untuk membunuh Camille Montes atas perintah kekasihnya, pengusaha lingkungan Dominic Greene. Mengamati pertemuan berikutnya dengan Greene, Bond mengetahui Greene membantu Jenderal Medrano Bolivia yang diasingkan, yang membunuh keluarga Camille, untuk menggulingkan pemerintah dan menjadi presiden baru, dengan imbalan sepotong gurun yang tampaknya tandus.
Setelah menggagalkan upaya pembunuhan Camille di Medrano dengan "menyelamatkannya", Bond mengikuti Greene ke pertunjukan Tosca di Bregenz, Austria. Sementara itu, kepala bagian Amerika Selatan CIA, Gregg Beam, bersama dengan agen Felix Leiter, membuat kesepakatan non-interferensi dengan Greene untuk akses ke stok diduga minyak Bolivia, yang diyakini CIA sebagai alasan minat Greene di Amerika Serikat. tanah. Bond menyusup ke pertemuan Quantum di opera, mengidentifikasi anggota dewan eksekutif Quantum, dan terjadi baku tembak. Cabang Khusus pengawal yang bekerja untuk anggota Quantum Guy Haines, seorang penasihat PM Inggris, dilempar dari atap oleh Bond setelah menolak menjawab pertanyaannya. Dia mendarat di mobil Greene dan ditembak mati oleh salah satu anak buahnya. Dengan asumsi Bond membunuh pengawal, M memerintahkan dia kembali ke MI6 untuk tanya jawab. Ketika dia tidak patuh, dia mencabut paspor dan kartu kreditnya. Bond menuju Talamore dan meyakinkan sekutu lamanya Rene Mathis untuk menemaninya ke Bolivia. Mereka disambut oleh Fields, seorang pegawai konsuler yang menuntut agar Bond segera kembali ke Inggris. Bond merayunya, dan mereka menghadiri pesta penggalangan dana yang diadakan Greene malam itu. Di pesta itu, Bond kembali menyelamatkan Camille dari Greene dan mereka pergi. Polisi Bolivia menarik Bond dan Camille tetapi menemukan Mathis tidak sadarkan diri di bagasi mobil. Salah satu polisi menembak Mathis sebelum Bond membunuh mereka berdua. Mathis meninggal dalam pelukan Bond, mendesaknya untuk memaafkan Vesper dan dirinya sendiri.
Hari berikutnya, Bond dan Camille mensurvei akuisisi tanah yang dimaksudkan Quantum melalui udara ; pesawat mereka dirusak oleh pesawat tempur Bolivia. Mereka mengelabui pesawat untuk menghancurkan dirinya sendiri, terjun ke lubang pembuangan dan menemukan bahwa Quantum diam-diam membendung pasokan air tawar Bolivia untuk menciptakan monopoli. Kembali di La Paz, Bond bertemu M dan mengetahui Quantum membunuh Fields dengan menenggelamkannya dalam minyak mentah. Bond bertemu Leiter, yang mengungkapkan Greene dan Medrano akan bertemu di sebuah hotel, La Perla de las Dunas, di Gurun Atacama untuk menyelesaikan kesepakatan mereka, dan memperingatkan dia untuk melarikan diri sebagai Devisi Kegiatan Khusus CIA tiba.
Bond dan Camille menyusup ke hotel, di mana Greene memeras Medrano untuk menandatangani kontrak yang akan menjadikan Medrano sebagai pemimpin Bolivia dengan imbalan hak atas tanah, menjadikan satu-satunya penyedia air Greene Bolivia dengan tarif yang jauh lebih tinggi. Bond membunuh kepala polisi karena mengkhianati Mathis, dan setelah membunuh detail keamanan, dia menghadapi Greene. Sementara itu, Camille membunuh Medrano, membalas pembunuhan keluarganya. Perjuangan meninggalkan hotel yang hancur dilalap api. Bond menangkap Greene dan menginterogasinya tentang Quantum. Bond meninggalkannya terdampar di padang pasir hanya dengan sekaleng oli mesin. Bond dan Camille berbagi ciuman, dan dia berharap dia beruntung dalam menaklukkan iblisnya.
Bond melakukan perjalanan ke Kazan, Rusia di mana ia menemukan mantan kekasih Vesper Lynd, Yusef Kabira, anggota Quantum yang menggoda agen wanita dengan koneksi berharga dan secara tidak langsung bertanggung jawab atas kematiannya. Setelah menyelamatkan target terbaru Kabira, Corrine, yang bekerja di intelijen Kanada, Bond mengizinkan MI6 untuk menangkap Kabira tanpa terluka. Di luar, M memberi tahu Bond bahwa Greene ditemukan tewas di tengah gurun, ditembak dua kali di kepala dan beberapa oli mesin ditemukan di perutnya. Bond mengakui bahwa M benar tentang Vesper. M memberi tahu Bond bahwa dia membutuhkannya kembali ; dia menjawab bahwa dia tidak pernah pergi. Saat dia berjalan pergi, Bond menjatuhkan kalung Vesper di belakangnya di salju.
***
Budi selesai baca bukunya, ya buku di taruh di meja. Budi menikmati minum kopi dan makan gorengan. Eko dateng ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Hidup ini. Semuanya rencana manusia untuk meraih masa depan sesuai dengan keinginan masing-masing," kata Budi.
"Berhasil atau tidak. Rezeki masing-masing," kata Eko.
"Rezeki masing-masing," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini. Kalau inget cerita orang. Ada orang yang berhasil dari usaha. Ya ada orang yang benci sama keberhasilan orang tersebut, ya orang itu bersiasat dengan tipu daya setan berusaha membuat orang yang berhasil itu bangkrut gitu," kata Budi.
"Orang-orang yang jauh dari agama. Kerjaannya berbuat buruk ini dan itu," kata Eko.
"Hatinya sudah di hitamkan sama setan. Susah untuk tobat," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Orang yang berhasil itu, ya kuat menghadapi ujian hidup ini. Antara baik dan buruk," kata Budi.
"Sabar dan kuat menghadapi ujian yang dateng dari orang tidak suka," kata Eko.
"Sekedar obroran saja!" kata Budi.
"Memang sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Kalau ngomongin artis. Ya Artis Rara itu pacarnya siapa ya?" kata Budi.
"Artis Rara. Pacarnya...Gunawan atau Aladull," kata Eko.
"Dua cowok menyukai Rara. Hebat juga," kata Budi.
"Nama juga cerita artis. Ya di buat begini dan begitu," kata Eko.
"Iya sih. Artis ceritanya di buat ini dan itu," kata Budi.
"Sudah ah ngomongin artis. Ayo kita ke rumah Abdul!" kata Eko.
"OK. Aku dan Eko sudah janjian ke rumah Abdul. Ya ayok kita ke rumah Abdul!" kata Budi.
Budi mengambil gelas dan piring di meja, ya bawa masuk ke dalam rumah dan di taruh di meja dapur. Budi pun ke luar rumah. Ya Eko sudah duduk di motornya. Budi naik motor Eko, ya boncengan gitu.
"Jalan Eko!" kata Budi.
"OK. Kita jalan!" kata Eko.
Eko membawa motornya dengan baik, ya menuju rumah Abdul. Ya Budi duduk tenang di belakang lah. Singkat waktu, ya Eko dan Budi sampai di rumah Abdul. Motor di parkirkan dengan baik, ya di depan rumah Abdul. Ya Abdul menyuruh Eko dan Budi, ya masuk ke dalam rumahnya, ya langsung ke meja makan gitu.
"Ini makan yang aku buat bakso ikan," kata Abdul.
"Makan enak. Sering-sering Abdul buat makan enak," kata Budi.
"Abdul sibuk dengan usahanya. Buat makan enak, ya cuma sekedar hoby masak saja kan Abdul?" kata Eko.
"Aku hoby buat makan enak. Ada tujuannya. Kalau dapet cewek yang pinter masak, ya aku terima beres masak buatan istri. Kalau tidak dapet cewek yang pinter masak, ya aku yang masak untuk istri," kata Abdul.
"Nyari cewek pinter masak. Ya kerjaan buat usaha restoran!" kata Budi.
"Mungkin?" kata Eko.
"Kok. Mungkin?" kata Budi.
"Kan ada cewek kaya cuma punya modal besar untuk buat restoran. Juru masak di bayar sama cewek kaya. Kemungkinan tidak bisa masak," kata Eko.
"Oooo iya. Dari sudut itu ada sih," kata Budi.
"Silakan di makan bakso ikannya!" kata Abdul.
"OK," kata Budi dan Eko bersamaan.
Ketiga menyantap bakso ikan dengan baik, ya sampai keyang. Setelah itu, ya ketiganya duduk di teras depan rumah Abdul. Ya ketiganya main kartu remi, ya sambil menikmati minum kopi lah.
No comments:
Post a Comment